Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas tentang penelitian konsep Smart Kampung dan Smart Building di Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan.
2) Tujuan penelitian adalah menjelaskan konsep Smart City, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dampak positif dan negatif, serta solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi.
3) Metode penelitian menggunakan observasi langs
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
SMART KAMPUNG & BUILDING
1. “SMART KAMPUNG & BUILDING”
Dosen pembimbing : PROF.DR.IR. SRI PARE ENI LIC RER REG
: IR. RIYADI ISMANTO, M. ARCH
Disusun oleh : MAHARANI (1254050002)
FITALIS ALFONSIUS (1254050017)
DANANG WIKANA (1254050021)
STEVANUS ANDRI S (1254050025)
Fakultas teknik
PRODI arsitektur
Universitas Kristen indonesia
2015/2016
2. Latar Belakang
Kehidupan dengan kualitas hidup yang tinggi adalah dambaan semua
orang, dengan kemajuan teknologi manusia berharap untuk hidup lebih
mudah dan sehat. Namun timbul beberapa pertanyaan dari tujuan diatas,
pertanyaan pertama adalah apa itu hidup yang mudah dan sehat?
Kenapa manusia ingin hidup mudah dan sehat? Bagaimana cara
mendapatkan hidup mudah dan sehat? Dengan kenyataan mayoritas
orang hidup dikota, maka kualitas hidup yang mencerminkan hidup yang
mudah dan sehat menjadi suatu impian masyarakat kota. Namun dengan
banyaknya penduduk, bentukan kota dan tingkat kepadatan yang tinggi
menjadi suatu hambatan untuk mencapai kualitas hidup tersebut.
Untuk menjawab keinginan manusia akan kualitas hidup yang mudah dan
sehat maka muncul berbagai metoda dan strategi untuk mencapai hal
tersebut, salah satu metoda tersebut adalah konsep perencanaan kota
cerdas atau biasa disebut smart city.
3. Tujuan Penelitian
(Umum)
Menjelaskan Pengertian dan Konsep Smart City (Smart Kampung & Smart
Building)
Menjelaskan faktor yang mempengaruhi terwujudnya Smart City
Dapat mengetahui dampak positif dan negatifnya dari adanya Smart City ini
Dapat memahami kendala apa yang dihadapi didalam Smart City (Smart
Kampung & Smart Building)
Dapat mengetahui kegiatan – kegiatan apa saja yang terdapat didalam Smart
Kampung ini.
Untuk Mengetahui kondisi disekitar lokasi yang hendak ditinjau
Dapat mengetahui sejauh mana perkembangan Smart City (Smart Kampung)
bila ditinjau dari literatur yang didapatkan
4. Tujuan Penelitian
(Khusus)
Mengetahui Fungsi-fungsi Biopori.
Mengetahui Manfaat Penampungan Air Hujan.
Membuat Sistem Pengolahan Air dari STP.
Memperbaiki sistem pengelohan sampah disekitar kampung.
Membuat STP untuk satu kawasan perkampungan.
Memasang Solar Cell sebagai sumber energi alternatif untuk penerangan
jalan diperkampungan.
Membuat vertikal garden sebagai sarana dan solusi dalam mengatasi
permasalahan penghijauan dilahan yang sempit.
5. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Smart City (Smart Kampung)?
Apa faktor – faktor yang mempengaruhi terwujudnya Smart City (Smart
Kampung)?
Masalah apa saja yang dihadapi didalam Smart City (Smart Kampung) itu
sendiri?
Bagaimana solusi dan pemecahan masalah yang dapat diambil dalam
menghadapi masalah didalam Smart City (Smart Kampung)?
6. Batasan Masalah
Biopori untuk Sampah
Penampungan Air Hujan
Usulan Pengadaan STP ( Limbah Padat )
Penerapan Tanaman Vertikal
Usulan Penerangan jalan menggunakan Colar Cell
Penilaian Bangunan dan Lingkungan Menurut GBCI
7. Metode Penelitian
Metode Pengamatan Langsung
Pengamatan dilakukan secara langsung, dengan cara meninjau lokasi secara langsung
(Survey) didaerah Tangerang Selatan tepatnya didaerah Bintaro Sektor 9 pada Kampung
Pondok Pucung Dan terlibat langsung dalam kegiatan kampung tersebut.
Metode Pengamatan Tidak Langsung
Pengamatan tidak langsung dilakukan untuk mendapatkan data pendukung untuk
laporan yang diperoleh melalui :
Mempelajari beberapa literatur dan dokumen yang didapat dari buku – buku dan
pencarian data di Internet.
Mempelajari landasan teori yang berhubungan dengan dasar–dasar, dalam laporan
penelitian ini adalah Smart City (Smart Kampung & Building)
Rapat dan diskusi dengan Narasumber (Pak Martin L Katopo) dan warga disekitar
Kampung Pondok Pucung Bintaro Tangerang Selatan.
8. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan
sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di
lapangan. sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain
manusia adalah berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen-
dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan
hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh
karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak
ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga
keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau
sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan.
