1. LAPORAN
Uji kompetensi
Tahun Pelajaran 2013/2014
Nama :
Nis :
Bidang Keahlian : Otomotif
Program Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMK NEGERI 4 PALEMBANG
KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA –
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Jl. Sersan sani 1019 palembang 30127 telp./fsx (0711) 810364
Website: www.smk4plg.web.id E-mail: smk4plg@yahoo.com
PALEMBANG
2. LANGKAH KERJA TUNE - UP
1. Pasang perlengkapan servis kendaraan
Fender cover
Grill cover
Steering cover
Floor cover
Seat cover
2. Siapkan peralatan kerja
Alat ukur, meliputi : Tune-up tester, Multimeter, Radiator Tester, Radiator cup tester,
Spring scale, kunci momen (torque wrench), hidrometer, feeler gauge dan mistar baja
Perlengkapan servis lain, meliputi : kompresor, air gun dan kain lap bersih.
3. Pekerjaan saat mesin dingin, meliputi pemeriksaan :
minyak pelumas
sistem pendingin
tali kipas
filter bensin
filter udara
sistem pengapian
4. Pekerjaan saat mesin hidup, meliputi pemeriksaan :
dwell angle
Putaran idle
saat pengapian
5. Pekerjaan setelah mesin dipanaskan, meliputi :
celap katup
kerja karburator
stel putaran idle
kompresi
tes jalan
MINYAK PELUMAS
Tarik batang pengukur, lap ujungnya, dan kembali masukkan. Tarik kembali dan
periksa volume oli (diantara Full dan Low) serta kualitas oli dengan melihat warna dan
kepekatan oli. Lihat perubahan warna pada oli mesin.
3. SISTEM PENDINGIN
periksa slang radiator
periksa klem
periksa kebocoran sirip-sirip
periksa kran penguras
Tes kebocoran sistem pendingin (menggunakan radiator tester beri tekanan sampai 1,2
Kg/Cm2)
Pemeriksaan tutup radiator (menggunakan radiator cup tester beri tekanan 0,6 - 1,2
Kg/Cm2)
Periksa kualitas dan kapasitas air pendingin
Periksa volume tangki cadangan
Periksa tali kipas : secara visual periksa dari kemungkinan retak/aus
Saat mengembalikan tali kipas berilah tekanan 10 Kg dan defleksi tali kipas : 7 - 11 mm
(untuk pompa air - alternator) 11 - 14 (untuk engkol - kompresor)
Periksa suara bearing, pompa abnormal
Sirkulasi air pendingin (dilakukan saat mesin panas dan hidup)
SARINGAN BAHAN BAKAR
lepas filter bahan bakar
Perhatikan saluran masuk dan buangnya
Semprotkan udara bertekanan rendah
Urutan penyemprotan : saluran buang - saluran masuk, saluran masuk - saluran buang,
saluran buang - saluran masuk.
Tiup ( dengan mulut ) dari saluran masuk dan buangnya. Apabila ringan : berarti bersih,
apabila berat harus diganti.
SARINGAN UDARA (Air filter)
Lepas klip
Periksa secara visual elemen saringan udara
Semprot elemen saringan udara dengan urutan : dari dalam - keluar, dari luar - ke dalam,
dari dalam - keluar.
Lap rumah saringan udara.
Pasang, perhatikan tanda panah yang ada pada tutup rumah saringan.
BATERAI
Lepas pole baterai (terminal (-) terlebih dahulu.
Angkat baterai (posisikan tangan dibawah kotak baterai)
Periksa kotak, dari kemungkinan retak, menggelembung.
Periksa volume elektrolit
Periksa lubang penguapan pada tutup, semprot dengan udara bertekanan dari kompresor
Periksa berat jenis elektrolit, dengan menggunakan hidrometer (kondisi baik bila pada
skala diantara 1,25 - 1,27)
4. Periksa kondisi dari pole/terminal
Periksa tegangan dengan menggunakan Voltmeter
KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN
A. Busi, periksa :
Insulator
Ulir busi
Keausan elektroda
Gasket Busi
Kondisi elektroda busi
Celah busi
B. Kabel busi
Dengan ohmmeter periksa resistance dari kabel (kondisi baik bila kurang dari 25 KΩ.
