Dokumen tersebut membahas tentang model-model bisnis dan bagaimana model bisnis dapat muncul. Secara singkat, model bisnis dapat muncul dari analisis rantai nilai suatu produk atau layanan untuk mengidentifikasi kesempatan menambah nilai. Model bisnis yang baik perlu memahami pelanggan secara keseluruhan dan memiliki ekonomi yang sehat.
1. Model-Model
Bisnis
Sub Topik
Jl. IKPN Bintaro No.1, Pesanggrahan,
Tanah Kusir, Jakarta, Special Capital
Region of Jakarta, 12330, Indonesia.
Modul Trisakti Modul Trisakti Modul Trisakti Modul Trisakti Modul Trisakti
Modul Trisakti Modul Trisakti Modul Trisakti Modul Trisakti Modul Trisakti
TRISAKTI
Institute of Tourism
2. 1. Model-Model Bisnis
Tidak terdapat standar model bisnis, tidak ada aturan susah-dan-cepat yang memerin-
tahkan bagaimana suatu perusahaan dalam industri tertentu harus berkompetisi. Nyatanya,
bahaya bagi pengusaha meluncurkan suatu perusahaan untuk menganggap bahwa suatu pe-
rusahaan dapat sukses dengan hanya meniru model bisnis perusahaan lain-bahkan jika peru-
sahaan lain tersebut adalah pengendali industri. Hal ini benar untuk dua alasan. Yang perta-
ma, susah untuk memahami dengan tepat seluruh komponen-komponen dalam bisnis model
perusahaan lain. Kedua, model bisnis suatu perusahaan bergantung secara inheren terhadap
kumpulan sumber daya yang dikontrolnya dan kemampuan yang dimilikinya.
Bagaimanapun, untuk mencapai sukses dalam jangka yang panjang, semua model-mod-
el bisnis perlu diperbaharui pada waktunya. Alasan untuk ini adalah bahwa para pesaing nan-
tinya dapat mempelajari bagaimana menduplikasi keuntungan-keuntungan perusahaan ter-
tentu yang mampu menciptakan model bisnisnya sendiri.
Sebuah bisnis model perusahaan dikembangkan setelah tahap analisa kelayakan pelun-
curan usaha baru. Apabila sebuah perusahaan melakukan analisa kelayakan dengan sukses,
dan mengetahui bahwa dirinya memiliki produk atau layanan yang berpotensi, tahap model
bisnis mengalamatkan pada bagaimana mengelilinginya dengan strategi inti, model kemitraan,
interaksi pelanggan, sumber daya-sumber daya khusus, dan pendekatan untuk menciptakan
nilai yang mewakili bisnis yang terus maju.
A. Pentingnya dan Keragaman Model Bisnis
Memiliki model bisnis yang dipikirkan penting untuk beberapa alasan. Walaupun be-
berapa model lebih baik dari yang lain, berbahaya untuk menghubungkan kinerja peru-
sahaan semata mata dengan bentuk bisnisnya. Dalam kebanyakan kasus, kinerja adalah
suatu fungsi dari pilihan model bisnis dan bagaimana keefektifan hal tersebut diterapkan.
1) Pentingnya Model-model Bisnis
Penting untuk memiliki model bisnis yang jelas diartikulasikan, karena hal terse-
but membuat berikut ini:
• Berfungsi sebagai perpanjangan yang berkelanjutan dari analisa kelayakan (se-
buah model bisnis terus menerus menanyakan pertanyaan “apakah usahanya masuk
akal?”
• Memfokuskan perhatian pada bagaimana semua elemen bisnis cocok bersama-sa-
ma dan bagaimana mereka menjadi bagian pada keseluruhan kerja.
• Menggambarkan mengapa jaringan para partisipan diperlukan untuk membuat
ide bisnis layak itu bersedia untuk terus maju.
• Mengartikulasikan logika inti perusahaan pada semua pemegang saham, terma-
suk karyawan perusahaan.
2. Keragaman Model Bisnis
Seperti yang telah disebutkan, bahwa tidak ada standar model bisnis untuk suatu
3. industri atau target pasar di dalam suatu industri. Perusahaan-perusahaan mendekati
pasarnya dengan cara-cara yang berbeda dan merancang cara-cara yang berbeda un-
tuk menghasilkan uang.
B. Bagaimana Model-Model Bisnis Muncul
Rantai nilai adalah model yang dikembangkan oleh peneliti akademis yang banyak
orang-orang bisnis sebagaimana pengusaha gunakan untuk mengidentifikasi peluang un-
tuk meningkatkan strategi kompetitif mereka. Rantai nilai adalah rentetan kegiatan yang
mengubah dari tahap material mentah, melalui pabrik dan distribusi, dan akhirnya kepa-
da pengguna. Rantai nilai terdiri dari kegiatan-kegiatan utama dan kegiatan-kegiatan pen-
dukung. Kegiatan-kegiatan utama harus dilakukan dengan penciptaan fisik, penjualan dan
pelayanan produk atau jasa, sedangkan kegiatan-kegiatan pendukung menyediakan pen-
guatan untuk kegiatan-kegiatan utama. Bagian-bagian individu dari rantai tersebut dapat
menambah atau tidak menambah nilai sebagaimana produk berpindah melalui tahap-
tahap yang berbeda pada rantai nilai. Produk atau layanan akhir adalah sebuah kumpulan
kontribusi-kontribusi individual dari nilai yang dibuat pada berbagai tahap rantai yang
berbeda.
Dengan mempelajari suatu rantai nilai produk atau layanan, suatu organisasi dapat men-
gidentifikasi cara-cara untuk menciptakan nilai tambahan dan menilai apakah ia memiliki
sarana untuk melakukannya.
Para pengusaha melihat rantai nilai suatu produk atau layanan untuk menunjuk dengan
tepat di mana rantai nilai dapat dibuat lebih efektif atau untuk melihat di mana “nilai” tam-
bah dapat ditambahkan di dalam beberapa cara yang berarti. Tipe analisa ini dapat fokus
pada : (1) suatu kegiatan utama dari rantai nilai (seperti pemasaran dan penjualan), (2)
interaksi antara satu tahap rantai nilai dan lainnya (seperti interaksi antara operasional di
mana aktivitas mengharuskan untuk memproduksi produk, dan logistic outbound, yang
kegiatan-kegiatannya mengharuskan untuk digudangkan dan dikirim.), atau (3) satu dari
kegiatan pendukung (seperti manajemen SDM). Apabila rantai nilai produk dapat dikuat-
kan di salah satu area-area ini, hal itu dapat mewakili sebuah peluang untuk pembentukan
perusahaan baru untuk melaksanakan kegiatan itu.
Sebuah perusahaan dapat dibentuk untuk menguatkan rantai nilai bagi sebuah produk,
namun hanya jika model bisnis yang layak diciptakan untuk mendukung.
C. Potensi Kesalahan Fatal pada Model-Model Bisnis
Dua kesalahan fatal dapat menjadikan model bisnis tidak dapat dipertahankan dari awal:
kesalahan membaca pelanggan secara keseluruhan dan ekonomi yang tidak sehat. Mod-
el-model bisnis yang menjadi korban salah satu dari dua kelemahan ini telah kehilangan
pertarungan sebelum meninggalkan pintu awal.