SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Common Rail, Teknologi “EFI” pada Mesin Diesel
Common Rail merupakan sistem penyaluran bahan bakar pada kendaraan. Teknologi ini
’mirip’ dengan sistem injeksi pada kendaraan bensin yang lebih dikenal dengan istilah EFI (Electronic
Fuel Injection).
Sumber : Volvo
Common Rail diambil nama dari penggunaan pipa kecil sebagai penampung bahan bakar yang
disebut dengan Rail. Pada pipa ini tekanan bahan bakar yang hampir selalu tetap disediakan untuk
disemprotkan oleh injektor elektronik pada masing-masing ruang bakar. Dengan demikian diharapkan
jumlah penginjeksian bahan bakar akan menjadi optimal baik jumlah maupun ketepatan waktunya.
Sistem bahan bakar diesel dengan teknologi Common Rail
Sejarah Mesin Diesel Common-Rail
Sejarah Common rail fuel system dimulai dengan pembuatan prototype pada akhir tahun 60 an
oleh Mr. Hiber di Switzerland. Lalu Mr. Ganser dari Swiss Federal Institute of Technology
memfokuskan diri dalam hal ini.
Pada pertengahan tahun 60 an, Dr. Shohei Itoh and Masahiko Miyaki, Japanese dari Denso
Corporation, mengembangkannya untuk Heavy Duty Vehicles, dan berhasil dengan produk
pertamanya yang dinamakan ECD-U2 common Rail system, yang dipasang pada HINO RAISING
RANGER truck dan dijual kepada umum pada tahun 1995.
Selanjutnya mulai tahun 1997 Robert Bosch GmbH mulai memproduksi untuk dipakai pada
passenger car. Common rail engines dipakai juga pada kapal laut dan locomotive.
Dengan adanya krisis minyak bumi dan emisi, maka sekitar tahun 1990 an, mulai banyak yang
mengadopsi common rail system, misalnya Fiat (dikenal sebagai JTD, dipakai pada Fiat Panda), Alfa
Romeo, dan Volvo. Common Rail saat ini Common rail system saat ini semakin banyak dipakai.
Delphi Automotive Systems di USA juga memproduksinya. Hampir setiap pabrik memberi nama
khusus kepada system ini, misalnya : Daimler Chrysler's CDI, Ford Motor Company's, Fiat Group's
(Fiat, Alfa Romeo and Lancia), JTD,Renault's DCi,GM/Opel's CDTi,Hyundai's CRDI,Mitsubishi's DI-
D,PSA Peugeot Citroen's HDI,Toyota's D-4D, dll.
Perbedaan karakteristik sistim injeksi commonrail dengan konvensional
a. Teknologi diesel common rail ini bisa dibilang sebagai teknologi terbaru yang nantinya
akanmenggantikan teknologi system injeksi diesel konvensional seperti yang sekarang kita gunakan.
b. Seiring dengan meningkatnya regulasi gas buang maka menjadikan teknologi diesel
konvensional saatini tidak memungkinkan lagi memenuhi standar kualitas dan kuantitas gas buang
untuk mesin diesel.Dengan adanya peraturan peningkatan akurasi dan jumlah gas emisi yang
dikurangi secara signifikan,maka system common rail ini menjadi satu-satunya jawaban untuk
mengoperasikan kebutuhan mesindiesel pada masa 10-20 tahun ke depan.
c. Parameter injeksi sangatlah penting untuk kebutuhan tenaga mesin diesel. Pada teknologi
common railini, tekanan injeksi menjadi sangat tinggi, kontrol injeksi pada setiap langkah pembakaran
menjadiakurat. Jumlah, timing, dan tekanan injeksi dikontrol secara terpisah. Hal ini memungkinkan
kontrolbahan bakar yang jauh lebih akurat apabila dibandingkan dengan teknologi injeksi mesin
bensin yangterbarupun.
d. Apabila pada teknologi sebelumnya bahan bakar diesel dibagi-bagi dari pipa tekanan tinggi ke
setiapsilinder mesin, dengan common rail bahan bakar diesel yang bertekanan tinggi dikumpulkan
padasebuah pipa “common rail”. Kondisi ini memungkinkan untuk menghapuskan system kontrol
kebutuhanbahan bakar diesel yang sebelumnya dibagi-bagi berdasarkan jumlah silinder mesin. Hal
inimenyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi efektif dan efisien. Pompa injeksi terus-
menerusmemompa solar dari tangki menuju pipa common rail, sampai tekanan common rail yang
dibutuhkantercapai.
e. Setiap injektor yang berada diatas setiap silinder mesin kemudian akan mendistribusikan solar
yangbertekanan tinggi kepada setiap nozzle via pipa common rail. Disini, ECU akan mengontrol
timing danjumlah pengiriman bahan bakar.
Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya adalah, sebuah pompa penyalur yang bekerja secara elektronik akan
menyalurkan bahan bakar secara terus menerus dari tanki menuju pompa tekanan tinggi. Pompa ini
akan bekerja pada tegangan baterai kendaraan yaitu 12 Volt yang di control oleh sebuah relai pompa.
Dengan pompa inilah aliran bahan baker akan dipertahankan pada debit minimum 0,5 liter per menit
dengan tekanan bahan-bakar maksimal 0,5 bar.
Tentunya sebelum masuk ke pompa tekanan tinggi, bahan bakar akan dilewatkan pada filter
bahan bakar. Pada filter bahan bakar itulah maka partikel-partikel yang tidak dibutuhkan oleh sistem
ataupun partikel yang nantinya mengganggu atau merusak akan disaring.
Pompa tekanan tinggi digunakan untuk menaikkan tekanan bahan bakar dan mengirimkannya
ke dalam pipa pembagi / ‘rail’. Tekanan tinggi pada bahan bakar ini dihasilkan melalui 3 buah piston
yang dikonstruksikan pada pompa tekanan tinggi. Ketiga piston tersebut dipasang secara radial
dengan selisih sudut pada masing-masing piston adalah 120°. Ketiga piston akan mengkompresikan