9. Lokasi Penelitian
• Mengapa kampung ini menjadi objek penelitian
kami? Hal ini dikarenakan kampung ini memiliki
kekhasannya sendiri dibandingkan dengan
kampung-kampung pada umumnya yaitu
kekompakan dan nuansa kekeluargaan yang
begitu erat dan kental sangat terasa ketika kita
masuk kedalamnya, Keramahan warga-warga
disekitar situ dan tidak hanya itu, kampung ini
termasuk kedalam kategori kampung hijau
karena kampung ini dikelola oleh suatu tim
organisasi kemasyarakatan yaitu “DAG”. DAG
mempunyai sebuah program bagaimana
menjadikan kampung yang tadinya biasa-biasa
saja menjadi “Green Kampung”, yaitu dengan
membuat berbagai kegiatan yang bisa membuat
kampung ini menjadi kampung yang hijau dan
berkelanjutan.
• Lokasi penelitian adalah tempat dimana
akan di lakukan, beserta jalan dan kotanya.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil
lokasi di Kampung Pondok Pucung (Bintaro
Sektor 9) Tangerang Selatan.
• Kampung Pondok Pucung adalah sebuah
Kampung dengan lokasi tepat berada
dibelakang perumahan elite (Kompleks
Senayan, tepatnya berada dijalan Elang)
yang berada persis didepan kampung ini.
Bangunan disekitar kampung ini masih tetap
menjaga ciri khas bangunan arsitektur
tradisional layaknya bangunan dikampung-
kampung, meskipun letak kampung ini
dihimpit oleh bangunan-bangunan dengan
ciri khas arsitektur modern tetapi kampung
ini tetap mempertahankan kekekhasannya.
10. Lokasi Penelitian
Berbagai kegiatan telah digalakkan oleh tim DAG diantaranya: Nabung
Aer, Membuat lubang biopori disekitar kampung, Tatitu, dll. Selain itu
didalam kampung ini juga terdapat bangunan “Smart Building” yaitu
bangunan milik “Pak Martin L Katopo”, bangunan ini memiliki konsep
yang briliant karena dengan memanfaatkan bahan-bahan sisa-sisa
material yang ada serta bagaimana kita mengolah air hujan untuk kita
recyling lagi untuk kita gunakan disaat musim kemarau.
11. Teknik Pengumpulan Data
Data Premier
Data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian. Kata-
kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan
dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk
mendapatkan informasi lansung tentang penerapan Konsep Smart Kampung &
Building di Kampung Pondok Pucung, Tangerang Selatan.
Data Sekunder
Data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber
lainnya yang terdiri dari dokumentasi milik narasumber, literatur dari berbagai
sumber (buku & internet),dll. Data sekunder juga dapat berupa data dari majalah,
buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan
resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey, studi
histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk
memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan
melalui survey lapangan, dan wawancara pada warga sekitar, Bapak Martin L
Katopo & tim.
12. Teknik Pengumpulan Data
Observasi Langsung
Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik
tentang bagimana Penerapan Konsep Smart Kampung & Building di Kampung Pondok
Pucung, Tangerang Selatan. Observasi langsung juga dapat memperoleh data dari
subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau
berkomunikasi secara verbal.
Wawancara
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab,
sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan. Tujuan penulis
menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang
Penerapan Konsep Smart Kampung & Building pada Kampung Pondok Pucung. Dalam
penelitian ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan warga Kampung
Pondok Pucung dan Bapak Martin L Katopo & Tim.
Dokumentasi
Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkret tentang
Penerapan Konsep Smart Kampung & Buiding pada Kampung Pondok Pucung,
Tangerang Selatan.
13. Tahap Penelitian
Tahap sebelum kelapangan
meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori,
penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan
ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan
usulan penelitian.
Tahap pekerjaan lapangan
meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan perilaku
kebiasaan warga disekitar Kampung Pondok Pucung.
14. Tahap Penelitian
Tahap analisis data
meliputi analisis data baik yang diperolah melaui observasi, dokumen
maupun wawancara mendalam dengan warga sekitar dan tim dari DAG.
Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan
yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan
cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data
sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk
memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam
memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.
Tahap penulisan laporan
meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian
kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.
33. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD )
ASD P Area Dasar Hijau
(Basic Green Area)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
ASD 1 Pemilihan Tapak
(Site Selection)
1
ASD 2 Aksesibilitas Komunitas
(Community Accesibility)
1
ASD 3 Transportasi Umum
(Public Transportation)
1
ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda
(Bicycle Facility)
-
ASD 5 Lansekap pada Lahan
(Site Landscaping)
-
ASD 6 Iklim Mikro (
Micro Climate)
-
ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan
(Stormwater Management)
-
Total Nilai Kategori ASD 3 22,07%
34. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)
EEC P1 Pemasangan Sub-Meter
(Electrical Sub Metering)
-
1 Kriteria
prasyarat;
4 kriteria kredit;
1 Kriteria Bonus
EEC P2 Perhitungan OTTV
(OTTV Calculation)
-
EEC 1 Langkah Penghematan Energi
(Energy Efficiency Measures)
-
EEC 2 Pencahayaan Alami
(Natural Lighting)
-
EEC 3 Ventilasi
(Ventilation)
-
EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim
(Climate Change Impact)
-
EEC 5 Energi Terbarukan Dalam Tapak
(On Site Renewable Energy) (Bonus)
-
Total Nilai Kategori EEC - 33,76%
35. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Konservasi Air (Water Conservation-WAC)
WAC P1 Meteran Air
(Water Metering)
P
2 Kriteria
prasyarat;
6 kriteria kredit
WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air
(Water Calculation)
P
WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air
(Water Use Reduction)
-
WAC 2 Fitur Air
(Water Fixtures)
-
WAC 3 Daur Ulang Air
(Water Recycling)
-
WAC 4 Sumber Air Alternatif
(Alternative Water Resources)
-
WAC 5 Penampungan Air Hujan
(Rainwater Harvesting)
3
WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap
(Water Efficiency Landscaping)
-
Total Nilai Kategori WAC 3 27,27%
36. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)
MRC P1 Refrigeran Fundamental
(Fundamental Refrigerant)
P
1 Kriteria
prasyarat;
6 kriteria kredit
MRC 1 Penggunaan Gedungdan Material Bekas
(Building and Material Reuse)
2
MRC 2 Material Ramah Lingkungan
(Environmentally Friendly Material)
3
MRC 3 Penggunaan Refrigeran tanpa ODP
(Non ODS Usage)
2
MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) 1
MRC 5 Material Prafabrikasi
(Prefab Material)
1
MRC 6 Material Regional
(Regional Material)
1
Total Nilai Kategori MRC 10 2,6%
37. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)
IHC P1 Introduksi Udara Luar
(Outdoor Air Introduction)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
IHC 1 Pemantauan Kadar CO2
(CO₂ Monitoring)
-
IHC 2 Kendali Asap Rokok di Lingkungan
(Environmental Tobacco Smoke Control)
-
IHC 3 Polutan Kimia
(Chemical Pollutant)
3
IHC 4 Pemandangan ke luar Gedung
(Outside View)
1
IHC 5 Kenyamanan Visual
(Visual Comfort)
1
IHC 6 Kenyamanan Termal
(Thermal Comfort)
1
IHC 7 Tingkat Kebisingan
(Acoustic Level)
1
Total Nilai Kategori IHC 7 6,5%
38. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)
BEM P Dasar Pengelolaan Sampah
(Basic Waste Management)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek
(GP as a Member of Project Team)
-
BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi
(Pollution of Construction Activity)
2
BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut
(Advanced Waste Management)
2
BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar
(Proper Commisioning)
1
BEM 5 Penyerahan Data Green Building
(Green Building Submission Data)
-
BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out
(Fit Out Agreement)
-
BEM 7 Survei Pengguna Gedung
(Occupant Survey)
-
Total Nilai Kategori BEM 5 7,8%
39. Tabel Kriteria DR
Kategori
Jumlah Kriteria Jumlah Kriteria
Prasyarat Kredit Bonus
ASD 1 3 8
WAC 2 3 8
MRC 1 10 7
IHC 1 7 8
BEM 1 5 8
Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 6 28 39
40. Penjabaran Nilai (DR)
Design Recognition / Tahap Rekognisi Desain (Max 77 Point) 100 % - 33,76 % (EEC Tidak Ada
Dalam kategori Penilaian)= 66,24%
ASD =
3
77
x 66,24 % = 2,58 %
WAC =
3
77
x 66,24 % = 2,58 %
MRC =
10
77
x 66,24 % = 8,60 %
IHC =
7
77
x 66,24 % = 6,02 %
BEM =
5
77
x 66,24 % = 4,30 %
Total Keseluruhan= 24,08 % (Tidak mendapatkan Peringkat dalam Greenship)
41. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD )
ASD P Area Dasar Hijau
(Basic Green Area)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
ASD 1 Pemilihan Tapak
(Site Selection)
1
ASD 2 Aksesibilitas Komunitas
(Community Accesibility)
1
ASD 3 Transportasi Umum
(Public Transportation)
1
ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda
(Bicycle Facility)
1
ASD 5 Lansekap pada Lahan
(Site Landscaping)
2
ASD 6 Iklim Mikro (
Micro Climate)
2
ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan
(Stormwater Management)
3
Total Nilai Kategori ASD 11 16,83%
42. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)
EEC P1 Pemasangan Sub-Meter
(Electrical Sub Metering)
P
1 Kriteria
prasyarat;
4 kriteria kredit;
1 Kriteria Bonus
EEC P2 Perhitungan OTTV
(OTTV Calculation)
P
EEC 1 Langkah Penghematan Energi
(Energy Efficiency Measures)
10
EEC 2 Pencahayaan Alami
(Natural Lighting)
2
EEC 3 Ventilasi
(Ventilation)
1
EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim
(Climate Change Impact)
-
EEC 5 Energi Terbarukan Dalam Tapak
(On Site Renewable Energy) (Bonus)
2
Total Nilai Kategori EEC 15 25,74%
43. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Konservasi Air (Water Conservation-WAC)
WAC P1 Meteran Air
(Water Metering)
P
2 Kriteria
prasyarat;
6 kriteria kredit
WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air
(Water Calculation)
P
WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air
(Water Use Reduction)
5
WAC 2 Fitur Air
(Water Fixtures)
2
WAC 3 Daur Ulang Air
(Water Recycling)
2
WAC 4 Sumber Air Alternatif
(Alternative Water Resources)
1
WAC 5 Penampungan Air Hujan
(Rainwater Harvesting)
3
WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap
(Water Efficiency Landscaping)
2
Total Nilai Kategori WAC 15 20,8%
44. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)
MRC P1 Refrigeran Fundamental
(Fundamental Refrigerant)
P
1 Kriteria
prasyarat;
6 kriteria kredit
MRC 1 Penggunaan Gedungdan Material Bekas
(Building and Material Reuse)
2
MRC 2 Material Ramah Lingkungan
(Environmentally Friendly Material)
3
MRC 3 Penggunaan Refrigeran tanpa ODP
(Non ODS Usage)
2
MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) 1
MRC 5 Material Prafabrikasi
(Prefab Material)
1
MRC 6 Material Regional
(Regional Material)
1
Total Nilai Kategori MRC 10 13,86%
45. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)
IHC P1 Introduksi Udara Luar
(Outdoor Air Introduction)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
IHC 1 Pemantauan Kadar CO2
(CO₂ Monitoring)
-
IHC 2 Kendali Asap Rokok di Lingkungan
(Environmental Tobacco Smoke Control)
-
IHC 3 Polutan Kimia
(Chemical Pollutant)
3
IHC 4 Pemandangan ke luar Gedung
(Outside View)
1
IHC 5 Kenyamanan Visual
(Visual Comfort)
1
IHC 6 Kenyamanan Termal
(Thermal Comfort)
1
IHC 7 Tingkat Kebisingan
(Acoustic Level)
1
Total Nilai Kategori IHC 7 9,9%
46. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)
BEM P Dasar Pengelolaan Sampah
(Basic Waste Management)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek
(GP as a Member of Project Team)
-
BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi
(Pollution of Construction Activity)
2
BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut
(Advanced Waste Management)
2
BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar
(Proper Commisioning)
1
BEM 5 Penyerahan Data Green Building
(Green Building Submission Data)
-
BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out
(Fit Out Agreement)
-
BEM 7 Survei Pengguna Gedung
(Occupant Survey)
-
Total Nilai Kategori BEM 5 12.87%
47. Tabel Kriteria FA
Kategori
Jumlah Kriteria Jumlah Kriteria
Prasyarat Kredit Bonus
ASD 1 11 8
EEC 2 15 7
WAC 2 15 8
MRC 1 10 7
IHC 1 7 8
BEM 1 5 8
Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 8 63 46
48. Penjabaran Nilai (FA)
Final Assessment / Tahap Penilaian Akhir (Max 101 Point) 100%
ASD =
11
101
x 100 % = 10,89 %
EEC =
15
101
x 100 % = 14,85 %
WAC =
15
101
x 100 % = 14,85%
MRC =
10
101
x 100 % = 9,9 %
IHC =
7
101
x 100 % = 6,93 %
BEM =
5
101
x 100 % = 4,95 %
Total Keseluruhan = 62,37 % (Mendapatkan Peringkat GOLD dalam Greenship)
49. Penjabaran Nilai Keseluruhan
Kategori
Jumlah Nilai untuk DR Jumlah Nilai untuk FA
Prasyarat Kredit Bonus Prasyarat Kredit Bonus
ASD 1 3 1 11
EEC - - 2 15
WAC 2 3 2 15
MRC 1 10 1 10
IHC 1 7 1 7
BEM 1 5 1 5
Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 6 28 8 63
Keterangan :
• Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD)
• Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)
• Konservasi Air (Water Conservation-WAC)
• Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)
• Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)
• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)
50. Peringkat Persentase Nilai Minimum
Platinum 73% 70
Gold 57% 55
Silver 46% 44
Broze 35% 34
Peringkat dalam GREENSHIP
52. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD )
ASD P Area Dasar Hijau
(Basic Green Area)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
ASD 1 Pemilihan Tapak
(Site Selection)
1
ASD 2 Aksesibilitas Komunitas