C. Distributor
bersihkan tutup distributor dengan lap bersih
Periksa secara visual, dari kemungkinan retak, aus
Bersihkan terminal dalam
Periksa panjang brush
Rotor, bersihkan dengan kain lap
Platina, periksa, bersihkan dan stel
Governor advancer, putar rotor (kondisi baik bila rotor segera kembali ke tempat semula)
Vacuum advancer (kondisi baik bila diisap ......... dudukan platina bergerak)
Octan selector (posisikan Std/ tengah)
Pembersihan atau penggantian saringan udara jenis kering
1. Lepas saringan udara periksa kondisi saringan udara, jika kotor sekali harus diganti baru
2. Ketok saringan beberapa kali agar debu yang menempel terlepas
3. Semprotkan dengan udara bertekan dari dalam keluar. Kadang-kadang saringan udara
basah oleh oli.
Oli tersebut berasal dari sistim ventilasi karter. Bersihkan sistem tersebut kemudianlakukan
pengontrolan
pada permukaan batas oli motor (mungkin terlalu tinggi) atau juga disebabkan kerapatan
cincin-cincin
torak, untuk ini buka tutup pengisi oli pada saat motorhidup. Jika banyak gas yang keluar,
bisa juga cincin
torak bocor, akibatnya gas tersebut dapatmembawa oli mesin sampai ke saringan udara.
5. 4. Pasang kembali rumah saringan udara. Pada waktu pemasangan, perhatikan kedudukan
paking-pakingnya.
Pembersihan saringan udara tandon oli (tipe basah).
1. Lepas saringan udara
2. Cuci saringan udara dengan bensin
3. Keluarkan oli dari rumah saaringan udara, bersihkan rumah saaringan udara dengan bensin
dan lap.
PEMERIKSAAN KABEL BUSI
Lepaskan steker busi. Jangan ditarik pada kabelnya. Hubungan inti arang kabel mudah
terlepas dari steker kalau kabel ditarik. Periksa tahanan kabel menggunakan multimeter.
Tahanan kabel yakni kurang dari 25 kΩ per kable
.PEMERIKSAAN ADVANCE VACCUM
1. Lepas tutup distributor;
2. Lepas slang vaccum yang menuju ke distributor pada karburator. Hisap slang dengan
mulut dan perhatikan
plat dudukan kontak pemutus harus bergerak. Slang vaccum tidak boleh retak atau longgar
pada sambungannya
Penyetelan Pengapian
Setel putaran mesin pada kecepatan idle. Pada motor yang dilengkapi dengan oktan
slektor, posisi oktan selektor harus disetel pada posisi standar. Saat pengapian adalah 8o
sebelum TMA atau idling.
Penyetelan saat pengapian cocokkan tanda-tanda waktu dengan memut body distributor .
Saat pengapian 8o sebelum TMA atau idling.
PEMERIKSAAN BUSI
Periksa busi secara visual kemungkinan terdapat hal-hal berikut:
1. Retak atau kerusakan lain pada ulir dan isolator;
2. Keausan elektroda;
3. Gastek rusak atau lapuk;
4. Elektroda terbakar atau terdapat kotoran yang berlebihan.
6. KOMPONEN SISTEM STARTER DAN FUNGSINYA
Fungsi motor starter adalah untuk memutarkan fly wheel pertama kali sehingga mesin
dapat hidup.
Dengan menggunakan motor starter maka akan lebih efisien daripada menggunakan tenaga
manual (tenaga manusia). Komponen-komponen Motor Starter
Motor Starter terdiri atas beberapa bagian yang memungkinkan bekerja untuk mengubah
energi listrik DC dari baterai menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar untuk
memutarkan fly wheel, sehingga mesin hidup. Bagian-bagian komponen motor starter adalah
sebagai berikut;
Yoke
Field Coil
Armature
Brush
ArmatureBrake
Drive Lever
Stater clutch
Pinion Gear
Magnetic Switch
1. Yoke
Yoke berfungsi sebagai penompang dari core berbentuk silinder yang terbuat dari logam.
2. Field Coil
Kumparan medan atau field coil berfungsi untuk membangkitkan medan magnet.
3. Armature
Armature berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi mekanik, dalam bentuk gerak putar.