bahan bakar secara bergantian. Hal ini dimungkinkan karena ketiga piston tersebut digerakkan oleh
sebuah nok. Nok tersebut digerakkan langsung oleh poros engkol melalui roda gigi-roda gigi
penghubung. Pompa tekanan tinggi ini bisa menghasilkan tekanan antara 150 bar sampai 1350 bar,
bahkan pada pompa generasi yang lebih baru bisa menghasilkan tekanan sampai 2000 bar.
Pompa tekanan tinggi pada Common Rail
Pengukuran dan Pengaturan
Penyemprotan pada sistem Common Rail menggambarkan perubahan pada teknik
penyemprotan injektor diesel pada umumnya. Injektor pada sistem ini sudah menggunakan injektor
eletronis. Pembukaan dan penutupan katub pada injektor sudah dikontrol secara eletronik oleh
Electronic Control Modul (ECM).
Jumlah penyemprotan bahan bakar tergantung pada:
- Tekanan pipa pembagi
- Lamanya injektor membuka
Injektor dengan katub magnet yang dapat membuka dan menutup dengan cepat,
memungkinkan adanya penyemprotan dengan perbedaan ukuran/jumlah semprotan yang kecil pada
masing-masing silinder. Teknologi pembukaan dan penutupan katub pada injektor ini lebih
disempurnakan pada generasi injektor yang lebih baru yaitu dengan menggunakan piezo eletronik.
Ciri-ciri dan Fungsi
Saat dan jumlah penyemprotan ditentukan oleh Kontrol Unit (ECM) dengan memperhitungkan
informasi dari sinyal yang masuk. Dengan injektor elektronis dan tekanan yang selalu tersedia
memungkinkan diperolehnya saat penyemprotan dan jumlah penyemprotan yang tepat.
Hal-hal penting dari penyemprotan dengan Sistem Common Rail
- Selisih jumlah penyemprotan antar silinder sangat kecil, hal ini dimungkinkan karena proses
pembukaan dan penutupan katub pada injektor sudah dikontrol secara elektronik
- Bebas dalam menentukan saat mulai penyemprotan awal maupun penyemprotan utama tanpa
tergantung dari posisi nok. Ini bisa dilakukan karena proses penyemprotan dikendalikan secara
elektronik oleh Kontrol Unit (ECM). Pengaliran arus ke injektor oleh Kontrol Unit (ECM) tergantung
pada informasi dari sensor-sensor yang dipasang pada engine.
- Bebas dalam memilih tekanan penyemprotan (antara 250 sampai 1350 bar) sehingga didapatkan
campuran yang baik, temasuk pada putaran rendah maupun beban yang kecil. Ini dimungkinkan
karena salah satu dari silinder pembangkit tekanan pada pompa tekanan tinggi dapat di’off’kan agar
tidak menghasilkan tekanan *)
Catatan: pada Common Rail System generasi 4 tekanan sudah mencapai 2000 bar
- Tidak ada batas momen putar. Tekanan pembakaran maksimal dan momen putar pada engine
yang sudah menggunakan sistem Common Rail dibatasi sendiri oleh jumlah bahan bakar yang
disemprotkan ke ruang bakar.
- Tidak membutuhkan penggerak pompa tersendiri. Ini jelas, karena pompa tekanan tinggi yang
dibutuhkan oleh engine digerakkan oleh engine itu sendiri tanpa memperhitungkan ketepatan posisi
pemasangan.
Kondisi Umum Sistem Common Rail
- Bertekanan tinggi.
Pada generasi pertama Common Rail, tekanan maksimal yang digunakan dalam sistem adalah
1350 bar, kemudian teknologi berikutnya menggunakan tekanan 1600 bar (seperti yang digunakan
pada Kijang Inova dan D-Max). Teknologi Common Rail berikutnya menggunakan tekanan 1800 bar,
dan teknologi paling akhir pada kendaraan penumpang sudah menggunakan tekanan bahan bakar
2000 bar bahkan lebih (sumber: Bosch)
- Pembentukan tekanan tinggi memerlukan bagian yang sedikit.
Komponen sistem tekanan tinggi pada Common Rail yang paling penting adalah pompa tekanan
tinggi. Didalam pompa tekanan tinggi sendiri hanya terdapat nok (cam), plunyer, barel dan valve.
Sehingga bentuknya bisa kompak. Bandingkan dengan pompa tekanan tinggi pada engine diesel
generasi sebelumnya!
- Ukuran penyemprotan yang tepat dengan toleransi yang kecil.
Dengan pengontrolan secara elektronis memungkinkan pemutusan dan penghubungan arus ke
injektor berlangsung sangat cepat. Sehingga selisih jumlah penyemprotan antar silinder dapat
diminimalisir. Ini menyebabkan tekanan pembakaran pada tiap silinder relatif sama. Dengan demikian
getaran poros engkol akibat perbedaan tekanan antar silinder semakin kecil. Ini yang memungkinkan
getaran dan suara mesin semakin halus.
- Rangkaian pengendalian tertutup (Close Loop) dengan cara penggunaan SensorLamda (Lambda
Sonde sensor).
Dengan rangkaian pengendalian tertutup, memungkinkan emisi gas buang akan selalu terkontrol.
Ini bisa terjadi karena sensor lambda yang dipasang pada saluran buang (exhouse manifold) selalu
melaporkan kondisi emisi gas buang ke kontrol unit. Apabila perbandingan campuran udara dan
bahan bakar tidak sesuai, maka lambda sonde sensor akan segera melaporkan pada lepada control
unit untuk menambah ataupun mengurangi jumlah bahan bakar yang disemprotkan. Ini berarti juga
emisi gas buang pada sistem Common Rail ini ‘ramah lingkungan’.
- Injektor bekerja dengan Piezo-Elektrik
Dengan penggunaan piezo eletrik ini memungkinkan pembukaan dan penutupan injektor akan
lebih cepat dibandingkan injektor yang masih menggunakan sistem seleniod. Dengan demikian
jumlah bahan bakar yang disemprotkan dan saat penyemprotan semakin tepat. Kondisi ini
menyebabkan tenaga mesin yang dihasilkan akan semakin bagus.

