Bab VI membahas adab berdagang dalam Islam. Islam mengangkat derajat kaum pedagang dan menjadikan profesi ini yang pertama mendapat hak untuk membayar zakat. Para Nabi seperti Nabi Musa, Daud, Yusuf, dan Isa bekerja dan berdagang untuk menghidupi diri dan keluarga. Pedagang muslim menyebarkan Islam ke Nusantara saat berdagang di pusat-pusat perdagangan pesisir seperti Malaka, Perlak, dan Pasai.
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
Drfat 1 15 april 2020 bab 6 dan biodata
1. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
252
Bab VI.
ADAB BERDAGANG DALAM ISLAM
Bertani dan berdagang sudah jadi satu tarikan nafas. Bertani
ya untuk dijual. Islam memandang penting urusan jual
menjual ini. Bahkan Islam mengangkat derajat kaum
pedagang, sehingga profesi ini yang pertama mendapat
kehormatan untuk membayar zakat. Dalam sejarahnya,
pedagang lah – yang karena tarikan ekonomi harus berkelana
ke seantreo dunia – menjadi penyebar Islam yang penting,
termasuk ke Nusantara.
Bergadang yakni membeli lalu menjual, atau berwirausaha
yaitu membuat sesuatu lalu menjualnya; juga satu profesi
yang mulia, bahkan mempermudah datangnya rezeki Allah
SWT. Satu hadits berbunyi: “Sembilan dari sepuluh pintu rezeki
ada dalam perdagangan”. Rasul kita, Nabi Muhammad SAW
juga seorang pedagang sejati. Disebutkan dalam sejarah
bahwa beliau memulai bisinisnya sejak berusia 12 tahun.
Beliau dikenal sebagai pedagang yang jujur, ramah dan
sukses. Makanya Ia dipanggil Al-Shiddiq (jujur) dan Al-Amin
(terpercaya).
.6.1. NABI, RASUL DAN SAHABAT YANG BERDAGANG
Bekerja mencari nafkah dengan berniaga, bertani dan
berternak tidak dianggap menjatuhkan martabat dan tidak
menurunkan kualitas tawakal para Rasul dan Sahabat. Abu
Bakar ketika menjadi khalifah setiap pagi pergi ke pasar
2. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
253
memanggul beberapa helai pakaian untuk dijual. Ketika
bertemu dengan Umar dan Ubaidah bin Jarrah, beliau
ditanya: “Bagaimana engkau berdagang sementara engkau menjadi
pemimpin kaum muslimin?”. Abu Bakar berkata: “Dari mana aku
menghidupi keluargaku?”. Sebagaimana Umar, Abu Bakar
padahal juga memperoleh bagian dari baitul mal.
Di masa nabi Muhammad, perempuan diizinkan berkiprah
dan beraktivitas di ekonomi. Khadijah (istri Nabi) dan Qailah
Umm Bani Ahmar adalah contoh pengusaha sukses. Selain itu
ada lagi Asy-Syifa perempuan yang diserahi tugas oleh
Khalifah Umar sebagai manajer yang mengelola pasar
Madinah.
Cerita bagaimana liku-liku para Rasul mengembangkan
agama yang diwahyukan padanya sudah begitu sering kita
dengar. Kita sudah tahu itu semenjak kanak-kanak dan
sampai sekarang terus diulang-ulang dalam berbagai khutbah
dan perayaan keagamaan. Sungguh perjuangan yang sangat
berat. Tantangan dan perjuangan yang mereka jalankan
bukanlah tantangan dan perjuangan yang rata-rata manusia
umumnya, tapi dahsyat.
Nabi dan rasul sebagaimana manusia biasa juga perlu makan,
pakaian dan tempat tinggal. Ia tidak memperolehnya begitu
saja sebagaimana ia menerima wahyu. Para Nabi dan Rasul
harus bekerja untuk mendapatkannya. Ia harus bekerja
sebagaimana manusia pula. Al-Hadits: ”Tuhan tidak pernah
mengangkat Nabi yang tidak pernah menggembala domba atau
kambing”.
Selain untuk dirinya sendiri, para Nabi dan Rasul pun harus
menghidupi keluarganya. Maka mereka pun juga harus
berkerja. Menyampaikan wahyu, menegakkan agama Allah
3. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
254
dan mengurus umat tidak serta merta harus meninggalkan
kehidupan ekonominya.
Dalam sejarahnya, para Nabi berkerja sebagaimana manusia
biasa untuk menghidupi dirinya. Pada surah Al Furqan ayat
20 terbaca: "Tidaklah Kami mengutus para utusan sebelum engkau
(Muhammad) melainkan sesungguhnya mereka memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar". Pasar adalah tempat
berkumpulnya manusia dengan berbagai macam karakter.
Para Nabi bekerja dan berdagang secara riel. Nabi Musa AS
bekerja pada Nabi Syuaib, nabi Daud sebagai pengrajin
membuat baju perang, Nabi Yusuf sebagai penasehat kerajaan
dan pengawas gudang, sedangkan Nabi Zakaria AS misalnya
menjadi tukang kayu,dan Nabi Idris menjahit pakaian.
Lain lagi Nabi Ibrahim yang memproduksi gerabah
kebutuhan rumah tangga. Sementara, Nabi Musa adalah
seorang ahli bangunan yang merancang dan memimpin
beberapa proyek pembangunan gedung-gedung monumental
di Mesir. Demikian pula dengan Nabi Isa yang sebelum
diangkat menjadi nabi di umur 30 tahun, dlam lukisan-
lukisan kaum Nasrani sering digambarkan sedang
menggembala kambing. Ada pula yang menyebut bahwa
Nabi Isa pernah menjadi tukang kayu.
Para Nabi berkerja karena tidak mau aji mumpung dan
menyandarkan hidup kepada umatnya. Beragam pekerjaan
yang dilakoni Rasul, dengan mengandalkan keterampilan
tangan dan lain-lain. “Tidak ada makanan yang lebih baik
dikonsumsi oleh seseorang, kecuali -- yang diperoleh -- dari
pekerjaan tangannya. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS
makan dari pekerjaan tangannya“ (Hadits). Nabi Daud AS
mencari nafkah dari hasil pekerjaan tangannya sendiri
sebagai tukang besi. Ia membuat baju besi dan lain-lain,
4. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
255
kemudian menjualnya ke pasar untuk menghidupi diri dan
keluarganya dari hasil penjualannya. Nabi Sulaiman AS
adalah manusia pertama yang membuat hiasan dengan
sepuhan emas.
.6.2. PENYEBAR ISLAM KE NUSANTARA ADALAH
PEDAGANG-PEDAGANG ULUNG
Sejalan dengan kisah di atas, berkerja sembari
mendakwahkan dan mengembangkan agama merupakan
pola hidup yang banyak dilakoni para pendakwah yang
memasukkan agama Islam ke nusantara. Mereka adalah
pedagang sekaligus pendakwah dan guru agama. Hal seperti
ini juga dijalankan para Wali Songo. Mereka berekonomi
tidak semata untuk keuntungan, tapi lebih kepada orientasi
dakwah. Berekonomi secara benar dan menguntungkan juga
merupakan salah satu materi yang diajarkan kepada umatnya
saat itu.
Pedagang lah yang menyebarkan Islam ke Nusantara.
Tentunya pedagang yang berilmu. Mereka berdagang juga
sekaligus menjadi ustadz. Para pedagang muslim datang dan
berdagang di pusat-pusat perdagangan daerah pesisir.
Malaka beserta bandar-bandar di sekitarnya, seperti Perlak
dan Samudra Pasai, merupakan pusat transit para pedagang
saat itu. Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam
waktu yang lama untuk menunggu datangnya angin musim.
Pada saat menunggu inilah terjadi pembauran antar
pedagang dari berbagai bangsa serta dengan penduduk
setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat-
istiadat, budaya, bahkan agama. Bukan hanya lewat
perdagangan, tetapi juga asimilasi melalui perkawinan.
5. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
256
Di antara para pedagang tersebut, terdapat pedagang Arab,
Persia, dan Gujarat yang umumnya beragama Islam.
Kemudian berkembanglah perkampungan para pedagang
Islam di daerah pesisir. Bandar menjadi pintu masuk dan
pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Karena itulah,
letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam
pada umumnya terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai,
yaitu Kerajaan Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten,
Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik,
Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore.
Sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-
pedagang dari India dan Cina sudah memiliki hubungan
dagang dengan penduduk Indonesia. Banyak ahli sejarah,
didasarkan berita Cina zaman Dinasti Tang, percaya bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7. Ada beragam
pendapat tentang kapan masuknya Islam ke Indonesia.5
Sebagian bilang abad ke-7, sebagian 11, atau juga 13. Masing-
masing menggunakan bukti-bukti yang berbeda.
Ada yang mengatakan Islam di Indonesia berasal dari India,
ada yang mengatakan dari Cina, dan ada yang mengatakan
Arab. Namun, hampir seluruh ahli sejarah sepakat pembawa
Islam ke Nusantara adalah pedagang. Hal ini bertolak dari
fakta bahwa sebelum Islam masuk ke Indonesia sudah
terdapat hubungan dagang baik dari Arab, Persia, India, dan
Cina di Aceh, Sumatra, dan sekitarnya. Bukti-bukti
keberadaan pedagang Gujarat (India) adalah ukiran batu
nisan gaya Gujarat dan nuansa kultur Islam India.
Keberadaan pedagang Persia dibuktikan dengan gelar “Syah”
bagi raja-raja di Indonesia.
Satu teori yang disebut “teori Mekkah” percaya bahwa Islam
tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melalui jasa
6. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
257
para pedagang Arab-muslim sekitar abad ke-7 M. Ini
dibuktikan dari para pedagang Arab yang banyak menetap di
pantai-pantai kepulauan Indonesia. Pada tahun 916 Al-
Mas’udi telah menjumpai komunitas Arab dari Oman,
Hadramaut, Basrah, dan Bahrain di Sumatra, Jawa, dan
Malaka. Munculnya nama “Kampong Arab” dan tradisi Arab
di masyarakat kita juga dianggap sebagai bukti yang kuat.
Sementara peran pedagang Cina dibuktikan dari riwayat para
pedagang dan angkatan laut Cina seperti Ma Huan,
Laksamana Cheng Ho yang memperkenalkan Islam di pantai
dan pedalaman Jawa dan Sumatra.
Dalam format yang berbeda, peran para pedagang lokal
dalam mengembangkan Islam kita temukan pada organisasi
Sarekat Dagang Islam (SDI) yang kemudian menjadi Sarekat
Islam (SI). Akibat kuatnya dominasi pedagang Tionghoa
perantauan terhadap penjualan bahan-bahan batik, para
pedagang batik pribumi merasa terdesak atau dirugikan.
Untuk menghadapi itu, tahun 1911, di bawah pimpinan H.
Samanhudi para pedagang batik Solo mendirikan SDI. Tujuan
berdirinya adalah untuk memajukan perdagangan, melawan
monopoli pedagang Tionghoa, dan memajukan agama Islam.
Organisasi ini berkembang pesat karena bersifat nasionalis
dan religius, serta menyokong perbaikan jaringan ekonomi.
Cikal-bakal organisasi ini telah dirintis semenjak 1909, para
pedagang Islam dihimpun agar dapat bersaing dengan para
pedagang asing seperti pedagang Tionghoa, India, dan Arab.