4. Brush Atau sikat dan pemegang sikat
Sikat berfungsi untuk meneruskan arus dari field coil ke armature coil dan langsung ke massa
melalui komutator.
5. Armature Brake
Armatur braje berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan roda penerus.
6. Drive Lever Atau tuas penggerak
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan roda
penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
7. 7. Starter Clutch
Starter Cltuch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature saft kepada roda
penerus, sehingga dapat berputar. Starter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari
armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear.
8. Pinion Gear
Pinion gear berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari starter clutch ke roda penerus
atau ring gear.
9. Magnetic Switch Magnetic
Switch atau sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear
ke/dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter
melalui terminal utama.
Terminal – terminal yang ada pada saklar starter :
Terminal B : Mendapatkan arus langsung dari positif baterai (30)
Terminal C : Menghubungkan/mengalirkan arus dari terminal B ke kumparan medan
(field coil)
Terminal ST (50) : Mendapatkan arus dari terminal ST (50) kunci kontak dan
meneruskanya ke pull in coil (PIC) dan hold in coil (HIC) melalui plat kontak
8. SISTEM PENGISIAN
Sistem pengisian AC paling banyak digunakan, baik sistem pengisian dengan
regulator mekanik (konvensional) maupun dengan IC Regulator.
Sistem pengisian Regulator mekanik
Komponen sistem pengisian regulator mekanik terdiri dari :
1. Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang
dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus
DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
2. Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan alternator
dengan cara mengatur kemagnetan pada rotor altenator. Regulator juga berfungsi
untuk mengatur hidup dan matinya lampu indikator pengisian.
3. Sekering untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus berlebihan akibat
hubungan singkat.
4. Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu indicator dank e
regulator. Aliran listrik ke regulator diteruskan ke altenator berfungsi untuk
menghasilkan magnet pada altenator.
5. Baterai menyimpan arus listrik dan stabilizer tegangan yang dihasilkan sistem
pengisian.
ALTERNATOR
Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang
dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC
digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan Alternator.
9. PRINSIP KERJA ALTERNATOR
Prinsip kerja Alternator
Bila pada generator DC sebuah penghantar dibentuk “U”, di ujung penghantar
dipasang komutator, pada komutator menempel sikat. Sikat “A” merupakan sikat positip dan
sikat “B” adalah sikat negatip, maka pada generator AC (altenator) kedua ujung penghantar
dihubungkan ke slip ring dan jenis sikat sudah tidak jelas karena berubah ubah sesuai posisi
penghantar. Saat penghantar diputar maka penghantar tersebut akan memotong medan
magnet sehingga menghasilkan induksi elektromagnetik. Arah arus yang dihasilkan akan
berubah-ubah, pada posisi (1) arah arus menuju sikat “A”, namun pada posisi (2) arah arus
berubah menuju sikat “B”. Perubahan tersebut dapat digambarkan dalam fungsi gelombang
sinus.
KONSTRUKSI ALTERNATOR
Konstruksi Alternator
Pada altenator terdapat 4 terminal yaitu terminal B,E,F dan N. Terminal B merupakan
terminal output altenator yang dihubungkan ke baterai, beban dan regulator terminal B.
Terminal E berhubungan dengan sikat negatip, bodi alternator dan terminal E regulator.
Terminal F berhubungan dengan sikat positip dan dihubungkan ke terminal F regulator,
Terminal N berhubungan dengan neutral stator coil, saat altenator menghasilkan listrik maka
terminal N juga menghasilkan listrik, listrik yang dihasilkan terminal N dialirkan ke regulator
terminal N, untuk mematikan lampu indicator pengisian.
Pada regulator terdapat 6 terminal mempunyai terminal B,E,F,N, IG dan L. Empat
dari 6 terminal tersebut berhubungan dengan terminal altenator yaitu B, E,F, N. Dua
terminal regulator yang lain yaitu terminal IG dan L, berhubungan dengan terminal IG kontak
dan lampu.
10. KOMPONEN UTAMA ALTERNATOR
Pulley
Berfungsi untuk tempat V belt penggerak alternator yang memindahkan gerak putar
mesin untuk memutar alternator.
Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan komponen altenator yaitu diode maupun kumparan
pada alternator.
