Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Mainstreaming Persaingan Usaha yang Sehat, Perspektif Nawa Cita
1. Mainstreaming Persaingan Usaha yg Sehat:
Perspektif Nawa Cita
Tri Widodo W. Utomo
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN
Disampaikan pada Diskusi Internal KPPU
Jakarta, 10 April 2015
4. Persaingan Usaha dlm Konteks Nawa Cita
1.2. Melindungi Hak dan Keselamatan Warga Negara
2.4. Membangun Transparansi Tata Kelola Pemerintahan
2.5. Menjalankan Reformasi Birokrasi
2.6. Membuka Partisipasi Publik
6. Membangun Infrastruktur Jalan, Pelabuhan, Bandara, Kawasan
Industri, Pasar Tradisional, Technopark, Investasi
7. Kedaulatan Pangan, Energi, Keuangan, Kemandiri Petani/Nelayan
5. Mainstreaming Persaingan Usaha
Reformasi Hukum (Perlindungan Hak
WN)
RB (Transparansi & Akuntabilitas)
Reformasi Politik (Partisipasi Publik)
Reformasi Ekonomi (Infrastruktur
Ekonomi & Kemandirian Pelaku Usaha)
Persaingan
Usaha Sehat
6. Reformasi Hukum untuk Persaingan Usaha
• Penguatan aturan Pengadaan Barjas yg menutup ruang
terjadinya “arisan” bagi pemenang tender;
• Penegakan hukum (jaminan eksekusi) thd putusan BANI;
• Integrasi sektor usaha dengan sektor2 lainnya.
7. Reformasi Birokrasi utk Persaingan Usaha
• Penyederhanaan sistem perijinan usaha (prosedur dan
biaya);
• Pengembangan kapasitas birokrasi di bidang persaingan
usaha melalui pelatihan khusus, pertukaran jabatan publik
– swasta, dll;
• Membangun daerah2 wirausaha baru, terutama daerah
yg memiliki potensi besar di bidang ekonomi kreatif.
8. Reformasi Politik utk Persaingan Usaha
• Perumusan kebijakan afirmatif yg berpihak pada
kelompok kecil, pemuda, dan perempuan untuk berusaha
analogi kebijakan 12,7 juta ha kawasan hutan produksi
untuk dikelola oleh masyarakat kecil;
• Memunculkan kelompok pengawas yg netral dan kredibel
(business watch).
9. Reformasi Ekonomi utk Persaingan Usaha
• Pengembangan model2 baru dalam pembangunan
infrastruktur selain BOO, BOT, KSO dll;
• Peningkatan sistem subsidi, insentif, hibah, dan bantuan
stimulant bagi kelompok masyarakat & pelaku usaha,
terutama bagi start-ups;
• Penguatan kemitraan usaha besar & kecil, sistem “bapak
asuh”, inti-plasma, dll.