Perkembangan agama islam di indonesia mulai dari penyebaran agama islam di indonesia sampai kerajaan kerajaan islam yang berkembang di Indonesia sendiri. mampu menyebar hingga pelosok nusantara
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Islam di Indonesia
1. 1
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
THE DEVELOPMENT OF ISLAM IN INDONESIA
Vallian Rheza Fernanda
Departement of Industrial Engineering, ,Faculty of Industrial Technology, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
vallianfernando@gmail.com
ABSTRAK
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme,
Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan
Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai
di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan
sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena
Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada
kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat
mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan. Umat Islam di
Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Islam masuk ke negeri ini dengan jalan damai sesuai
dengan misi Islam sebagai agama rahmatan li al-‘ālamīn. Ada lima teori masuknya Islam ke
Nusantara, terutama jika dilihat dari aspek tempat asal pembawanya, yaitu teori Arab, teori C ina,
teori Persia, teori India, dan teori Turki. Adapun strategi penyebaran Islam di Nusantara dilakukan
melalui jalur perdagangan, dakwah, perka-winan, pendidikan, dan islamisasi kultural. Tokoh yang
merupakan sentra penyebaran Islam di Nusantara ialah para ulama dan raja/sultan. Di tanah Jawa,
ulama penyebar Islam tergabung dalam wadah Wali Songo.
2. 1
I. PENDAHULUAN
Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang
lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat,
dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat
perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh
Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh
Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai.
Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot.
Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat
melakukan peran politik. Misalnya, saaat mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari
kekuasaan Sriwijaya.
Menjelang berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang
bernama Samudra Pasai. Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran
Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka.
Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478
mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada
tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak
sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di
luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan
Gowa, dan kesultanan Banjar.
Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan
tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai
saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman juga keseluruh pelosok pelosok di Negara
Indonesia..
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan
tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang
para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :
ا ِكاَِاهَ في د ين ا انِْ َِديِنَِ اناُّ شَ ا ِدَ يفِيا ا ادِنِي اَافارِ لااَّاَُ اِ ادَاما ِْ َاّللِ نِدِي َِِْانَِا ا ا ِْاَاْا اِ لِْداْ الا ا ِا ِْاِصفا ا اِهِ ا َاّلل ِْ َمينِ َليمٌِ
3. 2
Artinya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
II. PEMBAHASAN
Metode Penyebaran Agama Islam di Indonesia
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang
Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra
Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia).
Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan
menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang
dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian
wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam.
Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari
masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali
mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3 .Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di
Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran
pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur
adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean,
Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti
sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. 3
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau
Jawa, misalnya kesultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam.
Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal
yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara
melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di
Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan
dialakukan secara damai melalui beberapa cara berikut :
1. Perdagangan
2. Pendidikan
3. Kultural / Dakwah
4. Seni Budaya
5. Tasawuf
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari peran ulama dan
pedagang, raja/bangsawan, dan para adipati. Di Pulau Jawa, Islam berkembang melalui beberapa periode
yang saling berkesinambungan. Adapun periode-periode tersebut adalah :
1. Periode 1, Penyebaran Islam dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishak, Ahmad
Jumadil Qubra, Muhammad Al-Magribi, Malik Israil, Muhammad Al-Akbar, Maulana
Hasanuddin, Aliyuddin, dan Syeikh Subakir.
2. Periode 2, Penyebaran diambil alih oleh Raden Rahmat (SUnan Ampel), Ja`far Siddiq (Sunan
Kudus), dan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
3. Periode 3, Setelah beberapa ualam meninggal, maka dalam periode ini, penyebaran Islam
digantikan oleh Raden Paku (Sunan Giri), Raden Said (Sunan Kalijaga), Raden Makhdum Ibrahim
(Sunan Bonang), dan Raden Qasim (Sunan Drajat).
4. Periode 4, Penyebar Islam selanjutnya adalah Jumadil Kubra dan Muhammad Al-Maghribi dan
kemudian dilanjutkan oleh Raden Hasan (Raden Patah), dan Fadhillah Khan (Falatehan).