More Related Content

What's hot

Sistem bahan bakar mesin diesel
Sistem bahan bakar mesin dieselSistem bahan bakar mesin diesel
Sistem bahan bakar mesin dieselisa said
 
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarRobiyatul Adawiyah
 
Makalah karburator_www.r-automotif.blogspot.com
Makalah karburator_www.r-automotif.blogspot.comMakalah karburator_www.r-automotif.blogspot.com
Makalah karburator_www.r-automotif.blogspot.comAsf-Screamo Madridista
 
Chapter iv komponen komponen alat berat
Chapter iv komponen komponen alat beratChapter iv komponen komponen alat berat
Chapter iv komponen komponen alat beratpraptome
 
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-iTINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-ichaerulfahmi88
 
Dasar Kerja Sistem EFI
Dasar Kerja Sistem EFIDasar Kerja Sistem EFI
Dasar Kerja Sistem EFIciero
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engineAhmad Faozi
 
Buku panduan cdi brt
Buku panduan cdi brtBuku panduan cdi brt
Buku panduan cdi brtalohapoint
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineAhmad Faozi
 

What's hot (20)

Bab 11-sistem-injeksi
Bab 11-sistem-injeksiBab 11-sistem-injeksi
Bab 11-sistem-injeksi
 
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
 
Sistem bahan bakar mesin diesel
Sistem bahan bakar mesin dieselSistem bahan bakar mesin diesel
Sistem bahan bakar mesin diesel
 
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Efi 2
Efi 2Efi 2
Efi 2
 
Toyota soluna
Toyota solunaToyota soluna
Toyota soluna
 
Makalah karburator_www.r-automotif.blogspot.com
Makalah karburator_www.r-automotif.blogspot.comMakalah karburator_www.r-automotif.blogspot.com
Makalah karburator_www.r-automotif.blogspot.com
 