Organisasi ini kemudian melemah ketika mulai disusupi oleh
kelompok yang mempunyai kepentingan lain dan terlibat
dalam politik.
7. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
258
.6.3. ETIKA BERDAGANG RASUL SAW
“Berdaganglah Engkau, karena 9 dari 10 bagian kehidupan adalah
perdagangan” (Hadits).
Judul diatas diambil dari wasiat nabi, ringkasnya – jadilah
enterpreneur. Nabi Muhammad adalah seorang enterpreneur.
Demikian pula istri dan sahabat-sahabatnya. Islam pun
masuk ke tanah air, dibawa oleh para enterpreneur Muslim
dari Timur Tengah dan China, yang singgah di tanah air.
Dengan menjadi enterpreneur kita akan lebih mandiri secara
ekonomi dan juga lebih mudah untuk membantu sesama,
mencari ilmu dan beribadah. Kita bisa meneladani
kemandirian dan enterpreneurship ala Nabi Muhammad SAW.
Ketika muda, Rasulullah SAW menjadi penggembala
kambing milik orang lain.Muhammad SAW dalam usia 12
tahun sudah mulai mengikuti jejak kaumnya, yang diajak
pamannya Abu Thalib, ikut dalam rombongan niaga ke
negeri Syam.
Rasul menjualkan dagangan milik Khadijah ke Syam, dan
mendapatkan bagi hasil. Bangsa Quraisy terkenal ulung
berniaga. Pada musim dingin mereka ke Yaman, dan pada
musim panas ke Syam (Suriah). Abdullah, ayah nabi, juga
beradagang. Beliau jatuh sakit dan wafat dalam perjalanan
pulang berniaga dari Syam.
Saat Rasul Muhammad SAW berusia 25 tahun, Abu Thalib
berhasil mendapatkan perkerjaan dari Khadijah seorang
pengusaha terkaya di Mekah saat itu. Khadijah menawarkan
gaji empat ekor unta. Untuk pertama kalinya nabi kita ini
memimpin kafilah dagang menyusuri jalur perdagangan
utama Yaman – Syam. Bisnis tersebut sukses besar dan
meraup keuntungan yang belum pernah mampu diraih misi-
8. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
259
misi dagang sebelumnya. Jadi, pada hakekatnya Nabi kita
adalah seorang pekerja yang tangguh.
Kemampuan kewirausahaan nabi sudah dipupuk sejak dini
dengan menjadi penggembala. Beliau menggembalakan biri-
biri orang Quraisy ketika masih sangat muda guna
meringankan beban yang ditanggung pamannya. Beliau ingin
berpenghasilan dan bisa mandiri, tidak hendak berpangku
tangan hanya sekedar bermain saja.
Muhammad – sebagai pedagang - mempunyai empat kiat
sukses berbisnis yakni siddiq (benar), amanah (dapat
dipercaya), fatonah (cerdas, cerdik, memahami manajemen
dan strategi bisnis), dan tabligh (kemampuan komunikasi dan
meyakinkan relasi atau pembeli). Buku “Muhammad sebagai
Pedagang” karangan Afzalurrahman, seorang penulis asal
Pakistan; memberi tuntunan komprehensif bagaimana
seorang muslim harus bersikap dalam membelanjakan dan
mengelola harta mereka, tidak sekedar jual beli. Nabi
Muhammad telah meletakkan dasar dasar etika, moral dan
etos kerja yang mendahului zamannya. Prinsip etika bisnis
islam dalam keterbukaan dan semangat untuk memuaskan
mitra bisnis, dilandasi dengan asas manfaat. Itu semua selaras
dengan prinsip modern seperti customer oriented, strife for
excellent, kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang
sehat, dan kompetisi.
Bagaimana cara Rasulullah berdagang cukup lah sebagai
pedoman untuk kita. Michael Hart dalam bukunya “The 100:
A Ranking of the Most Influential Persons in History” (tahun
1978), menempatkan beliau sebagai orang nomor satu dalam
daftarnya. KataHart: “....Muhammad was ‘supremely successful’
in both the religious and secular realms”. Ya, Muhammad SAW
sukses sekaligus untuk urusan agama dan urusan duniawi.
9. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
260
Reputasi Nabi Muhammad dalam dunia bisnis dilaporkan
antara lain oleh Ibnu Hisyam dan Muhaddits Abdul Razzaq.
Ketika mencapai usia dewasa, Nabi memilih perkerjaan
sebagai pedagang/wirausaha. Pada saat belum memiliki
modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor
(shohibul mal) berdasarkan bagi hasil pada seorang investor
besar Makkah: Khadijah. Rasul empat kali memimpin
ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syiria, Jorash, dan
Bahrain di sebelah timur Semenanjung Arab. Lebih dari 20
tahun Nabi Muhammad Saw berkiprah di bidang wirausaha
(perdagangan), sehingga beliau dikenal di Yaman, Syiria,
Basrah, Iraq, Yordania, dan kota-kota perdagangan di Jazirah
Arab.
Sejak sebelum menjadi mudharib dari harta Khadijah, Nabi
kerap melakukan lawatan bisnis, seperti ke kota Busrah di
Syiria dan Yaman. Dalam Sirah Halabiyah dikisahkan, Ia
sempat melakukan empat lawatan dagang untuk Khadijah,
dua ke Habsyah dan dua lagi ke Jorasy, serta ke Yaman
bersama Maisarah. Ia juga melakukan beberapa perlawatan
ke Bahrain dan Abisinia. Perjalanan dagang ke Syiria adalah
perjalanan atas nama Khadijah yang kelima, di samping
perjalanannya sendiri- yang keenam-termasuk perjalanan
yang dilakukan bersama pamannya ketika Nabi berusia 12
tahun.
Di pertengahan usia 30-an, ia banyak terlibat dalam bidang
perdagangan seperti kebanyakan pedagang-pedagang
lainnya. Tiga dari perjalanan dagang Nabi setelah menikah,
telah dicatat dalam sejarah: pertama, perjalanan dagang ke
Yaman, kedua, ke Najd, dan ketiga ke Najran. Diceritakan
juga bahwa di samping perjalanan-perjalanan tersebut, Nabi
terlibat dalam urusan dagang yang besar, selama musim-
musim haji, di festival dagang Ukaz dan Dzul Majaz.
10. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
261
Sedangkan musim lain, Nabi sibuk mengurus perdagangan
grosir pasar-pasar kota Makkah.
Dalam menjalankan bisnisnya Nabi Muhammad menerapkan
prinsip-prinsip manajemen yang jitu dan handal sehingga
bisnisnya selalu untung. Nabi Muhammad SAW sudah
mengimplementasikan nilai-nilai manajemen dalam
kehidupan dan praktek bisnisnya. Ia telah dengan sangat baik
mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan
seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya.
Bagaimana gambaran beliau mengelola bisnisnya, Prof.
Afzalul Rahman dalam buku Muhammad A Trader,
mengungkapkan: “Muhammad did his dealing honestly and fairly
and never gave his customers to complain. He always kept his
promise and delivered on time the goods of quality mutually agreed
between the parties. He always showed a gread sense of
responsibility and integrity in dealing with other people”. Bahkan
dia mengatakan: “His reputation as an honest and truthful trader
was well established while he was still in his early youth”.
Berdasarkan tulisan Afzalurrahman di atas, dapat diketahui
bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang jujur
dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah
membuat para pelanggannya komplain. Reputasinya sebagai
seorang pedagang yang jujur dan benar telah dikenal luas
sejak beliau berusia muda. Bapak dan Ibu, “jujur” sering
menjadi kata yang sulit pada pedagang-pedagang.
Sebagai debitor, Nabi Muhammad tidak pernah
menunjukkan wanprestasi (default) kepada krediturnya. Ia
kerap membayar sebelum jatuh tempo seperti yang
ditunjukkannya atas pinjaman 40 dirham dari Abdullah Ibn
Abi Rabi’. Bahkan kerap pengembalian yang diberikan lebih
besar nilainya dari pokok pinjaman, sebagai penghargaan
11. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
262
kepada kreditur. Suatu saat ia pernah meminjam seekor unta
yang masih muda, kemudian menyuruh Abu Rafi’
mengembalikannnya dengan seekor unta bagus yang
umurnya tujuh tahun. “Berikan padanya unta tersebut, sebab
orang yang paling utama adalah orang yang menebus utangnya
dengan cara yang paling baik” (HR.Muslim).
Kiat berdagang tidak hanya pandai berhitung, tambah
kurang, kali mengali; yang menggunakan otak kiri (rasio).
Agar sukses sebagai pedagang, Ipo Santosa (2008) dalam
buku “Muhammad Sebagai Pedagang” menyebutkan
perlunya penggunaan otak kanan sehingga sukses sebagai
pedagang. Otak kanan adalah hal yang berkaitan dengan
emosi, keramahan, keikhlasan, syukur dan pemaknaan hidup.
Rasul telah membuktikan resep ini.
Tidak boleh menipu. Di dalama Al-Quran ada sepenggal
kalimat yang berbunyi, “Allah telah menghalalkan jual-beli.” Itu
artinya, Allah membolehkan enterpreneurship. Allah
membolehkan marketing.
Simak pula wasiat dari Robert T.Kiyosaki “Orang kaya mencari
dan membangun jaringan, sedangkan orang miskin mencari
pekerjaan” Kenapa? Sesuai dengan Hukum Metcalf, nilainya
akan menanjak secara eksponensial. Islam tidak pernah
menghalangi entrepreneur untuk mendapatkan rezeki dalam
bentuk materi. Itu adalah output akhir, setelah entrepreneur
melintasi proses yang menitikberatkan keberkahan,
kepercayaan dan silaturahim.
Berdagang demi membantu orang. Yakni membantu orang
yang membutuhkan. Orang tidak akan membeli jika tidak
membutuhkan. “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang
12. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
263
membawa manfaat sebanyak-banyaknya dan berguna bagi
sesamanya.”
.6.4. BOLEH DAN TIDAK BOLEH DALAM BERDAGANG
HASIL PERTANIAN
Barang-barang produk hasil pertanian bersifat khas, sehingga
membentuk etika perdagangan nya sendiri. Berbeda dengan
barang manufaktur, komoditas pertanian tidak seragam dan
mudah rusak. Karena itu, menjadi tantangan sendiri
bagaimana mengoperasikan tataniaganya dari produsen
sampai ke konsumen akhir, dari ladang yang berlumpur ke
meja-meja makan yang bersih kinclong. Ada dua aspek disini.
Dari aspek fisik, meliputi mulai dari panen, pembersihan,
penyortiran, packing, penyimpanan, dan pengangkutan.
Sementara dari sisi finansial - ekonomi, berlangsung proses
penawaran barang, tawar menawar harga, penyepakatan,
pembayaran, hutang piutang, dan seterusnya.
Semua ini melibatkan orang-orang. Dari hulu sampai ke hilir,
akan ada sekian transaski, sekian relasi. Dalam rantai ini
setidaknya melibatkan petani, buruh, jasa transportasi,
pedagang pengumpul, pedagang grosir, dan konsumen. Ini
semua tentu muamalah yang harus ditata. Misalnya jangan
ada gharar, ingkar janji, penipuan, informasi salah,
pembayaran ditangguhnya, utang tidak dibayar-bayar, dan
lain-lain.