5. 4
5. Periode 5, Pada periode ini, posisi Raden Patah digantikan oleh Sunan Muria, karena Raden Patah
sudah menjadi Sultan Demak.
Seiring berjalannya waktu, juga mulai terbentuk banyak Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia,
Antara lain:
1. Kerajaan Samudera Pasai
Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudra
Pasai. Pendiri kerajaan ini sekaligus menjadi raja pertama bernama Sultan Malik al
Saleh. Letak kerajaan berada di daerah Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe.
Kemudian pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat untuk melanjutkan
pemerintahan ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Mahmud. Pada tahun 1326
Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra pasai
dipimpin oleh Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa
pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudra Pasai mendapat kunjungan Ibnu Batuta,
utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta menceritakan bahwa Samudra Pasai merupakan
bandar utama pelabuhan yang sangat penting. Karena di pelabuhan ini menjadi tempat
bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa oleh para pedagang dari dalam dan
luar negeri (India dan Cina).
2. Kerajaan Aceh
Aceh sering juga disebut dengan serambi mekah. Inilah sejarah singkat mengenai
kerajan Aceh. Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, setelah berhasil
melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Kerajaan Aceh kemudian diperintah oleh Sultan
Alauddin Riayat Syah. Aceh mencapai kebesaran pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda. Pada masa ini, banyak pedagang dari daerah lain yang datang ke Aceh
untuk membeli hasil buminya. Peninggalan kebudayaan pada masa pemerintahan
Iskandar Muda yaitu masjid Baiturrahman.
Setelah Iskandar Muda wafat digantikan oleh Sultan Iskandar Thani. Tata pemerintahan
Aceh diatur dalam undang-undang yang disebut Adat Mahkota Alam. Berdasarkan tata
pemerintahan tersebut, wilayah Aceh dibagi dalam wilayah sagi dan wilayah pusat
kerajaan. Setiap sagi terdiri dari sejumlah mukmin dan dikepalai oleh panglima sagi
yang disebut hulubalang besar. Sebagai negara Islam, Aceh disebut Serambi Mekah
6. 5
karena Aceh menjadi pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara dan untuk
memperdalam Islam lebih dahulu belajar ke Aceh untuk mendapatkan dasar Islam yang
kuat.
Masyarakat Aceh dikelompokkan dalam golongan Teuku, yakni golongan
masyarakat bangsawan, dan golongan Tengku, yakni golongan agama. Penghasilan
Kerajaan Aceh didapat dari penarikan pajak dan cukai yang terdiri dari beberapa
macam antara lain pajak pasar dan cukai intan. Dalam bidang sastra, Aceh banyak
melahirkan tokoh-tokoh, antara lain Syamsuddin Pasai, Hamzah Fansyuri, Nuruddin ar-
Raniri, dan Abdul al-Rauf. Nuruddin ar-Raniri mengarang Bustanus Salatin (taman
raja-raja dan adat istiadat Aceh serta ajaran Islam). Abdul al-Rauf dari Singkel (Syeikh
Kuala) membuat tafsir Alquran dalam bahasa Melayu. Ia menentang aliran heterodoks
(makhluk yang diciptakan sebagai penampilan dari penciptanya). Aliran yang dianutnya
adalah aliran ortodoks, yakni Allah pencipta dan makhluk ciptaan-Nya tidak dapat
mengetahui keadaan-Nya. Setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda, tidak ada pengganti
yang bijaksana sehingga menyebabkan kemunduran Aceh. Selain itu, mundurnya
perdagangan Aceh akibat Malaka jatuh ke tangan Portugis sehingga pedagang Islam
beralih ke Demak juga menyebabkan kemunduran Aceh.
3. Kerajaan Demak
Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan Islam Demak. Demak merupakan
kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Pendiri kerajaan ini bernama Raden Patah. Ia
sebenarnya adalah salah seorang bupati di kerajaan Majapahit yang berkedudukan di
Demak dan telah menganut Islam. Kekuasaan Majapahit ketika itu sudah lemah.