(Community Accesibility)
1
ASD 3 Transportasi Umum
(Public Transportation)
1
ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda
(Bicycle Facility)
-
ASD 5 Lansekap pada Lahan
(Site Landscaping)
-
ASD 6 Iklim Mikro (
Micro Climate)
-
ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan
(Stormwater Management)
-
Total Nilai Kategori ASD 3 22,07%
53. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)
EEC P1 Pemasangan Sub-Meter
(Electrical Sub Metering)
-
1 Kriteria
prasyarat;
4 kriteria kredit;
1 Kriteria Bonus
EEC P2 Perhitungan OTTV
(OTTV Calculation)
-
EEC 1 Langkah Penghematan Energi
(Energy Efficiency Measures)
-
EEC 2 Pencahayaan Alami
(Natural Lighting)
-
EEC 3 Ventilasi
(Ventilation)
-
EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim
(Climate Change Impact)
-
EEC 5 Energi Terbarukan Dalam Tapak
(On Site Renewable Energy) (Bonus)
-
Total Nilai Kategori EEC - 33,76%
54. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Konservasi Air (Water Conservation-WAC)
WAC P1 Meteran Air
(Water Metering)
P
2 Kriteria
prasyarat;
6 kriteria kredit
WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air
(Water Calculation)
P
WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air
(Water Use Reduction)
-
WAC 2 Fitur Air
(Water Fixtures)
-
WAC 3 Daur Ulang Air
(Water Recycling)
-
WAC 4 Sumber Air Alternatif
(Alternative Water Resources)
-
WAC 5 Penampungan Air Hujan
(Rainwater Harvesting)
-
WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap
(Water Efficiency Landscaping)
-
Total Nilai Kategori WAC - 27,27%
55. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)
MRC P1 Refrigeran Fundamental
(Fundamental Refrigerant)
P
1 Kriteria
prasyarat;
6 kriteria kredit
MRC 1 Penggunaan Gedungdan Material Bekas
(Building and Material Reuse)
-
MRC 2 Material Ramah Lingkungan
(Environmentally Friendly Material)
3
MRC 3 Penggunaan Refrigeran tanpa ODP
(Non ODS Usage)
2
MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) -
MRC 5 Material Prafabrikasi
(Prefab Material)
-
MRC 6 Material Regional
(Regional Material)
-
Total Nilai Kategori MRC 5 2,6%
56. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)
IHC P1 Introduksi Udara Luar
(Outdoor Air Introduction)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
IHC 1 Pemantauan Kadar CO2
(CO₂ Monitoring)
-
IHC 2 Kendali Asap Rokok di Lingkungan
(Environmental Tobacco Smoke Control)
-
IHC 3 Polutan Kimia
(Chemical Pollutant)
1
IHC 4 Pemandangan ke luar Gedung
(Outside View)
-
IHC 5 Kenyamanan Visual
(Visual Comfort)
-
IHC 6 Kenyamanan Termal
(Thermal Comfort)
-
IHC 7 Tingkat Kebisingan
(Acoustic Level)
-
Total Nilai Kategori IHC 1 6,5%
57. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)
BEM P Dasar Pengelolaan Sampah
(Basic Waste Management)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek
(GP as a Member of Project Team)
-
BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi
(Pollution of Construction Activity)
1
BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut
(Advanced Waste Management)
1
BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar
(Proper Commisioning)
-
BEM 5 Penyerahan Data Green Building
(Green Building Submission Data)
-
BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out
(Fit Out Agreement)
-
BEM 7 Survei Pengguna Gedung
(Occupant Survey)
-
Total Nilai Kategori BEM 2 7,8%
58. Tabel Kriteria DR
Kategori
Jumlah Kriteria Jumlah Kriteria
Prasyarat Kredit Bonus
ASD 1 3 8
MRC 1 5 7
IHC 1 1 8
BEM 1 2 8
Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 4 11 31
59. Penjabaran Nilai (DR)
Design Recognition / Tahap Rekognisi Desain (Max 77 Point) 100 % - 33,76 % - 27,27 % (EEC &
WAC Tidak Ada Dalam kategori Penilaian)= 38,97 %
ASD =
3
77
x 38,97 % = 1,51 %
MRC =
5
77
x 38,97 % = 2,53 %
IHC =
1
77
x 38,97 % = 0,50 %
BEM =
2
77
x 38,97 % = 1,01 %
Total Keseluruhan= 5,55 % (Tidak mendapatkan Peringkat dalam Greenship)
60. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD )
ASD P Area Dasar Hijau
(Basic Green Area)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
ASD 1 Pemilihan Tapak
(Site Selection)
1
ASD 2 Aksesibilitas Komunitas
(Community Accesibility)
1
ASD 3 Transportasi Umum
(Public Transportation)
-
ASD 4 Fasilitas Pengguna Sepeda
(Bicycle Facility)
-
ASD 5 Lansekap pada Lahan
(Site Landscaping)
2
ASD 6 Iklim Mikro (
Micro Climate)
-
ASD 7 Manajemen Air Limpasan Hujan
(Stormwater Management)
3
Total Nilai Kategori ASD 7 16,83%
61. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)
EEC P1 Pemasangan Sub-Meter
(Electrical Sub Metering)
P
1 Kriteria
prasyarat;
4 kriteria kredit;
1 Kriteria Bonus
EEC P2 Perhitungan OTTV