Honda, Vtec
Honda, VtecHonda, Vtec
Honda, Vtec
 
Dasar engine
Dasar engineDasar engine
Dasar engine
 
Chapter iv komponen komponen alat berat
Chapter iv komponen komponen alat beratChapter iv komponen komponen alat berat
Chapter iv komponen komponen alat berat
 
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-iTINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
TINJAUAN TEORITIS PERFORMANSI MESIN BERTEKNOLOGI VVT-i
 
Yamaha R1
Yamaha R1Yamaha R1
Yamaha R1
 
Dasar Kerja Sistem EFI
Dasar Kerja Sistem EFIDasar Kerja Sistem EFI
Dasar Kerja Sistem EFI
 
SISTEM BAHAN BAKAR
SISTEM BAHAN BAKARSISTEM BAHAN BAKAR
SISTEM BAHAN BAKAR
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
 
B engine
B engineB engine
B engine
 
Buku panduan cdi brt
Buku panduan cdi brtBuku panduan cdi brt
Buku panduan cdi brt
 
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engine
 

Viewers also liked

Bab. 0 opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
Bab. 0  opkr.20 001-2 b perawatan engine bensinBab. 0  opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
Bab. 0 opkr.20 001-2 b perawatan engine bensinArdye Screamo
 
STATISTICAL ANALYSIS OF ROUGHNESS TIMING BELT IN OPERATION USING FULL FACTORI...
STATISTICAL ANALYSIS OF ROUGHNESS TIMING BELT IN OPERATION USING FULL FACTORI...STATISTICAL ANALYSIS OF ROUGHNESS TIMING BELT IN OPERATION USING FULL FACTORI...
STATISTICAL ANALYSIS OF ROUGHNESS TIMING BELT IN OPERATION USING FULL FACTORI...Blaza Stojanovic
 
Final Draft (Final Print)
Final Draft (Final Print)Final Draft (Final Print)
Final Draft (Final Print)Matthew Keyser
 
EFI_Capstone_Poster_Show_Case
EFI_Capstone_Poster_Show_CaseEFI_Capstone_Poster_Show_Case
EFI_Capstone_Poster_Show_CaseShuhan Li
 
Reportsheet etu efi semgasal
Reportsheet etu efi semgasalReportsheet etu efi semgasal
Reportsheet etu efi semgasalThoriq Hadi
 
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada KendaraanJobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada KendaraanCharis Muhammad
 
2.2 Engine Timing Proced
2.2 Engine Timing Proced2.2 Engine Timing Proced
2.2 Engine Timing ProcedPankaj Malviya
 
Capasitor discharge ignition ppt
Capasitor discharge ignition pptCapasitor discharge ignition ppt
Capasitor discharge ignition pptAkhilesh Reddy
 
Design and development of a test rig to estimate fatigue life of the timing b...
Design and development of a test rig to estimate fatigue life of the timing b...Design and development of a test rig to estimate fatigue life of the timing b...
Design and development of a test rig to estimate fatigue life of the timing b...eSAT Journals
 
Gasoline direct-injection
Gasoline direct-injectionGasoline direct-injection
Gasoline direct-injectionShiba Mohapatra
 
Automotive Systems course (Module 09) - Ignition Systems for Internal Combus...
Automotive Systems course (Module 09)  - Ignition Systems for Internal Combus...Automotive Systems course (Module 09)  - Ignition Systems for Internal Combus...
Automotive Systems course (Module 09) - Ignition Systems for Internal Combus...Mário Alves
 
IGNITION SYSTEM IN CARS
IGNITION SYSTEM IN CARSIGNITION SYSTEM IN CARS
IGNITION SYSTEM IN CARSvishal gupta
 
Timing belt and pulley performance
Timing belt and pulley performanceTiming belt and pulley performance
Timing belt and pulley performanceBilawal Ahmed
 

Viewers also liked (20)

Bab. 0 opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
Bab. 0  opkr.20 001-2 b perawatan engine bensinBab. 0  opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
Bab. 0 opkr.20 001-2 b perawatan engine bensin
 
STATISTICAL ANALYSIS OF ROUGHNESS TIMING BELT IN OPERATION USING FULL FACTORI...
STATISTICAL ANALYSIS OF ROUGHNESS TIMING BELT IN OPERATION USING FULL FACTORI...STATISTICAL ANALYSIS OF ROUGHNESS TIMING BELT IN OPERATION USING FULL FACTORI...
STATISTICAL ANALYSIS OF ROUGHNESS TIMING BELT IN OPERATION USING FULL FACTORI...
 