Keadaan ini mendorong Raden Patah untuk mendirikan kerajaan Islam Demak. Dengan
berdirinya kerajaan Islam Demak berarti Raden Patah telah melepaskan diri dari
pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdirinya kesultanan Demak mendapat dukungan pula
dari daerah-daerah lain di Jawa Timur yang sudah Islam seperti Jepara. Tuban dan
Gresik.
Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Di
samping itu Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam. Apalagi setelah malaka
Jatuh (dikuasai) oleh Portugis (1511), maka kedudukan dan peranan Demak semakin
penting.
7. 6
Kemudian pada tahun 1518 Raden Patah Wafat. Ia digantikan oleh putranya yaitu
Pati Unus. Pemerintahannya hanya berlangsug selama 3 tahun karena setelah itu ia
wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak dipimpin oleh Sultan Renggono, Adik Pati
Unus.
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, Demak tetap antipati terhadap penjajah
Potugis. Apalagi Portugis terus meluaskan jajahannya hingga ke Jawa Barat. Pada tahun
1522 Portugis datang ke Sunda Kelapa, pelabuhan utama kerajaan Pajajaran. Portugis
menjalin kerjasama dengan raja Pajajaran dengan membuat kesepakatan untuk
menghadapi pasukan Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng di
SundaKelapa
Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan tentaranya dipimpin oleh
Fatahilah untuk mengusir dan menghancurkan Potugis yang menduduki Sunda kelapa.
Fatahillah beserta tentaranya berhasil mengusir orang-orang Portugis dan menguasai
Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi
Jayakarta.
Setelah wafatnya Sultan Trenggono Timbullah pertentangan di kalangan keluarga
sendiri. Petentangan bersumber pada siapa yang berhak mewarisi kerajaan. Berakhirnya
kerajaan Islam Demak setelah Pangeran Adiwijoyo atau Joko Tingkir berhasil
mengalahkan Arya Penangsang suka bertindak sewenang-wenang, sehingga banyak
adipati yang menentang tindakannya tersebut. Joko Tingkir kemudian memindahkan
keraton Demak ke Pajang (tahun 1568. Dengan demikian tamatlah riwayat Kerajaan
Demak.
4. Kerajaan Pajang
Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini adalah Sultan
Adiwijoyo atau Joko Tingkir. Ia berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia
kemudian menindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa berdirinya kerajaan Islam Pajang erat kaitannya dengan kerajaan
Demak.
Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir adalah seorang yang suka menghargai
pendukung atau pengikut yang turut bertempur bersamanya sewaktu menghadapi Arya
8. 7
Penangsang. Mereka yang telah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi hadiah
penghargaan. Kedua orang yang dinilai sangat berjasa yaitu Kiai Ageng Pemanahan
dihadiahi tanah di Mataram (sekitar Kotagede, dekat Yogyakarta). Sedangkan Kiai
Panjawi dihadiahi tanah di Daerah Pati. Mereka sekaligus diangkat menjadi bupati di
daerahnya.
Kiai Ageng Pemanahan yang menjadi Bupati Mataram mempunyai seorang putra
bernama Sutowijoyo. Ia memiliki bakat di bidang kemiliteran. Sutowijoyo lebih dikenal
sebagai Senapti Ing Alaga (Panglima Perang). Karena itu setelah Kiai Ageng
Pemanahan wafat pada tahun 1575, pemerintahan dilanjutkan oleh Sutowijoyo,
putranya.
Dalam perkembangnya di Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah Sultan
Adiwijoyo wafat pada tahun 1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto (dari
Demak) mencoba merebut kekuasaan dari Pangeran Benowo yang ketika itu menjadi
penguasa Pajang menggantikan ayahnya, Sultan Adiwijoyo. pangeran Benowo meminta
bantuan Sutowijoyo dalam menghadapi Arya Pangiri. Perebutan kekuasaan yang
dilakukan Arya Pangiri tidak berhasil. Kemudian Pangeran Benowo menyerahkan
kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya yang bernama Sutowojoyo karena tidak
mampu lagi melanjutkan pemerintahan. Kemudian oleh Sutowijoyo pusat pemerintahan
dipindahkan ke Mataram. Dengan demikian tamatlah kerajaan Pajang.
