Tulisan ini membahas profil organisasi belajar pada Program Studi "PTN" berdasarkan konsep profil kepemimpinan organisasi belajar oleh Marquardt. Hasil analisis menunjukkan bahwa Program Studi "PTN" telah menerapkan beberapa unsur penting untuk menjadi organisasi belajar dengan skor rata-rata subsistem sebesar 29,20 (kualifikasi baik). Namun, perlu perbaikan pada pendekatan sistem yang komprehensif dan pemberian pengh
1. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 1
Profil Kepemimpinan Dalam Organisasi Belajar
(Konsep dan Implementasi pada Program Studi “PTN”)
Oleh:
T h a m r i n
Nim. 7117130031
Dosen :
Prof.Dr.B.Sitepu,MA.
PASCASARJANA S3 TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIMED-UNJ
2014
2. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 2
Profil Kepemimpinan Dalam Organisasi Belajar
(Konsep dan Implementasi pada Program Studi “PTN”)
Oleh :
Thamrin
(Mahasiswa S3 TP UNJ-Unimed)
e-mail: thamrinPjt@gmail.com
Alamat tugas: Fakultas Ekonomi Unimed
Abstrak
Tidak ada sesuatu yang tidak berubah didunia ini tanpa kecuali Program studi
“PTN”. Organisasi ini berubah sesuai dengan phase nya dimulai dari lahir, tumbuh,
berkembang dewasa dan mati. Oleh karena itu program studi ini harus melakukan
learning organization. Tulisan ini mengungkap profil kepemimpinan dalam organisasi
belajar. Analisis dilakukan berdasarkan instrumen learning organization profile yang
dikembangkan Marquard dalam bukunya Building the learning organization. Data
dianalisis secara deskriptif dan kesimpulan yang diambil bahwa program studi “PTN”
telah menerapkan beberapa building block penting untuk menjadi learning organization.
Namun beberapa hal masih perlu perhatian dan menjadi rekomendasi tulisan ini yaitu
agar prodi “PTN” dapat bertindak dengan pendekatan sistem yang komprehensif,
memberikan penghargaan bagi orang yang mau belajar, berbagi informasi untuk
mendapatkan ide-ide dan masukan untuk belajar. Mempunyai sistem akses untuk
mengumpulkan informasi internal dan eksternal dan adanya sistem yang menjamin
bahwa pengetahuan penting tersebut tersimpan dan mudah diakses bagi yang
membutuhkan.
Kata Kunci : Profil, Kepemimpinan, organisasi belajar, Prodi “PTN”
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Organisasi merupakan wadah tempat lebih dari satu orang berkumpul dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien serta patut.
Tujuan orang memasuki organisasi agar tujuan yang diinginkannya dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
Keberadaan organisasi analog dengan kehidupan manusia yang diawali dari lahir
kemudian tumbuh menjadi remaja, dewasa, tua dan kemudian meninggal dunia. Hal ini
sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Marquardt (1996) bahwa transformasi
organisasi seperti ulat yang mengalami perubahan bentuk melalui proses metamorfosis.
3. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 3
Penggunaan istilah prilaku organisasi (organizational behavior) dalam teori organisasi
menunjukkan, organisasi itu dianggap sebagai suatu mahluk hidup, bergerak, dan
bertindak secara terpola. Kehidupan organisasi analog dengan kehidupan makhluk hidup
yang diawali dari phase kelahiran (birth), pertumbuhan (growth), kedewasaan (maturity),
kebangkitan (revival), dan penurunan (decline). Setiap organisasi pasti mengalami phase
ini, oleh karena itu sebelum sampai pada masa penurunan (decline) yang pada gilirannya
akan mati perlulah organisasi itu melakukan inovasi melalui organisasi belajar (learning
organization). Marquardt ( 1996:229) mendefinisikan organisasi belajar adalah ”… an
organization which learns powerfully and collectively and is continually transforming
itself to better collect, manage, and use knowledge for corporate success.” Dalam
pengertian ini organisasi belajar merupakan organisasi yang belajar secara bersama-
sama dengan sekuat tenaga dan terus menerus mentransformasikan diri untuk
mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan pengetahuan dengan lebih baik untuk
keberhasilan organisasi. Organisasi memberdayakan orang di dalam dan di luar
organisasi untuk belajar ketika mereka bekerja dan memanfaatkan teknologi untuk
memaksimalkan belajar dan berproduksi. Program Studi “PTN” merupakan sebuah
organisasi yang merupakan wadah tempat berkumpulnya civitas akademika dalam
mencapai tujuan, perlu belajar jika ingin hidup bertahan dan berkembang. Sehubungan
dengan itu penulis akan mencoba menganalisis bagaimana profil organisasi belajar pada
prodi “PTN” berdasarkan konsep profil Marquardt (1996:224).