Rotor
Fungsi rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat medan magnet yang dihasilkan
tergantung besar arus listrik yang mengalir ke rotor coil. Listrik ke rotor coil disalurkan
melalui sikat yang selalu menempel pada slip ring. Terdapat dua sikat yaitu sikat positip
berhubungan dengan terminal F, sikat negatip berhubungan dengan massa atau terminal E.
Semakin tinggi putaran mesin, putaran rotor altenator semakin tinggi pula, agar listrik yang
dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet yang dihasilkan semakin berkurang sebanding
dengan putaran mesin.
Rotor Alternator
Bila rotor dirangkai seperti gambar diatas, maka arus listrik akan mengalir dari positip
baterai, variable resistor, amper meter, slip ring, rotor coil, slip ring dan ke negatip baterai.
Adanya aliran listrik pada rotor menyebabkan rotor menjadi magnet, saat tahanan pada
variable resistor kecil maka arus yang mengalir sangat besar, magnet pada rotor sangat kuat,
namun bila tahanan variable resistor besar maka arus yang mengalir ke rotor coil menjadi
kecil sehingga kemagnetan juga menjadi kecil. Pada saat tahanan variable resistor kecil maka
voltmeter yang dipasang pada slip ring menunjukan tegangan yang besar, sebaliknya saat
tahanan variable resistor besar maka tegangan pada slip ring menjadi kecil.
11. Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan listrik saat terpotong medan
magnet dari rotor. Stator terdiri dari stator core (inti stator) dan stator coil. Disain stator coil
ada 2 macam yaitu model “delta” dan model “Y”. Pada model “Y”, ketiga ujung kumparan
tersebut disambung menjadi satu. Titik sambungan ini disebut titik “N” (neutral point). Pada
model delta ketiga ujung lilitan dijadikan satu sehingga membentuk segi tiga (delta). Model
ini tidak memiliki terminal neutral (N). Stator coil menghasilkan arus listrik AC tiga phase.
Tiap ujung stator dihubungkan ke diode positip dan diode negatip.
Konstruksi Stator
Output Stator
Tipe rangkaian Stator
Dioda (rectifier)
Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh stator coil
menjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi untuk menahan agar arus dari baterai tidak
mengalir ke stator coil. Sifat diode adalah meneruskan arus listrik satu arah. Gambar 4.12 a.
merupakan diode positip yang dirangkai seri dengan lampu pada sebuah baterai 12 V.
rangkaian tersebut merupakan rangkaian bias maju (forward direction voltage) sehingga
diode dapat mengalirkan arus listrik, lampu menyala. Bila hubungan kabel ditukar yang kabel
yang berhubungan dengan positip dipindah ke negatip dan sebaliknya maka diode mendapat
bias mundur (reverse direction voltage) sehingga diode tidak dapat mengalirkan arus listrik,
maka lampu padam.
12. Konsruksiti Doda pada Alternator
Pada altenator jumlah diode terdiri dari 6 atau 9 buah diode yang digabungkan.
Menurut pemasangannya diode ini dapat dibagi menjadai 2 bagian yaitu diode positip dan
diode negatip. Membeda diode posistip dan negatip saat terpasang pada dudukannya dengan
cara dioda negatip plat pemegang bodi diode dibautkan langsung ke bodi alternator tanpa
isolator, sedangkan pada diode positip plat pemegang bodi diode dipasang ke rumah
alternator dengan menggunakan isolator. Membedahkan diode lebih akurat menggunakan
Ohm meter.
Prinsip kerja penyearah arus
listrik pada stator coil
Prinsip kerja penyearahan arus listrik yang dihasilkan stator coil pada altenator adalah
sebagai berikut:
Saat rotor altenator berputar maka terjadi induksi elektromagnetik pada stator coil,
gambar di atas: a, menunjukkan bahwa ujung stator coil “A” negatip dan ujung stator coil
“C” menghasilkan arus positip, arus yang dihasilkan stator coil “C” disearahkan oleh diode
positip “C” , kemudian dialirkan ke baterai (battery). Rotor terus berputar sehingga stator coil
“C” yang tadinya menghasilkan arus positip menjadi menghasilkan arus negatip, arus positip
dihasilkan oleh stator coil “B”, arus yang dihasilkan stator coil “B” disearahkan oleh diode
positip “B” , kemudian dialirkan ke baterai. Demikian seterusnya sehingga secara bergantian
stator coil mengasilkan gelombang listrik dan disearakan oleh diode, selisih gelombang satu
dengan yang lain 120º.