5. Kerajaan Mataram Islam
Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini bernama
Sutowijoyo yang bergelar Panembahan Senopalti Ing Alaga Sayidin
Pantagama. Letak kerajaan ini berada di Kotagede, Sebelah tenggara kota Yogyakarta.
Ketika memerintah dikerajaan Mataram, banyak bupati yang ingin melepaskan diri dari
kekuasaannya. Diantara para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaannya
adalah bupati Ponogorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan, Surabaya, Cirebon dan Galuh.
Namun upaya mereka untuk melepaskan diri tidak behasil karena Sutowijoyo dikenal
memiliki keahlian di bidang kemiliteran berhasil mengatasi semua pemberontakan
tersebut.
Pada masa pemerintahan kerajaan Islam Mataram mencapai kemajuan yang pesat di
bidang petanian, agama dan kebudayaan, Mataram ketika itu merupakan kerajaan
9. 8
terhormat dan disegani tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di pulau-pulau lainnya.
Karya sastra berupa buku berjudul Sastra Gending merupakan hasil karya yang
ditulis oleh Mas Rangsang sendiri. Wayang sebagai kesenian yang digemari rakyat
berkembang pesat pula.Pada masa pemerintahan Mas Rangsang (tahun 1633)
ditetapkan perhitungan tahun Islam didasarkan bulan. Oleh sebab itu Mas Rangsang
sebagai raja yang lebih terkenal dengan sebutan Sultan Agung.
6. Kerajaan Banten
Pada tahun 1552 berdiri kerajaan Islam Banten. Pendiri kerajaan ini bernama
Hasanuddin. Ia naik tahta menjadi raja di Banten setelah memperoleh mandat dari
ayahnya Fatahillah. Seperti telah kita ketahui bahwa Fatahillah pada mulanya
menguasai daerah Sunda Kelapa, Cirebon dan Banten.
Hasanuddin seperti juga ayahnya, giat menyiarkan agama Islam. Pada waktu itu
kerajaan Pakuan Pajajran masih menganut agama Hindu. Kerajaan Islam Banten di
bawah pemerintahan Hasanuddin makin hari makin kuat kedudukannya. Sementara itu
kerajaan Pakuan makin terjepit dan lemah. Meskipun demikian ia tidak memanfaatkan
untuk menyerang kerajaan Pakuan Pajajaran. Tetapi Hasanuddin meluaskan
pengaruhnya ke Lampung. Bahkan kemudian ia menikah dengan putri Sultan Indrapura.
Oleh mertuanya Hasanuddin dihadiahi tanah di daerah Selebar.
Setelah Hasanuddin wafat digantikan oleh putranya bernama Pangeran Yusuf. Ia
meluaskan daerah kekuasaannya dan menaklukan Pakuan Pajaran (tahun 1579).
Kemudian pada thaun 1580 Pangeran Yusuf wafat.
Setelah wafatnya Pangeran Yusuf, Kerajaan Islam Banten dipimpin oleh Maulana
Muhammad. Pada tahun 1596 Maulana Muhammad berusaha meluaskan daerah
kekuasaannya dengan mencoba menaklukan Palembang yang ketika itu menjadi
saingan Banten di bidang perdagangan. Pada waktu itu Palembang diperintah oleh Ki
Gede Ing Suro yang berasal dari Surabaya. Palembang nyaris jatuh ketangan Maulana
MUahammad dan pasukannya. Tetapi karena Maulana Muhammad gugur di tengah
pertempuran, maka serangan dihentikan dan tetara Banten ditarik mundur kembali ke
Banten.
10. 9
Setelah Maulan Muhammad wafat timbul persoalan di kalangan kerajaan karena
yang seharusnya menggantikannya adalah putranya, Abdul Mufakkir. Tetapi pada
waktu itu Abdul Mufakkir baru berumur 5 bulan. Maka pemerintahan sementara
dipegang oleh seorang mangkubumi. DAlam perkembangannya kemudian muncul
orang kuat bernama Pangeran Ranamenggala yang mengendalikan Banten
mendampingi Abdul Mufakkir yang belum dewasa. Renamenggala wafat tahun 1624.
