Dokumen tersebut membahas tiga kelompok manusia berdasarkan Surat Al-Fatihir ayat 32, yaitu: 1) Dzalimun li-an-nafsih atau orang-orang yang menganiaya diri sendiri, 2) Muqtasidun atau orang-orang yang pertengahan, 3) Sabiqun bi-al-Khairat atau orang-orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan. Dokumen ini juga menjelaskan interpretasi ulama terhadap ketiga kelompok ter
2. Fâtir ayat 32
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang
yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di
antara mereka ada yang menganiaya diri mereka
sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan
dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu
berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu
adalah karunia yang amat besar
3. Dari penafsiran dua mufassir di atas maka kita bisa
mengambil poinnya bahwa manusia yang dalam pembahasan ini
kita sebut sebagai mad’u ada tiga kelompok, yaitu:
1. Dzalimun li-an-nafsih
Pendapat yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalhah dari Inbu
Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
kelompok dzolimun li-an-nafsi adalah mereka yang akan
mendapatkan ampunan dari Allah SWT, sedangkan dalam
riwayat Ibnu Juraij dari Atha Ibnu Abbas mengatakan
bahwa Dzalimun li-an-nafsih adalah orang-orang yang akan
mendapatkan safaat dari Nabi Muhammad SAW. Bahkan dari
riwayat lain Ibnu Abbas mengatakan bahwa Dzalimun li-an-
nafsih adalah orang kafir. Segolongan orang ada yang
mengatakan bahwa Dzalimun li-an-nafsih adalah merka bukan
termasuk dari umat muahammad dan tidak termasuk golongan
yang mewarisi kita al-quran. Menurut yang diriwayatkan oleh
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari hadis Syubah,
bahwa dzalimun li-an-nafsih adalah orang kafir namun ia
termasuk umat yang satu (islam) dan mereka akan masuk surga
sebagaimana dua golongan yang akan penulis jelaskan setekah
ini, namun tingkatan surganya berbeda.
4. 2. Muqtasidun
Kelompok ini di tafsirkan oleh Ibnu Katsir adalah
kelompok yang melaksanakan kewajiban-kewajiban,
meninggalkan sesuatu yang haram namun terkadang
meninggalkan sesuatu yang disenangi (mustahab).
Sedangkan dalam tafsir Al-Munir ditafsirkan
bahwamuqtasidun adalah mereka yang melaksanakan
sesuatu tang wajib, meninggalkan yang haram tapi
terkadang meninggalkan yang mustahab dan juga terkadang
mengerjakan sesuatu yang dimakruhkan.
Menurut Abu Thalhah dari Ibnu Abbas bahwa
kelompok muqtasidun adalah kelompok yang mendapatkan
kemudahan ketika dihisab (dihitung amalan-amalannya
ketika di dunia). Atha meriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa muqtasidun adalah kelompok yang akan masuk surga
dengan rahmat dari Allah SWT.
5. 3. Sabiqun bi-al-Khairat
Penafsiran Ibnu Abbas terhadap kelompok ini adalah bahwa
mereka adalah orang yang melaksanakan sesuatu yang wajib
dan mustahab, meninggalkan yang sesuatu haram dan makruh tapi
mereka terkadang melaksanakan sesuatu yang mubah, sedangkan
dalam tafsir al-Munir menjelaskan bahwa kelompok ini adalah
kelompok yang melaksanakan sesuatu yang wajib dan mustahab,
meninggalkan yang haram, makruh dan terkadang meninggalkan
yang mubah.
Ali Bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas
tentang kelompok sabiqun bi-al-Kairat adalah mereka yang akan
masuk surga tanpa dihisab terlebih dahulu
6. . Korelasi Surat al-Fathir Ayat 32 Dengan
Pembahasan Metode Dakwah
Dalam hubungan atau korelasi ayat 32 dari
surat al-Fathir ini tentu banyak sekali,
salahsatunya adalah dalam ranah mad’u,
seorang yang ingin dakwahnya diterima dengan
baik oleh mad’u tentu harus mengetahui
keadaan mad’u terlebih dahulu, apakah mad’u itu
seorang muslim, mukmin atau munafiq.
Jika mad’u itu seorang muslim, maka yang harus
diperhatikan adalah apakah mad’u tersebut
termasuk kelompok dzalimun li-an-nafsih,
muqtasidun atau sabiqun bi-al-khairat?. Maka
dari sini, jelaslah bahwa surat Fathir ayat 32 ini
sangat berhunbungan dengan pembahasan
metode dakwah karena dalam pembahasan
metode dakwah juga terdapat pembahasan yang
mendetail tentang rumpun mad’u dan perbedaan
sifat atau keadaan mad’u yang akan kita hadapi
ketika berdakah.
Dengan tuntunan berdakwah dalam surat al-
Fathir ini, maka seorang da’i tentunya harus lebih
dapat menyesuaikan dirinya ketika ankan
menghadapi ketiga kelompok itu