SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Seminar Pilihan
“(Smart & Green Kampung)”
Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan
Disusun Oleh:
Maharani (1254050002)
Fitalis Alfonsius A. Fau (1254050017)
Danang Wikana (12540050021)
Stevanus Andri Suwardi (125450025)
FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2015
Abstrak
Perkembangan kota yang semakin mengkhawatirkan akibat pertambahan penduduk yang
tidak terkendali menimbulkan banyak masalah-masalah yang harus diselesaikan dengan
cepat. Perkiraan pada tahun 2050 dimana 70% penduduk dunia akan tinggal di kota yang
hanya mempunyai lahan 5%-10% dari total lahan di Bumi tentu akan menimbulkan banyak
masalah. Dikarenakan hal itu perlu dilakukan suatu perencanaan untuk membuat 70%
penduduk dunia tersebut dapat hidup dengan layak dan tidak merusak lingkungan sekitar.
Berbagai konsep tentang kota muncul untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu konsep
perencanaan terbaru adalah Smart Village atau Kampung cerdas. Sedangkan salah satu
pembentuk Kampung cerdas adalah transportasi yang cerdas.
Transportasi yaitu proses pergerakan orang dan/atau barang dari satu lokasi ke lokasi
lain. transportasi bukan tujuan akhir tetapi merupakan turunan permintaan, yakni untuk
pemenuhan kebutuhan pegerakan penduduk dengan tujuan tertentu, misal bekerja,
berbelanja, distribusi barang dan sebagainya (Kusbiantoro. 2009).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan dengan kualitas hidup yang tinggi adalah dambaan semua orang, dengan
kemajuan teknologi manusia berharap untuk hidup lebih mudah dan sehat. Namun timbul
bebrapa pertanyaan dari tujuan diatas, pertanyaan pertama adalah apa itu hidup yang
mudah dan sehat? Kenapa manusia ingin hidup mudah dan sehat? Bagaimana cara
mendapatkan hidup mudah dan sehat? Dengan kenyataan mayoritas orang hidup
dikampung, maka kualitas hidup yang mencerminkan hidup yang mudah dan sehat
menjadi suatu impian masyarakat kampung. Namun dengan banyaknya penduduk,
bentukan kampung dan tingkat kepadatan yang tinggi menjadi suatu hambatan untuk
mencapai kualitas hidup tersebut.
Untuk menjawab keinginan manusia akan kualitas hidup yang mudah dan sehat maka
muncul berbagai metoda dan strategi untuk mencapai hal tersebut, salah satu metoda
tersebut adalah konsep perencanaan kampung cerdas atau biasa disebut smart village.
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
 Menjelaskan pengertian dan konsep smart village & smart building
 Menjelaskan faktor yang mempengaruhi terwujudnya smart village
 Dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari adanya smart village ini
 Dapat memahami kendala apa yang dihadapi didalam smart village & smart
building
 Dapat mengetahui kegiatan – kegiatan apa saja yang terdapat didalam smart village
ini.
 Untuk Mengetahui kondisi disekitar lokasi yang hendak ditinjau
 Dapat mengetahui sejauh mana perkembangan smart village bila ditinjau dari
literatur yang didapatkan
1.2.2 Tujuan Khuusus
 Mengetahui Fungsi-fungsi Biopori.
 Mengetahui Manfaat Penampungan Air Hujan.
 Membuat Sistem Pengolahan Air dari STP.
 Memperbaiki sistem pengelohan sampah disekitar kampung.
 Membuat STP untuk satu kawasan perkampungan.
 Memasang Solar Cell sebagai sumber energi alternatif untuk penerangan jalan
diperkampungan.
 Membuat vertikal garden sebagai sarana dan solusi dalam mengatasi
permasalahan penghijauan dilahan yang sempit.
1.3 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan smart village?
 Apa faktor – faktor yang mempengaruhi terwujudnya smart village?
 Masalah apa saja yang dihadapi didalam smart village itu sendiri?
 Bagaimana solusi dan pemecahan masalah yang dapat diambil dalam menghadapi
masalah didalam smart village?
1.4 Rancangan / Metode Penelitian
1. Metode Pengamatan Langsung ( Metode Kualitatif )
Pengamatan dilakukan secara langsung, dengan cara meninjau lokasi secara
langsung (Survey) didaerah Tangerang Selatan tepatnya didaerah Bintaro
Sektor 9 pada Kampung Pondok Pucung Dan terlibat langsung dalam kegiatan
kampung tersebut.
2. Metode Pengamatan Tidak Langsung
Pengamatan tidak langsung dilakukan untuk mendapatkan data pendukung
untuk laporan yang diperoleh melalui :
a. Mempelajari beberapa literatur dan dokumen yang didapat dari buku –
buku dan pencarian data di Internet.
b. Mempelajari landasan teori yang berhubungan dengan dasar–dasar, dalam
laporan penelitian ini adalah smart kampung & building
Rapat dan diskusi dengan Narasumber (Pak Martin L Katopo) dan warga
disekitar Kampung Pondok Pucung Bintaro Tangerang Selatan.
1.5 Batasan Masalah
 Biopori untuk Sampah,Biopori Untuk Sampah
 Penampungan Air Hujan
 Usulan Pengadaan STP ( Limbah Padat )
 Penerapan Tanaman Vertikal
 Usulan Penerangan jalan menggunakan Colar Cell
 Penilaian Bangunan dan Lingkungan Menurut GBCI
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran secara garis besar dalam penulisan penelitian, maka
dibagi menjadi 6 (enam) bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metodelogi penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dengan bab ini dijelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan
penelitian meliputi teori smart village & building.
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini menjabarkan tentang smart kampung di Pondok Pucung
Tangerang Selatan & bangunan rumah besi.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang tahapan analisis masalah dan
pemecahannya.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil dari perancangan dan pembangunan
beserta pembahasannya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1 Smart Village
Smart village adalah konsep perencanaan kampung dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi yang akan membuat hidup yang lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi dan
efektifitas yang tinggi. Beberapa para ahli menganggap konsep kota dengan smart village dapat
memenuhi kebutuhan akan kemudahan hidup dan kesehatan, walaupun pada kenyataannya
konsep smart village masih dalam perdebatan oleh para ahli dan belum ada defenisi dan konsep
umum yang bisa diterapkan di semua kampung didunia. Konsep smart village masih
bergantung pada kota dan pengembang masing-masing. Beberapa para ahli mencoba
mendifenisikan smart village dengan defenisi masing-masing berdasarkan bidang keilmuan
masing - masing.
Dengan mengartikan masing -masing kata dari smart village, dapat dilihat pengertian smart
village secara umum dilihat dari cara menyelesaikan masalah dari tiga aspek utama kota: fisik,
sosial dan ekonomi. sebuah kampung dapat dikatakan smart bila bisa memecahkan masalah
dari ketiga aspek tersebut dengan menggunakan teknologi dan sumber daya yang ada pada kota
tersebut secara efisien dan efektif.
Pada intinya konsep smart village adalah bagaimana cara menghubungkan infrastruktur fisik,
infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi dengan menggunakan teknologi ICT, yang dapat
mengintergarsikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien
dan layak huni
Dari berbagai defenisi smart village dari berbagai para ahli dapat diambil benang merah
unsur-unsur smart village diantaranya
1. Tekonologi;
2. Efisien;
3. Efektif;
4. Jaringan;
5. Berkelanjutan;
6. Kompetitif;
7. Partisipasi.
Salah satu ahli smart village, Boyd Cohen mencoba membagi smart village ke dalam enam
indikator utama, yaitu
1. Smart People
2. Smart Environment
3. Smart Living
4. Smart Mobility
5. Smart Ekonomi
6. Smart Governance
Sedangkan Giffinnger (2007) dan Cohehen (2013) menjelaskan bahwa dalam perwujudan
suatu konsep smart village dalam implementasi terhadap 6 sumbu tersebut, diperlukan suatu
tolak ukur yang menghitung mengenai keberadaan smart village. Berikut adalah tabel
mengenai indikator smart village
Tabel 2 Smart village Factors used by Gifinnger (2007) dan Cohehen (2013) together with the number of
digital indicators (for giffinger) and the factors (for Cohenen) and the total number of indicator and factors
Dengan mendefinisikan smart village, maka dapat disusun juga urutan atau skema indikator
smart village
Smart village
Gambar 4 Skema smart village
Sekema ini berbasis pada smart people yang merupakan landasan atau dasar untuk sebuah kota yang cerdas,
kota yang cerdas haruslah memiliki modal berupa sumber daya manusia yang cerdas, dan ditopang oleh
kebijakan dan infrastruktur dari mobility, governance, economy dan environment yang juga cerdas sehingga