Final Draft (Final Print)
Final Draft (Final Print)Final Draft (Final Print)
Final Draft (Final Print)
 
EFI_Capstone_Poster_Show_Case
EFI_Capstone_Poster_Show_CaseEFI_Capstone_Poster_Show_Case
EFI_Capstone_Poster_Show_Case
 
Reportsheet etu efi semgasal
Reportsheet etu efi semgasalReportsheet etu efi semgasal
Reportsheet etu efi semgasal
 
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada KendaraanJobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
 
Sensor
SensorSensor
Sensor
 
2.2 Engine Timing Proced
2.2 Engine Timing Proced2.2 Engine Timing Proced
2.2 Engine Timing Proced
 
Capasitor discharge ignition ppt
Capasitor discharge ignition pptCapasitor discharge ignition ppt
Capasitor discharge ignition ppt
 
Design and development of a test rig to estimate fatigue life of the timing b...
Design and development of a test rig to estimate fatigue life of the timing b...Design and development of a test rig to estimate fatigue life of the timing b...
Design and development of a test rig to estimate fatigue life of the timing b...
 
Pengapian
PengapianPengapian
Pengapian
 
2.2 l engine
2.2 l engine2.2 l engine
2.2 l engine
 
Gasoline direct-injection
Gasoline direct-injectionGasoline direct-injection
Gasoline direct-injection
 
Automotive Systems course (Module 09) - Ignition Systems for Internal Combus...
Automotive Systems course (Module 09)  - Ignition Systems for Internal Combus...Automotive Systems course (Module 09)  - Ignition Systems for Internal Combus...
Automotive Systems course (Module 09) - Ignition Systems for Internal Combus...
 
Ignition system
Ignition system Ignition system
Ignition system
 
IGNITION SYSTEM IN CARS
IGNITION SYSTEM IN CARSIGNITION SYSTEM IN CARS
IGNITION SYSTEM IN CARS
 
Timing belt and pulley performance
Timing belt and pulley performanceTiming belt and pulley performance
Timing belt and pulley performance
 
Ignition system
Ignition systemIgnition system
Ignition system
 
Classification of Ignition System
Classification of Ignition SystemClassification of Ignition System
Classification of Ignition System
 
BELTING
BELTINGBELTING
BELTING
 

Similar to Part 1

KELOMPOK 3 SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL.pptx
KELOMPOK 3 SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL.pptxKELOMPOK 3 SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL.pptx
KELOMPOK 3 SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL.pptxJayHarunSetiawan
 
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptxSistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptxIWANSETIAWAN262597
 
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptxRizkiRidoUtomo
 
Sistem injeksi pada motor
Sistem injeksi pada motorSistem injeksi pada motor
Sistem injeksi pada motorMitrawam
 
Sistem Bahan Bakar Bensin EFI.pptx
Sistem Bahan Bakar Bensin EFI.pptxSistem Bahan Bakar Bensin EFI.pptx
Sistem Bahan Bakar Bensin EFI.pptxAutomotiveMubarkeya
 
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........IrfanIbrahim37
 
Tugas_power_point_SISTEM_BAHAN_BAKAR.pptx
Tugas_power_point_SISTEM_BAHAN_BAKAR.pptxTugas_power_point_SISTEM_BAHAN_BAKAR.pptx
Tugas_power_point_SISTEM_BAHAN_BAKAR.pptxmukarrampahelassyah2
 
HEUI, Injector Nozzle, Pre-Heating systems _ Vacuum Pump.pptx
HEUI, Injector Nozzle, Pre-Heating systems _ Vacuum Pump.pptxHEUI, Injector Nozzle, Pre-Heating systems _ Vacuum Pump.pptx
HEUI, Injector Nozzle, Pre-Heating systems _ Vacuum Pump.pptxdondon94
 
Bab 11-sistem-injeksi-121001221458-phpapp01
Bab 11-sistem-injeksi-121001221458-phpapp01Bab 11-sistem-injeksi-121001221458-phpapp01
Bab 11-sistem-injeksi-121001221458-phpapp01Andri Prasetyo
 
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor BensinSistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensinrafaalvirzha29
 
Sistem hidraulik.pptx
Sistem hidraulik.pptxSistem hidraulik.pptx
Sistem hidraulik.pptxAsYrafPercaya
 

Similar to Part 1 (20)

KELOMPOK 3 SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL.pptx
KELOMPOK 3 SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL.pptxKELOMPOK 3 SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL.pptx
KELOMPOK 3 SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL COMMON RAIL.pptx
 
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptxSistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
 
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
 
PEMERIKSAAN VISUAL SISTEM GAS ASLI KENDERAAN
PEMERIKSAAN VISUAL SISTEM GAS ASLI KENDERAAN PEMERIKSAAN VISUAL SISTEM GAS ASLI KENDERAAN
PEMERIKSAAN VISUAL SISTEM GAS ASLI KENDERAAN
 
EFI.ppt
EFI.pptEFI.ppt
EFI.ppt
 
Sistem injeksi pada motor
Sistem injeksi pada motorSistem injeksi pada motor
Sistem injeksi pada motor
 
Efi
EfiEfi
Efi
 
Sistem Bahan Bakar Bensin EFI.pptx
Sistem Bahan Bakar Bensin EFI.pptxSistem Bahan Bakar Bensin EFI.pptx
Sistem Bahan Bakar Bensin EFI.pptx
 
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
 
motor-bakar-3.pptx
motor-bakar-3.pptxmotor-bakar-3.pptx
motor-bakar-3.pptx
 
Sistem bahan api
Sistem bahan apiSistem bahan api
Sistem bahan api
 
EFI- BASIC.ppt
EFI- BASIC.pptEFI- BASIC.ppt
EFI- BASIC.ppt
 
Tugas_power_point_SISTEM_BAHAN_BAKAR.pptx
Tugas_power_point_SISTEM_BAHAN_BAKAR.pptxTugas_power_point_SISTEM_BAHAN_BAKAR.pptx
Tugas_power_point_SISTEM_BAHAN_BAKAR.pptx
 
HEUI, Injector Nozzle, Pre-Heating systems _ Vacuum Pump.pptx
HEUI, Injector Nozzle, Pre-Heating systems _ Vacuum Pump.pptxHEUI, Injector Nozzle, Pre-Heating systems _ Vacuum Pump.pptx
HEUI, Injector Nozzle, Pre-Heating systems _ Vacuum Pump.pptx
 
Bab 11-sistem-injeksi-121001221458-phpapp01
Bab 11-sistem-injeksi-121001221458-phpapp01Bab 11-sistem-injeksi-121001221458-phpapp01
Bab 11-sistem-injeksi-121001221458-phpapp01
 
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor BensinSistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistem Pengapian Motor Bensin Sistem Pengapian Motor Bensin
 
2459498.ppt
2459498.ppt2459498.ppt
2459498.ppt
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
DASAR EFI
DASAR EFI DASAR EFI
DASAR EFI
 
Sistem hidraulik.pptx
Sistem hidraulik.pptxSistem hidraulik.pptx
Sistem hidraulik.pptx
 

Part 1

  • 1. Common Rail, Teknologi “EFI” pada Mesin Diesel Common Rail merupakan sistem penyaluran bahan bakar pada kendaraan. Teknologi ini ’mirip’ dengan sistem injeksi pada kendaraan bensin yang lebih dikenal dengan istilah EFI (Electronic Fuel Injection). Sumber : Volvo Common Rail diambil nama dari penggunaan pipa kecil sebagai penampung bahan bakar yang disebut dengan Rail. Pada pipa ini tekanan bahan bakar yang hampir selalu tetap disediakan untuk disemprotkan oleh injektor elektronik pada masing-masing ruang bakar. Dengan demikian diharapkan jumlah penginjeksian bahan bakar akan menjadi optimal baik jumlah maupun ketepatan waktunya. Sistem bahan bakar diesel dengan teknologi Common Rail Sejarah Mesin Diesel Common-Rail Sejarah Common rail fuel system dimulai dengan pembuatan prototype pada akhir tahun 60 an oleh Mr. Hiber di Switzerland. Lalu Mr. Ganser dari Swiss Federal Institute of Technology memfokuskan diri dalam hal ini. Pada pertengahan tahun 60 an, Dr. Shohei Itoh and Masahiko Miyaki, Japanese dari Denso Corporation, mengembangkannya untuk Heavy Duty Vehicles, dan berhasil dengan produk pertamanya yang dinamakan ECD-U2 common Rail system, yang dipasang pada HINO RAISING
  • 2. RANGER truck dan dijual kepada umum pada tahun 1995. Selanjutnya mulai tahun 1997 Robert Bosch GmbH mulai memproduksi untuk dipakai pada passenger car. Common rail engines dipakai juga pada kapal laut dan locomotive. Dengan adanya krisis minyak bumi dan emisi, maka sekitar tahun 1990 an, mulai banyak yang mengadopsi common rail system, misalnya Fiat (dikenal sebagai JTD, dipakai pada Fiat Panda), Alfa Romeo, dan Volvo. Common Rail saat ini Common rail system saat ini semakin banyak dipakai. Delphi Automotive Systems di USA juga memproduksinya. Hampir setiap pabrik memberi nama khusus kepada system ini, misalnya : Daimler Chrysler's CDI, Ford Motor Company's, Fiat Group's (Fiat, Alfa Romeo and Lancia), JTD,Renault's DCi,GM/Opel's CDTi,Hyundai's CRDI,Mitsubishi's DI- D,PSA Peugeot Citroen's HDI,Toyota's D-4D, dll. Perbedaan karakteristik sistim injeksi commonrail dengan konvensional a. Teknologi diesel common rail ini bisa dibilang sebagai teknologi terbaru yang nantinya akanmenggantikan teknologi system injeksi diesel konvensional seperti yang sekarang kita gunakan. b. Seiring dengan meningkatnya regulasi gas buang maka menjadikan teknologi diesel konvensional saatini tidak memungkinkan lagi memenuhi standar kualitas dan kuantitas gas buang untuk mesin diesel.Dengan adanya peraturan peningkatan akurasi dan jumlah gas emisi yang dikurangi secara signifikan,maka system common rail ini menjadi satu-satunya jawaban untuk mengoperasikan kebutuhan mesindiesel pada masa 10-20 tahun ke depan. c. Parameter injeksi sangatlah penting untuk kebutuhan tenaga mesin diesel. Pada teknologi common railini, tekanan injeksi menjadi sangat tinggi, kontrol injeksi pada setiap langkah pembakaran menjadiakurat. Jumlah, timing, dan tekanan injeksi dikontrol secara terpisah. Hal ini memungkinkan kontrolbahan bakar yang jauh lebih akurat apabila dibandingkan dengan teknologi injeksi mesin bensin yangterbarupun. d. Apabila pada teknologi sebelumnya bahan bakar diesel dibagi-bagi dari pipa tekanan tinggi ke setiapsilinder mesin, dengan common rail bahan bakar diesel yang bertekanan tinggi dikumpulkan padasebuah pipa “common rail”. Kondisi ini memungkinkan untuk menghapuskan system kontrol kebutuhanbahan bakar diesel yang sebelumnya dibagi-bagi berdasarkan jumlah silinder mesin. Hal inimenyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi efektif dan efisien. Pompa injeksi terus- menerusmemompa solar dari tangki menuju pipa common rail, sampai tekanan common rail yang dibutuhkantercapai. e. Setiap injektor yang berada diatas setiap silinder mesin kemudian akan mendistribusikan solar yangbertekanan tinggi kepada setiap nozzle via pipa common rail. Disini, ECU akan mengontrol timing danjumlah pengiriman bahan bakar. Prinsip Kerja Prinsip kerjanya adalah, sebuah pompa penyalur yang bekerja secara elektronik akan menyalurkan bahan bakar secara terus menerus dari tanki menuju pompa tekanan tinggi. Pompa ini akan bekerja pada tegangan baterai kendaraan yaitu 12 Volt yang di control oleh sebuah relai pompa. Dengan pompa inilah aliran bahan baker akan dipertahankan pada debit minimum 0,5 liter per menit dengan tekanan bahan-bakar maksimal 0,5 bar. Tentunya sebelum masuk ke pompa tekanan tinggi, bahan bakar akan dilewatkan pada filter bahan bakar. Pada filter bahan bakar itulah maka partikel-partikel yang tidak dibutuhkan oleh sistem ataupun partikel yang nantinya mengganggu atau merusak akan disaring. Pompa tekanan tinggi digunakan untuk menaikkan tekanan bahan bakar dan mengirimkannya ke dalam pipa pembagi / ‘rail’. Tekanan tinggi pada bahan bakar ini dihasilkan melalui 3 buah piston yang dikonstruksikan pada pompa tekanan tinggi. Ketiga piston tersebut dipasang secara radial dengan selisih sudut pada masing-masing piston adalah 120°. Ketiga piston akan mengkompresikan bahan bakar secara bergantian. Hal ini dimungkinkan karena ketiga piston tersebut digerakkan oleh sebuah nok. Nok tersebut digerakkan langsung oleh poros engkol melalui roda gigi-roda gigi penghubung. Pompa tekanan tinggi ini bisa menghasilkan tekanan antara 150 bar sampai 1350 bar,