13. Sikat (brush)
Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil. Pada altenator
terdapat dua sikat, yaitu :
1. Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
2. Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E
Sikat selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi gesekan
antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi cepat aus. Kontak sikat dengan slip ring
harus baik agar listrik dapat mengalir dengan baik, agar kontak sikat dengan slip ring baik
maka sikat ditekan oleh pegas.
Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada altenator, karena
cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan aliran listrik ke rotor coil berkurang,
akibat tekanan pegas yang melemah. Berkurangnya aliran listrik ke rotor coil menyebabkan
kemagnetan rotor berkurang dan listrik yang dihasilkan altenator menurun. Bila sikat suda
pendek harus segera diganti, sebab kalau sampai sikat habis maka slip ring akan bergesekan
dengan pegas sikat sehingga menjadi aus. Sikat yang sudah habis dapat menyebabkan liran
listrik ke rotor coil terputus, kemgnetan rotor hilang, altenator tidak dapat menghasilkan
listrik, tidak terjadi proses pengisian.
Sikat patah dan pecahnya rumah sikat sering dijumpai akibat kesalahan saat merakit
altenator. Saat rotor dilepas sikat akan keluar akibat tekanan pegas, pada kondisi tersebut bila
seseorang merakit rotor, maka bearing rotor akan menekan sikat sehingga sikat patah dan hal
ini dapat pula menyebabkan rumah sikat pecah, untuk menghindari hal tersebut maka sikat
harus dimasukkan ke rumahnya dan ditahan menggunakan kawat yang dimasukan melaui
lubang kecil yang sedah tersedia, bila sikat sudah tertahan oleh kawat maka rotor dapat
dimasukkan dengan aman.
Regulator
Regulator berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator.
Arus yang dihasilkan altenator sampai putaran 2000 rpm sebesar 10 A atau kurang, namun
saat beban lampu dihidupkan maka arus yang dihasilkan pada putaran 2000 rpm sebesar 30 A
atau lebih sesuai kapasitas dari altenator dan beban listriknya. Tegangan yang dihasilkan
altenator dijaga tetap stabil pada 13,8-14,8 Volt.
Regulator mekanik 6 terminal mempunyai terminal E, F, N, B, IG dan L. Pada
regulator ini terdiri dari dua bagian yaitu voltage regulator yang berfungsi untuk mengatur
arus dan tegangan pengisian dan voltage relay yang berfungsi untuk mengatur hidup dan
matinya lampu indicator pengisian sebagai indikasi sistem pengisian berfungsi.
14. Pola susunan terminal pada regulator tipe A adalah IG,N,F dan E,L,B, sedangkan pola
susunan terminal pada regulator tipe B adalah B,L,E dan F,N,IG. Meskipun terminal
regulator mempunyai pola tertentu, namun kita sering mengalami kesulitan dalam
menentukan terminal regulator, sehingga kita kesulitan menentukan apakah regulator tertentu
tipa A atau tipe B. Cara menentukan terminal regulator mekanik 6 terminal adalah:
1. Tentukan mana bagian voltage regulator, mana bagian voltage relay. Voltage regulator
mudah dikenali karena mempunyai ciri mempunyai resistor.
2. Identifikasi terminal pada voltage regulator, dimana voltage regulator mempunyai 3
terminal yaitu IG, F dan E.
Identifikasi terminal IG, F, dan E pada Voltage Regulator
3. Identifikasi terminal pada voltage relay, dimana voltage relay mempunyai 3 terminal
yaitu B, L dan N.
Identifikasi terminal B, L dan N pada Voltage Relay
PERAWATAN SISTEM PENGISIAN
Sistem pengisian harus dirawat dengan baik supaya arus listrik tidak mengalami
gangguan selama digunakan. jika sistem pengisian tidak dirawat dengan baik akan muncul
beberapa akibat, seperti:
1. Pengisian baterai kurang sempurna, energi listrik yang disimpan baterai kurang dan
mesin tidak dapat distarter.
