2. KONFERENSI KEPERAWATAN
“Nursing Conference is defined as the process in which group discussion is made using problem
solving techniques to determine the ways of providing care for the patients to whom students
are assigned as part of their clinical experience”
3. ◦ Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi.
◦ Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
◦ Konferensi merupakan kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah dilakukan pada
praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari tersebut, kendala yang dihadapi dan
cara mengatasinya, serta kejadian lain yang tidak direncanakan, termasuk kejadian kegawatan klien yang harus
dihadapi peserta didik.
◦ Konferensi merupakan metode pembelajaran dengan bentuk diskusi kelompk mengenai aspek praktik klinik.
Konferensi dibagi menjadi 2 yaitu pra konferensi dan pasca konferensi. Konferensi mempunyai 3 tahapan yaitu
persiapan, diskusi dan evaluasi. Manfaat metode konferensi adalah meningkatkan berpikir kritis dan
pengambilan keputusan klinik
4. TujuanKonferensi Keperawatan
◦ Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan
menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan yang
dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan
non kognitif (McKeachie, 1962).
◦ Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).
5. a. Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan asuhan dan
merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
b. Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan membandingkan
masalah yang dijumpai.
6. Syarat-Syarat Konferensi Keperawatan
1. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan post conference dilakukan
sesudah pemberian asuhan keperawatan
2. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
3. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana
dan data-data yang perlu ditambahkan
4. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim
7. Jenis-Jenis Conference
a. Pre Conference
◦ Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP,
2006)
◦ Waktu : setelah operan
◦ Tempat : Meja masing – masing tim
◦ Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
◦ Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau Pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara
8. b. Post Conference
◦ Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan
kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)
◦ Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
◦ Tempat : Meja masing – masing tim.
◦ Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
◦ Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.
9. Pedoman Pelaksanaan Konferensi Keperawatan
1. Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
2. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
3. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan memberi umpan balik
4. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic
5. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta
pendapat yang berbeda
6. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
7. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan
12. TIMBANG TERIMA
Handover adalah Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang
harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat disampaikan juga
informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum
dilaksanakan.
13. TUJUAN
◦ Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
◦ Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada
klien.
◦ Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
◦ Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
14. FUNGSI
◦ Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat.
◦ Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan
keperawatan.
15. TAHAPAN TIMBANG TERIMA
◦ Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab. Meliputi faktor
informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
◦ Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran informasi
yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya
kepada perawat shift yang datang.
◦ Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang
dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk melakukan
pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.
16. MACAM TT
1.Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan bahwa operan jaga
(handover) yang masih tradisional adalah:
◦ Dilakukan hanya di meja perawat.
◦ Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya pertanyaan atau
diskusi.
◦ Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
◦ Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses informasi dibutuhkan
oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
17. 2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah menggunakan model bedside
handover yaitu handover yang dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau
keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam
proses operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover
memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
◦ Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi penyakitnya secara up to
date.
◦ Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
◦ Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara khusus.
18. DOKUMENTASI TT
◦ Identitas pasien.
◦ Diagnosa medis pesien.
◦ Dokter yang menangani.
◦ Kondisi umum pasien saat ini.
◦ Masalah keperawatan.
◦ Intervensi yang sudah dilakukan.
◦ Intervensi yang belum dilakukan.
◦ Tindakan kolaborasi.
◦ Rencana umum dan persiapan lain.
◦ Tanda tangan dan nama terang.
19. RONDE KEPERAWATAN
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis
ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.
20. ◦ Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.
◦ Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran
◦ Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa
perawat dimana terjadi proses pembelajaran.
◦ Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya
atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap
pasien (Clement, 2011).
21. Karakteristik Ronde Keperawatan
a. Klien dilibatkan secara langsung
b. Klien merupakan fokus kegiatan
c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
f. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
22. KRITERIA
◦ Klien dilibatkan secara langsung
◦ Klien merupakan fokus kegiatan
◦ Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
◦ Kosuler memfasilitasi kreatifitas
◦ Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
◦ Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
23. TUJUAN RONDE
◦ Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
◦ Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
◦ Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
◦ Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian
keterampilan klinis
◦ Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
◦ Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan
24. Tujuan Ronde Keperawatan
Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Menilai kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
26. KRITERIA KLIEN
◦ Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan
keperawatan
◦ Pasien dengan kasus baru atau langka.
27. Tipe Ronde Keperawatan
Menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse management rounds, patient comfort
rounds & teaching nurse.
a. Matron nurse menurut Close & Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan keadann
pasien sesuai jadwal rondenya. Yg dikerjakan perawat ronde ini ialah memeriksa standart pelayanan, kebersihan & kerapihan, &
menilai penampilan & kemajuan perawat dlm memberikan pelayanan pada pasien.
b. Nurse management rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde ini ialah ronde manajerial yg melihat pada rencana
pengobatan & implementasi pada sekelompok pasien. Buat melihat prioritas tindakan yg sudah dikerjakan serta melibatkan pasien
& keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tak terjadi proses pembelajaran antara perawat & head nurse.
28. Tipe Ronde Keperawatan
c. Patient comport nurse menurut Close & Castledine (2005) ronde disini berfokus pada kebutuhan utama
yg dibutuhkan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dlm ronde ini ialah mencukupi semua kebutuhan
pasien. Misalnya ketika ronde dikerjakan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur buat pasien tidur.
d. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dikerjakan antara teacher nurse dgn perawat /
mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dikerjakan karena perawat
/ mahasiswa perawat.Dgn pembelajaran langsung. Perawat / mahasiswa bisa langsung mengaplikasikan
ilmu yg didapat langsung pada pasien.
29. Langkah-langkah Ronde Keperawatan
a. Persiapan
• Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
• Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksanaan
• Penjelasan tentang klien karena perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan & rencana
tindakan yang mau/ sudah dikerjakan & memilih prioritas yang butuh didiskusikan.
• Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
• Pemberian justifikasi karena perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang kasus klien serta tindakan yang mau
dikerjakan.
• Tindakan keperawatan pada kasus prioritas yg sudah & yg mau ditetapkan.
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan & tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yg butuh dikerjakan.
30. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan ialah sebagai berikut.
a. Struktur
• Persyaratan administratif (informed consent, alat & lainnya).
• Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
• Persiapan dikerjakan sebelumnya.
b. Proses
• Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
• Seluruh perserta berperan aktif dlm kegiatan ronde sesuai peran yg sudah
ditentukan.
c. Hasil
• Klien merasa puas dgn hasil pelayanan.
• Kasus klien bisa teratasi.
• Perawat bisa : Menumbuhkan cara berpikir yg kritis, Menaikkan cara berpikir yg sistematis, Menaikkan kemampuan validitas data klien,
Menaikkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan, Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yg berorientasi
pada kasus klien, Menaikkan kemampuan memodifikasi rencana askep, Menaikkan kemampuan justifikasi, Menaikkan kemampuan menilai
hasil kerja.