mengkasilkan kualitas hidup yang cerdas seperti yang diinginkan
2.2 Pengertian 6 indikator utama smart village
a) Smart Living atau hidup yang cerdas : yaitu mengacu pada kualitas hidup dan
kebudayaan masyarakat faktor yang paling mempengaruhi adalah tersedianya
kebutuhan-kebutuhan, adanya keamanan, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan
hidup
b) Smart Governance atau tata kelola pemerintahan yang cerdas : paradigma pemerintahan
yang mengeluarkan kebijakan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum,
kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan
akuntabilitas serta efektifitas dan efesiensi kebijakan
c) Smart Economy atau Ekonomi cerdas : yaitu tingginya tingkat perekonomian dan
kesejahteraan finansial masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan
pendapatan perkapita yang tinggi
d) Smart Mobility atau Mobilitas cerdas : yaitu sistem pergerakan yang memungkinkan
terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim mungkin dan secepat
mungkin.
e) Smart Environment atau Lingkungan cerdas : yaitu lingkungan yang memberikan
kenyamanan dimasa kini dan masa mendatang dengan kata lain keberlanjutan
lingkungan baik keadaan fisik maupun non fisik
f) Smart People atau Masyarakat cerdas : yaitu modal manusia yang weel educated baik
secara formal maupun non formal dan terwujud dalam individu atau komunitas-
komunitas yang kreativ.
2.3 Smart Mobility
Salah satu indikator smart village adalah smart mobility, yaitu sistem pergerakan yang
memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim mungkin dan
secepat mungkin. Adapun indikator dari smart mobility, menurut Boyd Cohen, ada tiga yaitu
Mixed modal access, Prioritized clean and non-motorized options, and integrated ICT. Inti dari
pergerakan untuk pemenuhan kebutuhan adalah aksesibilitas dan mobilitas, sistem pergerakan
yang baik adalah sistem dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dan dengan mobilitas yang
juga tinggi. Namun tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi saja tidak cukup untuk
mengatakan suatu sistem pergerakan cerdas, sistem pergerakan yang cerdas adalah sistem
pergerakan yang meminimalisir pergerakan itu sendiri. Dengan mengambil benang merah dari
penjelasan diatas maka smart mobility dapat diartikan sebagai sebuah kota dengan sistem
pergerakan yang memungkinkan pencapaian tujuan dengan pergerakan yang sesedikit
mungkin (less mobility), hambatan serendah mungkin (move freely), dan waktu tempuh
sesingkat mungkin (less travel time)
2.4 Konsep Smart Village
1. Sebuah kampung berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi, penduduk,
pemerintahan, mobilitas, lingkungan hidup
2. Sebuah kampung yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur termasuk
jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi,
air, listrik, dan pengelolaan gedung. Dengan begitu dapat mengoptomalkan sumber daya
yang dimilikinya serta merencanakan pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan dan
keamanan dipercayakan kepada penduduknya.
3. Smart kampung dapat menghubungkan infrastuktur fisik, infrastruktur IT, infrastruktur
social, dan bisnis infrastruktur untuk meningkatkan kecerdasan kota.
4. Smart kampung membuat kota lebih efisien dan layak huni
5. Penggunaan smart computing untuk membuat smart kampong dan fasilitasnya meliputi
pendidikan, kesehatan, keselamatan umum, transportasi yang lebih cerdas, saling
berhubungan dan efisien.
Konsep smart kampung awalnya diciptakan oleh perusahaan IBM. Sebelumnya berbagai nama
sempat dibahas para ahli dunia dengan nama digital kampung atau smart kampung. Intinya
smart village ini menggunakan teknologi informasi untuk menjalankan roda kehidupan kota
yang lebih efisien. Versi IBM, smart kampung adalah sebuah kampung yang instrumennya
saling berhubungan dan berfungsi cerdas.
2.5 Faktor – factor yang Mempengaruhi Terwujudnya Smart Village
Banyak faktor yang membuat smart city ini menjadi sukses di beberapa negara berkembang,
selain inisiatif yang membuat smart village ini berhasil faktor lain yaitu :
1. Manajemen dan Organisasi
2. Teknologi
3. Pemerintahan
4. Kebijakan
5. Masyarakat
6. Ekonomi
7. Infrastruktur dan,
8. Lingkungan
1. Manajemen dan Organisasi
Suatu organisasi harus memiliki manajemen yang terstruktur agar organisasi tersebut berjalan
baik, seimbang dan lancar. Dalam hal ini factor organisasi dan manajemem merupakan factor
yang menentukan kemajuan terciptanya smart village, karena manusia yang membuat tujuan
dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
2. Teknologi
Sebuah smart kampung sangat bergantung pada smart computing. Smart computing mengacu
pada generasi baru hardware, software dan jaringan teknologi yang menyediakan system IT
yang real-time. Dengan analisis yang baik dan secara mendalam dapat membantu penduduk
membuat keputusan yang lebih pintar yang diiringi dengan tindakan yang dapat
mengoptimalkan proses bisnis.
Teknologi informasi merupakan sebuah pendorong utama bagi inisiatif smart village. Proyek
pembangunan smart village dengan mengacu pada teknologi informasi dapat mengubah
sejumlah peluang yang potensial, mereka dapat meningkatkan manajemen dan fungsi kota.
Namun, meskipun banyak manfaat dari teknologi tersebut dampaknya masih belum terlihat
jelas, karena terdapat kesenjangan social bagi penduduk yang tinggal di pedesaan yang belum
mendapatkan fasilitas tersebut.
3. Pemerintahan
Beberapa kampung di Negara berkembang sudah memulai proyek pembangunan smart village
yang inisiatif. Proyek ini disebut inisiatif smart village untuk melayani warga dan untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian, beberapa kota telah merasakan
peningkatan kebutuhan pemerintahan untuk mengelola proyek. Dukungan dari pemerintah juga
merupakan salah satu factor yang penting untuk kemajuan smart village. Karena tanpa
dukungan pemerintah impian untuk mewujudkan smart village akan sulit untuk diwujudkan.
4. Kebijakan
Perpindahan dari sebuah kota biasa menjadi smart village memerlukan interaksi komponen
teknologi dengan politik dan kelembagaan. Komponen politik mewakili berbagai elemen dan
tekanan eksternal, seperti kebijakan politik yang mungkin mempengaruhi ide dari pembuatan
smart village. Konteks kebijakan sangat penting bagi pemahaman dari penggunaan system
informasi. Pemerintah yang inovatif yang ikut serta dalam membangun smart village
menekankan perubahan dalam suatu kebijakan.
5. Masyarakat
Masyarakat merupakan bagian penting dari terciptanya smart village, karena dengan demikian
kebiasaan-kebiasaan yang dulu mulai ditinggalkan. Proyek smart village berdampak pada
kualitas hidup warga dengan tujuan menjadikan sebuah kota menjadi lebih efisien. Masyarakat
juga dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan dan penyelenggaraan kota, serta
menjadi pengguna kampung yang aktif. Masyarakat juga adalah factoryang paling menentukan
keberhasilan atau kegagalan terciptanya smart village.
6. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan pendorong utama smart village. Sebuah kampung dengan daya
saing ekonomi yang tinggi dianggap memiliki salah satu sifat smart village. Faktor ekonomi
termasuk salah satu daya saing inovasi, kewirausahaan, dan produktivitas dari kota tersebut.
7. Infrastruktur
Infrastruktur memegang peranan penting dalam membuat smart village. Karena smart village
dibangun berdasarkan infrastruktur ICT seperti wi-fi dan hotspot. Pembangunan infrastuktur
ICT merupakan hal yang mendasar dalam melakukan pembangunan smart village.
Pembangunan infrastruktur tergantung pada beberapa factor yang terkait untuk kinerja dan
ketersediannya.
8. Lingkungan
Factor lingkungan dianggap sebagai factor yang mempengaruhi kemajuan smart village karena
nantinya lingkungan sebuah kampung menggunakan teknologi dalam menjalani kelangsungan
hidup masyarakatnya
2.6 Tujuan Smart Village
Tujuan dari konsep smart village ini adalah untuk mengatasi berbagai karakteristik inovasi
ekosistem oleh semua gagasan smart village diantaranya menjadi kampung hijau, saling
berhubungan, terpadu untuk semua lapisan dan bentuk kampung. Perencanan smart
village menggunakan model referensi untuk menentukan konsep tata letak kampung yang
cerdas dan berkarakter. Smart village ini pada intinya memiliki 6 dimensi yaitu ekonomi yang
cerdas, mobilitas cerdas, lingkungan pintar, orangnya cerdas, cerdas dalam hidup dan akhirnya