(OTTV Calculation)
P
EEC 1 Langkah Penghematan Energi
(Energy Efficiency Measures)
-
EEC 2 Pencahayaan Alami
(Natural Lighting)
-
EEC 3 Ventilasi
(Ventilation)
-
EEC 4 Pengaruh Perubahan Iklim
(Climate Change Impact)
-
EEC 5 Energi Terbarukan Dalam Tapak
(On Site Renewable Energy) (Bonus)
-
Total Nilai Kategori EEC - 25,74%
62. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Konservasi Air (Water Conservation-WAC)
WAC P1 Meteran Air
(Water Metering)
P
2 Kriteria
prasyarat;
6 kriteria kredit
WAC P2 Perhitungan Penggunaan Air
(Water Calculation)
P
WAC 1 Pengurangan Penggunaan Air
(Water Use Reduction)
-
WAC 2 Fitur Air
(Water Fixtures)
-
WAC 3 Daur Ulang Air
(Water Recycling)
-
WAC 4 Sumber Air Alternatif
(Alternative Water Resources)
-
WAC 5 Penampungan Air Hujan
(Rainwater Harvesting)
3
WAC 6 Efisiensi Penggunaan Air Lansekap
(Water Efficiency Landscaping)
-
Total Nilai Kategori WAC 3 20,8%
63. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)
MRC P1 Refrigeran Fundamental
(Fundamental Refrigerant)
P
1 Kriteria
prasyarat;
6 kriteria kredit
MRC 1 Penggunaan Gedungdan Material Bekas
(Building and Material Reuse)
2
MRC 2 Material Ramah Lingkungan
(Environmentally Friendly Material)
3
MRC 3 Penggunaan Refrigeran tanpa ODP
(Non ODS Usage)
2
MRC 4 Kayu Bersertifikat (Certified Wood) -
MRC 5 Material Prafabrikasi
(Prefab Material)
-
MRC 6 Material Regional
(Regional Material)
1
Total Nilai Kategori MRC 8 13,86%
64. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)
IHC P1 Introduksi Udara Luar
(Outdoor Air Introduction)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
IHC 1 Pemantauan Kadar CO2
(CO₂ Monitoring)
-
IHC 2 Kendali Asap Rokok di Lingkungan
(Environmental Tobacco Smoke Control)
-
IHC 3 Polutan Kimia
(Chemical Pollutant)
3
IHC 4 Pemandangan ke luar Gedung
(Outside View)
-
IHC 5 Kenyamanan Visual
(Visual Comfort)
-
IHC 6 Kenyamanan Termal
(Thermal Comfort)
-
IHC 7 Tingkat Kebisingan
(Acoustic Level)
-
Total Nilai Kategori IHC 3 9,9%
65. Kategori dan Kriteria Nilai Kriteria
Maksimum
Keterangan Per
Kategori
Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)
BEM P Dasar Pengelolaan Sampah
(Basic Waste Management)
P
1 Kriteria
prasyarat; 7
kriteria kredit
BEM 1 GP Sebagai Anggota Tim Proyek
(GP as a Member of Project Team)
-
BEM 2 Polusi dari Aktivitas Konstruksi
(Pollution of Construction Activity)
2
BEM 3 Pengelolaan Sampah Tingkat Lanjut
(Advanced Waste Management)
2
BEM 4 Sistem Komisioning yang Baik dan Benar
(Proper Commisioning)
1
BEM 5 Penyerahan Data Green Building
(Green Building Submission Data)
-
BEM 6 Kesepakatan dalam Melakukan Aktivitas Fit Out
(Fit Out Agreement)
-
BEM 7 Survei Pengguna Gedung
(Occupant Survey)
-
Total Nilai Kategori BEM 5 12.87%
66. Tabel Kriteria FA
Kategori
Jumlah Kriteria Jumlah Kriteria
Prasyarat Kredit Bonus
ASD 1 7 8
WAC 2 3 8
MRC 1 8 7
IHC 1 3 8
BEM 1 5 8
Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 6 26 39
67. Penjabaran Nilai (FA)
Final Assessment / Tahap Penilaian Akhir (Max 101 Point) 100 % - 33,76 % (EEC Tidak Ada
Dalam kategori Penilaian)= 66,24%
ASD =
7
101
x 66,24 % = 4,59 %
WAC =
3
101
x 66,24 % = 1,96%
MRC =
8
101
x 66,24 % = 5,24 %
IHC =
3
101
x 66,24 % = 1,96 %
BEM =
5
101
x 66,24 % = 3,27 %
Total Keseluruhan = 17,02 % (Tidak mendapatkan Peringkat dalam Greenship)
68. Penjabaran Nilai Keseluruhan
Kategori
Jumlah Nilai untuk DR Jumlah Nilai untuk FA
Prasyarat Kredit Bonus Prasyarat Kredit Bonus
ASD 1 3 1 7
WAC - - 2 3
MRC 1 5 1 8
IHC 1 1 1 3
BEM 1 2 1 5
Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 4 11 6 26
Keterangan :
• Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD)
• Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)
• Konservasi Air (Water Conservation-WAC)
• Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)
• Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)
• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)
69. Peringkat Persentase Nilai Minimum
Platinum 73% 70
Gold 57% 55
Silver 46% 44
Broze 35% 34
Peringkat dalam GREENSHIP
71. Apa itu Smart City???
Smart city adalah konsep perencanaan kota dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi yang akan membuat
hidup yang lebih mudah dan sehat dengan tingkat efisiensi dan
efektifitas yang tinggi. Beberapa para ahli menganggap konsep
kota dengan smart city dapat memenuhi kebutuhan akan
kemudahan hidup dan kesehatan, walaupun pada kenyataannya
konsep smart city masih dalam perdebatan oleh para ahli dan
belum ada defenisi dan konsep umum yang bisa diterapkan di
semua kota didunia. Konsep smart city masih bergantung pada
kota dan pengembang masing-masing.