Sistem tataniaga produk pertanian cenderung kompleks dan
mahal tersebab pada sifat konsentrasi-distributif produk
pertanian, tidak seperti produk industri yang proses
pemasarannya berlangsung secara distributif. Hal yang
membuat mahal adalah karena produk pertanian utamanya
pangan yang voluminous atau bulky sehingga biaya
transportasi mahal, penawaran produknya berskala kecil dan
13. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
264
tersebar, barang mudah rusak (perishable), dan karakter
barang variatif karena tergantung pada kespesifikan
geografisnya.
Berdagang mencari penghidupan mestilah dilakukan dengan
hati-hati karena selain melibatkan banyak orang, juga
melibatkan adanya penawaran, kepandaian membaca situasi,
peluang untung atau rugi, dan lain-lain. Etika dalam
berdagang berikut disusun dari berbagai ajaran baik yang
bersifat tidak langsung dari ayat suci dan hadits, serta yang
dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Satu, Dilandasi motivasi sebagai ibadah
Pada hakekatnya semua pekerjaan mesti diniatkan karena
Allah, lillahi ta’ala.“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung
pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai
dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah
dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah
dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang
ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya,
maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR.
Al Bukhari dan Muslim).
Setiap pekerjaan, dan setiap sumbangan pekerjaan tersebut
pada sistem ekonomi masyarakat, tidak berhenti sekedar
pada perolehan ekonomi. Dalam setiap aktivitas ekonomi
selalu ada unsur sosialnya. Nilai dari setiap benda yang kita
beli sering lebih tinggi dari harga yang kita bayarkan.
Misalnya, untuk seorang yang kelaparan di siang hari dan
sedang menjalankan amanah penting dari kanornya, apakah
sepiring nasi dan lauknya seharga Rp 15.000 sebanding
dengan lancarnya urusannya di hari itu? Dengan makan
siang tadi yang hanya seharga lima belas ribu, mungkin hari
14. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
265
itu Ia berhasil mendapatkan bonus dari kantor senilai sejuta
rupiah.
Rasul sudah mencontohkan. Awal beliau memulai
berdagang, saat itu usianya masih 12 tahun. Rasul berdagang
dengan mengikuti pamannya, Abdul Munthalib hingga ke
negeri Syam (Suriah). Ketika usianya menginjak 15-17 tahun,
Rasul telah berdagang secara mandiri, sampai-sampai beliau
menjadi pemimpin rombongan pedagang. Hingga akhirnya,
kecakapannya dalam berdagang mengundang perhatian
janda kaya raya Siti Khadijah. Beliau pun menikahi Khadijah
dan usaha dagangannya menjadi semakin sukses. Ya, itulah
buah dari sebuah niat yang tulus. Segala sesuatu yang
diniatkan untuk mencari ridho Allah, pasti akan
memudahkannya.
Karena berdagang adalah ibadah, maka jangan meninggalkan
ibadah yang utama. Surat Al Jumu’ah ayat 9 dan 10 selalu
mengingatkan ini: “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung”.
Dua, Bersikap jujur dan terbuka
Godaan untuk tidak jujur sangat besar dalam berdagang.
Maka Rasulullah mengingatkan: “Sesungguhnya para pedagang
(pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para
penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik
dan jujur.” (HR Tirmidzi). Hadits yang lain misalnya: “Para
pedagang adalah tukang maksiat”. Diantara para sahabat ada yang
bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan
15. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
266
jual-beli?”. Rasulullah menjawab: “Ya, namun mereka sering
berdusta dalam berkata, juga sering bersumpah namun sumpahnya
palsu” (HR Ahmad).
Namun, ketika pedagang bisa jujur, disitulah kunci
suksesnya. Rasul telah membuktikannya. Rasul justeru
semakin dikenal kejujurannya ketika berdagang. Beliau tidak
pernah mengurangi takaran timbangan, selalu mengatakan
apa adanya tentang kondisi barang, baik kelebihan ataupun
kekurangan barang tersebut. Bahkan tak jarang Rasul
melebihkan timbangan untuk menyenangkan konsumennya.
Atas kejujurannya itu, beliau pun dianugerahi julukan Al-
Amin (yakni seseorang yang dapat dipercaya).
Alquran menekankan pentingnya jujur dalam berdagang.
“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-
orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang
lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya
dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat
kerusakan.” (AsySyu’araa: 181-183). Ayat lain yang senada
dengan ini misalnyanya adalah Ar-Rahmaan ayat 9, Al-
an’aam ayat 152, serta Al-israa ayat 35.
Senada dengan ini, maka jangan melontarkan janji dan
sumpah berlebihan. Semisal memuji mutunya, keawetannya,
kelebihannya, dan lain-lain. Sumpah itu tidak baik, apalagi
sampai bersumpah palsu. Bersumpah pada sesuatu yang
belum yakin benar, jelas termasuk dusta yang dibenci Allah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus
keberkahan”.
Dalam berdagang Rasulullah SAW tidak pernah melakukan
penipuan. Diriwayatkan dari Abu Huraira RA: Rasulullah
pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan
16. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
267
tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh
sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai
pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut
terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa
kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat
melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari
golongan kami.” (HR. Muslim). Dalam hadist lain, Rasulullah
bersabda: “Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk
golongan kami. Orang yang berbuat makar dan pengelabuan,
tempatnya di neraka” (HR. Ibnu Hibban)
Dalam konteks ini, maka sebelum akad jual beli ditunaikan,
telitilah barang yang akan dibeli. Teliti sebelum membeli.
Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah
S.A.W telah melarang dua cara jual beli yaitu mulamasah
(pembeli hanya menyentuh barang jualan tanpa diteliti) dan
munabazah (yaitu pembeli melontar sesuatu kepada barang
jualan tanpa diteliti).
Muzabanah tergolong sebagai jual beli yang tidak jelas.
Artinya, barang dagangan tidak boleh hanya ditaksir-taksir,
harus ditimbang. Ini masih sering kita jumpai pada
“Pengijon” yakni pedagang gabah yang membeli padi di
sawah yang masih berdiri, biasanya sekitar 1-2 minggu
sebelum panen. Mesti nya segera dihentikan.
Muzabanah dilarang misalnya menukar kurma basah dengan
kurma kering. Karena sulitnya menilai suatu barang, maka
barter kurang dianjurkan. Sebuah hadits meriwayatkan barter
kurma bagus dengan kurma yang jelek. Namun Rasul
menasehati jangan melakukan itu. Jika ingin membeli kurma
yang baik, jual lah dulu kurma jelek tersebut dan belilah
kurma yang baik dengan hasil penjualan tadi.
17. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
268
Namun, pada satu riwayat, hukum barter diperbolehkan.
Selagi jenis komoditasnya berbeda maka perbedaan jumlah
berat maupun takaran tidaklah menjadi masalah. Namun
apabila barter yang dilakukan dengan komoditas yang sejenis
maka harus dilakukan secara tunai dan jumlahnya sama. Jika
tidak, maka akan menjadi riba. Misalkan seorang membarter
antara beras “pandan wangi” dengan beras Raskin dengan
jumlah lebih banyak. Barter boleh jika antar jenis barang
berbeda. Namun jika membarter barang yang sejenis harus
dibayar dulu secara tunai. Wallahu a’lam.
Tiga, Jual lah barang yang berkualitas
Prinsip berikutnya yang dianut oleh Rasulullah SAW dalam
berdagang yakni menjaga kualitas barang jualannya. Beliau
tidak pernah menjual barang-barang cacat. Sebab itu akan
merugikan pembeli dan bisa menjadi dosa bagi si penjual.
Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir RA, beliau mendengar
Rasul bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang
yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan” (HR.
Ibn Majah).
Namun dilarang pula menjelek-jelekan dagangan orang lain.
Jika kita hendak berdagang, sebaiknya lakukan secara benar
sesuai syariat agama. Tidak perlu kita menjelek-jelekan
dagangan orang lain dengan tujuan agar semua konsumen
lari menuju kita. Ini tergolong dosa. Rasulullah bersabda:
“Janganlah seseorang diantara kalian menjual dengan maksud
untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain” (HR Muttafaq
Alaih).
18. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
269
Empat, Ambil lah keuntungan sewajarnya
Seringkali kita jumpai pedagang yang menjual barangnya
dengan harga jauh lebih mahal dari harga aslinya. Mereka
berusaha mengambil laba setinggi mungkin tanpa
memikirkan kondisi konsumen. Cara-cara tidak terpuji ini
tidak pernah dipraktekkan Rasulullah SAW.
Sebaliknya, Nabi SAW selalu mengambil keuntungan
sewajarnya. Bahkan ketika ditanyai oleh pembeli tentang
modalnya, beliau akan memberitahukan sejujur-jujurnya.
Intinya, tujuan Nabi berdagang bukan semata-mata mengejar
keuntungan duniawi saja, tapi lebih pada mencari
keberkahan dari Allah SWT. “Barangsiapa yang menghendaki
keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu
baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia,
Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak
ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat .” (Asy-Syuraa: 20).
Pada hakekatnya, transaksi perdagangan terwujud karena
ada dua pihak saling membutuhkan. Maka, transkasi ini
mestinya juga akan saling menguntungkan kedua belah
pihak. Maka, sesuai tuntunan Rasulullah, berdagang harus
dilandasi prinsip butuh sama butuh dan suka sama suka.
Agar tercapai tujuan mulia ini, info kan kondisi barang
sejujurnya, serta capai kesepakatan bersama baik dalam
harga, jenis barang, dan cara memberikan barang tersebut
kepada pembeli. Rasulullah bersabda: “Janganlah dua orang
yang berjual-beli berpisah ketika mengadakan perniagaan kecuali
atas dasar suka-sama suka” (HR. Ahmad). “Sesungguhnya
perniagaan itu hanyalah perniagaan yang didasari oleh rasa suka
sama suka” (HR Ibnu Majah).
19. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
270
Larangan-Larangan dalam Perniagaan
Satu, Tidak menjual barang haram.
Menjual barang-barang haram jelas tidak diperbolehkan
dalam Islam, dan Nabi juga tidak pernah melakukan hal
tersebut. Maka itu, jauhilah berdagang barang-barang yang
tidak jelas kehalalannya, semisal minuman keras, rokok,
patung dan sebagainya. Rasulullah bersabda: “Perdagangan
khamr telah diharamkan” (HR. Bukhari). ”Sesungguhnya bila Allah
telah mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan sesuatu,
pasti Ia mengharamkan pula hasil penjualannya.” (HR Ahmad)
Dua, Jangan memaksa.
Fenomena yang cukup banyak terjadi di masyarakat kita,
dimana petani terpaksa menjual hasil panenya kepada
pedagang gabah hanya karena telah berhutang pupuk
sebelumnya darinya. Hadits Rasulullah menyebut bahwa
penjual dan pembeli mempunyai hak khiar yaitu kesempatan
berfikir selagi mereka belum berpisah. Ini demi menekan
ketidakjujuran.
Tiga, Jangan pura-pura membeli
Hadits diriwayatkan dari Ibnu Umar R.A katanya,
sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarang dari menjual-
beli cara najshi, yaitu pura-pura membayar dengan harga
yang lebih mahal supaya pembeli lain tertipu.
Empat, Dilarang bertransaksi di luar pasar
Diriwayatkan dari Ibnu Umar R.A katanya: “Sesungguhnya
Rasulullah S.A.W melarang menahan barang dagangan sebelum
tiba di pasaran. Ini adalah lafaz dari Ibnu Numair. Sedangkan
menurut perawi yang lain, sesungguhnya Nabi S.A.W melarang
pembelian barang dagangan sebelum dipasarkan”.
20. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
271
Lima, Dilarang menimbun barang
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud R.A katanya: Dari
Nabi SAW bahwa Rasul melarang menahan pembelian
(menimbun) barang-barang dagangan. Persoalan menimbun
ini sedikit pelik, sehingga berbagai tuduhan akhirnya sulit
dibuktikan. Saat daging sapi mencapai Rp 120 ribu sekilo
pemerintah panik. Pengusaha penggemukan (feedlot)
digerebek, diduga telah sengaja tidak memotong ternaknya,
padahal memang sapinya belum cukup gemuk. Polisi kecele.
Menimbun barang merupakan keadaan dimana seseorang
membeli barang dengan sangat banyak, lalu menyimpannya
sekian waktu, dan melepasnya saat harga melesat tinggi. Ini
perbuatan zalim. Dampaknya banyak, yakni terganggunya
mekanisme jual-beli di pasar, egois dan membunuh pedagang
lain. Diriwayatkan dari Ma’mar bin Abdullah bahwa
Rasulullah bersabda: “Tidaklah seseorang melakukan penimbunan
melainkan dia adalah pendosa.” (HR Muslim)
Enam, Dilarang menjadi calo
Beda yang pokok antara pedagang beneran dengan “calo”
adalah, “calo” tidak membayar tunai barang dagangan dan
juga tidak menyebutkan harga saat mengambil tu barang. Ini
sering terjadi pada ternak. Belantik sering membawa sapi atau
kambing peternak ke pasar tanpa meninggalkan uang
sepersepun. Harga baru diputuskan nanti setelah barang
terjual.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA katanya: Rasulullah S.A.W
melarang orang tengah (jadi calo?) mengambil kesempatan
dengan membeli barang dagangan untuk dijualkan kepada
orang kampung. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA
katanya: Kami dilarang menjual barang dagangan kepada
21. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
272
orang tengah (jadi calo) untuk dijualkan kepada orang
kampung, sekalipun orang itu saudara atau ayahnya. Dalam
ilmu tataniaga mereka disebut dengan pedagang perantara
(middlemant), namun tidak berperilaku dalam makna sebagai
pedagang sesungguhnya.
Atau, terakhir ini kita mendengar sistem penjualan barang
dengan metode dropshipping. Disini, seseorang menjual suatu
produk kepada buyer (konsumen) tanpa membeli produk
tersebut terlebih dahulu. Pembelinya dicari terlebih dahulu,
dan jika sudah ada buyer yang memesan dan membayar, baru
menghubungi agen resminya. Lalu grosir akan mengirim
barang tersebut secara langsung ke alamat buyer dengan atas
nama toko kita. Rasulullah mengingatkan agar kita tidak
menjual barang yang bukan milik kita, sebab itu bisa
merugikan pihak lain.
Hakim bin Hizam pernah bertanya pada Rasulullah
shallallahu‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, ada seseorang
yang mendatangiku seraya meminta kepadaku agar aku menjual
kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan cara terlebih
dahulu aku membelinya untuknya dari pasar?” Rasulullah
menjawab : “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada
padamu” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasai).
Tujuh, Bayar secara tunai, jangan dihutang
Pembayaran yang ditunda sangat biasa pada perdagangan
tradisional, mereka menyebutnya “hutang”. Namun, kadang
kala kondisinya sudah kelewatan. Dari hasil studi Saya
dengan para pedagang, betapa banyak pedagang yang rugi
bahkan bangkrut gara-gara piutangnya tidak dibayar
berbulan dan bertahun-tahun. Istilahnya “dikemplang” atau
“melarikan uang” pedagang lain. Bagi pedagang pengumpul
mangga dan kelapa misalnya yang modalnya terbatas,
22. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
273
piutang puluhan sampai ratusan juta yang dikemplang dapat
mematikan usahanya. Ini sering terjadi.
Ini sebenarnya bukan hutang dalam makna normal. Kalau
hutang akadnya jelas, yaitu meminjamkan uang kepada
seseorang untuk dibayarkan nanti. Namun dalam perdangan,
yang terjadi adalah pembayaran yang tertunda, yang
seringkali agak memaksa dikaitkan dengan otoritas nya yang
kuat dalam sistem dan jalur perdagangan tersebut.
Hukum tentang hutang-piutang sangat tegas. Puluhan
mungkin ratusan hadits telah mengingatkannya. Berhutang
dalam perdagangan sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap
transaksi dilakukan cash. Ada uang ada barang. Hadits
diriwayatkan dari Usamah bin Zaid RA bahwa
”Sesungguhnya riba itu terdapat dalam penangguhan bayarannya”.
Haits Rasulullah “Perak ditukar dengan emas adalah riba kecuali
diserah dan diterima pada waktu yang sama. Gandum ditukar
dengan gandum adalah riba kecuali diserah dan diterima pada
waktu tersebut. Kurma ditukar dengan kurma juga adalah riba
kecuali diserah dan diterima pada waktu yang sama”.
Pointnya adalah ada perubahan nilai karena faktor waktu.
Satu hadits perlu digarisbawahi: ”.... sesungguhnya orang yang
paling baik di antara kamu atau orang yang terbaik di antara kamu
adalah orang yang paling baik ketika membayar hutang”.
Perdagangan yang Berkeadilan
Sebagaimana dibahas di bagian lain buku ini, ada
kecenderungan bahwa berbagai trend berfikir dan bersikap
yang lahir dari kalangan akademis dan penggiat begitu
banyak yang sejalan dengan ghiroh Islam. Di antaranya
adalah penerapan pertanian ramah lingkungan. Demikian
pula dengan perjuangan kepada perdagangan adil.
23. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
274
Para ahli, pemerhati, dan kaum akademis yang bekerja
dengan hati yang suci telah dituntun ke arah ghiroh
Islam, meskipun mereka bukan Muslim; sehingga
lahirlah konsep “pertanian ramah lingkungan”,
“perjuangan hak azasi petani”, “Animal Welfare”,
“GAP”, “perdagangan adil, dan lain-lain…….
Perdagangan berkeadilan (fair trade) adalah sistem
perdagangan alternatif yang menjalankan prinsip-prinsip
tertentu untuk mencapai kesetaraan dalam perdagangan
internasional. Idenya mungkin diawali dari tata perdagangan
di level dunia, namun prinsip ini juga relevan untuk
diterapkan pada level lokal. Sistem perdagangan adil timbul
sebagai reaksi terhadap sistem perdagangan bebas yang
meminggirkan petani dan perajin di negara berkembang.
Perdagangan berkeadilan bisa disebut sebagai kritik terhadap
mudhoratnya “perdagangan bebas”. Secara ideologis
keduanya berbeda. Perbedaan utamanya adalah karena fair
trade lebih luas perhatiannya dari hanya sekedar aspek
ekonomi, namun juga kemanusiaan dan lingkungan.
Usaha awal fair trade diinisiasi tahun 1940-an dan 1950-an
oleh NGO. Setiap barang yang diperdagangkan harus
memperoleh label yang diterbitkan beberapa organisasi
sertifikat perdagangan berkeadilan (Fairtrade certifiers) yaitu
Fairtrade International, IMO dan Eco-Social. Intinya, melalui
pengaturan perdagangan ini ingin diperbaiki nasib petaninya
dan pra pelaku perdagangan di dalamnya. Fokus fair trade
adalah produsen lemah di negara berkembang yang tidak
dapat berkompetisi langsung di pasar terbuka. Mereka
membutuhkan dukungan khusus.
Inilah bedanya dengan konsep free trade. Fair trade
memperhatikan aspek ekonomi, kemanusiaan, dan juga
24. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
275
lingkungan. Mengawasi kesejahteraan produsen, lingkungan
kerja yang sehat, keadilan gender, HAM, dan juga kelestarian
lingkungan. Bukan melulu mengurusi harga, tapi pada
pembangunan masyarakat dan bagaimana agar petani dan
produsen kecil sustain dan untung. Menjamin hak-hak
produsen dan pekerja yang terpinggirkan dengan harga yang
menguntungkan di tingkat produsen. Strategi utama membeli
langsung dari petani atau koperasi tani dan produsen lokal,
sehingga mereka memperoleh manfaat yang paling besar dari
apa yang telah mereka produksi. Bagian
untuk broker dikurangi bahkan kalau perlu dihilangkan.
Keuntungan terbesar diupayakan untuk produsen. Produsen
kecil dibela, sehingga tetap dapat hidup dan menguntungkan
dari sistem perdagangan yang berjalan.
Ada sepuluh prinsip perdagangan berkeadilan (fair trade)
yang sungguh “Islami banget”, yaitu:
1. Menciptakan peluang bagi produsen kecil,
2. Bersifat trasnparan dan bertanggung jawab,
dimana produsen menyampaikan karakter dan kualitas
barangnya secara jujur, sehingga tidak perlu broker dan
iklan yang menyedot biaya besar,
3. Tidak semata-mata mengejar keuntungan, namun perduli
pada kesejahteraan sosial, ekonomi dan lingkungan bagi
produsen kecil,
4. Adil dalam pembayaran,
5. Tidak memperkerjakan anak-anak dan buruh paksa,
6. Mengutamakan kesetaraan gender dan kebebasan
berserikat bagi produsen,
7. Memiliki tempat kerja yang sehat,
8. Meningkatkan kapasitas produsen,
9. Aktif mensosialisasikan perdagangan yang berkeadilan,
dan
25. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
276
10. Menghormati keseimbangan ekologis.
Organisasi yang perduli dengan ini di Indonesia adalah
Forum Fair Trade Indonesia (WFTO). Mereka rutin bersama-
sama dengan organisasi konsumen untuk meninjau dan
menilai praktek kerja produsen, untuk melihat bagaimana
kesehatan dan kelayakan lingkungan tempat kerja, apakah
misalnya menggunakan buruh anak, dan lain-lain.
Berapa batas mengambil keuntungan dalam berdagang
berdagang?
Satu fatwa menyatakan tidak ada batasan tertentu, karena itu
termasuk rizki Allah. Namun, jika ada orang yang
memonopoli barang, hanya dia yang menjualnya, lalu
dia mengambil keuntungan besar-besaran dari masyarakat,
maka ini tidak halal baginya. Ini sama dengan bai’ al-
Mudhthor, artinya menjual barang kepada orang yang sangat
membutuhkan. Karena ketika masyarakat sangat
membutuhkan benda tertentu, sementara barang itu hanya
dia yang punya, tentu orang akan membeli juga berapapun
harganya. Dalam kasus ini, pemerintah bisa melakukan
pemaksaan harga, pemerintah berhak untuk turut campur
dan membatasi keuntungan yang wajar baginya.
Lalu, sesuai pendapat Prof. Dr. Sulaiman Alu Isa (Guru besar
di Universitas King Saud), tidak ada masalah dengan
tambahan harga untuk suatu barang dagangan, selama bukan
makanan, sehingga termasuk ihtikar (menimbun barang)
yang hukumnya terlarang. Hanya saja, selayaknya tidak
keluar dari harga normal, sehingga termasuk penipuan, yang
menyebabkan pembeli memiliki hak pilih setelah jual beli.
Sebagian ulama menetapkan batasannya adalah sepertiga.
Berdasarkan sabda Nabi yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim: “Sepertiga, dan sepertiga itu sudah banyak.”
26. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
277
Diriwayatkan tentang Urwah RA yang menjual salah satu
kambingnya dengan 1 dinar, padahal dia membeli dengan 1
dinar untuk 2 ekor kambing. Sehingga dia mendapat satu
kambing. Dan Nabi merestui perbuatan Urwah, bahkan
mendoakannya dengan kebaikan.
Namun, untuk barang kebutuhan pokok masyarakat,
mengambil untung berlebihan termasuk penipuan.
Konsumen yang membeli barang terlalu mahal punya hak
‘khiyar ghabn’ (khiyar karena harga yang sangat tidak layak).
Kita catat pendapat Prof. Dr. Sulaiman Alu Isa di atas, bahwa
tidak ada masalah dengan menentukan margin suatu barang
dagangan, selama bukan makanan. Bro and Sis, sekali lagi
lihat, makanan beda. Berdagang bahan makanan harus beda
hukum dan perlakuannya.
Wallahu a’lam bish shawwab.
******
27. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
278
SUMBER BACAAN
Terima kasih untuk seluruh penulis yang karya-karyanya telah Saya
gunakan sebagai referensi dalam buku ini. Semoga ini dicatat
sebagai amal ibadah untuk Bapak, Ibu dan rekan-rekan semua, ….
aamiin.
Bab II. Islam dan Pertanian
Sumbangan Islam Bagi Dunia Pertanian. 4 Jan 2012.
http://zainurihanif.com/....
Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Pertanian Dalam
Prespektif Islam. http://abuabdilbarr.wordpress.com
Teknologi Pertanian di Era Keemasan. http://zainurihanif.com
Salah Zaimeche. 2002. A review on: Muslim Contribution to
Agriculture. https://muslimheritage.com/...
Frederick B. 1980. The Mind of the Middle Ages. Third edition
revised. The University of Chigao Press, US.
Zohor Idrisi. 2005. The Muslim Agriculture Revolution and its
Influence on Europe. Foundation for Science
Technology and Civilisation. FSTC Limited.
Kisah petani di surga. http://abuabdilbarr.wordpress.com/....
Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah. Muroji’: Tamasya Ke Surga.
Jakarta: Darul Falah.
Al-Qur’an Dan Pertanian: Alqur’an Bukan Buku Sains. Juli 2010.
http://abuabdilbarr.wordpress.com/...
Sumbangan Islam Bagi Dunia Pertanian. 4 Januari 2012.
http://zainurihanif.com/....
28. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
279
Alasan Hujan Enggan Turun Dilihat Dari Kacamata Islam.
https://www.boombastis.com/...
Karl W. Butzer, Juan E Mateu,Elisabeth K. Butzer, Pave1
Krausg. 1985. Irrigation Agrosystems in Eastern
Spain:Roman or Islamic Origins? Annuals of the
Association ofAmerican Geographers, 75(4), 1985, pp
479-509
Joni Tamkin Borhan, Muhammad Ridhwan Ab. Aziz. 2009.
Agriculture And Its Contribution FromThe Islamic
Economics Perspective. Jurnal Teknologi, 50(E) Jun
2009: 69–86. Universiti Teknologi Malaysia. DOI:
10.11113/jt.v50.184
Nurizal Ismail. 2017. Optimization of Agricultural Land: A
Lessonfrom Islamic Economics.Al-Iktisab: Journal of
Islamic Economic Law. Volume 1 - Number 2 -
November 2017
Michael Decker. 2009. Plants and Progress: Rethinking the
Islamic Agricultural Revolution. Journal of World
History, Volume 20, Number 2, June 2009, pp. 187-
206. University of Hawai'i Press. DOI:
10.1353/jwh.0.0058
Islam and Ecology. https://www.interfaithsustain.com/...
Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pertanian Dalam
Prespektif Islam. 22 Juni 2007.
http://abuabdilbarr.wordpress.com/....
Berkebun menurut Al Quran. 2 Agutus 2013. http://petani-
kaya.blogspot.com/...
Kisah-kisah petani.http://abuabdilbarr.wordpress.com/...
Pertanian yang dilarang. 22 Juni 2007.
Surat Yaasiin sebagai Pedoman Ilmu Pertanian Modern dan Islami,
20 Juli 2013. http://petani-kaya.blogspot.com/...
Memakmurkan Bumi dengan Surat Yaasiin.
http://wiki.wikitani.com/....
29. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
280
Umar Said. Ada apa dengan Petani dan Tuhan.
http://hminews.com/....
Sumbangan Islam Bagi Dunia Pertanian. 4 Januari 2012.
http://zainurihanif.com/....
Kebunku kebun Al-quran. http://wiki.wikitani.com/....
Hayu S. Prabowo. Konservasi Air Dalam Perspektif Islam. 3
Maret 2015. https://mui-lplhsda.org/.....
Didin Hafidhuddin dan Bahagia. Konsep air, sanitasi dan
kebersihan dalam perspektif Islam. 3 Maret 2015.
https://mui-lplhsda.org/...
Bab III. Menjalankan Pertanian: Bertani yang Islami
Saat Utsman bin Affan Membeli “Sumur Yahudi” untuk Umat
Islam. 23 Desember 2018. https://islam.nu.or.id/...
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. 1993. Halal dan Haram
dalam Islam. Alih bahasa H. Mu'ammal Hamidy.
Penerbit: PT Bina Ilmu,
Imam Jamaksari. 2016. Sewa Tanah Perspektif Hukum Islam:
Studi komprataif Imam Syafii dan Ibnu Hazm. UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. http://digilib.uin-
suka.ac.id/...
Menghitung Zakat Tambak. 14 Agustus 2010.
https://ekonomi.kompas.com/...
Zakat Hasil Pertambakan. https://tarjih.or.id/....
Rizqo Hidayat. 2016. Zakat Usaha Perikanan.
http://muamalahsatuiainsnjcrb.blogspot.com/....
Guidelines on IslamicFinancing for Agriculture. Agricultural
Credit Department, Islamic Banking Department.
State Bank of Pakistan
30. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
281
Shohibuddin M. 2019. Wakaf Agraria: Signifikansi Wakaf bagi
Agenda Reforma Agraria. Baitul Hikmah, Sajogyo
Institute, dan Magnum Pustaka Utama.
Islamic Development Bank. 2018. 2018 Annual Report:
empowering people for sustainable future.Islamic
Development Bank.
Wakaf sebagai Instrumen Reforma Agraria.
https://rumahbacakomunitas.org/.....
Epi Yuliana. 2008. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bagi Hasil
Penggarapan Kebun Karet Di Desa Bukit Selabu,
Kabupaten Musi Banyuasi, Sumsel. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Shukri Ahmad and Musa Yusuf Owoyemi. 2012. The Concept
of Islamic Work Ethic: An Analysis of Some Salient Points
in the Prophetic Tradition. International Journal of
Business and Social Science Vol. 3 No. 20 [Special
Issue – October 2012].
Sharecropping: Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0
Unported. http://creativecommons.org/...
Nuzhat Iqbal. 2000. The Concept of Land Ownership in Islam and
Poverty Alleviation in Pakistan. The Pakistan
Development Review 39: 4 Part II (Winter 2000) pp.
649–662.
Siraj Sait and Hilary Lim. Land, Law and Islam: Property and
Human Rights in the Muslim World. UN-Habitat and
Zed Books London and New York
Lecture 22: Islamic influences on Western Agriculture.
https://hort.purdue.edu/...
Eko Ruddy Cahyadi, MK Widjajakusuma, Ali Ftahoni.
Membangun Masyarakat Baru Agribisnis di Indonesia.
Sartono Kartodirjo. 2000. Beberapa Pengaruh Islam terhadap
Budaya Jawa. Paper pada Seminar Pengaruh Islam
terhadap Budaya Jawa, 31 November 2000.
31. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
282
Husna Ahmad OBE. Islamic Farming: A Toolkit for Conservation
Agriculture. Global One, One Humanity.
Salah Zaimeche. Agriculture in Muslim civilisation: A Green
Revolution in Pre-Modern Times.
http://muslimheritage.com/...
Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pertanian Dalam
Prespektif Islam. 22 Juni 2007. Website: Pertanian dan
Islam.
Ahmad Mudrik. 2009. Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Perjanjian Bagi Hasil Sistem Seton Pada Pohon Wolo Di
Desa Sumurgung Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.
JIPTIAIN.
Tahukah Kamu Islam Pelopor Revolusi Hijau Abad Pertengahan. 12
Januari 2012. www.pejuangilmy/...
Meyakinkan Umat, Berdagang Itu Syariah. 24 August 2009.
Tamzis.
This Is The Muslim Scientists Creation Of Agricultural Equipment.
1 Maret 2012. www.fimadani.com
Abu Ibrahim Muhammad Ali. Hukum Gadai dalam Islam.
https://abusalman1430.wordpress.com/. 13 Februari
2010.
Pertanian dalam Al Quran. 3 Nov 2009.
https://agribusiness4d.wordpress.com/
M. Taufik NT. Hukum Islam Seputar Tanah: Pengelolaan Tanah
Pertanian yang Terlarang.
https://mtaufiknt.wordpress.com/
Najma Mohamed. Green Islam. A World of Green Muslims
https://aworldofgreenmuslims.wordpress.com/
Kedudukan pertanian dalam ekonomi syariah. 11 Juni 2010.
http://luphluph-luphluph.blogspot.com/....
32. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
283
Abu Muawiah. Enaknya Jadi Petani. 19 Juni 2010.
https://abangdani.wordpress.com/....
Abdurrahman HRD. 2011. Pertanian pada Abad Keemasan Islam.
6 Des 2011.
https://percikankehidupan.wordpress.com/...
Agribisnis Peternakan Berbasis Syariah. 24 Des 2008.
http://dekizulkarnain.wordpress.com
Manajemen Agribisnis dalam Syariah Islam. 11 Oktober 2010.
http://r1anchr1s.wordpress.com/.
M. Taufik. NT. Hukum Islam Seputar Tanah: ‘Usyriyyah dan
Kharajiyyah. http://mtaufiknt.wordpress.com
Gadai dalam Islam. http://ekonomisyariat.com/
Hukum Gadai: Agunan Dalam Islam (Rahn).
http://jacksite.wordpress.com/
Kholid Syamhudi. Gadai dalam Fikih Islam. 12 Mei 2011.
http://pengusahamuslim.com/
M. Shiddiq Al-Jawi. Hukum Pertanahan Menurut Syariah Islam.
http://khilafah1924.org
Amir Syam Marsuki. 2011. Makalah Hukum Pertanahan
Menurut Syariat Islam. UIN Alauddin Samata-Gowa
Zakat Penjualan Tanah. http://www.syariahonline.com
U Maman K. Hukum-Hukum Seputar
Tanah.http://www.pusbangsitek.com
Muhammad Arifin Badri. Menyewakan Tanah Pertanian.
http://almanhaj.or.id. 31 Mei 2012.
Teknologi Pertanian di Era Keemasan. http://zainurihanif.com
Masalah Bagi Hasil Sawah. http://www.salaf.web.id
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Gadai Tanah Di Kec.
Kabila. http://hariansejarahku.blogspot.com
Sewa Menyewa Tanah, Sama Dengan Riba?
http://imamuna.wordpress.com
Sewa Tanah Pertanian menurut Yusuf al-Qardawi.
https://docplayer.info/...
33. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
284
Muzara'ah yang Tidak Dibenarkan.http://media.isnet.org
Bekerja dengan Jalan Bercocok-Tanam. http://media.isnet.org
The Concept of Work in Islam. http://turntoislam.com
Honesty and Hard Work. http://www.iqra.net/...
Hadith Explanation: Hard Work. 19 January 2014.
http://dailyhadith.adaptivesolutionsinc.com/
Umrotul Khasanah. 2019. Islamic Financial Innovation in
Agriculture,Facilitate Farmer Access to Obtain
Food Production Financing. International Journal
of Engineering & Technology, 8 (1.9) (2019) 477-
482
Mahmudul Hasan. Islam and Professionalism: In Search of
Excellence. 24 March 2013.
http://www.onislam.net
Baber Johansen.2001. The Islamic Law on Land Tax and Rent: The
Peasants' Loss of Property Rights as Interpreted in the
Hanafite Literature of the Mamluk and Ottoman
Period.Journal of Law and ReligionVol. 15, No. 1/2 (2000
– 2001).
Bagaimana Islam Memuliakan Petani?13 September 2013.
http://www.republika.co.id
Menyewakan Tanah Pertanian.http://almanhaj.or.id 31 Mei 2012
Hukum Menggadaikan Lahan Sawah.
http://mediaislamnet.com31 October 2010
Larangan dalam Syarat-Syarat Pertanian dan Sewa-Menyewa
Sawah atau Kebun.29 November 2008.
http://alislamu.com
Hukum Pertanahan Dalam Islam. http://www.mykhilafah.com
Menyusuri Kemajuan Pertanian dalam Sejarah Islam. 10 Agustus
2010. http://www.republika.co.id
Pertanian pada Abad Keemasan Islam.
http://www.maiyah.net
34. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
285
Ekaterina Pravilova. 2011. The Property of Empire: Islamic Law
and Russian Agrarian Policy in Transcaucasia and
Turkestan. Kritika: Explorations in Russian and
Eurasian HistoryVol 12-2, Spring 2011 (New Series)
Ekonomi Syariah Terapan dalam Bidang Pertanian Organik. 1
October 2013. http://ekonomi.kompasiana.com
Nashih Nashrulla. Bagaimana Islam Memuliakan Petani? 13
September 2013. http://www.republika.co.id/berita/
Ilmu Tanah Pertanian Islam. 7 Mei 2013.
http://ekonomi.kompasiana.com
Ada Apa dengan Petani dan Tuhan. 2 Januari 2010.
http://hminews.com/...
Pertanian Dan Islam: Kisah Petani Di Surga. 1 Juli 2007.
http://abuabdilbarr.wordpress.com
Al-Qur’an Dan Pertanian: Alqur’an Bukan Buku Sains. 30 Juli
2010. http://abuabdilbarr.wordpress.com
Komoditas Pertanian Yang Termasuk Barang Ribawi. 17 Juni 2010.
http://abuabdilbarr.wordpress.com
Kisah Sahabat Yang Berinvestasi 600 Pohon Kurma. 29 Mar 2011.
http://abuabdilbarr.wordpress.com
Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Pertanian Dalam
Prespektif Islam. 22 Juni 2007.
http://abuabdilbarr.wordpress.com
Agribisnis Peternakan Berbasis Syariah.
https://dekizulkarnain.wordpress.com/
M. Shiddiq Al-Jawi. Hukum Pertanahan Menurut Syariah Islam.
http://khilafah1924.org/....
Ahmad Sarwat. Masalah Bagi Hasil Sawah.
http://www.salaf.web.id
Batasan Mengambil Keuntungan.
https://pengusahamuslim.com/...
Kholid Syamhudi. Gadai Dalam Fiqih Islam. 12 Mei 2011.
http://pengusahamuslim.com/.....
35. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
286
Hukum Gadai/Agunan Dalam Islam (Rahn). 3 Juli 2007.
http://jacksite.wordpress.com/....
Panduan Zakat. https://baznas.go.id/panduanzakat
Perbandingan Zakat Petani dan Pedagang. https://islami.co/...
Menghitung Zakat Hasil Pertanian dan Perkebunan. 28 December
2012. https://zakat.or.id/...
Menghitung Zakat Pertanian. 3 April 2013. https://zakat.or.id/....
Uci Hadiyanto. Zakat Pertanian. 14 Oktober 2018.
https://tanahkaya.com
Inilah Adab Mempekerjakan Orang. Harian Republika. Feb 2012.
https://www.republika.co.id/...
Tenaga Kerja Dan Upah Dalam Perspektif Islam.
https://pengusahamuslim.com/....
Raghib As-Sirjani. Hak Buruh Dalam Islam.
http://Islamstory.com
Abdul 'Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada. 2006. Ensiklopedi Etika
Islam: Begini Semestinya Muslim Berperilaku. Maghfirah
Pustaka
Agama Islam di Indonesia. 4 Juli 2009.
http://dahlanforum.wordpress.com/...
Islamic Development Bank. 2018 Annual Report:
Transformation In A Fast-Changing World: A Road To
Sustainable Development Goals. https://www.isdb.org/...
Muhammad Hakimi, Amira Ajeerah. 2013. Farmers' Practices
in Developing Agricultural Land in Malaysia: is There an
Islamic Microfinance Solution? Journal Tazkia Islamic
Finance and Business Review, Malaysia.
DOI: 10.30993/tifbr.v8i2.67
Ishrat Hossain, Aliyu Dahiru Muhammad, Binta Tijjani Jibril,
Simeon Kaitibie. 2018. Support for smallholder farmers
through Islamic instruments: The case of Bangladesh and
lessons for Nigeria. International Journal of Islamic and
36. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
287
Middle Eastern Finance and Management.
https://www.emerald.com/....
Umrotul Khasanah. Islamic Financial Innovation in
Agriculture, Facilitate Farmer Access to Obtain Food
Production Financing. Science Publishing
CorporationPublisher of International Academic
Journals. https://www.sciencepubco.com/...
M Hakimi, Mohd Shafiai , Mohammed Rizki Moi. Financial
Problems among Farmers in Malaysia: Islamic Agricultural
Finance as a Possible Solution. http://www.ccsenet.org/...
Jamal, Erizal; Tri Pranadji; Aten M. Hurun; Syahyuti; Adi
Setyanto; Roosgandha E. Manurung; dan Yusuf
Nopirin. 2001. Struktur dan dinamika penguasaan lahan
pada komunitas lokal. Laporan Penelitian PSE no. 526,
Bogor.
Ajeng Wahyu Puspitasari. Optimizing productive land waqf
towards farmers prosperity.
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jiae.2017.007.01.7
Evenson, Robert E. and Prabhu Pingali. 2007. Handbook of
Agricultural Economics. Elsevier Pub.
Bab IV. Sosial Ekonomi Pertanian Islam
Amartya Sen and Amaryta K. Sen. 1982. The Food Problem:
Theory and Policy. Third World Quarterly Vol. 4, No. 3
(Jul., 1982), pp. 447-459. Published by: Taylor & Francis,
Ltd. https://www.jstor.org/stable/3990688
Said Aqiel Siradj. Ketahanan Pangan dalam Perspektif Fikih.
2 Juli 2011. http://id.beritasatu.com/...
IMF Tak Suka Pemerintah Thailand Beli Beras Petani 50% Lebih
Mahal. 12 Nov 2013. https://finance.detik.com/...
Bunte F, Hans D. Eds. 2009. The Food Economy: Global issues
and challenges. https://doi.org/10.3920/978-90-8686-687-8
37. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
288
Kinsey J. 2001. The New Food Economy: Consumers, Farms,
Pharms, and Science.. American Journal of Agricultural
Economics. 83.
Qard Al Hasan, Pembiayaan Tepat Untuk Petani Miskin. 7 Januari
2014. http://www.iaei-pusat.org/...
E. Gumbira Said dan Yayuk Eka. Agribisnis Syariah,
Manajemen Agribisnis Dalam Perspektif Syariah Islam.
E. Somantri. Agribisnis Konvensional vs Agribisnis Syariah. 24
Maret 2011. http://entissomantri.wordpress.com/.
Al-Qur’an dan Pertanian: Alqur’an Bukan Buku Sains. 30 Juli
2010. http://abuabdilbarr.wordpress.com/
Afriza Hanifa. Kisah Pria Pemilik Dua Kebun. 23 September
2013. http://www.republika.co.id/
Al-Ustadz Abu Muhammad Harits. Kisah Para Petani Dan
Tuan-Tuan Kebun. http://forumsalafy.net/.
Ada Apa dengan Petani dan Tuhan. http://hminews.com
Agribisnis Peternakan Berbasis Syariah.
http://dekizulkarnain.wordpress.com
Fiqih dan Pertanian. http://abuabdilbarr.wordpress.com/....
Kisah-kisah Petani. http://abuabdilbarr.wordpress.com/....
Scheltema, A.M.P.A. 1985. Bagi Hasil di Hindia Belanda.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Mubyarto. 2003. Pelaksanaan Sistem Ekonomi Pancasila Di
Tengah Praktek Liberalisasi Ekonomi di Indonesia. Makalah
Kuliah Umum Ekonomi Pancasila di Universitas
Negeri Semarang (UNNES). Semarang, 9 Januari 2003.
(http://www.tokohindonesia.com/... 14 April 2005).
Mubyarto. 2002. Ekonomi Rakyat Indonesia. Artikel Th. I No. 1,
Maret 2002. (http://www.ekonomirakyat.org/...., 14
april 2005).
Mubyarto. 2002. Ekonomi Pancasila. Yogyakarta, BPFE-UGM.
38. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
289
Mubyarto. 1981. Mencari Bentuk Ekonomi Indonesia:
Perkembangan Pemikiran, 1965-1981. Jakarta: PT
Gramedia.
Bab V. Makan dan Minum sesuai Islam
J. A. Mollett. 1986.The state of food andagriculture in
Islamiccountries. Food Policy, November 1986.
Makanan dan Minuman Dalam Islam.
https://ekafajrie.blogspot.com
Minuman Halal Dalam Islam Beserta Dalilnya.
https://dalamislam.com/...
Hukum Islam tentang Makanan dan Minuman. 26 Februari
2011.https://rajinsekolah.com
Persyaratan Sertifikasi Halal MUI. http://www.halalmui.org
Belanja Rokok Jadi Pengeluaran Terbesar Ketiga Setelah Pangan. 7
Maret 2017. https://lifestyle.kompas.com
Bahtsul Masail tentang Hukum Merokok. 19 Januari 2009.
https://islam.nu.or.id/…
M Shahbandeh. Global halal market - Statistics and Facts. 14
Januari 2019.
Aris Munandar. Adab-Adab Makan Seorang Muslim. 7 Mei 2008.
https://muslim.or.id/...
Adab Makan dan Minum Dalam Islam. 30 Januari 2015.
https://www.rumahzakat.org/en/.....
Vina Agustina. Catat! Ini 22 Adab Makan Dan Minum Dalam
Islam. 20 September 18.
https://muslimobsession.com/...
Irham Taufik. Adab Makan Dalam Islam Ternyata Membuat Sehat
Dan Lebih Menambah Nikmat. 11 November 2019.
https://www.mqfmnetwork.com/....
39. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
290
FD Larasati dan A Oktano.Adab Makan Dan Minum Seorang
Muslim Ditinjau Dari Segi Kesehatan.
https://medicalzone.org/.....
Hadits Dhaif: Makan Sebelum Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang.
https://muslim.or.id/....