pemerintahan yang cerdas pula. Konseptual Smart village dapat digunakan juga untuk evaluasi
kemampuan inovatif pererencanaan kampung. Selain itu model ini juga dapat untuk
sinkronisasi dan pengoptimalan kampung investasi dalam ekonomi dan broadband.
Tujuan utama dari pembangunan sebuah “Kampung Pintar” (Smart village) adalah bagaimana
kita melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun masyarakat
yang madani.
2.7 Contoh Fasilitas Kampung Berkonsep Smart Village
Teknologi modern serta perencanaan kampung yang ramah lingkungan telah menghasilkan
sejumlah inovasi baru. Banyak kampung besar di dunia berusaha meningkatkan keseimbangan
secara berkelanjutan, yang akan menjadi daya tarik kota itu sendiri. Berbagai macam inovasi
berkembang ke berbagai unsur layanan kota pintar. Berikut adalah contoh dari fasilitas kota
dengan konsep “Smart Village”
 Pengelolaan sumber daya alam
Dalam hal pasokan dasar sumber daya alam, banyak kampung yang bekerja keras untuk
mengurangi intensitas karbon dari energi yang digunakan masyarakat serta meningkatkan
efektifitas, efisiensi pasokan dan jaringan distribusi.Berbagai sumber energi terbarukan seperti
energi tenaga air, angin, sampah, ombak, matahari, dan panas bumi akan menjadi sumber
energi penting. Kesehatan dan keselamatan
 Pendidikan dan budaya
Model pelayanan pendidikan pada kota pintar (Smart Village) baik negeri maupun swasta,
diterapkan terutama menggunakan teknologi modern. Termasuk penyediaan fasilitas untuk
kegiatan rekreasi dan kebudayaan seperti :musik, teater, olahraga dan kegiatan rekreasi lainnya.
Tidak kalah pentingnya, pendidikan dalam konteks Kampung Pintar (Smart Village) adalah
kebutuhan untuk melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan, dimana akan terjadi
perubahan perilaku untuk menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan keseluruhan aspek
keberlanjutan dan kesehatan lingkungan kampung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument
aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan instrument pengumpulan
data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen-
dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun
berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung
di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga
keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya
di sini mutlak diperlukan.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana akan di lakukan, beserta jalan dan kotanya.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kampung Pondok Pucung (Bintaro Sektor
9) Tangerang Selatan.
Kampung Pondok Pucung adalah sebuah Kampung dengan lokasi tepat berada
dibelakang perumahan elite (Kompleks Senayan, tepatnya berada dijalan Elang) yang berada
persis didepan kampung ini. Bangunan disekitar kampung ini masih tetap menjaga ciri khas
bangunan arsitektur tradisional layaknya bangunan dikampung-kampung, meskipun letak
kampung ini dihimpit oleh bangunan-bangunan dengan ciri khas arsitektur modern tetapi
kampung ini tetap mempertahankan kekekhasannya. Mengapa kampung ini menjadi objek
penelitian kami? Hal ini dikarenakan kampung ini memiliki kekhasannya sendiri dibandingkan
dengan kampung-kampung pada umumnya yaitu kekompakan dan nuansa kekeluargaan yang
begitu erat dan kental sangat terasa ketika kita masuk kedalamnya, Keramahan warga-warga
disekitar situ dan tidak hanya itu, kampung ini termasuk kedalam kategori kampung hijau
karena kampung ini dikelola oleh suatu tim organisasi kemasyarakatan yaitu “DAG”. DAG
mempunyai sebuah program bagaimana menjadikan kampung yang tadinya biasa-biasa saja
menjadi “Green Kampung”, yaitu dengan membuat berbagai kegiatan yang bisa membuat
kampung ini menjadi kampung yang hijau dan berkelanjutan. Berbagai kegiatan telah
digalakkan oleh tim DAG diantaranya: Nabung Aer, Membuat lubang biopori disekitar
kampung, Tatitu, dll. Selain itu didalam kampung ini juga terdapat bangunan “Smart Building”
yaitu bangunan milik “Pak Martin L Katopo”, bangunan ini memiliki konsep yang briliant
karena dengan memanfaatkan bahan-bahan sisa-sisa material yang ada serta bagaimana kita
mengolah air hujan untuk kita recyling lagi untuk kita gunakan disaat musim kemarau.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu
seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan.
a) Data Premier
Data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan
tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati
atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi
lansung tentang penerapan Konsep Smart Kampung & Building di Kampung Pondok
Pucung, Tangerang Selatan.
b) Data Sekunder
Data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang
terdiri dari dokumentasimilik narasumber, literatur dari berbagai sumber (buku &
internet),dll. Data sekunder juga dapat berupa data dari majalah, buletin, publikasi dari
berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-
kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya.
Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan
melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui survey lapangan, dan
wawancara pada warga sekitar, Bapak Martin L Katopo& tim.
c) Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-
hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini
digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang
bagimana Penerapan Konsep Smart Kampung & Building di Kampung Pondok
Pucung, Tangerang Selatan. Observasi langsung juga dapat memperoleh data dari
subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau
berkomunikasi secara verbal.
d) Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)
Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan
kongkret tentang Penerapan Konsep Smart Kampung & Building pada Kampung
Pondok Pucung. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan
warga Kampung Pondok Pucung dan Bapak Martin L Katopo & Tim.
e) Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman,
instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita
yang disiarkan kepada media massa. Dari uraian di atas maka metode dokumentasi
adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat
hubungannya dengan obyek penelitian.
Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang
Penerapan Konsep Smart Kampung & Buiding pada Kampung Pondok Pucung,
Tangerang Selatan.
3.4 Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori,
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data.
Dari rumusan di atas dapatlah kita tanarik garis besar bahwa analisis data bermaksud pertama-
tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan
lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan
sebagainya.
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas,
maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis
secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.
Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan dan
menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan
merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh
gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.
3.5 Tahap Penelitian
ada empat tahap yaitu : (1)tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap
analisis data, (4) tahap penulisan laporan’’. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai
berikut :
 Tahap sebelum kelapangan,
meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan
alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang
diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.
 Tahap pekerjaan lapangan,
meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan perilaku kebiasaan warga
disekitar Kampung Pondok Pucung.
 Tahap analisis data,
meliputi analisis data baik yang diperolah melaui observasi, dokumen maupun
wawancara mendalam dengan warga sekitar dan tim dari DAG. Kemudian dilakukan
penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya
melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang
didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan
bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam
memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.
 Tahap penulisan laporan,
meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan
pengumpulan data sampai pemberian makna data.
DAFTAR PUSTAKA
GREENSHIP GEDUNG BARU/NEW BUILDINGVERSI1.2 – GBC INDONESIA
http://smartcityindonesia.blogspot.co.id/
https://www.academia.edu/11740282/smart_city_-_konsep_smart_mobility