72. Unsur – Unsur Smart City
Tekonologi;
SD (Alam, manusia, buatan);
Efisien;
Efektif;
Pintar;
Jaringan;
Berkelanjutan;
Kompetitif;
Partisipasi.
74. APA ITU GREEN BUILDING ???
Mendorong best pratice Green Building di
Indonesia
Menciptakan lingkungan hidup yang
berkualitas.
Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat.
Mendorong pertumbuhan industri dan teknologi
bangunan hijau.
Mengantisipasi pemanasan global dan
perubahan iklim.
TUJUAN
75. FILOSOFI
Sederhana (simple).
Dapat dan Mudah diterapkan (applicable).
Teknologi Hijau tersedia (available green technology).
Sesuai standar lokal baku – UU, PP, Kepres, Inpres, Permen, Kepmen, SNI.
76. KEUNTUNGAN
Desain kompak efisien, fungsi gedung optimal.
Efisiensi konsumsi energi listrik dan air.
Hemat biaya operasional dan pemeliharaan.
Kesehatan jasmani rohani pengguna.
Produktivitas dan kinerja meningkat.
Citra ‘Green’, preferensi pasar lebih tinggi.
Membentuk budaya ‘Green’.
77. PERSYARATAN AWAL
Tapak bangunan sesuai peruntukan (RTRW).
Upaya Pengelolaan LH (UKL)
Upaya Pemantauan LH (UPL).
Standar bangunan tahan gempa.
Standar pemakai : penyandang cacat, lansia.
Standar kebakaran dan keselamatan.
78. REFERENSI
Greenship Green Building Council Indonesia
LEED USA
BREEAM Inggris Raya
Greenstar Australia
Greenmark Singapura
Green Building Index Malaysia
79. PERSYARATAN GREEN BUILDING
Appropriate Site Development (ASD) – Tepat Guna
Lahan
Energy Efficiency and Conservation (EEC) – Efisiensi
dan Konservasi Energi
Water Conservation (WAC) – Konservasi Air
Material Resource and Cycle (MRC) – Sumber dan
Siklus Material
Indoor Health and Comfort (IHC) – Kualitas Udara dan
Kenyamanan Ruangan
Building Environmental Management (BEM) –
Manajemen Lingkungan Bangunan
80.
81. Tolak Ukur Greenship Untuk Bangunan Baru
Ada 2 Tahap :
1. Tahap Rekognisi Desain (Design Recognition - DR),
Dengan maksimum nilai 77 poin .Pada tahap ini, tim proyek mendapat
kesempatan untuk mendapatkan penghargaan sementara untuk proyek
pada tahap finalisasi desain dan perencanaan berdasarkan perangkat
penilaian GREENSHIP. Tahap ini dilalui selama gedung masih dalam tahap
perencanaan.
2. Tahap Penilaian Akhir (Final Assessment - FA),
Dengan maksimum nilai 101 poin Pada tahap ini, proyek dinilai secara
menyeluruh baik dari aspek desain maupun konstruksi dan merupakan
tahap akhir yang menentukan kinerja gedung secara menyeluruh.
82. Penjabaran Nilai
Kategori
Jumlah Nilai untuk DR Jumlah Nilai untuk FA
Prasyarat Kredit Bonus Prasyarat Kredit Bonus
ASD -- 17 -- 17
EEC -- 26 5 -- 26
WAC -- 21 -- 21 5
MRC -- 2 -- 14
IHC -- 5 -- 10
BEM -- 6 -- 13
Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur -- 77 5 101 5
Keterangan :
• Tepat Guna Lahan (Appropriate Site Development-ASD)
• Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency and Conservation-EEC)
• Konservasi Air (Water Conservation-WAC)
• Sumber dan Siklus Material (Material Resources and Cycle-MRC)
• Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort-IHC)
• Manajemen Lingkungan Bangunan (Building Environment Management-BEM)
83. Penjabaran Nilai (DR)
Design Recognition / Tahap Rekognisi Desain (Max 77 Point) 100 %
ASD =
17
77
x 100 % = 22,07 %
ASD =
26
77
x 100 % = 33,76 %
WAC =
21
77
x 100 % = 27,27 %
MRC =
2
77
x 100 % = 2,60 %
IHC =
5
77
x 100 % = 6,50 %
BEM =
6
77
x 100 % = 7,80 %
Total Keseluruhan = 100 %
84. Penjabaran Nilai (FA)
Final Assessment / Tahap Penilaian Akhir (Max 101 Point) 100%
ASD =
17
101
x 100 % = 16,83 %
EEC =
26
101
x 100 % = 25,74 %
WAC =
21
101
x 100 % = 20,8 %
MRC =
14
101
x 100 % = 13,86 %
IHC =
10
101
x 100 % = 9,90 %
BEM =
13
101
x 100 % = 12,87 %
Total Keseluruhan = 100 %
85. Kriteria prasyarat adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan harus dipenuhi
sebelum dilakukannya penilaian lebih lanjut berdasarkan kriteria kredit dan kriteria
bonus. Kriteria prasyarat merepresentasikan standar minimum gedung ramah
lingkungan. Apabila salah satu prasayarat tidak dipenuhi, maka kriteria kredit dan
kriteria bonus dalam semua kategori tidak dapat dinilai. Kriteria prasyarat ini tidak
memiliki nilai seperti kriteria lainnya.