Kejayaan kerajaan Banten berlangsung sekitar tahun 1600. Pada waktu itu banten
merupakan bandar pelabuhan terbesar. Banyak pedagang dari dalam dan luar pulau
Jawa singgah untuk membeli maupun menjual lada, cengkeh, dan pala.
Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi sejak masa pemerintahan Sultan Abdul
Mufakkir di mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan
sempitnya ruang gerak kerajaan Islam Banten. Walaupun demikian semangar rakyat
Banten yang anti penjajah Belanda tetap menyala.
7. Kerajaan Gowa-Tallo
Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan seperti Gowa,
Bone, Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam perkembangannya kerajaan Gowa dan Tallo
mengalami kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan
letak kerajaan ini sangat strategis dan menguntungkan yakni terletak di tengah-tengah
lalu-lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku. Kedua kerajaan yaitu Gowa dan Tallo,
yang rajanya telah menganut agama Islam bersepakat menyatukan kerajaan mereka
menjadi kerajaan Islam Makassar. Rajanya bernama Sultan Alauddin. Ia semua
bernama Daeng Manrabia, raja Gowa. Sedangkan Mangkubumi bernama Sultan
Abdullah. Ia semua bernama karaeng Matoaya, raja Tallo.
Disamping memimpin pemerintahan, raja dan mangkubumi kerajaan Islam
Makassar tersebut sangat giat pula dalam menyiarkan agama Islam. Oleh karena
usahanya itu, Maka Makassar menjadi sebuah kerajaan Islam yang sangat kuat. Daerah
kekuasaanya tidak hanya meliputi sebagian besar Sulawesi dan Pulau-pulau sekitarnya,
melainkan juga sampai di bagian timur Nusa Tenggara.
Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah Sultan
11. 10
hasanuddin berkuasa (tahun 1654-1669). Ia adalah salah seorang cucu Sultan Alauddin,
pendiri kerajaan Islam Makassar. Sultan Hasanuddin terkenal sangat gigih dalam
menentang penjajah Belanda. Ketika Belanda dengan VOC-nya meminta kepada Sultan
Hasanuddin agar melarang rakyatnya berdagang di Maluku, karena hal itu dianggap
pelanggaran monopoli. maka Sultan hasanuddin dengan tagas menjawab: "Tuhan
menciptakan dunia ini untuk kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan
menyangka bahwa Allah mengecualikan pulau-pulau Maluku yang jauh dari tempat
bangsa tuan ini semata-mata untuk perdagangan tuan".
Penjajahan belanda terus berupaya untuk menaklukan Sultan Hasanuddin. Pada
waktu itu sedang terjadi perselsihan antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka, raja
Bone dan Soppeng. Keadaan ini dimanfaatkan Belanda dengna menerapkan politik adu
domba. Belanda dalam hal ini memihak Aru Palaka dan secara bersama memerangi
Sultan Hasanuddin. Kemudian berkobar pertempuran hebat (tahun 1666-1669) antar
Belanda (VOC) beserta Aru Palaka di satu pihak dengan Sultan Hasanuddin, dan
Malaka Sultan Hasanuddin terdesak dan Makasar hampir jatuh ke tangan Belanda.
Akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia membuat perjanjian damai yang dikenal dengan
perjanjianBongaya(1667).
Walaupun perjanjian telah disepakati, namun Belanda yang licik selalu melanggar
perjanjian dengan bertindak sewenang-wenang. Hal ini membangkitkan kembali
kemarahan Sultan Hasanuddin. Kemudian ia mengangkat senjata kembali memerangi
Belanda.
Dalam peperangan ini Sultan Hasanuddin mendapat tekanan hebat dari pasukan
Belanda, maka akhirnya pada tahun 1669 Sultan Hasanuddin terpaksa menyerah dan
Makassar pun dikuasai penjajah Belanda. Meskipun demikian dalam diri orang-orang
Makassar tetap tumbuh semangat anti penjajahan. karena itu banyak diantara merek
yang pergi merantau ke Madura, Banten dan sebagainya membantu daerah-daerah yang
masih berperang melawan Belanda.