More Related Content

What's hot

Daerah Cerdas 2017
Daerah Cerdas 2017 Daerah Cerdas 2017
Daerah Cerdas 2017 Yudiwid
 
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Inovasi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Inovasi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan DaerahInovasi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Inovasi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Membangun Indonesia dari Daerah Melalui Kepemimpinan Inovatif
Membangun Indonesia dari Daerah Melalui Kepemimpinan InovatifMembangun Indonesia dari Daerah Melalui Kepemimpinan Inovatif
Membangun Indonesia dari Daerah Melalui Kepemimpinan InovatifTri Widodo W. UTOMO
 
E leadershipuntuke-government-130715081632-phpapp01
E leadershipuntuke-government-130715081632-phpapp01E leadershipuntuke-government-130715081632-phpapp01
E leadershipuntuke-government-130715081632-phpapp01Agung Wiradharma
 
Inovasi Dalam Kerangka Agenda Pembangunan Nasional
Inovasi Dalam Kerangka Agenda Pembangunan NasionalInovasi Dalam Kerangka Agenda Pembangunan Nasional
Inovasi Dalam Kerangka Agenda Pembangunan NasionalTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era Disrupsi
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era DisrupsiInovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era Disrupsi
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Harga Mati Untuk Akselerasi Pembangunan
Inovasi Harga Mati Untuk Akselerasi PembangunanInovasi Harga Mati Untuk Akselerasi Pembangunan
Inovasi Harga Mati Untuk Akselerasi PembangunanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan DaerahInovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Momentum Penguatan SIDA Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2017
Momentum Penguatan SIDA Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2017 Momentum Penguatan SIDA Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2017
Momentum Penguatan SIDA Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2017 Tri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Daerah Mewujudkan Aparatur Kelas Dunia
Inovasi Daerah Mewujudkan Aparatur Kelas DuniaInovasi Daerah Mewujudkan Aparatur Kelas Dunia
Inovasi Daerah Mewujudkan Aparatur Kelas DuniaTri Widodo W. UTOMO
 
Membangun Komitmen Berinovasi untuk Sulawesi Tenggara
Membangun Komitmen Berinovasi untuk Sulawesi TenggaraMembangun Komitmen Berinovasi untuk Sulawesi Tenggara
Membangun Komitmen Berinovasi untuk Sulawesi TenggaraTri Widodo W. UTOMO
 
Masukan pokja smart_citysmartvillage_mastel_juni_2015
Masukan pokja smart_citysmartvillage_mastel_juni_2015Masukan pokja smart_citysmartvillage_mastel_juni_2015
Masukan pokja smart_citysmartvillage_mastel_juni_2015Mastel Indonesia
 
Potensi smart village di lampung
Potensi smart village di lampungPotensi smart village di lampung
Potensi smart village di lampungHanaHuwaida4
 

What's hot (20)

Daerah Cerdas 2017
Daerah Cerdas 2017 Daerah Cerdas 2017
Daerah Cerdas 2017
 
Digital Organization
Digital OrganizationDigital Organization
Digital Organization
 
Asm smart city
Asm smart cityAsm smart city
Asm smart city
 
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
 
Inovasi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Inovasi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan DaerahInovasi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Inovasi Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
 
Membangun Indonesia dari Daerah Melalui Kepemimpinan Inovatif
Membangun Indonesia dari Daerah Melalui Kepemimpinan InovatifMembangun Indonesia dari Daerah Melalui Kepemimpinan Inovatif
Membangun Indonesia dari Daerah Melalui Kepemimpinan Inovatif
 
E leadershipuntuke-government-130715081632-phpapp01
E leadershipuntuke-government-130715081632-phpapp01E leadershipuntuke-government-130715081632-phpapp01
E leadershipuntuke-government-130715081632-phpapp01
 
Inovasi Dalam Kerangka Agenda Pembangunan Nasional
Inovasi Dalam Kerangka Agenda Pembangunan NasionalInovasi Dalam Kerangka Agenda Pembangunan Nasional
Inovasi Dalam Kerangka Agenda Pembangunan Nasional
 
Dharmasraya Mandiri Berbudaya
Dharmasraya Mandiri BerbudayaDharmasraya Mandiri Berbudaya
Dharmasraya Mandiri Berbudaya
 
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era Disrupsi
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era DisrupsiInovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era Disrupsi
Inovasi dan Kepemimpinan untuk Menjawab Tantangan Pemerintahan di Era Disrupsi
 
Inovasi Harga Mati Untuk Akselerasi Pembangunan
Inovasi Harga Mati Untuk Akselerasi PembangunanInovasi Harga Mati Untuk Akselerasi Pembangunan
Inovasi Harga Mati Untuk Akselerasi Pembangunan
 
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan DaerahInovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
Inovasi Dalam Tata Kelola Pemerintahan Daerah
 
Momentum Penguatan SIDA Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2017
Momentum Penguatan SIDA Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2017 Momentum Penguatan SIDA Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2017
Momentum Penguatan SIDA Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2017
 
Inovasi Daerah Mewujudkan Aparatur Kelas Dunia
Inovasi Daerah Mewujudkan Aparatur Kelas DuniaInovasi Daerah Mewujudkan Aparatur Kelas Dunia
Inovasi Daerah Mewujudkan Aparatur Kelas Dunia
 
Membangun Komitmen Berinovasi untuk Sulawesi Tenggara
Membangun Komitmen Berinovasi untuk Sulawesi TenggaraMembangun Komitmen Berinovasi untuk Sulawesi Tenggara
Membangun Komitmen Berinovasi untuk Sulawesi Tenggara
 
Penyiapan e leadership (sri astiti )
Penyiapan e leadership (sri astiti )Penyiapan e leadership (sri astiti )
Penyiapan e leadership (sri astiti )
 
Masukan pokja smart_citysmartvillage_mastel_juni_2015
Masukan pokja smart_citysmartvillage_mastel_juni_2015Masukan pokja smart_citysmartvillage_mastel_juni_2015
Masukan pokja smart_citysmartvillage_mastel_juni_2015
 
Potensi smart village di lampung
Potensi smart village di lampungPotensi smart village di lampung
Potensi smart village di lampung
 
Mengapa Desa Harus Bernovasi?
Mengapa Desa Harus Bernovasi?Mengapa Desa Harus Bernovasi?
Mengapa Desa Harus Bernovasi?
 
E-LEADERSHIP DI INDONESIA
E-LEADERSHIP DI INDONESIAE-LEADERSHIP DI INDONESIA
E-LEADERSHIP DI INDONESIA
 

Viewers also liked

PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...Uofa_Unsada
 
Smart city in respect to Kota
Smart city in respect to KotaSmart city in respect to Kota
Smart city in respect to KotaJohn Paul
 
Audience feedback results and analysis
Audience feedback results and analysisAudience feedback results and analysis
Audience feedback results and analysisLauren Bailey
 
Mise en-scene planning
Mise en-scene planningMise en-scene planning
Mise en-scene planningLauren Bailey
 
Виртуальная выставка детских работ "Прикосновение руки"/Virtuaalne käsitöönäi...
Виртуальная выставка детских работ "Прикосновение руки"/Virtuaalne käsitöönäi...Виртуальная выставка детских работ "Прикосновение руки"/Virtuaalne käsitöönäi...
Виртуальная выставка детских работ "Прикосновение руки"/Virtuaalne käsitöönäi...eesti
 
Вязаный мячик спицами.
Вязаный мячик спицами.Вязаный мячик спицами.
Вязаный мячик спицами.eesti
 
Итоги года 5а классный час
Итоги года 5а классный часИтоги года 5а классный час
Итоги года 5а классный час9bklass
 
Yστερη βυζαντινή περίοδος
Yστερη βυζαντινή περίοδοςYστερη βυζαντινή περίοδος
Yστερη βυζαντινή περίοδοςNikoc Tourkakic
 
Shooting schedule-overview-4
Shooting schedule-overview-4Shooting schedule-overview-4
Shooting schedule-overview-4Lauren Bailey
 
Shooting schedule-overview.
Shooting schedule-overview.Shooting schedule-overview.
Shooting schedule-overview.Lauren Bailey
 
Documentary rough idea
Documentary rough ideaDocumentary rough idea
Documentary rough ideaPaula Perez
 