2. Baterai tidak dapat menyimpan energi listrik.
3. Usai pemakaian baterai lebih pendek.
Perawatan sistem pengisian meliputi beberapa hal, antara lain:
1. Perawatan baterai
2. Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi: pemeriksaan tegangan V belt
dan kondisi fisik V belt, seperti keretakan.
3. Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.
15. SISTEM DIFFERENSIAL/GARDAN
Cara kerja gardan
Fungsi utama gardan adalah membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat
mobil sedang membelok.Hal itu dimaksudkan agar mobil dapat membelok dengan baik tanpa
membuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir. Untuk mempelajari cara kerja gardan
berikut ini , sebaiknya Anda baca terlebih dahulu postingan saya tentang mengenal gardan .
Adapun cara kerja gardan adalah sebagai berikut :
Pada saat mobil berjalan lurus :
Pada saat mobil berjalan lurus keadaan kedua ban roda kiri dan kanan sama - sama
dalam kecepatan putaran yang sama.Dan juga beban yang ditanggung roda kiri dan roda
kanan adalah sama. Sehingga urutan perpindahan putaran dari as kopel akan diteruskan
untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar ring gear , dan ring gear bersama -
sama dengan differential case akan berputar. Dengan berputarnya differential case , maka
pinion gear akan terbawa berputar bersama dengan differential case karena antara differential
case dan pinion gear dihubungkan dengan pinion shaft. Karena beban antara roda kiri dan
roda kanan adalah sama saat jalan lurus , maka pinion gear akan membawa side gear kanan
dan side gear kiri untuk berputar dalam satu kesatuan. Jadi dalam keadaan jalan lurus
sebenarnya pinion gear tidak berputar , pinion gear hanaya membawa side gear untuk
berputar bersama - sama dengan differential case dalam kecepatan putaran yang sama. Bila
differential case berputar satu kali , maka side gear juga berputar satu kali juga , demikian
seterusnya dalam keadaan lurus. Putaran side gear ini kemudian akan diteruskan untuk
menggerakkan as roda dan kemudian menggerakkan roda.
16. Pada saat kendaraan membelok :
Pada saat mobil sedang membelok beban yang ditanggung pada roda bagian dalam
adalah lebih besar daripada beban yang ditanggung roda bagian luar . Misalkan sebuah mobil
sedang belok ke kiri, maka beban pada roda kiri akan lebih besar daripada beban roda kanan.
Dengan demikian urutan perpindahan tenaganya adalah sebagai berikut ; P:utaran dari as
kopel akan diteruskan untuk memutar drive pinion . Drive pinion akan memutar ring gear .
Dengan berputarnya ring gear maka differential case akan terbawa juga untuk berputar.
Karena beban roda kiri lebih besar dari roda kanan saat belok ke kiri , maka side gear sebelah
kiri akan memberi perlawanan terhadap pinion gear untuk tidak berputar . Gaya perlawanan
dari side gear kiri ini akan membuat pinion gear menjadi berputar mengitari side gear kiri.
Dengan berputarnya pininon gear , maka side gear kanan akan diputar oleh pinion gear.
Sehingga side gear kanan akan berputar lebih cepat dari side gear kiri. Gerakan side gear ini
akan diteruskan ke as roda kemudian ke roda. Untuk roda kanan akan berputar lebih cepat
daripada roda kiri karena side gear kanan berputar lebih cepat.
Penggerak Sudut
1. Bagian – bagian poros penggerak aksel
1. Rumah Penggerak Aksel
2. Gigi Pinion
3. Gigi Korona
4. Gigi Kerucut Samping/Matahari
5. Rumah Differensial
6. Poros Gigi Kerucut Antara
7. Gigi Kerucut Antara/Planet
8. Mounting Rumah Penggerak aksel
9. Tutup Debu
10. Poros Aksel
11. Penghubung Bola/Penghubung CV
12. Bantalan Rumah Diferensial
13. Bantalan Poros Pinion
14. Sil Oli
17. 2. Penggunaan :
Kendaraan dengan motor memanjang, untuk meneruskan putaran ke roda-roda
diperlukan penggerak sudut. Karena arah putaran motor berbeda dengan arah putaran roda –
roda
3. Fungsi :
• Merubah arah putaran dari arah putaran mesin ke kanan ( a ) menjadi arah putaran maju (b)
ke roda – roda
4. Jenis Penggerak Sudut
Pada saat sekarang penggerak aksel hanya menggunakan penggerak sudut roda
korona. Tetapi pada sistem lama, misalnya merek PEUGEOT menggunakan penggerak roda
cacing.