Memasak Islami Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW. 28 Desember
2015. http://www.aktual.com/,
Wiwik Setiawati. Ketahui 6 Adab dalam Memasak Agar Makanan
Lebih Berkah. 28 Desember 2015.
https://www.infoyunik.com
Adab Memasak. Februari 2014.
http://coratcoretdumay.blogspot.com
Cara Memasak Sehat dan Tidak Merusak Gizi.
https://doktersehat.com
Tips Memasak Agar Gizi Dalam Makanan Tidak Hilang. 20 Okt
2015. https://indonesiainformation.org
Basics for Handling Food Safely. https://www.fsis.usda.gov
The Best Cooking Methods to Keep Nutrients Intact. 1 Nov
2017.https://greatist.com
NS Palupi, FR Zakaria dan E Prangdimurti.2007. Pengaruh
Pengolahan terhadap Nilai Gizi Pangan. Modul e-
Learning ENBP, Departemen Ilmu & Teknologi
Pangan-Fateta-IPB 2007. https://www.academia.edu
Fimela. Sifat Seseorang Dipengaruhi Oleh Makanan. 23 Apr 2013.
https://www.fimela.com/beauty-health/
Benarkah sifat dan perilaku anak sangat tergantung dari apa yang
dia makan? https://miranda-irandabio.blogspot.com/
40. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
291
Bab VI. Adab Berdagang dalam Islam
Muhammad Afifuddin. Jual Beli Sesuai Tuntunan Nabi.
http://ittibausalafpress.blogspot.com
Abu Zubair. Jual Beli yang Dilarang Dalam Islam.
http://abuzubair.wordpress.com
15 Cara Berdagang Rasulullah Agar Sukses dan Berkah.
https://dalamislam.com
Asako Yurihime. Perdagangan dan Perekonomian Nabi
Muhammad SAW. https://asakoyurihime.blogspot.com
Ippho Santosa. 2008. Muhammad Sebagai Pedagang. Elex Media
Komputindo, Jakarta
Islam and fair trade. http://www.fairtrade.org.uk/...
Afzalurrahman. 2000. Muhammad sebagai Seorang Pedagang.
Judul asli: Muhammad as Trader. Penerbit Yayasan
Warna Bhumy, Jakarta
M. Miftahul Arifin. Kontroversi Sejarah Masuknya Islam ke
Indonesia. 3 Januari 2009.
http://arievanick.blogspot.com/…
Muhammad Husnil. Rekonstruksi Sejarah Masuknya Islam ke
Jawa. Resensi atas Sumanto Al Qurtuby, Arus Cina-
Islam-Jawa: Bongkar Sejarah Atas Peranan Tionghoa dalam
Penyebaran Agama Islam di Nusantara Abad XV dan XVI.
http://islamlib.com/.
Wali Songo. http://tagtag.com/walisongo/....
*****
41. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
292
Bio Data PENULIS:
Syahyuti, lahir di Padang Pariaman tahun 1967, tepatnya di
Desa Sungai Asam, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung. Sejak
tahun 1992 bekerja sebagai peneliti bidang Sosiologi Pertanian
pada Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
(PSE-KP), di Bogor.
Pendidikan sarjana bidang Komunikasi dan Penyuluhan
Pertanian diselesaikan di IPB tahun 1991, lalu melanjutkan
pendidikan master di bidang Sosiologi Pedesaan juga di IPB
dan tamat tahun 2002. Terakhir, gelar doktor bidang Sosiologi
diperoleh dari Universitas Indonesia tahun 2012. Jika dirunut
ke belakang, sekolah SD dulu di SDN Sungai Asam, lanjut
SMPN Sicincin, dan menyelesaikan SMA di SMAN Lubuk
Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.
Alhamdullillah, saat ini ia telah dikaruniai istri (Indri
Wulandari, SP) dan tiga cowok keren: Muhammad Dzikry
Aulya Syah, Muhammad Isra Abyan Syah, dan Muhammad
Iyaz Lazuardy Syah. Boleh kontak melalui email:
yutisyahyuti@gmail.com
42. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
293
BUKU, di antaranya:
2003 Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan: strategi
pengembangan dan penerapannya dalam penelitian
pertanian. Buku Puslitbang Sosek Pertanian, Badan Litbang
Pertanian. Bogor. 2003. 123 halaman. ISBN 979-3566-06-X
2005 Nizwar Syafaat; Ketut Kariyasa; Syahyuti; Azhari; M.
Maulana. 2005. Pandangan Pusat Analisis Sosial Ekonomi
dan Kebijakan Pertanian terhadap kinerja kebijakan subsidi
pupuk selama ini dan perbaikannya ke depan. Buku, 34
halaman. PSE-KP, Bogor. 2005. ISBN: 979-3566-45-0.
2005 Benny Rachman; Muchari; Pepi Nursusilawati; Ketut
Kariyasa; Adang Agustian; Syahyuti. 2005. Gula Aren di
Banten. Buku. Diterbitkan BPTP Banten, Serang. Badan
Litbang Pertanian. 83 halaman.
2006 Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan
Pedesaan dan Pertanian: Penjelasan Tentang Konsep, Istilah,
Teori Dan Inikator Serta Variabel. PT Bina Rena Pariwara,
Jakarta. 2006. 262 halaman. ISBN: 979-9056-92-6
2007 H. Triyanto dan Syahyuti. Memodernkan Petani Indonesia:
Kajian Konsep Dan Praktek Pembangunan Pertanian.
Penerbit CV Bina Rena Pariwara, Jakarta. Tahun 2007. ISBN:
978-979-9056-97-9. 144 halaman.
43. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
294
2012 Syahyuti; Ashari; N.K. Agustin; S. Nuryanti; dan A.M.
Arrozi. 2012. 35 tahun berkarya untuk petani: sinopsis
penelitian PSE-KP periode 1976-2010. Pusat sosial ekonomi
dan kebijakan pertanian, badan litbang pertanian. IAARD
Press, 2012. ISBN: 978-979-3566-94-8. 173 halaman.
2012 Syahyuti. 2012. Islamic Miracle of Working Hard: 101
Motivasi Islami Bekerja Keras. Penerbit Manna dan Salwa,
Jakarta. 2011. ISBN: 978-602-98350-2-1.
2012 Syahyuti. 2012. Tangan-tangan yang Dicium Rasul: Nasihat
Islami tentang Bekerja Keras. Depok, Pustaka Hira, 2011.
ISBN: 978-602-99973-0-9.
2011 Syahyuti. 2011. Gampang-Gampang Susah Mengorganisasikan
Petani: Kajian Teori dan Praktek Sosiologi Lembaga dan
Organisasi. PT Penerbit IPB Press, 2011. 194 halaman. ISBN:
978-979-493-386-2
2014 Syahyuti. 2014. Empat Puluh Inovasi KelembagaanAdopsi
Inovasi Badan Litbang Pertanian: Catatan perjalanan 40
Tahun Badan Litbang Pertanian. AARD Press, 2014
2014 Syahyuti. 2014. Mau Ini apa Itu? Komparasi Konsep, Teori
dan Pendekatan dalam Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan (125 versus 125). PT Naga Kusuma media Kreatif
(Amplitudo Media Science), Jakarta. Anggota IKAPI No
469/DKI/XI/2013. 978-602-1379-04-2. Xxx+396 halaman.
2015 Syahyuti dkk. 2015. Organisasi Kesejahteraan Petani. Bogor:
IPB Press.
44. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
295
2016 Syahyuti dkk 2016. Temuan-Temuan Pokok dan
Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian: Hasil-
Hasil Penelitian PSEKP tahun 2015. Jakrta, IAARD Press.
2018 Andi Amran Sulaiman, Agung Hendriadi, Ir. Erizal Jamal,
Bambang Pamuji Maha Matahari Eddy Purnomo,
Suharyanto, Antarjo Dikin, Sujarwanto, Hermanto,
Syahyuti, Suci Wulandari, Sudi Mardianto, Vyta Wahyu
Hanifah. 2018 Pelayanan Publik Transparan, Efisien dan
Kredibel. Jakarta, IAARD Press.
2018 Andi Amran Sulaiman, Erizal Jamal, Baran Wirawan,
Bambang Budhianto, Bambang Sayaka, Syahyuti, Suci
Wulandari, Wiji Astutiningsih. 2018. Benih Unggul Jurus
Sukses Swasembada Pangan. Jakarta, IAARD Press.
2018 Andi Amran Sulaiman, Syahyuti, Benny Rachman,
Hermanto, MP Wahyudi Syamsir Torang, Suci Wulandari.
2018. Transformasi Bantuan Pangan. Jakarta, IAARD Press.
2018 Syahyuti. 2018. Harapan dari Tanah Objek Reforma Agraria
(TORA) untuk Perluasan Lahan Pertanian dan
Kesejahteraan Petani. Dalam Tahlim Sudaryanto dkk. 2018.
Eds. Buku Bunga Rampai "Ragam pemikiran menjawab isu
45. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
296
aktual pertanian". Jakarta, IAARD Press.
2018 Andi Amran Sulaiman, Sam Herodian, Agung Hendriadi,
Erizal Jamal, Abi Prabowo, Agung Prabowo, Lilik Tri
Mulyantara, Uning Budiharti, Syahyuti, Hoerudin. 2018.
Revolusi Mekanisasi Pertanian Indonesia. Jakarta, IAARD
Press.
2018 Andi Amran Sulaiman, Erizal Jamal, Syahyuti, I Ketut
Kariyasa, Suci Wulandari, Syamsir Torang, Hoerudin, Farid
Bahar, Sam Herodian, Gardjita Budi, Baran Wirawan. 2018.
Menyangga Pangan Jakarta. Jakarta, IAARD Press.
2018 Andi Amran Sulaiman, Syahyuti, Sumaryanto, Ismeth
Inounu, Sri Kuntarsih, Sumarmi, Siswoyo. 2018. Asuransi
Pengayom Petani. Jakarta, IAARD Press.
2018 Andi Amran Sulaiman, Pantjar Simatupang, Irsal Las,
Erizal Jamal, Hermanto, I Ketut Kariyasa, Syahyuti,
Sumaryanto, Suwandi, Kasdi Subagyono.2018. Sukses
Swasembada: Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia
20145. Jakarta, IAARD Press.
46. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
297
JURNAL ilmiah, di antaranya:
1995.Keterasingan sosial dan eksploitasi terhadap buruh nelayan.
Majalah Forum Agro Ekonomi Vol 12 No 1 Tahun 1995.
1995.Pendekatan kelompok dalam pelaksanaan program
pembangunan pertanian di pedesaan: suatu tinjauan
kelembagaan. Majalah Forum Agro Ekonomi Vo. 12 no. 1
tahun 1995.
1996.Pengaruh Perkembangan Teknologi terhadap Perubahan
Interaksi Sosial Masyarakat Nelayan. Majalah Forum Agro
Ekonomi Vol 14 No. 2 tahun 1996.
1998.Beberapa karakteristik dan perilaku pedagang pemasaran
komoditas hasil-hasil pertanian di Indonesia. Majalah Forum
Agro Ekonomi Vol 16 No. 1 tahun 1998.
1999.Keragaan subsistem tetaniaga ternak peternakan di indonesia:
suatu analisa soiologis pelaku pemasaran komoditas
peternakan. Majalah warta zoa vol. 8 no. 1 tahun 1999.
puslitbang peternakan, bogor.
1999.Penelusuran aspek ekonomi pada pondok pesantren dan
peluang pengembangannya. FAE vol 17 no 2 desember 1999.
