1. SEX BEBAS DI KALANGAN REMAJA
(APRIADY,C1255201020,TI,A)
Dosen : Drs. Syaifullah Darlan M.Pd
A. Pendahuluan
Remaja sekolah bagian dari remaja yang masih dalam transisi dan rawan sangat
berpotensi terjadinya penyimpangan prilaku seks yang tidak bertanggung jawab. Ada beberapa
faktor penyebab hal tersebut, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini adalah faktor
yang ada dalam diri remaja yang bersifat alamiah atau faktor hormonal. Faktor ini menyebabkan
remaja secara alamiah untuk menyukai lawan jenisnnya, dan apabila tidak dibimbing secara benar
akan terjerumus pada prilaku yang menyimpang dari sewajarnya, seperti pergaulan dan seks
bebas.
Remaja merupakan suatu fase peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada fase ini remaja
akan memasuki masa pubertas. Kata “pubertas” berasal dari bahasa Latin, yang berarti usia
menjadi orang; suatu periode di mana anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang
dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya.
Dalam periode ini, terdapat beberapa perubahan yang sangat menonjol dalam diri remaja,
yaitu perubahan-perubahan yang bersifat biologis dan psikologis. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon yang terus berkembang dalam tubuh anak. Perubahan yang bersifat
biologis dapat dilihat dari perubahan fisik yang sangat menonjol. Sedangkan perubahan secara
psikologis dilihat dari perubahan perilaku. Perilaku sebagai bagian dari ciri pubertas ini
ditunjukkan dalam sikap, perasan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Lebih-lebih dalam
persahabatan dan ”cinta”. Rasa bersahabat sering bertukar menjadi senang. Ketertarikan pada lain
jenis suka seperti “cinta monyet” yang ditandai dengan adanya hubungan pacaran di kalangan
remaja. Organ-organ seks yang telah matang juga menyebabkan remaja mendekati lawan seks.
Ada dorongan-dorongan seks dan kecenderungan memenuhi dorongan itu, sehingga kadangkadang dinilai oleh masyarakat tidak sopan.
Usia remaja yang sangat rentan terhadap perubahan pubertas ini adalah remaja sekolah
yang dalam banyak kasus terjadi penyimpangan dalam prilaku seks yang wajar dan bertanggung
jawab, sehingga dibutuhkan sikap dasar tertentu yaitu pengertian, penerimaan, dan pemahaman
dari orang tua, sekolah dan masyarakat luas untuk menghadapi masalah remaja yang kompleks.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa terjadinya sex bebas?
2. Bagaimana cara menghindari sex bebas?
2. C. Pembahasan
1. Mengapa terjadinya sex bebas
Ada beberapa hal yang menyebabkan seks bebas dikalangan remaja, yaitu sebagai berikut :
a. Hormonal yang tumbuh dalam diri remaja yang sudah mengenal dan tertarik pada lawan
jenisnya. Remaja yang tidak bisa mengendalikan pengaruh hormon ini akan menyalurkannya
pada kegiatan yang negatif.
b. Gaya hidup, remaja yang masih mencari identitas diri akan menirukan gaya hidup atau figure
seseorang yang dianggap mereka trend, termasuk pergaulan bebas dan seks bebas yang
dianggap gaul.
c. Teman sebaya, ciri khas remaja adalah sangat percaya dan yakin akan teman sebaya dari pada
orang-orang dewasa yang membimbing mereka ke arah yang baik. Teman sebaya yang memiliki
pola hidup yang bebas dan merdeka yang lepas dari pengawasan orang tua sangat berpotensi
untuk terjerumus dalam pergaulan dan seks bebas.
d. Rasa keingintahuan dan tahap coba-coba, remaja mempunyai ciri khas rasa ingin tahu dan
tahap coba-coba hal yang baru tanpa memperhitungka resiko yang diakibatkannya nanti, rasa
inilah yang menyebabkan remaja terjerumus dalam pergaulan dan seks bebas.
e. Ketika seks menjadi simbol remaja, seks saat ini dianggap oleh kalangan remaja sebagai
sebuah simbul remaja. Semua pembicaraan dan tingkahlaku remaja selalu dihubungkan dengan
seks. Ada trend yang mengatakan “nggak gaul kalau nggak ngsek”
f. Media, media telekomunikasi memiliki peran yang sangat besar dalam maraknya seks bebas
dikalangan remaja sekolah, hal ini tampak dari media telekomunikasi yang digunakan remaja
seperti : hp, komputer, film, TV banyak mengandung muatan pornografi yang notabene disukai
oleh kaum remaja.
Faktor Faktor pendukung yang menyebabkan sex bebas
Pengaruh Media terhadap Sex Bebas dikalangan Remaja Sekolah
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi
memiliki dampak positif, sedangkan disisi yang lain dampak buruk mengancam. Kemajuan
IT akan membuat perubahan tingkah laku manusia dan membentuk budaya global. Media
teknologi yang ngetrend saat ini sebagai penyebar informasi yang cepat adalah seperti televisi,
handphone, internet dll
Budaya global tersebut secara positif memiliki muatan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan
kebudayaan, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi yang mempertontonkan dan
memperdengarkan perilaku seksual melalui media majalah, surat kabar, tabloid, buku-buku,
televisi, radio, internet, film-film, dan video. Teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap
orang dapat berkomunikasi secara interaktif mengenai hal-hal yang berorientasi seksual secara
online melalui internet.
Pada awalnya media massa elektronik tersebut sangat membantu masyarakat dalam memperoleh
informasi dan hiburan dengan mudah. Di balik kemudahan itu tanpa disadari media massa
elektronik juga menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat khususnya remaja, dengan
bebasnya media massa elektronik menyajikan tontonan yang tidak memperlihatkan norma-norma
sosial seperti perilaku seks pranikah, akan mempengaruhi perilaku masyarakat terutama pada
remaja yang taraf berfikirnya belum matang.
