2. Materi semikonduktor: Germanium, Silikon,
Gallium Arsenide.
Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through
Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain.
Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT,
HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT,
SCR serta pengembangan dari transistor yaitu
IC(Integrated Circuit) dan lain-lain.
Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-
channel.
3. Maximum kapasitas daya: Low Power,
Medium Power, High Power.
Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau
High Frequency, RF transistor, Microwave, dan
lain-lain.
Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose,
Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain.
4. (a) penguat arus maupun tegangan yang dipakai
sebagai penguat
(b) sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching)
(c) stabilisasi tegangan semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET)
(d) memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
5. kolektor diberi tingkat
doping yang sedang
basis diberi tingkat doping
yang rendah. semakin
rendah
emitor merupakan bagian
semikonduktor yang
diberi tingkat doping
sangat tinggi
Tingkat doping suatu bahan maka semakin kecil
konduktifitasnya. Hal ini dikarenakan jumlah
pembawa mayoritasnya (electron untuk bahan N dan
hole untuk bahan P) adalah sedikit.
6. a. Common Base (CB)
b. Common Collector (CC)
c. Common Emitter (CE)
7. Pada rangkaian ini Emitor merupakan input
dan
Collector adalah output sedangkan
Basis di-ground-kan/ ditanahkan.
8. Isolasi input dan output tinggi sehingga
Feedback lebih keci.
Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai
impedansi input tinggi yang dapat
menguatkan sinyal kecil.
Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi
tinggi.
Dapat dipakai sebagai buffer.
9. Kolektor terhubung dengan ground
Input dihubungkan ke Basis dan
output dihubungkan ke Emitor.
Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena
tegangan output hapir sama dengan tegangan
input.
10. Signal output dan sigal input satu phasa
(tidak terbalik seperti Common Emitor).
Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu).
Penguatan arus tinggi (sama dengan HFE
transistor).
Impedansi input tinggi dan impedansi output
rendah sehingga cocok digunakan sebagai
buffer.
11. Pada konfigurasi ini, kaki emitter terhubung
dengan ground
Input adalah Basis, dan
Output adalah Collector
12. Signal output berbeda phasa 180 derajat.
Memungkinkan adanya osilasi akibat feedback,
untuk mencegahnya sering dipasang feedback
negatif.
Sering dipakai sebagai penguat audio
(frekuensi rendah).
Stabilitas penguatan rendah karena tergantung
stabilitas suhu dan bias transistor.
13. Arah panah pada kaki emitor transistor PNP
mengarah ke dalam. Pada jenis PNP, transistor
beroperasi dengan diberikan bias pada bagian emitter-
base dan collector-base.
Transistor PNP merupakan transistor yang
mengalirkan arus positif dari emitor menuju kolektor.
Emitor difungsikan sebagai input dan kolektor sebagai
outputnya jika basisnya dialiri arus negatif.
Transistor PNP menggunakan arus basis kecil dan
tegangan basis negatif untuk mengendalikan arus
emitor-kolektor yang jauh lebih besar. Dengan kata lain,
emitor lebih positif terhadap basis yang sehubungan
dengan kolektor.
14. Bias maju pada terminal VEE menyebabkan
sebagian besar arus pembawa mayoritas dari
semikonduktor tipe P (yaitu hole), bergerak
melewati daerah percabangan, masuk ke
kolektor. Hanya sebagian kecil mengalir ke basis.
15. Bias mundur pada terminal VCC menyebabkan
sebagian kecil arus pembawa mayoritas dari
semikonduktor tipe N (yaitu elektron) masuk ke
percabangan kolektor dan basis.
16. 1. Arahkan saklar ke posisi W x 100.
2. Hubungkan kabel multimeter
pencolok hitam pada basis dan merah
pada kolektor, jarum harus
menyimpang ke kanan. Bila pencolok
merah dipindahkan ke emitor, jarum
harus ke kanan lagi. Hubungkan
pencolok merah pada basis dan
pencolok hitam pada kolektor, jarum
harusnya tidak menyimpang dan jika
pencolok hitam dipindahkan ke
emitor, jarum juga harus tidak
menyimpang.
17. 3. Cara diatas juga dapat digunakan
untuk mengetahui mana kaki basis,
kolektor dan emitor suatu transistor.
4. Arahkan VDC untuk
memperkirakan bahan
transistor.pengujian dapat dilakukan
pada kaki basis dan emitor. Jika voltase
yang dihasilkan 0,2 volt, kemungkinan
dari bahan germanium. Jika nilai
voltasenya 0,6 volt, kemungkinan dari
bahan silicon.
18. Dengan memandang transistor sebagai sebuah
titik, maka sesuai hukum arus Kirchoff:
IE = IB + IC (1)
Perbandingan antara arus kolektor (IC) dan
arus emitter (IE) disebut alpha DC (aDC):
19. Besar penguatan arus antara bagian kolektor
terhadap basis disebut beta DC (bDC) atau
hFE:
Dengan mensubstitusikan (3) ke (1) maka
diperoleh arus emitter: