SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Jadwal Kuliah Tambahan Motor Bakar
Minggu Depan
Hari Kamis Tgl. 20 Mei 2010
Jam : 7.30
M A T A K U L I A H M O T O R B A K A R
T E K N I K M E S I N
U N I V E R S I T A S B R A W I J A Y A
MOTOR BENSIN
Pendahuluan
 Motor Bensin merupakan perkembangan dan
perbaikan dari mesin otto
 Sebagai tempat pencampuran udara dan
bahan bakar motor bensin dilengkapi dengan
“karburator“.
 Sebagai penyalaan campuran bahan bakar
dan udara, dipakai “busi”, sehingga Motor
Bensin dinamai juga sebagai Spark Ignition
Engine.
Otto Engine
Cara Kerja
 Dalam motor bensin, pencampuran bahan bakar dan udara terjadi karena
bahan bakar terisap atau disemprotkan ke dalam arus udara segar yg masuk ke
dalam karburator.
 Campuran tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan oleh
loncatan api listrik dari busi, menjelang akhir langkah kompresi.
 Pembakaran terjadi dalam volume konstan yang menghasilkan daya untuk
menggerakkan poros engkol.
Bagian-Bagian Motor Bensin
Roger Krieger, GM R&D Center
Fuel Characteristics
Fuel
Property
Diesel Gasoline Effect
Cetane High Low Self ignitability
Octane Low High Non self ignitability
Volatility Low High Vapor emissions
Energy/Gal 1.12xBase Base Miles per gallon
Sulfur (now) ~350 ppm ~350 ppm
Particulates, catalyst
poisoning
Sulfur (future) <15 ppm <30 ppm
Sistem Penyalaan
 Penyalaan motor bensin dilakukan dengan
menggunakan Busi.
Loncatan api pada kedua elektrode busi
dibangkitkan dengan beda tengangan listrik
yang cukup besar, sekitar 10.000-20.000 volt.
 Besar tegangan tergantung dari :
 Perbandingan campuran bahan bakar-udara
 Kepadatan campuran b.bakar-udara
 Jarak dan bentuk elektroda
 Jumlah molekul campuran yang yang
terdapat diantara kedua elektroda
 Temperatur campuran dan kondisi operasi
yang lain
The Mechanical Ignition System
Sistem Penyalaan Konvensional
Sistem Penyalaan Konvensional
 Bagian-bagian utama dan fungsi :
 Bateray sebagai sumber listrik .
 Kumparan : - kumparan primer (Np), (100-180 lilitan kawat tembaga)
- kumparan sekunder (Ns), (kurang lebih 18.000 lilitan)
 Tahanan untuk mengatur arus primer agar tidak naik terlalu tinggi.
 Kam untuk membuka dan menutup pemutus arus.
Putaran kam : - mesin 2 langkah (sama dengan kecepatan putaran poros engkol)
- mesin 4 langkah (1/2 dari kecepatan putaran poros engkol)
 Rotor untuk membagi arus dari kumparan ke busi
 Kondensor mempercepat pemutusan arus primer pada waktu pemutus arus
terbuka. Bila pemutusan arus primer tidak berlangsung cepat akan terjadi
loncatan listrik antara kontak pemutus arus, sehingga tidak terjadi loncatan
listrik di kedua elektroda busi.
Distributorless Ignition System
 On older cars with a Distributor and coil pack, the ignition module is an electrical switch
that turns the power on and off to the coil, which in tern causes the coil to generate a
spark.
 On more modern cars that do not have a distributor, but have fully computerised ignition
systems, it usually refers to the ignition coil.
 In both cases it's responsible for causing a surge of high voltage electricity to be supplied
to the spark plugs to cause the petrol/air mixture in the cylinders to ignite.
Distributorless Ignition System
Distributorless Ignition System
 In a fuel injection controlled internal combustion engine, a magnetic trigger device
provides the source of electrical timing signals for operating the injectors. A single
rotating magnet has its magnetic field extended to an effective angular radiation area
substantially greater than the angular radiation area of the magnet alone. A pair of
magnetizable members are positioned on either side of the path of a rotating magnet for
developing an enlarged magnetic field for actuating a single reed switch. The reed switch
connects a source of power to a pair of signal lines wherein one line contains an inverter,
whereby, the signal on one line is the complement of the signal on the other line.
 An engine control unit (ECU), also known as power-train control module
(PCM), or engine control module (ECM) is a type of electronic control unit that
determines the amount of fuel, ignition timing and other parameters an internal
combustion engine needs to keep running. It does this by reading values from
multidimensional performance maps (so called LUTs), using input values (e.g. engine
speed) calculated from signals coming from sensor devices monitoring the engine.
BUSI
 Kondisi operasi mesin menentukan jenis busi
yang harus dipakai.
 Mesin dengan daya tinggi, tekanan efektif rata-2
dan putaran yang tinggi sebaiknya menggunakan
busi dingin, untuk mencegah penyalaan prematur.
BUSI
BUSI
Sistem Bahan Bakar
Karburator
Sistem Bahan Bakar Injection Carburator
Sistem Bahan Bakar Injection Carburator
Dalam sistem injeksi, pemasukan bahan bakar dilakukan dengan penyemprotan oleh injektor
di beberapa tempat setelah katup gas, dekat katup isap. Untuk injektor dengan tekanan tinggi
dapat disemprotkan langsung ke dalam silinder (seperti motor Diesel).
Jumlah bahan bakar yang dimasukkan diatur oleh beberapa sensor dan merupakan fungsi dari :
• Jumlah udara masuk
• Temperatur udara
• Temperatur silinder
• Pembukaan katup Gas
• Perbandingan udara-bahan bakar
Fuel Injector
Sistem Bahan Bakar dan Proses Pembakaran
 Canpuran bahan bakar –udara di dalam silinder motor
bensin juga harus sesuai dengan syarat busi yang ada, agar
tidak terbakar dengan sendiri.
 Pembakaran terjadi dimulai dari sekitar busi, akibat
loncatan api listrik di busi, kemudian merambat ke segala
arah dengan kecepatan tinggi (25-50 m/detik).
 Campuran dibagian terjauh dari busi akan mengalami
pembakaran yang terakhir.
Ada kemungkinan bagian tersebut terdesak oleh
penekanan torak atau nyala api yang telah terjadi di bagian
lain, sehingga temperaturnya melebihi temperatur
penyalaan sendiri dan akibatnya terjadi ledakan. Proses ini
yang dinamakan dengan Detonasi.
 Ketika terjadi detonasi, tekanan silinder bisa mencapai
130-200 kg/cm2. Detonasi yang berat bisa menimbulkan
suara gemlitik pada mesin.
Sistem Bahan Bakar dan Proses Pembakaran
 Cara Mencegah Detonasi
 Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk ke
dalam silinder
 Mengurangi perbandingan kompresi
 Memperkaya campuran bahan bakar-udara atau mempermiskin
campuran b.bakar-udara dari suatu harga perbandingan campuran yang
sangat mudah terjadi detonasi (misalnya 0,08).
 Menaikkan kecetan torak (atau putaran poros engkol), untuk
memperoleh turbulensi pada arus campuran yang dapat mempercepat
rambatan api.
 Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak tempuh nyala
api.
 Membuat konstruksi yang memungkinkan bagian terjauh dari busi
mendapat pendinginan yang cukup.
 Penggunaan busi yang lebih dari satu.
Sistem Bahan Bakar dan Proses Pembakaran

More Related Content

Similar to Motor Bensin Minggu Depan

Presentation praktikum daya
Presentation praktikum dayaPresentation praktikum daya
Presentation praktikum dayaannisaa25
 
Pltg pdf
Pltg pdfPltg pdf
Pltg pdftchakap
 
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiProposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiGanang Setiawan
 
fungsi-dan-cara-kerja-common rail.
fungsi-dan-cara-kerja-common rail.fungsi-dan-cara-kerja-common rail.
fungsi-dan-cara-kerja-common rail.Eko Soeripno
 
Bab v. modul i pembakaran
Bab v. modul i pembakaranBab v. modul i pembakaran
Bab v. modul i pembakaranFatkur Rohman
 
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptxRizkiRidoUtomo
 
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptxSistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptxIWANSETIAWAN262597
 
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014aminsmk
 
Robin christopher
Robin christopherRobin christopher
Robin christopherBedoe Gates
 
Teknik tenaga listrik
Teknik tenaga listrikTeknik tenaga listrik
Teknik tenaga listriknanangekoc
 
Turbine gas
Turbine gasTurbine gas
Turbine gasmaulanho
 

Similar to Motor Bensin Minggu Depan (20)

Presentation praktikum daya
Presentation praktikum dayaPresentation praktikum daya
Presentation praktikum daya
 
Bab 10-pengapian-elektronik
Bab 10-pengapian-elektronikBab 10-pengapian-elektronik
Bab 10-pengapian-elektronik
 
Pltg pdf
Pltg pdfPltg pdf
Pltg pdf
 
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiProposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Ignition system ruri
Ignition system ruriIgnition system ruri
Ignition system ruri
 
fungsi-dan-cara-kerja-common rail.
fungsi-dan-cara-kerja-common rail.fungsi-dan-cara-kerja-common rail.
fungsi-dan-cara-kerja-common rail.
 
Bab v. modul i pembakaran
Bab v. modul i pembakaranBab v. modul i pembakaran
Bab v. modul i pembakaran
 
Motor bakar
Motor bakarMotor bakar
Motor bakar
 
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
20509334033_Rizki Rido Utomo.pptx
 
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptxSistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
Sistem Injeksi Sepeda Motor (Komponen Sistem Aliran BB).pptx
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
 
TURBIN GAS
TURBIN GASTURBIN GAS
TURBIN GAS
 
EFI.ppt
EFI.pptEFI.ppt
EFI.ppt
 
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
Modul praktikumprestasimotorinduksi2014
 
Robin christopher
Robin christopherRobin christopher
Robin christopher
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
Teknik tenaga listrik
Teknik tenaga listrikTeknik tenaga listrik
Teknik tenaga listrik
 
PRINSIP CONTROL.ppt
PRINSIP CONTROL.pptPRINSIP CONTROL.ppt
PRINSIP CONTROL.ppt
 
Turbine gas
Turbine gasTurbine gas
Turbine gas
 

Recently uploaded

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 

Recently uploaded (9)

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 

Motor Bensin Minggu Depan

  • 1. Jadwal Kuliah Tambahan Motor Bakar Minggu Depan Hari Kamis Tgl. 20 Mei 2010 Jam : 7.30
  • 2. M A T A K U L I A H M O T O R B A K A R T E K N I K M E S I N U N I V E R S I T A S B R A W I J A Y A MOTOR BENSIN
  • 3. Pendahuluan  Motor Bensin merupakan perkembangan dan perbaikan dari mesin otto  Sebagai tempat pencampuran udara dan bahan bakar motor bensin dilengkapi dengan “karburator“.  Sebagai penyalaan campuran bahan bakar dan udara, dipakai “busi”, sehingga Motor Bensin dinamai juga sebagai Spark Ignition Engine. Otto Engine
  • 4. Cara Kerja  Dalam motor bensin, pencampuran bahan bakar dan udara terjadi karena bahan bakar terisap atau disemprotkan ke dalam arus udara segar yg masuk ke dalam karburator.  Campuran tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan api listrik dari busi, menjelang akhir langkah kompresi.  Pembakaran terjadi dalam volume konstan yang menghasilkan daya untuk menggerakkan poros engkol.
  • 6. Roger Krieger, GM R&D Center Fuel Characteristics Fuel Property Diesel Gasoline Effect Cetane High Low Self ignitability Octane Low High Non self ignitability Volatility Low High Vapor emissions Energy/Gal 1.12xBase Base Miles per gallon Sulfur (now) ~350 ppm ~350 ppm Particulates, catalyst poisoning Sulfur (future) <15 ppm <30 ppm
  • 7. Sistem Penyalaan  Penyalaan motor bensin dilakukan dengan menggunakan Busi. Loncatan api pada kedua elektrode busi dibangkitkan dengan beda tengangan listrik yang cukup besar, sekitar 10.000-20.000 volt.  Besar tegangan tergantung dari :  Perbandingan campuran bahan bakar-udara  Kepadatan campuran b.bakar-udara  Jarak dan bentuk elektroda  Jumlah molekul campuran yang yang terdapat diantara kedua elektroda  Temperatur campuran dan kondisi operasi yang lain
  • 8.
  • 9. The Mechanical Ignition System Sistem Penyalaan Konvensional
  • 10. Sistem Penyalaan Konvensional  Bagian-bagian utama dan fungsi :  Bateray sebagai sumber listrik .  Kumparan : - kumparan primer (Np), (100-180 lilitan kawat tembaga) - kumparan sekunder (Ns), (kurang lebih 18.000 lilitan)  Tahanan untuk mengatur arus primer agar tidak naik terlalu tinggi.  Kam untuk membuka dan menutup pemutus arus. Putaran kam : - mesin 2 langkah (sama dengan kecepatan putaran poros engkol) - mesin 4 langkah (1/2 dari kecepatan putaran poros engkol)  Rotor untuk membagi arus dari kumparan ke busi  Kondensor mempercepat pemutusan arus primer pada waktu pemutus arus terbuka. Bila pemutusan arus primer tidak berlangsung cepat akan terjadi loncatan listrik antara kontak pemutus arus, sehingga tidak terjadi loncatan listrik di kedua elektroda busi.
  • 11. Distributorless Ignition System  On older cars with a Distributor and coil pack, the ignition module is an electrical switch that turns the power on and off to the coil, which in tern causes the coil to generate a spark.  On more modern cars that do not have a distributor, but have fully computerised ignition systems, it usually refers to the ignition coil.  In both cases it's responsible for causing a surge of high voltage electricity to be supplied to the spark plugs to cause the petrol/air mixture in the cylinders to ignite.
  • 13. Distributorless Ignition System  In a fuel injection controlled internal combustion engine, a magnetic trigger device provides the source of electrical timing signals for operating the injectors. A single rotating magnet has its magnetic field extended to an effective angular radiation area substantially greater than the angular radiation area of the magnet alone. A pair of magnetizable members are positioned on either side of the path of a rotating magnet for developing an enlarged magnetic field for actuating a single reed switch. The reed switch connects a source of power to a pair of signal lines wherein one line contains an inverter, whereby, the signal on one line is the complement of the signal on the other line.  An engine control unit (ECU), also known as power-train control module (PCM), or engine control module (ECM) is a type of electronic control unit that determines the amount of fuel, ignition timing and other parameters an internal combustion engine needs to keep running. It does this by reading values from multidimensional performance maps (so called LUTs), using input values (e.g. engine speed) calculated from signals coming from sensor devices monitoring the engine.
  • 14. BUSI
  • 15.  Kondisi operasi mesin menentukan jenis busi yang harus dipakai.  Mesin dengan daya tinggi, tekanan efektif rata-2 dan putaran yang tinggi sebaiknya menggunakan busi dingin, untuk mencegah penyalaan prematur. BUSI
  • 16. BUSI
  • 19. Sistem Bahan Bakar Injection Carburator
  • 20. Sistem Bahan Bakar Injection Carburator Dalam sistem injeksi, pemasukan bahan bakar dilakukan dengan penyemprotan oleh injektor di beberapa tempat setelah katup gas, dekat katup isap. Untuk injektor dengan tekanan tinggi dapat disemprotkan langsung ke dalam silinder (seperti motor Diesel). Jumlah bahan bakar yang dimasukkan diatur oleh beberapa sensor dan merupakan fungsi dari : • Jumlah udara masuk • Temperatur udara • Temperatur silinder • Pembukaan katup Gas • Perbandingan udara-bahan bakar
  • 22. Sistem Bahan Bakar dan Proses Pembakaran  Canpuran bahan bakar –udara di dalam silinder motor bensin juga harus sesuai dengan syarat busi yang ada, agar tidak terbakar dengan sendiri.  Pembakaran terjadi dimulai dari sekitar busi, akibat loncatan api listrik di busi, kemudian merambat ke segala arah dengan kecepatan tinggi (25-50 m/detik).  Campuran dibagian terjauh dari busi akan mengalami pembakaran yang terakhir. Ada kemungkinan bagian tersebut terdesak oleh penekanan torak atau nyala api yang telah terjadi di bagian lain, sehingga temperaturnya melebihi temperatur penyalaan sendiri dan akibatnya terjadi ledakan. Proses ini yang dinamakan dengan Detonasi.  Ketika terjadi detonasi, tekanan silinder bisa mencapai 130-200 kg/cm2. Detonasi yang berat bisa menimbulkan suara gemlitik pada mesin.
  • 23. Sistem Bahan Bakar dan Proses Pembakaran  Cara Mencegah Detonasi  Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk ke dalam silinder  Mengurangi perbandingan kompresi  Memperkaya campuran bahan bakar-udara atau mempermiskin campuran b.bakar-udara dari suatu harga perbandingan campuran yang sangat mudah terjadi detonasi (misalnya 0,08).  Menaikkan kecetan torak (atau putaran poros engkol), untuk memperoleh turbulensi pada arus campuran yang dapat mempercepat rambatan api.  Memperkecil diameter torak untuk memperpendek jarak tempuh nyala api.  Membuat konstruksi yang memungkinkan bagian terjauh dari busi mendapat pendinginan yang cukup.  Penggunaan busi yang lebih dari satu.
  • 24. Sistem Bahan Bakar dan Proses Pembakaran