8. Kerajaan Ternate dan Tidore
Pada abad ke-13 di Maluku telah berdiri beberapa kerajaan seperti ternate, Tidore,
Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, ternyata kerajaan ternate dan
Tidore yang berkembang lebih maju. Hal ini disebabkan hasil buminya yang berupa
12. 11
rempah-rempah terutama cengkeh. Banyak pedagang dari kepulauan Nusantara dan
Timur tengah yang pergi berlayar ke Ternate. Para saudagar membawa barang-barang
dagangan berupa pakaian, beras dan sebagainya untuk dipertukarkan dengan rampah-
rempah.
Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam
perkembangannya kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini
dipimpin oleh Sultan Harun. Pada masa pemerintahannya orang-orang Portugis banyak
yang datang berdagang di Maluku. Tetapi mereka sering berbuat onar seperti
melakukan monopoli dagang secara paksa, bertindak sewenang-wenang, mencampuri
urusan pemerintahan dalam negeri. Akibatnya sering terjadi pertempuran antara
penduduk Maluku dengan orang-orang Portugis. Akhornya pada tahun 1570 Portugis
dengan Sultan Ternate sepakat untuk melakukan perjanjian damai melalui perundingan.
Tetapi Portugis menipu Sultan Harun sewaktu berada dalam perundingan, ia pun
dibunuh oleh orang Portugis atas suruhan gubernur mereka.
Sementara itu di kerajaan Tidore agama Islam pun bekembang pesat. Seperti halnya
Ternate, kerajaan Tidore berubah menjadi kerajaan Islam Tidore yang dipimpin oleh
sultan Tidore. Kedua kerajaan ini pada mulanya hidup berdampingan secara damai,
saling menghormati kedaulatan masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis dan
Spanyol kedua kerajaan ini diadu domba. Sehingga nyaris terjadi petentangan yang
menjurus perang. Untung saja kedua pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka tidak
mau diadu domba dengan bangsa sendiri. Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-
membahu dalam menghadapi Portugis.
13. 12
III. KESIMPULAN
Proses masuknya Agama Islam di Indonesia sangat berdampak banyak bagi kemajuan dan
perkembangan masyarakat penduduk . Dan sampai saat ini, Agama Islam pun menjadi Agama mayoritas
terbanyak di Indonesia mencapai 90%. Dikarenakan proses masuk melalui banyak cara sangat diterima
positif oleh masyarakat Indonesia kala itu.
Proses islamisasi tidak mempunyai awal yang pasti dan juga tidak berakhir. Islamisasi lebih
merupakan proses berkesinambungan yang selain mempengaruhi masa kini, juga masa yang akan dating.
Islam telah dipengaruhi oleh lingkungannya, tempat Islam ber-pijak dan berkembang. Di samping itu,
Islam juga menjadi tradisi tersendiri yang tertanamdalam konteks Agama Islam juga membawa perubahan
sosial dan budaya, yakni memperhalus dan memperkembangkan budaya Indonesia. Penyesuaian antara
adat dan syariah di berbagai daerah di Indonesia selalu terjadi, meskipun kadang-
kadang dalam taraf permulaan
mengalami proses pertentangan dalam masyarakat. Meskipun demikian, proses islamisasi di berbagai
tempat di Indonesia dilakukan dengan cara yang dapat diterima
oleh rakyat setempat, sehingga kehidupan keagamaan masyarakat pada umumnyamenunjukkan unsur cam
puran antara Islam dengan kepercayaan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan oleh penyebar Islam karena di
Indonesia telah sejak lama terdapat agama Hindu-Budha, dan kepercayaan animism.
Pada umumnya kedatangan Islam dan cara menyebarkannya kepada golongan bangsawan maupun
rakyat umum dilakukan dengan cara damai, melalui perdagangan sebagai sarana dakwah oleh para
mubaligh atau orang-orang alim. Kadang-kadang pula golongan bangsawan menjadikan Islam sebagai alat
politik untuk mempertahankan atau mencapai kedudukannya, terutama dalam mewujudkan suatu kerajaan
Islam.