B. Permasalahan
Organisasi tidak ubahnya seperti makhluk hidup yang terus berubah baik itu
perubahan kearah kemajuan dan perubahan kearah kemunduruan, oleh karena itu setiap
organisasi perlu belajar (Learning organization). Dengan demikian permasalahan yang
diungkap dalam tulisan ini adalah bagaimana profil organisasi belajar di prodi “PTN”?,
subsistem mana yang menjadi masalah dalam Prodi “PTN” ini ?.
C. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis tentang penerapan learning
organization (LO) dengan menggunakan instrumen Profile LO oleh Marquardt dengan
menganalisis lima subsistem indikator yaitu: dinamika belajar (individual, group/team,
organizaational), transformasi organisasi (vision, culture,strategy and structure),
pemberdayaan manusia (employ, manager, custumer, alliances, partners and
community). pengelolaan pengetahuan (acquisition,creation, stroge and
4. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 4
transfer/utilization) dan aplikasi teknologi (information systems, technology based
learning and electronic performance support systems). Mengungkap kelemahan yang
ada dalam implementasi Learning organization di Prodi PTN.
II. DATA DAN PEMBAHASAN
A. Data
Berdasarkan instrument profil LO pada Prodi “PTN” yang disusun oleh
Marquard diperoleh data tentang profil organisasi belajar prodi PTN sesuai pada
Tabel. 1.
Tabel.1. Tabulasi Angket Profil Organisasi Belajar Prodi “PTN”
No Learning
Dynamics
Organization
Transfor-
mations
People
Empowerment
Knowledge
Management
Technology
Application
1 3,00 3.00 3,00 3,00 3,00
2 4,00 4,00 2,00 2,00 3,00
3 3,00 3,00 4,00 2,00 3,00
4 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
5 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
6 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00
7 3,00 4,00 2,00 3,00 3,00
8 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00
9 2,00 3,00 3,00 3,00 4,00
10 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
Jlh. 30.00 31.00 29.00 27.00 29
Total Skor 146
Rata-rata
29,20
Skor minimal dari subsitem adalah 10 dan skor maksimal adalah 40. Jumlah
subsistem adalah 5, sehingga skor total minimal subsistem adalah 50 dan skor
maksimal total adalah 200. Selanjutnya skor dikonversikan mejadi 4 kelas interval
seperti Tabel 2 dan Tabel 3.
5. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 5
Tabel 2. Konversi Penilaian Standar untuk Masing-masing
Komponen Subsistem:
No. Interval skor
Nilai Akhir
Kualifikasi subsistem
Huruf Angka
1. 31-40 A 4 Sangat baik
2. 21-30 B 3 Baik
3. 11-20 C 2 Cukup Baik
4. 0-10 E 0 Tidak Baik
Tabel 3. Konversi Penilaian Standar untuk Seluruh Komponen Subsistem:
No. Interval skor
Nilai Akhir
Kualifikasi subsistem
Huruf Angka
1. 151-200 A 4 Sangat baik
2. 101-150 B 3 Baik
3. 51-100 C 2 Cukup Baik
4. 0-50 E 0 Tidak Baik
B.Pembahasan
1. Profil organisasi belajar Program Studi “PTN”
Berdasarkan data pada Tabel 1. Tersebut tampak bahwa rara-rata skor sub-
sistem learning organization adalah 29,20, yaitu berada pada rentang 21-30
(kualifikasi baik), dan skor total sub-sistem learning organization di atas 100, yaitu
berada pada rentang 101-150 yaitu 146 dengan kualifikasi (baik). Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan penulis, bahwa Program studi “PTN” dikategorikan
sebagai organisasi yang sudah mempunyai landasan kokoh untuk disebut organisasi
belajar. Ini menunjukkan bahwa Program studi “PTN” telah menerapkan beberapa
building block penting untuk menjadi learning organization untuk mencapai tujuan
sehingga mampu bertahan hidup serta melakukan pengembangan secara
berkelanjutan. Selanjutnya penulis memaparkan sub sistem dari indikator profil
organisasi belajar antara lain:
Pertama, adalah Subsistem Dinamika Belajar Pada sub sistem dinamika
belajar ini learning organization terdiri dari individu, kelompok, dan organisasi.