Средневековая кухня /рецепты/
Средневековая кухня /рецепты/Средневековая кухня /рецепты/
Средневековая кухня /рецепты/eesti
 
Puansettija - Рождественский цветок
Puansettija - Рождественский цветокPuansettija - Рождественский цветок
Puansettija - Рождественский цветокeesti
 
Edrejtapenale 100126140908-phpapp02
Edrejtapenale 100126140908-phpapp02Edrejtapenale 100126140908-phpapp02
Edrejtapenale 100126140908-phpapp02Rina Shkodra
 
Jemporium presnetation paula and alex
Jemporium presnetation paula and alexJemporium presnetation paula and alex
Jemporium presnetation paula and alexPaula Perez
 
Shooting schedule-location-2
Shooting schedule-location-2Shooting schedule-location-2
Shooting schedule-location-2Lauren Bailey
 

Viewers also liked (20)

PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
 
Smart city in respect to Kota
Smart city in respect to KotaSmart city in respect to Kota
Smart city in respect to Kota
 
Suecia, un buen modelo
Suecia, un buen modeloSuecia, un buen modelo
Suecia, un buen modelo
 
Audience feedback results and analysis
Audience feedback results and analysisAudience feedback results and analysis
Audience feedback results and analysis
 
Mise en-scene planning
Mise en-scene planningMise en-scene planning
Mise en-scene planning
 
Виртуальная выставка детских работ "Прикосновение руки"/Virtuaalne käsitöönäi...
Виртуальная выставка детских работ "Прикосновение руки"/Virtuaalne käsitöönäi...Виртуальная выставка детских работ "Прикосновение руки"/Virtuaalne käsitöönäi...
Виртуальная выставка детских работ "Прикосновение руки"/Virtuaalne käsitöönäi...
 
Вязаный мячик спицами.
Вязаный мячик спицами.Вязаный мячик спицами.
Вязаный мячик спицами.
 
Rudolph tagquestions
Rudolph tagquestionsRudolph tagquestions
Rudolph tagquestions
 
Client draft.
Client draft.Client draft.
Client draft.
 
Итоги года 5а классный час
Итоги года 5а классный часИтоги года 5а классный час
Итоги года 5а классный час
 
Yστερη βυζαντινή περίοδος
Yστερη βυζαντινή περίοδοςYστερη βυζαντινή περίοδος
Yστερη βυζαντινή περίοδος
 
Shooting schedule-overview-4
Shooting schedule-overview-4Shooting schedule-overview-4
Shooting schedule-overview-4
 
Shooting schedule-overview.
Shooting schedule-overview.Shooting schedule-overview.
Shooting schedule-overview.
 
Documentary rough idea
Documentary rough ideaDocumentary rough idea
Documentary rough idea
 
Средневековая кухня /рецепты/
Средневековая кухня /рецепты/Средневековая кухня /рецепты/
Средневековая кухня /рецепты/
 
Puansettija - Рождественский цветок
Puansettija - Рождественский цветокPuansettija - Рождественский цветок
Puansettija - Рождественский цветок
 
Edrejtapenale 100126140908-phpapp02
Edrejtapenale 100126140908-phpapp02Edrejtapenale 100126140908-phpapp02
Edrejtapenale 100126140908-phpapp02
 
Jemporium presnetation paula and alex
Jemporium presnetation paula and alexJemporium presnetation paula and alex
Jemporium presnetation paula and alex
 
Shooting schedule-location-2
Shooting schedule-location-2Shooting schedule-location-2
Shooting schedule-location-2
 
Camerota celletti
Camerota cellettiCamerota celletti
Camerota celletti
 

Similar to Fix print proposal

v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptxv2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptxGunawanWicaksono26
 
inofasi Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan
inofasi Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan inofasi Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan
inofasi Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan juni apri
 
#1 Materi Pengantar Rapat Persiapan Advokasi percepatan Penyelenggaraan KKS 2...
#1 Materi Pengantar Rapat Persiapan Advokasi percepatan Penyelenggaraan KKS 2...#1 Materi Pengantar Rapat Persiapan Advokasi percepatan Penyelenggaraan KKS 2...
#1 Materi Pengantar Rapat Persiapan Advokasi percepatan Penyelenggaraan KKS 2...Rustam Effendy
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaSusantri Susantri
 
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Dadang Solihin
 
~Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan (vix 1
~Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan (vix 1~Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan (vix 1
~Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan (vix 1juni apri
 
KULIAH 4 -5.pptx
KULIAH 4 -5.pptxKULIAH 4 -5.pptx
KULIAH 4 -5.pptxDarinFatia1
 
Materi_Pembimbing_Evaluasi_Manajemen_Risiko_Smart_City_2020.pptx
Materi_Pembimbing_Evaluasi_Manajemen_Risiko_Smart_City_2020.pptxMateri_Pembimbing_Evaluasi_Manajemen_Risiko_Smart_City_2020.pptx
Materi_Pembimbing_Evaluasi_Manajemen_Risiko_Smart_City_2020.pptxpikipardede1
 
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...PUSTAKAVirtualTataRu
 
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif dalam mewujudkan Smart City Pemahaman, Prak...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratifdalam mewujudkan Smart CityPemahaman, Prak...Penerapan Tata Kelola Kolaboratifdalam mewujudkan Smart CityPemahaman, Prak...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif dalam mewujudkan Smart City Pemahaman, Prak...PUSTAKAVirtualTataRu
 
Putu smartcity 22 feb 2014
Putu smartcity 22 feb 2014Putu smartcity 22 feb 2014
Putu smartcity 22 feb 2014Putu Shinoda
 
Aksi reaksi dan peran litbang
Aksi reaksi dan peran litbangAksi reaksi dan peran litbang
Aksi reaksi dan peran litbangRustan Amarullah
 
Laporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docxLaporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docxIr. Soekarno
 
paparan.desa.cerdas.pptx
paparan.desa.cerdas.pptxpaparan.desa.cerdas.pptx
paparan.desa.cerdas.pptxEdiKusnadi11
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
Emil Dardak, mengusung Urban Civic Movement
Emil Dardak, mengusung Urban Civic Movement Emil Dardak, mengusung Urban Civic Movement
Emil Dardak, mengusung Urban Civic Movement kakatomi
 

Similar to Fix print proposal (20)

v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptxv2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
v2_Tugas 10_Paparan Kelompok 2.pptx
 
inofasi Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan
inofasi Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan inofasi Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan
inofasi Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan
 
#1 Materi Pengantar Rapat Persiapan Advokasi percepatan Penyelenggaraan KKS 2...
#1 Materi Pengantar Rapat Persiapan Advokasi percepatan Penyelenggaraan KKS 2...#1 Materi Pengantar Rapat Persiapan Advokasi percepatan Penyelenggaraan KKS 2...
#1 Materi Pengantar Rapat Persiapan Advokasi percepatan Penyelenggaraan KKS 2...
 
Smart City (041115)
Smart City (041115)Smart City (041115)
Smart City (041115)
 
Smart city
Smart citySmart city
Smart city
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
 
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kota Kotamubagu 2025-2045
 
~Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan (vix 1
~Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan (vix 1~Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan (vix 1
~Desain model gang pemukiman kota ramah anak dan lingkungan (vix 1
 
KULIAH 4 -5.pptx
KULIAH 4 -5.pptxKULIAH 4 -5.pptx
KULIAH 4 -5.pptx
 
Materi_Pembimbing_Evaluasi_Manajemen_Risiko_Smart_City_2020.pptx
Materi_Pembimbing_Evaluasi_Manajemen_Risiko_Smart_City_2020.pptxMateri_Pembimbing_Evaluasi_Manajemen_Risiko_Smart_City_2020.pptx
Materi_Pembimbing_Evaluasi_Manajemen_Risiko_Smart_City_2020.pptx
 
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
 
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif dalam mewujudkan Smart City Pemahaman, Prak...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratifdalam mewujudkan Smart CityPemahaman, Prak...Penerapan Tata Kelola Kolaboratifdalam mewujudkan Smart CityPemahaman, Prak...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif dalam mewujudkan Smart City Pemahaman, Prak...
 