3. 2. Bagaimana cara menghidari sex bebas
Berikut adalah cara menghindari sex bebas di kalangan remaja :
1. Cara menyampaikan sex education harus wajar dan sederhana jangan terlihat ragu-ragu
dan malu-malu
2. Isi penyampaian masalah sex disampaikan secara obyektif
3. Menyampaikan atau menjelaskan masalah mengenai sex dan bahanya sejak usia 10-13
tahun karena pada usia ini anak akan mengalami masa ingin tahu yang mulai meningkat
dari sebelumnya.
4. Pendidikan sexual harus di berikan secara pribadi seperti ayah dengan anak laki-lakinya
ibu dengan anak perempuannya agar pemahaman anak tentang bahaya dan resiko sex
dapat dimengerti anak dengan baik.
5. Pendidikan sex dilakukan berulang-ulang(repetitif) untuk mengetahui sejauh mana anak
mengetahui pengertian dan pemahaman mengenai sex.
6. Hindari anak yang beranjak remaja dari hal-hal yang bebau pornografi dan tanamkan
etika untuk memelihara diri dari berbuatan maksiat.
7. Kasih sayang orang tua sangat penting karena pemicu anak melakukan hal tersebut
biasanya karena keluarga yang berantakan(broken home) menyebabkan anak terjerumus
ke pergaulan bebas dan disitulah dia akan mengetahui masalah sex bebas.
8. Agama, pendidikan agama sangat penting diberikan karena pada dasarnya semua agama
tidak mengajarkan atau tidak memperbolehkan berhubungan tubuh jika belum menikah.
3. Penjelasan mengenai materi makalah dengan menggunakan analisis SWOT
1. Kekuatan (Strength)
a. Remaja tidak bisa mengendalikan hormonnya dan akan meluapkan nafsu dan keingin
tahuannya dengan melakukan sex terhadap pacar atau temannya sendiri.
b. Pengaruh teman yang mungkin membicarakan masalah yang berbau sex dan mengajak untuk
taruhan untuk membuktikan agar mereka dianggap keren dsb.
c. Gaya hidup yang dianggap trend termasuk pergaulan bebas dan sex bebas yang di anggap gaul.
d. Melakukan sex dianggap sudah dewasa untuk itu sebagian remaja hanya ingin membuktikan
bahwa mereka sudah dewasa dengan melakukan sex.
2.Kelemahan (Weakness)
a. Menimbulkan kerugian untuk diri sendiri, orang lain serta keluarga.
b. Kurangnya penegasan hukum yang tidak membuat jera pelaku untuk melakukan hal tersebut.
c. Sebagai ajang pembuktian agar dianggap keren gaul dll yang memicu terjadinya sex bebas.
d. Kesempatan yang mungkin sudah direncanakan seperti mencari tempat sepi, menyewa koskosan serta menunggu rumah kosong saat orang tua bepergian.
3. Peluang (Opportunity)
a. Lingkungan tempat tinggal yang sepi atau jauh dari keramaian dapat memicu terjadinya hal
tersebut seperti anak yang ditinggal orang tuanya bekerja atau orang tua yang sedang bepergian,
rumah akan kosong pada saat itulah di manfaatkan untuk melakukan sex bebas, namun sekarang
yang sedang marak adalah sejumlah remaja yang menyewa kos-kosan untuk melakukan sex
bebas.
b. Orang tua yang terlalu memberikan kebebasan kepada anaknya, kurang mengawasi gerak gerik
dan tingkah laku anaknya membuat anak ingin mencari jati dirinya di lingkungan yang salah
dengan melakukan hal-hal negatif.
4. c. Pacaran yang tidak sehat, ini sekarang yang sedang terjadi para remaja menggunakan gaya
pacaran yang tidak sehat dari yang awalnya hanya mencium mulai meningkat terus hingga berani
melakukan hubungan tubuh.
d. Tempat sepi juga dapat membuat pemikiran untuk melakukan hal yang tidak-tidak karena
dianggap aman maka dianggap tepat untuk mencoba-coba hal baru seperti melakukan sex bebas.
4. Tantangan/ Hambatan ( Threats)
a. Para remaja yang melakukan tindakan tersebut akan mendapatkan hukuman dari pihak
kepolisian.
b. Sifat keingintahuan yang besar membuat orang tua sulit untuk mengontrol anak mereka jika
anak sudah mendapatkan masalah seperti hamil atau menghamili orang maka orang tua pula yang
akan kena imbasnya tidak jarang ada orang tua yang frustasi dan stress karena perbuatan
ananknya.
c. Nama dan citra keluarga yang semula dianggap baik menjadi buruk di mata orang karena
perbuatan tersebut.
d. Jika remaja tersebut bersekolah maka sekolah akan mengeluarkannya dari sekolah karena
dianggap mencoreng nama sekolah.
D. Penutup
Kesimpulan
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, memiliki perubahan secara
fisik dan psikologis. Perubahan diakibatkan beberapa faktor, seperti faktor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi stabilitas hormonal yang tumbuh dalam diri remaja, sedangkan
faktor eksternalnya meliputi pengaruh lingkungan, media dan teman seba yanya. Kasus remaja
yang paling menjadi trend saat ini salah satunya adalah seks bebas dikalangan remaja sekolah.
Hal ini terjadi karena pengetahuan tentang seks yang benar dan bertanggungjawab belum dimiliki
secara utuh oleh remaja. Peran Orang tua, sekolah dan masyarakat luas sangat diperlukan untuk
mengantarkan remaja tumbuh menjadi remaja yang sehat.