Perbandingan gigi pada : • Sedan station antara 3,5 : 1 s/d 4,5 : 1
• Truk antara 5 : 1 s/d 12 : 1
Jenis biasa :
Sumbu poros pinion segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini hanya digunakan pada
truk
Kerugian :
• Suara tidak halus
• Gaya pada gigi besar ( Konstruksi Berat )
18. Jenis biasa :
Sumbu poros pinion segaris dengan aksis roda korona Konstruksi ini hanya digunakan pada
truk
Kerugian :
• Suara tidak halus
• Gaya pada gigi besar ( Konstruksi Berat )
Jenis Hypoid
Sumbu poros pinion tidak segaris dengan aksis roda korona
Konstruksi ini : Digunakan pada sedan, station dan truk
Keuntungan :
• Suara halus
• Permukaan gigi yang memindahkan gaya lebih besar
• Poros penggerak ( Gardan ) lebih rendah
Kerugian :
• Perlu oli khusus GL 4 atau GL 5
• Gesekan antara gigi lebih besar
4. Bentuk Gigi
Dari bentuk giginya, roda korona ada 2 macam
• Klingenberg
• Gleason
Klingenberg
• Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar sama (A=B)
• Disebut gigi spiral karena bentuk gigi sebagian dari busur spiral
• Kebanyakan digunakan pada mobil Eropa dan Jepang.
19. Gleason
• Tebal puncak gigi bagian dalam dan bagian luar tidak sama (a?b)
• Disebut gigi lingkar karena bentuk – bentuk gigi sebagian dari busur lingkaran
• Kebanyakan digunakan pada mobil Amerika
5. Penyetelan Penggerak Aksel
1. Tinggi pinion
Untuk mendapatkan posisi gigi pinion yang tepat terhadap gigi roda korona
2. Pre – load pinion
Agar keausan bantalan tidak menyebabkan kebebasan bantalan
3. Celah bebas gigi roda korona ( Back Lash )
Roda korona dapat berputar dengan baik/halus dan tidak menimbulkan suara persentuhan
gigi atau suara dengung
4. Pre – load bantalan rumah diferensial ( Keseluruhan )
Agar keausan bantalan tidak menimbulkan kebebasan bantalan / gerak aksial roda korona
5. Memeriksa Persinggungan gigi
Untuk menempatkan posisi permukaan kontak gigi pinion dan roda korona benar ( di
tengah – tengah ) sehinggga suara halus dan keausan merata
7. Bentuk Rumah Aksel ( Penggerak Aksel )
Dari bentuk rumah penggerak aksel dapat dibedakan tiga macam :
• Aksel Banjo
• Aksel Spicer
• Aksel Terompet
20. 7.1. Aksel Banjo
Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona kurang kuat, biasa
digunakan pada kendaraan sedan, Station dan Jep
7.2. Aksel Spicer
Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona jenis ini sering
digunakan pada jeep dan truk
7.4. Aksel Terompet
Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan rumah aksel, jenis ini paling
kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona biasanya digunakan pada jenis
kendaraaan berat.
21. SISTEM KELISTRIKAN BODY
1.Lampu Kepala
Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan, berfungsi untuk menerangi jalan pada
malam hari. Umumnya lampu kepala dilengkapi lampu jarak jauh dan jarak dekat. Nyala
lampu jarak jauh dan jarak dekat dikontrol oleh dimmer switch. Lampu kepala menyala
bersamaan dengan lampu belakang melalui saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang
dipakai ada dua tipe, yaitu tipe sealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak
dipakai pada kendaraan yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi satu
kesatuan. Tipe bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda motor.
Gambar 3. Komponen lampu kepala
2.Lampu Kota
Lampu kota (lampu posisi) pada kendaraan bermotor dapat dinyalakan sendiri dan
dapat juga menyala bila lampu kepala dinyalakan. Tujuannya adalah bila malam hari atau
gelap, pengendara atau orang lain dapat dengan cepat mengetahui lebar atau tinggi kendaraan
(untuk kendaraan jenis truk dan bus).