Putu smartcity 22 feb 2014
Putu smartcity 22 feb 2014Putu smartcity 22 feb 2014
Putu smartcity 22 feb 2014
 
Aksi reaksi dan peran litbang
Aksi reaksi dan peran litbangAksi reaksi dan peran litbang
Aksi reaksi dan peran litbang
 
Aksi reaksi dan peran litbang (Rustan)
Aksi reaksi dan peran litbang (Rustan)Aksi reaksi dan peran litbang (Rustan)
Aksi reaksi dan peran litbang (Rustan)
 
SDG.pptx
SDG.pptxSDG.pptx
SDG.pptx
 
Laporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docxLaporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docx
 
paparan.desa.cerdas.pptx
paparan.desa.cerdas.pptxpaparan.desa.cerdas.pptx
paparan.desa.cerdas.pptx
 
Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Emil Dardak, mengusung Urban Civic Movement
Emil Dardak, mengusung Urban Civic Movement Emil Dardak, mengusung Urban Civic Movement
Emil Dardak, mengusung Urban Civic Movement
 

Recently uploaded

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (9)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

Fix print proposal

  • 1. Seminar Pilihan “(Smart & Green Kampung)” Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan Disusun Oleh: Maharani (1254050002) Fitalis Alfonsius A. Fau (1254050017) Danang Wikana (12540050021) Stevanus Andri Suwardi (125450025) FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2015
  • 2. Abstrak Perkembangan kota yang semakin mengkhawatirkan akibat pertambahan penduduk yang tidak terkendali menimbulkan banyak masalah-masalah yang harus diselesaikan dengan cepat. Perkiraan pada tahun 2050 dimana 70% penduduk dunia akan tinggal di kota yang hanya mempunyai lahan 5%-10% dari total lahan di Bumi tentu akan menimbulkan banyak masalah. Dikarenakan hal itu perlu dilakukan suatu perencanaan untuk membuat 70% penduduk dunia tersebut dapat hidup dengan layak dan tidak merusak lingkungan sekitar. Berbagai konsep tentang kota muncul untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu konsep perencanaan terbaru adalah Smart Village atau Kampung cerdas. Sedangkan salah satu pembentuk Kampung cerdas adalah transportasi yang cerdas. Transportasi yaitu proses pergerakan orang dan/atau barang dari satu lokasi ke lokasi lain. transportasi bukan tujuan akhir tetapi merupakan turunan permintaan, yakni untuk pemenuhan kebutuhan pegerakan penduduk dengan tujuan tertentu, misal bekerja, berbelanja, distribusi barang dan sebagainya (Kusbiantoro. 2009).
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan dengan kualitas hidup yang tinggi adalah dambaan semua orang, dengan kemajuan teknologi manusia berharap untuk hidup lebih mudah dan sehat. Namun timbul bebrapa pertanyaan dari tujuan diatas, pertanyaan pertama adalah apa itu hidup yang mudah dan sehat? Kenapa manusia ingin hidup mudah dan sehat? Bagaimana cara mendapatkan hidup mudah dan sehat? Dengan kenyataan mayoritas orang hidup dikampung, maka kualitas hidup yang mencerminkan hidup yang mudah dan sehat menjadi suatu impian masyarakat kampung. Namun dengan banyaknya penduduk, bentukan kampung dan tingkat kepadatan yang tinggi menjadi suatu hambatan untuk mencapai kualitas hidup tersebut. Untuk menjawab keinginan manusia akan kualitas hidup yang mudah dan sehat maka muncul berbagai metoda dan strategi untuk mencapai hal tersebut, salah satu metoda tersebut adalah konsep perencanaan kampung cerdas atau biasa disebut smart village. 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum  Menjelaskan pengertian dan konsep smart village & smart building  Menjelaskan faktor yang mempengaruhi terwujudnya smart village  Dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari adanya smart village ini
  • 4.  Dapat memahami kendala apa yang dihadapi didalam smart village & smart building  Dapat mengetahui kegiatan – kegiatan apa saja yang terdapat didalam smart village ini.  Untuk Mengetahui kondisi disekitar lokasi yang hendak ditinjau  Dapat mengetahui sejauh mana perkembangan smart village bila ditinjau dari literatur yang didapatkan 1.2.2 Tujuan Khuusus  Mengetahui Fungsi-fungsi Biopori.  Mengetahui Manfaat Penampungan Air Hujan.  Membuat Sistem Pengolahan Air dari STP.  Memperbaiki sistem pengelohan sampah disekitar kampung.  Membuat STP untuk satu kawasan perkampungan.  Memasang Solar Cell sebagai sumber energi alternatif untuk penerangan jalan diperkampungan.  Membuat vertikal garden sebagai sarana dan solusi dalam mengatasi permasalahan penghijauan dilahan yang sempit. 1.3 Rumusan Masalah  Apa yang dimaksud dengan smart village?  Apa faktor – faktor yang mempengaruhi terwujudnya smart village?  Masalah apa saja yang dihadapi didalam smart village itu sendiri?
  • 5.  Bagaimana solusi dan pemecahan masalah yang dapat diambil dalam menghadapi masalah didalam smart village? 1.4 Rancangan / Metode Penelitian 1. Metode Pengamatan Langsung ( Metode Kualitatif ) Pengamatan dilakukan secara langsung, dengan cara meninjau lokasi secara langsung (Survey) didaerah Tangerang Selatan tepatnya didaerah Bintaro Sektor 9 pada Kampung Pondok Pucung Dan terlibat langsung dalam kegiatan kampung tersebut. 2. Metode Pengamatan Tidak Langsung Pengamatan tidak langsung dilakukan untuk mendapatkan data pendukung untuk laporan yang diperoleh melalui : a. Mempelajari beberapa literatur dan dokumen yang didapat dari buku – buku dan pencarian data di Internet. b. Mempelajari landasan teori yang berhubungan dengan dasar–dasar, dalam laporan penelitian ini adalah smart kampung & building Rapat dan diskusi dengan Narasumber (Pak Martin L Katopo) dan warga disekitar Kampung Pondok Pucung Bintaro Tangerang Selatan. 1.5 Batasan Masalah  Biopori untuk Sampah,Biopori Untuk Sampah  Penampungan Air Hujan  Usulan Pengadaan STP ( Limbah Padat )  Penerapan Tanaman Vertikal  Usulan Penerangan jalan menggunakan Colar Cell  Penilaian Bangunan dan Lingkungan Menurut GBCI
  • 6. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran secara garis besar dalam penulisan penelitian, maka dibagi menjadi 6 (enam) bab yaitu: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metodelogi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dengan bab ini dijelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan penelitian meliputi teori smart village & building. BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini menjabarkan tentang smart kampung di Pondok Pucung Tangerang Selatan & bangunan rumah besi. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan analisis masalah dan pemecahannya. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil dari perancangan dan pembangunan beserta pembahasannya. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
  • 7. BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Smart Village Smart village adalah konsep perencanaan kampung dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang akan membuat hidup yang lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Beberapa para ahli menganggap konsep kota dengan smart village dapat memenuhi kebutuhan akan kemudahan hidup dan kesehatan, walaupun pada kenyataannya konsep smart village masih dalam perdebatan oleh para ahli dan belum ada defenisi dan konsep umum yang bisa diterapkan di semua kampung didunia. Konsep smart village masih bergantung pada kota dan pengembang masing-masing. Beberapa para ahli mencoba mendifenisikan smart village dengan defenisi masing-masing berdasarkan bidang keilmuan masing - masing. Dengan mengartikan masing -masing kata dari smart village, dapat dilihat pengertian smart village secara umum dilihat dari cara menyelesaikan masalah dari tiga aspek utama kota: fisik, sosial dan ekonomi. sebuah kampung dapat dikatakan smart bila bisa memecahkan masalah dari ketiga aspek tersebut dengan menggunakan teknologi dan sumber daya yang ada pada kota tersebut secara efisien dan efektif. Pada intinya konsep smart village adalah bagaimana cara menghubungkan infrastruktur fisik, infrastruktur sosial dan infrastruktur ekonomi dengan menggunakan teknologi ICT, yang dapat mengintergarsikan semua elemen dalam aspek tersebut dan membuat kota yang lebih efisien dan layak huni
