Dokumen tersebut membahas tentang Panca Darma dalam perspektif agama Buddha. Panca Darma terdiri dari lima unsur yaitu sila, hiri, otapa, santutthi, dan sati-sampajañña. Kelima unsur tersebut saling berhubungan dan mendukung untuk mencapai tujuan kebahagiaan bagi semua makhluk melalui pengendalian indra dan melaksanakan sila secara aktif.
2. Memahami aspek-aspek dan pengklasifikasian
sila
KOMPETENSI DASAR
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model discovery learning dan pendekatan saintifik,
peserta didik dapat menjelaskan dan menyajikan tentang sila dalam Perspektif Agama Budhha
serta mengembangkan nilai karakter menerima, menghargai (religiositas), disiplin, dan
bertanggung jawab (integritas). dan nasionalisme.
TUJUAN
Pendekatan : Scientific Learning
Model : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)
Metode : Ceramah, Diskusi,Tanya Jawab, Praktek, Penugasan
.
METODE
4. Sila merupakan aturan-aturan moralitas yang wajib
dilaksanakan oleh manusia. Dikatakan baik atau
manusia susila, karena mencerminkan hakikatnya
sebagai makhluk yang luhur dan bahkan kelahiran
manusia ditentukan oleh sejauh mana dia tidak
melanggar sila.
Etika berasal dari bahasa
Yunani yaitu ETHOS yang
artinya kebiasaan atau adat
5. “Barang siapa sempurna dalam sila
dan mempunyai pandangan terang,
teguh dalam Dhamma, selalu
berbicara benar, dan
memenuhi segala kewajibannya,
maka semua orang akan
mencintainya.”
(Dhammapada, XVI: 217)
sila berarti sifat alami, adat
kebiasaan, praktik moral, kode dari
kemoralan (Pali Dictionary).
6. Panca Dhamma disebut sebagai kalyana
dhamma karena
akan memuliakan atau mendukung mereka
yang mempraktikkan
īla. Masing-masing unsur dalam panca dhamma
berhubungan
secara berpasangan dengan īlaīla yang terdapat
pada panasīla.
7. HIRI
OTAPPA
SEBAB TERDEKAT SILA
Hiri membuat seseorang merasa malu untuk melakukan
tindakan tidak terpuji. Oleh karena itu dia akan berusaha untuk
menghormati dan menjaga harga dirinya.
Otappa membuat seseorang merasa takut untuk melakukan
tindakan tidak terpuji, karena takut akan akibat dari perbuatan
tidak terpuji yang akan dilakukannya
8. Kejujuran (sacca)
Perhatian dan Kewaspadaan (Sati-
sampajañña)
Merasa Puas (santutthi)
Berpenghidupan Benar (Sammā
Ajīva)
Cinta Kasih dan Belas Kasih (Metta -
Karuna)
3
2 4
1 5
Panca Darma
9. Cinta Kasih dan Belas Kasih (Metta - Karuna)
Pengembangan cinta kasih dan belas kasih merupakan usaha aktif
untuk menghindari membunuh makhluk hidup. Mempraktikkan
cinta kasih harus dimulai dengan mempraktikkan prinsip mulia
tanpa kekerasan dan selalu siap mengatasi keegoisan serta
menunjukkan jalan yang benar pada orang lain.
10. Berpenghidupan Benar (Sammā Ajīva)
Pengembangan penghidupan benar merupakan usaha
aktif dalam menghindari mengambil barang yang bukan haknya.
Penghidupan benar adalah cara menjalani kehidupan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip kebenaran. Apa pun bidang pekerjaannya,
jika didasari dengan nilai-nilai kebenaran cinta kasih, belas kasih,
dan kejujuran, maka akan menjadi cara menjalani kehidupan
dengan enar..
11. Merasa Puas (santutthi)
Ketidakpuasan menimbulkan seseorang berusaha untuk
terus mencari walaupun dengan menghalalkan segala cara.
Ketidakpuasan membuat seseorang tidak dapat mensyukuri sesuatu
yang dimilikinya. Ketidakpuasan bahkan membuat seseorang tidak
dapat menikmati hasil kerja kerasnya.
12. Kejujuran (sacca)
Ada 4 hal yang harus diperhatikan untuk mempraktikkan
perkataan benar.
). Tingkat keran
). Tingkat pengargaan
). Tingkat pertlngan
). Tingkat armni dan kesatan
Sutta nipata
13. Perhatian dan Kewaspadaan (Sati-sampajañña)
Dengan memperhatikan dan tanpa memberi penilaian
berbagai bentuk batin, suasana mental, suasana hati seperti:
tenang/tenteram, gelisah, bingung, menyimpulkan, khawatir,
ragu-ragu, kecewa, simpati, antipati, sayang, benci, muak,
bosan, enggan, putus-asa, rendah diri, patah semangat,
putusasa,
bangga,
bergairah,
curiga,
berangan-angan,
dan
berkhayal.
14. Janganlah
berbuat jahat
banyak berbuat
kebajikan,
sucikan hati dan
pikiran
Itu adalah inti
ajaran para
BUDDHA
KESIMPULAN.
“keaktifan dalam melaksanakan
sila merupakan bagian panca
darma yang menjadi factor
pendukung, dua hal tersebut
merupakan pengendalian indra
sebaga tujuan kebahagiaan bagi
semua mahkluk ”.