2001.Pengaruh politik agraria terhadap perubahan pola penguasaan
tanah dan struktur pedesaan di Indonesia. Majalah Forum
Agro Ekonomi Vol 19 No. 1 Juli 2001.
2002.Ikatan genealogis dan pembentukan struktur agraria: studi
kasus pada masyarakat pinggiran hutan di Kec. Palolo, Kab.
47. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
298
Donggala, Sulteng. Majalah Jurnal Agro Ekonomi Vol 20 No 1
Mei 2002.
2002.Masalah pertanahan di Indonesia dan implikasinya terhadap
tindak lanjut pembaruan agraria. Majalah Forum Agro
Ekonomi Vol. 20 No. 2 Desember 2002.
2002.Penelitian kelembagaan dan organisasi pertani di Puslit Sosek
Pertanian. Bultein agro ekonomi vol 2 no 4 agustus 2002.
2002.Reforma agraria dan masa depan pertanian. Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Vol. 21 No. 4 tahun 2002.
2003.Peran Strategis Departemen Pertanian terhadap Rforma Agraria
di Indonesia dalam Konteks Otonomi Daerah. Majalah
Analisis Kebijakan Pertanian (AKP) Vol. 1 no. 4 tahun 2003.
2003.Syahyuti. Alternatif Konsep Kelembagaan Untuk Penajaman
Operasionalisasi Dalam Penelitian Sosiologi. Majalah Forum
Agro Ekonomi Vol. 21 No. 2 Desember 2003.
2004.Pemerintah, Pasar, dan Komunitas: Tiga Faktor Penting dalam
Pengembangan Agribinis di Pedesaan. Forum Agro Ekonomi
vol 22 no.1 tahun 2004.
2004.Syahyuti. Kendala Pelaksanaan Landreform Di Indonesia:
Analisis Terhadap Kondisi Dan Perkembangan Berbagai
Faktor Prasyarat Pelaksanaan Reforma Agraria. Majalah
Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol. 22 No. 2 Desember
2004.
2004.Syahyuti. Perbaikan Sistem Bagi Hasil Sebgai Strategi
Prospektif Reforma Agraria. Majalah Analisis Kebijakan
Petanian Vol 2 No. 2 tahun 2004.
2005.Syahyuti. Pembangunan Pertanian Dengan Pendekatan
Komunitas: Kasus Rancangan Program Primatani. Forum
Penelitian Agro Ekonomi Vol. 23 No. 2 Des 2005. ISSN: 0216-
4361
2006.Syahyuti. Kebijakan Lahan Abadi Untuk Pertanian Sulit
Diwujudkan. Majalah Analisis Kebijakan PertanianVol. 4 No.
2 Juni 2006.Pusat analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. ISSN: 1693-2021.
48. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
299
2006.Syahyuti. Nilai-Nilai Kearifan Pada Konsep Penguasaan Tanah
Menurut Hukum Adat Di Indonesia. Majalah Forum Agro
Ekonomi Vol. 24 No. 1 Tahun 2006. ISSN: 0216-4361
2006.Syahyuti. Pembaruan Agraria Dan Kebutuhan Lahan Untuk
Pembangunan Pertanian: Memadukan Aspek Landreform
Dengan Aspek Non Landreform Dalam Kebijakan
Pembaruan Agraria. Jurnal Analisis Sosial, AKATIGA
Bandung Vol. 11 No. 1 April 2006. ISSN: 1411-0024
2007.Syahyuti. Kebijakan pengembangan GAPOKTAN sebagai
kelembagaan ekonomi di pedesaan. Majalah Analisis
Kebijakan Pertanian Vol 5 No 1 Maret 2007. ISSN: 1693-2021.
Akreditasi No: 45/AKRED-LIPI/P2MBI/9/2006.
2007.Syahyuti. Penerapan Pendekatan Pemberdayaan Dalam
Kegiatan Pembangunan Pertanian: Perbandingan Kegiatan
P4K, PIDRA, P4MI, Dan Primatani. Majalah Forum Agro
Ekonomi Vol. No. 2 Tahun 2007. ISSN: 0216-4361. Akreditasi:
Kep LIPI No 65/Akred-LIPI/P2MBI/12/2006.
2008. Syahyuti. Peran Modal Sosial (Social Capital) dalam
Perdagangan Hasil Pertanian. MajalahForum Agro Ekonomi
Vol.26 No.01 2008. Akreditasi: Kepala LIPI No. 65/Akred-
LIPI/P2MBI/12/2006. ISBN: 0216-4361.
2010.Syahyuti. Lembaga Dan Organisasi Petani Dalam Pengaruh
Negara Dan Pasar. Majalah Forum Agro Ekonomi Vl 28 No. 1
Juli 2010. ISSN: 0216-4361. Terakreditasi A No:
170/AU1/P2MBI/08/2009
2011.Syahyuti. Delandreformisasi Sebagai Gejala Anti Landreform di
Indonesia: Karakter, Penyebab, dan Upaya untuk
Pengendaliannya Majalah Forum Agro Ekonomi Vol 29 No 2
Desember 2011. ISSN: 0216-4361. Terakreditasi A No:
170/AU1/P2MBI/08/2009.
2011.Syahyuti. Paradigma Kedaulatan Pangan dan Keterlibatan
Swasta: Ancaman Terhadap Pendekatan Ketahanan Pangan
(?). Majalah Analisis Kebijakan Pertanian Vol 9 No. 1 Maret
2011. ISSN: 1693-2021. Terakreditasi B LIPI No:
197/AU1/P2MBI/08/2009.
49. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
300
2012.Syahyuti. Kelemahan Konsep Dan Pendekatan Dalam
Pengembangan Organisasi Petani: Analisis Kritis Terhadap
Permentan No. 273 Tahun 2007. Majalah Analisis Kebijakan
Pertanian Vol 10 No. 2Juni 2012. ISSN: 1693-2021.
Terakreditasi B LIPI No: 197/AU1/P2MBI/08/2009.
2012.Syahyuti. Pengorganisasian Secara Personal Dan Gejala
Individualisasi Organisasi Sebagai Karakter Utama
Pengorganisasian Diri Petani Di Indonesia. Majalah Forum
Agro Ekonomi Vol. 30 No.2 Desember 2012. ISSN: 0216-4361.
Terakreditasi No: 444/AU2/P2MBI-LIPI/08/2012.
2013.Syahyuti. Implementasi Agribisnis Kerakyatan Di Kementerian
Pertanian. Warta Penelitian Dan Pengembangan Pertanian.
Vol. 35 No. 6 Tahun 2013. ISSN: 0216-4427
2013.Syahyuti. Pemahaman Terhadap Petani Kecil Sebagai Landasan
Kebijakan Pembangunan Pertanian. Majalah Forum Agro
Ekonomi Vol. 31 No. 1 Juli 2013. ISBN: 0216-4361.
Terakreditasi No: 444/AU2/P2MBI-LIPI/08/2012.
2014.Syahyuti. Peran Strategis Penyuluh Swadaya Dalam Paradigma
Baru Penyuluhan Pertanian Indonesia.
2015.Syahyuti, Sunarsih, Sri Wahyuni, Wahyuning Kusuma Sejati,
Miftahul Azis. 2015. Kedaulatan Pangan sebagai Basis untuk
Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional. Forum Penelitian
Agro Ekonomi Vol 33 No 2 Desember 2015. No. ISSN 0216-
4361. Terakreditasi LIPI No 643/AU3/P2MI-LIPI/07/2015.
2015.Syahyuti. Farm Land Policy in Indonesia for Young Generation.
International Seminar on Cultivating the Young Generation of
Farmer with Farmland Policy Implications. Mardi, Serdang,
Selangor, Malaysia. May 26-28, 2015
http://ap.fftc.agnet.org/ap_db.php?id=437)
2015.Syahyuti. Modernisasi Penyuluhan Pertanian Di Indonesia:
Dukungan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 terhadap
Eksistensi Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di Daerah.
Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian Volume 14 Nomor 2,
Desember 2016. ISSN 1693 – 2021 . SSN: 1693-
2021Terakreditasi LIPI Sertifikat Nomor: 672/Akred/P2MI-
LIPI/07/2015
50. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
301
2016.Syahyuti. Relevansi Konsep dan Gerakan Pertanian Keluarga
(Family Farming) serta Karakteristiknya di Indonesia. Forum
Penelitian Agro Ekonomi Vol 34 No 2 Desember 2016. No.
ISSN 0216-4361. Terakreditasi LIPI No 643/AU3/P2MI-
LIPI/07/2015.
2016 Syahyuti 2016. Kedaulatan pangan sebagai basis untuk
mewujudkan ketahanan pangan nasional. Forum Penelitian
Agro Ekonomi FAE Vol 33, No 2 (2015)
2018 Syahyuti 2018. Fenomena global akuisisi lahan (land
grabbing) dan dampaknya bagi kesejahteraan petani lokal.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. FAE Vol 36 No 1 tahun
2018.
2018 Sirnawat E, Syahyuti 2016. Evolusi inovasi pembangunan
pertanian di badan litbang pertanian: dari transfer teknologi
ke sistem inovasi. Forum Penelitian Agro Ekonomi. FAE Vol
36 No 1 tahun 2018.
2019 R. Suryanti, Sumardjo, Syahyuti, P. Tjitropranoto. The
business capacity of broiler farmers in the partnership
business pattern. Journal of The Indonesian Tropical Animal
Agriculture / Faculty of Animal and Agricultural Sciences-
Diponegoro University and Indonesian Society of Animal
Agriculture. https://doi.org/10.14710/jitaa.44.3.314-322
Leaflet:
Peta Pemikiran
Lembaga (institution)
dan Organisasi
(organization)
menurut Perspektif
Sosiologi
51. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
302
BLOG, di antaranya:
1. Terminal blog -
http://webblogsyahyuti.blogspot.com/
2. Catatan regulasi seputar pertanian -
http://syahyutiregulasipertanian.blogspot.com/
3. Serba-Serbi Korporasi Petani -
https://syahyutikorporasi.blogspot.com/
4. Web Pribadi -http://websyahyuti.blogspot.com/
5. Lembaga dan organsiasi -
http://syahyutilembagaorganisasi.blogspot.com
6. Sosiologi Pedesaan, Pertanian dan Agraria -
http://sosiologipedesaan.blogspot.com/
7. Sama dan Beda, Mitos dan Fakta -
http://mitosfaktasyahyuti.blogspot.com/
8. Sosiologi Pedagang dan Perdagangan -
http://pedagangsyahyuti.blogspot.com/
9. Catatan kecil Sosiologi -
http://kuliahsosiologi.blogspot.com/
10. Definisi, variabel, indikator, dan pengukuran dalam
Ilmu Sosial - http://syahyutivariabel.blogspot.com/
52. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
303
11. Data dan fakta petani -
http://syahyutipetani.blogspot.com/
12. Data dan fakta penyuluhan pertanian -
http://syahyutipenyuluhan.blogspot.com/
13. Bahan-bahan presentasi pribadi -
https://www.slideshare.net/syahyuti/
14. Buku Mau ini Apa Itu -
http://mauiniapaitusyahyuti.blogspot.com/
15. Buku Islamic Miracle of Working Hard -
http://syahyutialasan.blogspot.com/
16. Buku 30 Konsep Pembangunan Pedesaan dan
Pertanian -
http://konseppedesaanpertanian.blogspot.com/
******