  • 8. Dari berbagai defenisi smart village dari berbagai para ahli dapat diambil benang merah unsur-unsur smart village diantaranya 1. Tekonologi; 2. Efisien; 3. Efektif; 4. Jaringan; 5. Berkelanjutan; 6. Kompetitif; 7. Partisipasi. Salah satu ahli smart village, Boyd Cohen mencoba membagi smart village ke dalam enam indikator utama, yaitu 1. Smart People 2. Smart Environment 3. Smart Living 4. Smart Mobility 5. Smart Ekonomi 6. Smart Governance Sedangkan Giffinnger (2007) dan Cohehen (2013) menjelaskan bahwa dalam perwujudan suatu konsep smart village dalam implementasi terhadap 6 sumbu tersebut, diperlukan suatu tolak ukur yang menghitung mengenai keberadaan smart village. Berikut adalah tabel mengenai indikator smart village Tabel 2 Smart village Factors used by Gifinnger (2007) dan Cohehen (2013) together with the number of digital indicators (for giffinger) and the factors (for Cohenen) and the total number of indicator and factors
  • 9. Dengan mendefinisikan smart village, maka dapat disusun juga urutan atau skema indikator smart village Smart village
  • 10. Gambar 4 Skema smart village Sekema ini berbasis pada smart people yang merupakan landasan atau dasar untuk sebuah kota yang cerdas, kota yang cerdas haruslah memiliki modal berupa sumber daya manusia yang cerdas, dan ditopang oleh kebijakan dan infrastruktur dari mobility, governance, economy dan environment yang juga cerdas sehingga mengkasilkan kualitas hidup yang cerdas seperti yang diinginkan 2.2 Pengertian 6 indikator utama smart village a) Smart Living atau hidup yang cerdas : yaitu mengacu pada kualitas hidup dan kebudayaan masyarakat faktor yang paling mempengaruhi adalah tersedianya kebutuhan-kebutuhan, adanya keamanan, keselamatan, kemudahan dan kenyamanan hidup b) Smart Governance atau tata kelola pemerintahan yang cerdas : paradigma pemerintahan yang mengeluarkan kebijakan yang mengindahkan prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi, transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas serta efektifitas dan efesiensi kebijakan c) Smart Economy atau Ekonomi cerdas : yaitu tingginya tingkat perekonomian dan kesejahteraan finansial masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan pendapatan perkapita yang tinggi d) Smart Mobility atau Mobilitas cerdas : yaitu sistem pergerakan yang memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim mungkin dan secepat mungkin. e) Smart Environment atau Lingkungan cerdas : yaitu lingkungan yang memberikan kenyamanan dimasa kini dan masa mendatang dengan kata lain keberlanjutan lingkungan baik keadaan fisik maupun non fisik
  • 11. f) Smart People atau Masyarakat cerdas : yaitu modal manusia yang weel educated baik secara formal maupun non formal dan terwujud dalam individu atau komunitas- komunitas yang kreativ. 2.3 Smart Mobility Salah satu indikator smart village adalah smart mobility, yaitu sistem pergerakan yang memungkinkan terjadinya pemenuhan kebutuhan dengan pergerakan seminim mungkin dan secepat mungkin. Adapun indikator dari smart mobility, menurut Boyd Cohen, ada tiga yaitu Mixed modal access, Prioritized clean and non-motorized options, and integrated ICT. Inti dari pergerakan untuk pemenuhan kebutuhan adalah aksesibilitas dan mobilitas, sistem pergerakan yang baik adalah sistem dengan tingkat aksesibilitas yang tinggi dan dengan mobilitas yang juga tinggi. Namun tingkat aksesibilitas dan mobilitas yang tinggi saja tidak cukup untuk mengatakan suatu sistem pergerakan cerdas, sistem pergerakan yang cerdas adalah sistem pergerakan yang meminimalisir pergerakan itu sendiri. Dengan mengambil benang merah dari penjelasan diatas maka smart mobility dapat diartikan sebagai sebuah kota dengan sistem pergerakan yang memungkinkan pencapaian tujuan dengan pergerakan yang sesedikit mungkin (less mobility), hambatan serendah mungkin (move freely), dan waktu tempuh sesingkat mungkin (less travel time) 2.4 Konsep Smart Village 1. Sebuah kampung berkinerja baik dengan berpandangan ke dalam ekonomi, penduduk, pemerintahan, mobilitas, lingkungan hidup 2. Sebuah kampung yang mengontrol dan mengintegrasi semua infrastruktur termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air, listrik, dan pengelolaan gedung. Dengan begitu dapat mengoptomalkan sumber daya
  • 12. yang dimilikinya serta merencanakan pencegahannya. Kegiatan pemeliharaan dan keamanan dipercayakan kepada penduduknya. 3. Smart kampung dapat menghubungkan infrastuktur fisik, infrastruktur IT, infrastruktur social, dan bisnis infrastruktur untuk meningkatkan kecerdasan kota. 4. Smart kampung membuat kota lebih efisien dan layak huni 5. Penggunaan smart computing untuk membuat smart kampong dan fasilitasnya meliputi pendidikan, kesehatan, keselamatan umum, transportasi yang lebih cerdas, saling berhubungan dan efisien. Konsep smart kampung awalnya diciptakan oleh perusahaan IBM. Sebelumnya berbagai nama sempat dibahas para ahli dunia dengan nama digital kampung atau smart kampung. Intinya smart village ini menggunakan teknologi informasi untuk menjalankan roda kehidupan kota yang lebih efisien. Versi IBM, smart kampung adalah sebuah kampung yang instrumennya saling berhubungan dan berfungsi cerdas. 2.5 Faktor – factor yang Mempengaruhi Terwujudnya Smart Village Banyak faktor yang membuat smart city ini menjadi sukses di beberapa negara berkembang, selain inisiatif yang membuat smart village ini berhasil faktor lain yaitu : 1. Manajemen dan Organisasi 2. Teknologi 3. Pemerintahan 4. Kebijakan 5. Masyarakat 6. Ekonomi 7. Infrastruktur dan,
  • 13. 8. Lingkungan 1. Manajemen dan Organisasi Suatu organisasi harus memiliki manajemen yang terstruktur agar organisasi tersebut berjalan baik, seimbang dan lancar. Dalam hal ini factor organisasi dan manajemem merupakan factor yang menentukan kemajuan terciptanya smart village, karena manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. 2. Teknologi Sebuah smart kampung sangat bergantung pada smart computing. Smart computing mengacu pada generasi baru hardware, software dan jaringan teknologi yang menyediakan system IT yang real-time. Dengan analisis yang baik dan secara mendalam dapat membantu penduduk membuat keputusan yang lebih pintar yang diiringi dengan tindakan yang dapat mengoptimalkan proses bisnis. Teknologi informasi merupakan sebuah pendorong utama bagi inisiatif smart village. Proyek pembangunan smart village dengan mengacu pada teknologi informasi dapat mengubah sejumlah peluang yang potensial, mereka dapat meningkatkan manajemen dan fungsi kota. Namun, meskipun banyak manfaat dari teknologi tersebut dampaknya masih belum terlihat jelas, karena terdapat kesenjangan social bagi penduduk yang tinggal di pedesaan yang belum mendapatkan fasilitas tersebut. 3. Pemerintahan Beberapa kampung di Negara berkembang sudah memulai proyek pembangunan smart village yang inisiatif. Proyek ini disebut inisiatif smart village untuk melayani warga dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian, beberapa kota telah merasakan
  • 14. peningkatan kebutuhan pemerintahan untuk mengelola proyek. Dukungan dari pemerintah juga merupakan salah satu factor yang penting untuk kemajuan smart village. Karena tanpa dukungan pemerintah impian untuk mewujudkan smart village akan sulit untuk diwujudkan. 4. Kebijakan Perpindahan dari sebuah kota biasa menjadi smart village memerlukan interaksi komponen teknologi dengan politik dan kelembagaan. Komponen politik mewakili berbagai elemen dan tekanan eksternal, seperti kebijakan politik yang mungkin mempengaruhi ide dari pembuatan smart village. Konteks kebijakan sangat penting bagi pemahaman dari penggunaan system informasi. Pemerintah yang inovatif yang ikut serta dalam membangun smart village menekankan perubahan dalam suatu kebijakan. 5. Masyarakat Masyarakat merupakan bagian penting dari terciptanya smart village, karena dengan demikian kebiasaan-kebiasaan yang dulu mulai ditinggalkan. Proyek smart village berdampak pada kualitas hidup warga dengan tujuan menjadikan sebuah kota menjadi lebih efisien. Masyarakat juga dituntut untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan dan penyelenggaraan kota, serta menjadi pengguna kampung yang aktif. Masyarakat juga adalah factoryang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan terciptanya smart village. 6. Ekonomi Faktor ekonomi merupakan pendorong utama smart village. Sebuah kampung dengan daya saing ekonomi yang tinggi dianggap memiliki salah satu sifat smart village. Faktor ekonomi termasuk salah satu daya saing inovasi, kewirausahaan, dan produktivitas dari kota tersebut. 7. Infrastruktur