Kriteria kredit adalah kriteria yang ada di setiap kategori dan tidak harus dipenuhi.
Pemenuhan kriteria ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan gedung tersebut.
Bila kriteria ini dipenuhi, gedung yang bersangkutan mendapat nilai dan apabila tidak
dipenuhi, gedung yang bersangkutan tidak akan mendapat nilai.
Kriteria bonus adalah kriteria yang memungkinkan pemberian nilai tambah. Selain tidak
harus dipenuhi, pencapaiannya dinilai cukup sulit dan jarang terjadi di lapangan. Nilai
bonus tidak mempengaruhi nilai maksimum GREENSHIP, namun tetap diperhitungkan
sebagai nilai pencapaian. Oleh karena itu, gedung yang dapat memenuhi kriteria
bonus dinilai memiliki prestasi tersendiri.
86. Tabel Kriteria
Kategori
Jumlah Kriteria Jumlah Kriteria
Prasyarat Kredit Bonus
ASD 1 7 8
EEC 2 4 1 7
WAC 2 6 8
MRC 1 6 7
IHC 1 7 8
BEM 1 7 8
Jumlah Kriteria dan Tolak Ukur 8 37 1 46
87. Peringkat Persentase Nilai Minimum
Platinum 73% 70
Gold 57% 55
Silver 46% 44
Broze 35% 34
Peringkat dalam GREENSHIP
88. APA ITU BIOPORI ???
Pengertian biopori adalah ruang atau rongga di dalam atau diatas permukaan tanah
yang terbentuk secara alami atau buatan. Secara alami,biopori terbentuk akibat
adanya ngerakan akar tanaman atau fauna tanah seperti rayap, semut,cacing,
dan lain-lain. Sedangkan secara buatan, biopori dibuat dengan menggunakan
suatu alat dengan kedalaman antara 80 cm – 100 cm dan diameter 10 cm – 30 cm.
89. Manfaat yang bisa didapat antara lain
Mencegah banjir
Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi warga Jakarta.
Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari masalah tersebut.
Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap bangunan di Jakarta memiliki biopori
berarti jumlah air yang segera masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat
mencegah terjadinya banjir.
Tempat pembuangan sampah organik
Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi masalah tersendiri di kota
Jakarta. Kita dapat pula membantu mengurangi masalah ini dengan memisahkan
sampah rumah tangga kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk
sampah organik dapat kita buang dlaam lubang biopori yang kita buat.
Menyuburkan tanaman
Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan makanan untuk
organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut dapat membuat sampah
menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi tanaman di sekitarnya.
Meningkatkan kualitas air tanah
Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi mineral-mineral yang
kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air tanah menjadi berkualitas karena
mengandung mineral.
90. Cara Pembuatan Lubang Biopori
Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10
cm. Kedalamannya sekitar 100 cm atau sampai melampaui muka air
tanah jika dibuat tanah yang mempunyai permukaan air dangkal. Jarak
antar lobang antara 50-100 cm.
Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm setebal 2 cm.
Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa
tanaman, atau dedaunan.
Sampah organik perlu ditambahkan jika isi lubang sudah berkurang atau
menyusut akibat proses pelapukan.
Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir
musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang.
91.
92.
93. Dengan kedalaman 1 meter dan diameter 0,10 meter setiap lubang bisa
menampung 7,8 liter sampah.
Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15 – 30 hari,
sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos
dalam waktu 2 – 3 bulan.
Sampah organik yang telah dimasukkan ke dalam lubang resapan ini,
dapat diambil setelah 1 – 2 bulan, dapat dijadikan pupuk hijau (kompos).
Kemudian kompos yang telah diambil, lubang dapat digunakan lagi untuk
membuang sampah organik.
94.
95. APA ITU STP???
Sewage Treatment Plant merupakan bangunan instalasi system pengolah
limbah rumah tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah dari
dapur, air bekas, air kotor, limbah maupun kotoran. Limbah yang
mengandung logam berat akan mendapat perlakuan khusus, bukan
termasuk dalam limbah domestik.
Tujuan dari system pengolahan limbah cair domestik adalah agar limbah
tidak mengandung zat pencemar lingkungan, sehingga layak buang
sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
96. APA ITU STP???
Selanjutnya, bila kita tela’ah pengertian STP (Sewage Treatment Plant) kata
demi kata, sewage artinya kotoran atau limbah, Treatment artinya
perawatan, dan plant artinya Bangunan atau instansi atau tempat, Maka
Sewage Treatment Plant atau sering disingkat STP ini adalah Proses
Pengolahan Limbah di suatu Bangunan atau Instansi. STP ini Tidak jauh
berbeda dengan Septik Tank. STP biasanya digunakan di suatu bangunan
yang besar, sementara septink tank identik dengan rumahan. Apa
bedanya STP dengan septic tank? Sebenarnya keduanya sama-sama
mengolah limbah atau kotoran, tetapi perbedaannya pada STP
mempunyai system penguraian dan filtrasi, sementara septic tank hanya
sebagai penyimpanan saja, tepatnya penimbunan.