Dari hasil penilaian dan observasi penulis selama ini bahwa Prodi “PTN”
mendorong secara penuh semua komponen untuk belajar agar dapat
mengembangkan kemampuannya sendiri. Seluruh komponen didorong dan
difasilitasi oleh Prodi “PTN” agar mampu mengelola dan mengembangkan diri.
Organisasi berusaha menghindari distorsi informasi dan penyumbatan komunikasi
6. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 6
melalui banyak mendengar dan aktif menciptakan komunikasi dua arah dan
memberikan umpan balik secara efektif. Berdasarkan pengamatan penulis bahwa
selama ini jika ada masukan dan saran yang sifatnya membangun dan keluhan dari
anggota organisasi yang ada di prodi segera ditanggapi dan dicarikan jalan keluar.
Masing-masing individu dilatih dan dibimbing untuk belajar bagaimana
belajar dengan berbagai metode sehingga terjadi percepatan dalam belajar. Tim dan
individu menggunakan proses action learning yaitu belajar dari refleksi diri pada
problem atau situasi yang pernah dialami sebagai pembelajaran untuk menatap masa
depan yang lebih baik.
Kedua, adalah sub sistim transformasi organisasi terdiri dari visi, budaya,
strategi, dan struktur organisasi. Dalam upaya memahami pentingnya organisasi
belajar diperlukan pemahaman seluruh organisasi. Top-level manager secara terus
menerus mendukung visi organisasi belajar dan menerapkannya. Sebagai contoh
bahwa pimpinan prodi memberi kebebasan kepada para dosen, staf administrasi
untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan formal (S1,S2 dan S3) seminar,
workshop dan tidak jarang memberikan beasiswa dalam rangka meningkatkan
kemampuan dosen.
Seluruh komponen yang ada di prodi mempunyai komitmen untuk terus
belajar demi perbaikan dan menjadikan kegagalan maupun keberhasilan sebagai
pembelajaran. Selanjutnya kesempatan belajar ini telah tertuang dalam program
kegiatan (Renstra/Renop) program studi. Disamping itu anggota dalam prodi
berupaya berbagi pengetahuan dan meningkatkan belajar di seluruh organisasi
sehingga organisasi berjalan lancar dan efisien dalam memaksimumkan komunikasi
dan belajar lintas tingkatan untuk mencapai tujuan program studi.
Ketiga, adalah subsistem Pemberdayaan Orang. Dalam sub sistem
pemberdayaan orang ini meliputi dosen, pegawai, pelanggan/mahasiswa, dan
masyarakat. Program studi PTN telah berusaha keras dan memiliki komitment untuk
mengembangkan dan memberdayakan seluruh komponen organisasi program studi
PTN. Ada otoritas desentralisasi dan delegasi untuk meningkatkan tanggung jawab
dan kapabilitas belajar. Hal ini dapat dibuktikan dari kebijakan pimpinan bahwa
dosen, pegawai diberi kebebasan untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih
7. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 7
tinggi, mengikuti workshop, seminar dan pelatihan lainnya. Memberikan
kesempatan pada stake holders untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar dan
pelatihan baik melalui suppliers, kelompok-kelompok di masyarakat, asosiasi profesi
dan lembaga akademis.
Keempat, adalah pengelolaan pengetahuan meliputi kegiatan perolehan,
penciptaan, penyimpanan dan retrieval serta transfer dan penggunaan pengetahuan.
Seluruh komponen organisasi prodi PTN diberi kesempatan untuk mengetahui
perkembangan informasi baik internal maupun eksternal, misalnya melalui studi
banding terhadap prodi yang telah lebih dahulu maju, menghadiri seminar nasional
maupun internasional. Organisasi memberikan pelatihan kepada seluruh elemen
organisasi untuk berpikir kreatif dan eksprimentasi. Elemen-elemen organisasi di
prodi PTN diberikan peluang yang lebar untuk terus belajar.
Kelima, adalah subsistem aplikasi teknologi yang meliputi sistem informasi,
belajar berbasis teknologi, dan EPS (Electronic Performance Support System/Sistem
Elektronik Pendukung Kinerja). Pemanfaatan sistem informasi berbantuan
komputer dalam proses pembelajaran pada organisasi telah diaplikasikan pada
prodi PTN. Seluruh elemen bebas menggunakan komputer dan akses internet sesuai
dengan kebutuhan mereka. Fasilitas belajar seperti ruang workshop, aula, dan
konferensi yang didukung dengan multimedia electronic telah tersedia. Seluruh
elemen juga diberi kesempatan untuk dapat mengadaptasikan sistem software yang
ada untuk kemajuan Prodi PTN.