  • 15. Infrastruktur memegang peranan penting dalam membuat smart village. Karena smart village dibangun berdasarkan infrastruktur ICT seperti wi-fi dan hotspot. Pembangunan infrastuktur ICT merupakan hal yang mendasar dalam melakukan pembangunan smart village. Pembangunan infrastruktur tergantung pada beberapa factor yang terkait untuk kinerja dan ketersediannya. 8. Lingkungan Factor lingkungan dianggap sebagai factor yang mempengaruhi kemajuan smart village karena nantinya lingkungan sebuah kampung menggunakan teknologi dalam menjalani kelangsungan hidup masyarakatnya 2.6 Tujuan Smart Village Tujuan dari konsep smart village ini adalah untuk mengatasi berbagai karakteristik inovasi ekosistem oleh semua gagasan smart village diantaranya menjadi kampung hijau, saling berhubungan, terpadu untuk semua lapisan dan bentuk kampung. Perencanan smart village menggunakan model referensi untuk menentukan konsep tata letak kampung yang cerdas dan berkarakter. Smart village ini pada intinya memiliki 6 dimensi yaitu ekonomi yang cerdas, mobilitas cerdas, lingkungan pintar, orangnya cerdas, cerdas dalam hidup dan akhirnya pemerintahan yang cerdas pula. Konseptual Smart village dapat digunakan juga untuk evaluasi kemampuan inovatif pererencanaan kampung. Selain itu model ini juga dapat untuk sinkronisasi dan pengoptimalan kampung investasi dalam ekonomi dan broadband. Tujuan utama dari pembangunan sebuah “Kampung Pintar” (Smart village) adalah bagaimana kita melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun masyarakat yang madani.
  • 16. 2.7 Contoh Fasilitas Kampung Berkonsep Smart Village Teknologi modern serta perencanaan kampung yang ramah lingkungan telah menghasilkan sejumlah inovasi baru. Banyak kampung besar di dunia berusaha meningkatkan keseimbangan secara berkelanjutan, yang akan menjadi daya tarik kota itu sendiri. Berbagai macam inovasi berkembang ke berbagai unsur layanan kota pintar. Berikut adalah contoh dari fasilitas kota dengan konsep “Smart Village”  Pengelolaan sumber daya alam Dalam hal pasokan dasar sumber daya alam, banyak kampung yang bekerja keras untuk mengurangi intensitas karbon dari energi yang digunakan masyarakat serta meningkatkan efektifitas, efisiensi pasokan dan jaringan distribusi.Berbagai sumber energi terbarukan seperti energi tenaga air, angin, sampah, ombak, matahari, dan panas bumi akan menjadi sumber energi penting. Kesehatan dan keselamatan  Pendidikan dan budaya Model pelayanan pendidikan pada kota pintar (Smart Village) baik negeri maupun swasta, diterapkan terutama menggunakan teknologi modern. Termasuk penyediaan fasilitas untuk kegiatan rekreasi dan kebudayaan seperti :musik, teater, olahraga dan kegiatan rekreasi lainnya. Tidak kalah pentingnya, pendidikan dalam konteks Kampung Pintar (Smart Village) adalah kebutuhan untuk melibatkan masyarakat dalam proses pendidikan, dimana akan terjadi perubahan perilaku untuk menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan keseluruhan aspek keberlanjutan dan kesehatan lingkungan kampung.
  • 17. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen- dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana akan di lakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kampung Pondok Pucung (Bintaro Sektor 9) Tangerang Selatan. Kampung Pondok Pucung adalah sebuah Kampung dengan lokasi tepat berada dibelakang perumahan elite (Kompleks Senayan, tepatnya berada dijalan Elang) yang berada persis didepan kampung ini. Bangunan disekitar kampung ini masih tetap menjaga ciri khas bangunan arsitektur tradisional layaknya bangunan dikampung-kampung, meskipun letak kampung ini dihimpit oleh bangunan-bangunan dengan ciri khas arsitektur modern tetapi kampung ini tetap mempertahankan kekekhasannya. Mengapa kampung ini menjadi objek penelitian kami? Hal ini dikarenakan kampung ini memiliki kekhasannya sendiri dibandingkan dengan kampung-kampung pada umumnya yaitu kekompakan dan nuansa kekeluargaan yang begitu erat dan kental sangat terasa ketika kita masuk kedalamnya, Keramahan warga-warga
  • 18. disekitar situ dan tidak hanya itu, kampung ini termasuk kedalam kategori kampung hijau karena kampung ini dikelola oleh suatu tim organisasi kemasyarakatan yaitu “DAG”. DAG mempunyai sebuah program bagaimana menjadikan kampung yang tadinya biasa-biasa saja menjadi “Green Kampung”, yaitu dengan membuat berbagai kegiatan yang bisa membuat kampung ini menjadi kampung yang hijau dan berkelanjutan. Berbagai kegiatan telah digalakkan oleh tim DAG diantaranya: Nabung Aer, Membuat lubang biopori disekitar kampung, Tatitu, dll. Selain itu didalam kampung ini juga terdapat bangunan “Smart Building” yaitu bangunan milik “Pak Martin L Katopo”, bangunan ini memiliki konsep yang briliant karena dengan memanfaatkan bahan-bahan sisa-sisa material yang ada serta bagaimana kita mengolah air hujan untuk kita recyling lagi untuk kita gunakan disaat musim kemarau. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. a) Data Premier Data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi lansung tentang penerapan Konsep Smart Kampung & Building di Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan.
  • 19. b) Data Sekunder Data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari dokumentasimilik narasumber, literatur dari berbagai sumber (buku & internet),dll. Data sekunder juga dapat berupa data dari majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian- kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui survey lapangan, dan wawancara pada warga sekitar, Bapak Martin L Katopo& tim. c) Observasi Langsung Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari- hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagimana Penerapan Konsep Smart Kampung & Building di Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan. Observasi langsung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. d) Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara)
  • 20. Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang Penerapan Konsep Smart Kampung & Building pada Kampung Pondok Pucung. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan warga Kampung Pondok Pucung dan Bapak Martin L Katopo & Tim. e) Dokumentasi Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan, aturan suatu lembaga masyarakat, dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dari uraian di atas maka metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan obyek penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang Penerapan Konsep Smart Kampung & Buiding pada Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan. 3.4 Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dari rumusan di atas dapatlah kita tanarik garis besar bahwa analisis data bermaksud pertama- tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.
  • 21. Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif. Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. 3.5 Tahap Penelitian ada empat tahap yaitu : (1)tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data, (4) tahap penulisan laporan’’. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut :  Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.  Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan perilaku kebiasaan warga disekitar Kampung Pondok Pucung.  Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperolah melaui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan warga sekitar dan tim dari DAG. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang
  • 22. didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.  Tahap penulisan laporan, meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA GREENSHIP GEDUNG BARU/NEW BUILDINGVERSI1.2 – GBC INDONESIA http://smartcityindonesia.blogspot.co.id/ https://www.academia.edu/11740282/smart_city_-_konsep_smart_mobility