  • 3. bahkan pada pompa generasi yang lebih baru bisa menghasilkan tekanan sampai 2000 bar. Pompa tekanan tinggi pada Common Rail Pengukuran dan Pengaturan Penyemprotan pada sistem Common Rail menggambarkan perubahan pada teknik penyemprotan injektor diesel pada umumnya. Injektor pada sistem ini sudah menggunakan injektor eletronis. Pembukaan dan penutupan katub pada injektor sudah dikontrol secara eletronik oleh Electronic Control Modul (ECM). Jumlah penyemprotan bahan bakar tergantung pada: - Tekanan pipa pembagi - Lamanya injektor membuka Injektor dengan katub magnet yang dapat membuka dan menutup dengan cepat, memungkinkan adanya penyemprotan dengan perbedaan ukuran/jumlah semprotan yang kecil pada masing-masing silinder. Teknologi pembukaan dan penutupan katub pada injektor ini lebih disempurnakan pada generasi injektor yang lebih baru yaitu dengan menggunakan piezo eletronik. Ciri-ciri dan Fungsi Saat dan jumlah penyemprotan ditentukan oleh Kontrol Unit (ECM) dengan memperhitungkan informasi dari sinyal yang masuk. Dengan injektor elektronis dan tekanan yang selalu tersedia memungkinkan diperolehnya saat penyemprotan dan jumlah penyemprotan yang tepat. Hal-hal penting dari penyemprotan dengan Sistem Common Rail - Selisih jumlah penyemprotan antar silinder sangat kecil, hal ini dimungkinkan karena proses pembukaan dan penutupan katub pada injektor sudah dikontrol secara elektronik - Bebas dalam menentukan saat mulai penyemprotan awal maupun penyemprotan utama tanpa tergantung dari posisi nok. Ini bisa dilakukan karena proses penyemprotan dikendalikan secara elektronik oleh Kontrol Unit (ECM). Pengaliran arus ke injektor oleh Kontrol Unit (ECM) tergantung pada informasi dari sensor-sensor yang dipasang pada engine. - Bebas dalam memilih tekanan penyemprotan (antara 250 sampai 1350 bar) sehingga didapatkan campuran yang baik, temasuk pada putaran rendah maupun beban yang kecil. Ini dimungkinkan karena salah satu dari silinder pembangkit tekanan pada pompa tekanan tinggi dapat di’off’kan agar tidak menghasilkan tekanan *) Catatan: pada Common Rail System generasi 4 tekanan sudah mencapai 2000 bar - Tidak ada batas momen putar. Tekanan pembakaran maksimal dan momen putar pada engine yang sudah menggunakan sistem Common Rail dibatasi sendiri oleh jumlah bahan bakar yang
  • 4. disemprotkan ke ruang bakar. - Tidak membutuhkan penggerak pompa tersendiri. Ini jelas, karena pompa tekanan tinggi yang dibutuhkan oleh engine digerakkan oleh engine itu sendiri tanpa memperhitungkan ketepatan posisi pemasangan. Kondisi Umum Sistem Common Rail - Bertekanan tinggi. Pada generasi pertama Common Rail, tekanan maksimal yang digunakan dalam sistem adalah 1350 bar, kemudian teknologi berikutnya menggunakan tekanan 1600 bar (seperti yang digunakan pada Kijang Inova dan D-Max). Teknologi Common Rail berikutnya menggunakan tekanan 1800 bar, dan teknologi paling akhir pada kendaraan penumpang sudah menggunakan tekanan bahan bakar 2000 bar bahkan lebih (sumber: Bosch) - Pembentukan tekanan tinggi memerlukan bagian yang sedikit. Komponen sistem tekanan tinggi pada Common Rail yang paling penting adalah pompa tekanan tinggi. Didalam pompa tekanan tinggi sendiri hanya terdapat nok (cam), plunyer, barel dan valve. Sehingga bentuknya bisa kompak. Bandingkan dengan pompa tekanan tinggi pada engine diesel generasi sebelumnya! - Ukuran penyemprotan yang tepat dengan toleransi yang kecil. Dengan pengontrolan secara elektronis memungkinkan pemutusan dan penghubungan arus ke injektor berlangsung sangat cepat. Sehingga selisih jumlah penyemprotan antar silinder dapat diminimalisir. Ini menyebabkan tekanan pembakaran pada tiap silinder relatif sama. Dengan demikian getaran poros engkol akibat perbedaan tekanan antar silinder semakin kecil. Ini yang memungkinkan getaran dan suara mesin semakin halus. - Rangkaian pengendalian tertutup (Close Loop) dengan cara penggunaan SensorLamda (Lambda Sonde sensor). Dengan rangkaian pengendalian tertutup, memungkinkan emisi gas buang akan selalu terkontrol. Ini bisa terjadi karena sensor lambda yang dipasang pada saluran buang (exhouse manifold) selalu melaporkan kondisi emisi gas buang ke kontrol unit. Apabila perbandingan campuran udara dan bahan bakar tidak sesuai, maka lambda sonde sensor akan segera melaporkan pada lepada control unit untuk menambah ataupun mengurangi jumlah bahan bakar yang disemprotkan. Ini berarti juga emisi gas buang pada sistem Common Rail ini ‘ramah lingkungan’. - Injektor bekerja dengan Piezo-Elektrik Dengan penggunaan piezo eletrik ini memungkinkan pembukaan dan penutupan injektor akan lebih cepat dibandingkan injektor yang masih menggunakan sistem seleniod. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang disemprotkan dan saat penyemprotan semakin tepat. Kondisi ini menyebabkan tenaga mesin yang dihasilkan akan semakin bagus.