2. Subsistem yang menjadi masalah dalam prodi “PTN”.
Dari lima puluh item indikator profil learning organization ada delapan item
indikator yang memperoleh nilai yang rendah. Item tersebut antara lain : 1).
Kurangnya pendekatan sistem yang komprehensif dalam berfikir dan bertindak.
Selama ini pragram studi kurang melibatkan elemen sistem yang ada dalam
mengambil kebijakan sehingga terkadang kebijakan yang diambil oleh pimpinan
tidak diterima oleh anggota organisasi. 2). Kurangnya pemberian penghargaan pada
orang dan tim yang belajar dan menolong untuk belajar. Hal ini terlihat bahwa
dosen, pegawai dan mahasiswa tidak pernah diberikan penghargaan. Misalnya di
prodi PTN ini telah dibentuk task force yang bekerja mensukseskan seluruh aktifitas
8. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 8
prodi. Namun individu dan kelompok ini nyaris tidak pernah diberikan penghargaan.
Sebaiknya tim task force ini diberikan prioritas jika ada kesempatan tertentu. Hal ini
sejalan dengan pendapat Peter Senge (1994) dalam “The Fifth Discipline”
menyebutkan ada 5 komponen yang harus ada dalam sebuah Learning
Organization yakni:
1. System Thinking – adanya keterkaitan dan saling tergantung diantara seluruh
fungsi-fungsi organisasi. Semuanya bekerja dalam satu kesatuan dalam satu sistem.
2. Shared Vision – visi yang dimiliki oleh semua orang dalam organisasi. Visi ini
bukanlah sesuatu yang dipaksakan oleh pimpinan organiasasi melainkan sebuah
visi yang bisa diterjemahkan di setiap level sehingga dapat diakui sebagai visi
bersama. Visi ini akan menciptakan fokus dan energi dalam proses pembelajaran.
3. Personal Mastery – setiap orang memiliki kemampuan khusus yang khas.
Keahlian individual ini akan menjadi nyata ketika setiap individu di organisasi
memberikan komitmen tinggi dalam proses pembelajaran dirinya sendiri sehingga
menjadi pakar di bidangnya yang nantinya akan membawa manfaat besar dalam
organisasi.
4. Mental Models – yakni sebuah proses mental yang dimiliki bersama oleh seluruh
anggota organisasi dengan belajar nilai-nilai yang sejalan dengan kebutuhan dan
perkembangan organisasi dan membuang nilai-nilai yang tidak relevan serta
menghambat.
5. Team Learning – akumulasi pengetahuan dari pembelajaran setiap individu yang
kemudian dibagi kepada anggota organisasi lainnya sehingga menjadi pengetahuan
tim.
Kelima disiplin yang merupakan syarat dari organisasi belajar sangat penting
dan setiap disiplin saling terintegrasi satu sama lainnya. Tetapi disiplin yg kelima
(system thinking) yg menjadi pondasi organisasi pembelajar.
3). Kurang aktifnya prodi berbagi informasi dengan pelanggan untuk
mendapatkan ide-ide dan masukan dalam rangka untuk belajar dan meningkatkan
layanan/produk. Prodi selama ini kurang melibatkan stake holders dalam
mengembangkan program stud 4). Kurang aktifnya prodi mencari partners di
antara pelanggan, vendors dan suppler. Hal ini menyebabkan kurangnya kerjasama
yang dapat dilakukan dengan beberapa instansi. Hal ini mengakibatkan penelitan,
pengabdian masyarakat selama ini kurang menggembirakan jika dibandingkan
dengan prodi lain di Universitas lain. 5). Kurangnya sistem akses untuk
mengumpulkan informasi internal dan eksternal. Selama ini fasilitas internet
kurang lancar dan belum semua space yang ada di prodi dapat mengakses internet.
Hal ini mengakibatkan dosen dan pegawai harus mencari tempat tertentu untuk
mengakses informasi.
9. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 9
Padahal untuk menciptakan Prodi PTN ini sebagai organisasi belajar, maka
menurut Marquardt ada beberapa cara untuk memulai organisasi belajar, yaitu:
a. Mulai dari “atas” (top down)
b. Mulai dari masalah yang strategis
c. Bentuk Satgas “Task Force”
d. Mulai dengan mendiagnosa organisasi
e. Kaitkan dengan proses yang sedang berlangsung
f. Kaji ulang proses dan sistem yang ada
g. Kembangkan sistem baru
6). Prodi kurang memonitor kecenderungan organisasi lain dengan
mengamati apa yang mereka kerjakan, misalnya mencontoh praktik-praktik
terbaik, menghadiri konfrensi dan mengkaji riset-riset yang terpublis 7).
Kurangnya prodi mendukung pembelajaran tepat waktu, mengintegrasikan sistem
dan teknologi, pelatihan, kerja aktual dalam sebuah proses tunggal 8). Kurangnya
dukungan elektronik untuk mencapai kebutuhan belajar.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan yang telah penulis lakukan diakhir tulisan
ini dipaparkan kesimpulan:
1. Program studi “PTN” dikategorikan sebagai organisasi yang sudah mempunyai
landasan kokoh untuk disebut organisasi belajar. Ini menunjukkan bahwa
Program studi “PTN” telah menerapkan beberapa building block penting untuk
menjadi learning organization untuk mencapai tujuan sehingga mampu bertahan
hidup serta melakukan pengembangan secara berkelanjutan.
2. Beberapa sub-sistem learning organization masih perlu untuk ditingkatkan,
antara lain: Subsistem learning dinamycs yang menyangkut : dapat berfikir dan
bertindak dengan pendekatan sistem yang komprehensifm perlu ditingkatkan.
Organization Transformations menyangkut pemberian penghargaan bagi orang
dan tim mau belajar dan membantu organisasi, People Empowerment
menyangkut: secara aktif berbagi informasi dengan pelanggan kami, untuk
10. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 10
mendapatkan ide-ide mereka dan masukan dalam rangka untuk belajar dan
meningkatkan layanan/produk perlu ditingkatkan, secara aktif mencari partners
di antara pelanggang, vendors dan supplier perlu ditingkatkan. Knowledge
Management menyangkut: Mempunyai sistem akses untuk mengumpulkan
informasi internal dan eksternal, memonitor kecenderungan organisasi lain
dengan mengamati apa yang mereka kerjakan, misalnhya mencontoh prkatik-
praktik terbaik, menghadiri konferensi, dan mengkaji riset-riset yang terpublis
perlu ditingkatkan dan adanya sistem dan struktur yang menjamin bahwa
pengetahuan penting tersebut tersimpan dan mudah diakses bagi yang
membutuhkan perlu ditingkatkan, Technology Application menyangkut:
mendukung pembelajaran tepat waktu, mengintegrasikan sistem teknologi,
pelatihan, kerja aktaul dalam sebuah proses tunggal, dan dukungan elektronik
untuk mencapai kebutuhan belajar perlu dilengkapi.
3. Jika prodi PTN ini ingin tetap bertahan hidup dan maju maka seluruh elemen
(dosen, pegawai, mahasiswa dan pimpinan) harus melakukuan learning
organization secara cepat dan kontiniu.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan maka penulis memberikan
saran sebagai berikut :
1. Mengingat learning organization belajar sangat menentukan bagi
kelangsungan dalam suatu organisasi oleh karena itu prodi PTN ini disarankan
untuk terus belajar.
2. Meskipun prodi PTN ini profilenya pada kondisi baik namun ada 8 item
indikator yang perlu dibenahi dengan segera, dan ada 36 item yang belum
maksimum. Oleh karena itu disarankan agar ini dapat segera ditingkatkan dan
bagi indakator yang telah maksimum dapat dipertahankan.
Referensi
Ancok, Dj (2012), Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, Jakarta; Erlangga
Farida Mony (2011) Learning Organization dan Kepemimpinan dalam
Organisasi pendekatan konseptual Jurnal Ilmu Ekonomi Adventage,
Volume 2, No, 3.
11. Thamrin ; Profil kepemimpinan organisasi belajar prodi PTN Page 11
Marquardt, Michael J., (1996) Building The Learning Organization, New York :
McGraw-Hill.
Kasali, Rh (2013), Change , Gramedia Pustaka Utama; Jakarta
Senge, Peter M., (1994) The Fifth Discipline The Art And Practice Of The Learning
Organization, New York : CurrencyAnd Doubleday, 1994
Yukl, G, (2005), Kepemimpinan dalam Organisasi, Alih bahasa Indonesia ; Jakarta,
Indeks