Karena kegunaannya untuk mengetahui lebar dan tinggi kendaraan, posisi lampu kota harus
berada di bagian ujung dari bagian yang terlebar dan tertinggi dari kendaraan .
Ada beberapa lampu pada kendaraan yang dapat menyala bersama lampu kota atau posisi, di
antaranya lampu penerangan papan instrumen dan lampu plat nomor bagian belakang.
Arus lampu plat nomor selalu dihubungkan dengan lampu kota sebelah kanan dengan maksud
bila lampu kota sebelah kanan belakang mati atau tidak menyala, masih ada tanda yang lain
tentang lebar kendaraan.
3.Penggunaan bola lampu dan sekrin
Dalam satu unit kendaraan bermotor (mobil), pada saat lampu kota atau posisi
dinyalakan, jumlah daya lampu yang diperlukan adalah:
22. Nama Komponen Daya Lampu
. .4 buah bola lampu kota
. .2 buah bola lampu plat Nomor
. .2 buah bola lampu instrumen
. .4 X 8 Watt = 32 Watt
. .2 X 3 Watt = 6 Watt
. .2 X 3 Watt = 6 Watt
Sekring yang terpasang untuk lampu kota (Tail Fuse) adalah 1,5 X daya lampu (1,5 X 44
Watt = 66 Watt). Kebutuhan sekring yang ada di pasaran adalah 10 Amper, maka pemilihan
sekring yang tepat adalah 10 Amper.
4.Lampu Tanda Belok
Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang
berbeda, tetapi menggunakan komponen yang sama.
Sistem ini terdiri atas empat buah bola lampu berwarna kuning, yaitu
. .1 bola lampu kiri depan
. .1 bola lampu kiri belakang
. .1 bola lampu kanan depan
. .1 bola lampu kanan belakang
Agar sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu-lampu tersebut harus dapat
menyala dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60 kali kedipan.
Hal ini bisa terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus putus-hubung yang
diperoleh dari alat pengedip (flasher).
Bila saklar lampu tanda belok dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu yang
berkedip kiri saja atau kanan saja. Saklar tersebut biasanya terletak di bawah lingkar kemudi
dan dirakit di batang kemudi. Bila saklar lampu hazzard dioperasikan atau difungsikan,
lampu yang berkedip adalah kiri dan kanan secara bersamaan. Saklar lampu hazzard biasanya
terletak di bagian batang kemudi sebelah depan.
Perbedaan kedua sistem tersebut adalah dari fungsinya, lampu tanda belok
dipergunakan bila kendaraan akan mengubah arah atau berbelok, sedangkan lampu hazzard
digunakan bila dalam keadaan bahaya. Misalnya mobil sedang menarik atau ditarik mobil
lain, mobil berhenti darurat karena ada kerusakan. Oleh karena itu, lampu hazzard harus
dapat dinyalakan tanpa harus menyalakan kunci kontak.
5.Lampu Rem
Lampu rem pada kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan ditempatkan di
bagian belakang yang menyatu dengan lampu kota atau posisi. Daya rem harus lebih besar
daripada lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel filamen dengan tulisan 8/21 w 12V berarti
daya lampu kota 8 w dan lampu rem 21 W dengan tujuan pada saat lampu kota atau posisi
menyala dan mobil sedang direm, akan terjadi perubahan sinar lampu terlihat menyala lebih
terang.
23. Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat pedal rem diinjak,
tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak mengerem).
6.Lampu Mundur
Lampu mundur pada kendaraan bermotor berfungsi di samping untuk memberi tanda
mundur pada kendaraan yang berada di belakangnya, juga berfungsi untuk menerangi bagian
belakang mobil tersebut. Agar nyala lampu tersebut bisa dibedakan dengan lampu yang lain,
warna dari lampu mundur adalah putih. Supaya dapat terlihat jelas pada jarak yang cukup
jauh, daya lampu yang terpasang sebesar 23 Watt.
Lampu mundur hanya dapat menyala bila mesin hidup ( kunci kontak “ON” ) dan gigi
transmisi pada posisi mundur.