Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas berbagai mitos dan fakta mengenai pengobatan Covid-19, termasuk obat-obatan yang digunakan seperti antivirus, antibiotik, steroid, vitamin, serta penjelasan mengenai gejala, tahapan pengobatan, dan tantangan penanganan Covid-19.
1. Get to know
COVID-19 Treatment
Myths vs Facts
E k a F e b r i Z u l i s s e t i a n a
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
2. Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
Global
209.876.613 Kasus konfirmasi
4.400.284 kasus kematian
Indonesia
3.930.300 Kasus konfirmasi
122.633 kasus kematian
https://infeksiemerging.kemkes.go.id
https://covid19.who.int
20 Agustus 2021 Pukul 05.22 PM 20 Agustus 2021 Pukul 05.22 PM
3. Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 ; https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210729175943-20-673976/juli-2021-bulan-dengan-
kasus-kematian-covid-19-terbanyak; https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/19/16444381/anies-gambarkan-kondisi-rs-sekitar-1400-
orang-mengantre-di-lorong-untuk?page=all
Peningkatan Kasus Harian Covid-19
4. Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
Hoaks Jadi Salah Satu Tantangan Terbesar Penanganan Covid-19
https://www.kominfo.go.id/content/detail/36535/penanganan-sebaran-
konten-hoaks-vaksin-covid-19-senin-23082021/0/infografis
Tantangan Terbesar Penanganan Covid-19
7. T
ahapPengembanganObat
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
Mengapa Obat/Terapi Perlu Bukti Ilmiah yang Kuat?
Dosis Efektivitas terhadap penyakit
(minimal, maksimal, optimal)
Cara kerja obat Efek samping dan keamanan
8. StrukturVirusSARS-COV-2
COVID-19
Disebabkan oleh infeksi Virus SARS-COV-2
Infeksi ringan-berat
Demam Sore Throat Batuk Sesak Nafas
Naqvi, Ahmad Abu Turab, et al. "Insights into SARS-CoV-2 genome, structure, evolution, pathogenesis and
therapies: Structural genomics approach." Biochimica et Biophysica Acta (BBA)-Molecular Basis of Disease
(2020): 165878.
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
9. PatofisiologiInfeksiCovid
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
Sahebnasagh, A., Avan, R., Saghafi, F. et al. Pharmacological treatments of COVID-19.Pharmacol. Rep 72, 1446–1478 (2020). https://doi.org/10.1007/s43440-020-00152-9
1. Obat untuk menghambat
perkembangan virus
2. Obat untuk mengatasi
inflamasi
3. Obat untuk mengatasi
komplikasi yang terjadi
• ARDS
• Hiperkoagulasi
• Sepsis
• Disfungsi Organ
4. Obat Suportif
5. Obat komorbid/koinsidens
10. Perawatan Pasien Covid -19
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
Tanpa Gejala Ringan Sedang Berat Kritis
Tidak ada Keluhan dan
gejala klinis
Demam,batuk,
fatique,anoreksia, nafas
pendek, myalgia, sakit
tenggorokan, diare, mual,
muntah, hilang
penciuman, dan hilang
pengecapan
Tanpa ada bukti
pneumonia virus atau
tanpa hipoksia / SpO2
>95%
pasien dengan tanda
klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak,
napas cepat) tanpa
tanda pneumonia berat.
SpO2 93-95%
pasien dengan tanda
klinis pneumonia
(demam, batuk,
sesak, napas cepat)
ditambah satu dari:
frekuensi napas > 30
x/menit, distres
pernapasan berat.
SpO2 <93%
Pasien dengan
Acute Respiratory
Distress Syndrome
(ARDS), sepsis dan
syok sepsis.
Vitamin C; Vitamin D; obat-
obatan Fitofarmaka, Obat-
obat antioksidan
Vitamin C; Vitamin D;
Favipiravir; Obat
simptomatis; obat-
obatan Fitofarmaka
Vitamin C; Vitamin D;
Favipiravir/Remdesivir;
Antikoagulan LMWH,
Obat simptomatis; obat-
obatan Fitofarmaka
Vitamin C,;Vitamin B1;Vitamin D;
Antibiotik; Favipiravir/Remdesivir;
Dexamethasone, Anti IL-6; obat suportif
lain, antikoagulan LMWH
Isolasi Mandiri di rumah;
Fasilitas isolasi pemerintah
Fasilitas isolasi
pemerintah; Isolasi
Mandiri di rumah bagi
yang memenuhi syarat
Ruang Rawatan Covid-
19/ RS darurat Covid-19 HCU/ICU RS Rujukan
Gejala
Terapi
Tempat
Perawatan
Sumber : KMK RI No HK.01.07/menkes/5671/2021 tentang manajemen klinis tata laksana corona virus disease 2019 (covid-19) di fasilitas pelayanan kesehatan
11. Terapi/ Tindakan Tambahan Lain
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
Sumber : KMK RI No HK.01.07/menkes/5671/2021 tentang manajemen klinis tata laksana corona virus disease 2019 (covid-19) di fasilitas pelayanan kesehatan
1. Antibiotik
2. Antibodi monoclonal
3. Janus Kinase Inhibitor
4. Mesenchymal Stem Cell (MSCs)/ Sel
Punca
5. Intravenous Immunoglobulin (IVIG)
6. Plasma Konvalescen
7. Oseltamivir
8. Ivermectin
9. N-Asetilsistein
10. Kolkisin
11. Spironolakton
12. Anti IL-1 (Anakinra)
13. Bronkoskopi
14. Theurapeutic Plasma Exchange (TPE)
12. Antivirus
Sumber : https://www.nature.com/articles/d41586-020-01315-7
• Konsumsi antivirus harus sesuai dengan anjuran dokter
• Ada beberapa jenis antivirus yang dipakai pada covid-19 seperti Favipirafir, Oseltamivir,
Remdesivir
• Antivirus memiliki efek samping. Tidak dapat sembarangan dikonsumsi oleh pasien
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
https://katadata.co.id/yuliawati/berita/60e7dd88bb315/pasien-isolasi-mandiri-covid-kesulitan-obat-dan-harganya-sangat-mahal
13. Oseltamivir
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
• Oseltamivir antiviral untuk pengobatan dan
pencegahan infeksi influenza tipe A dan B.
• Bekerja dengan menghambat enzim
neuraminidase
• Oseltamivir tidak menimbulkan efek samping
yang berat dan tidaklah serius yakni mual,
muntah, sakit kepala.
• Oseltamivir saat ini dapat ditambahkan pada
kondisi dimana pasien dengan Covid-19 dan
diduga terinfeksi virus Influenza
(Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 Lima Organisasi Profesi &
KMK No.HK.01.07-Menkes-5673-2021)
Moscona, A., 2005. Neuraminidase inhibitors for influenza. New
England Journal of Medicine, 353(13), pp.1363-1373.
14. Azithromisin
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
• Azithromisin antibiotik golongan macrolide
untuk mencegah infeksi pernafasan
• Azithromisin dapat mencegah proses
endositosis dan replikasi virus, mencegah
internalisasi ke sel host pada fase awal infeksi;
efek immunomodulator dan efek antiinflamasi
• Antibiotik hanya diberikan pada pasien Covid-19
Gejala Berat; Pemberian antibotik rutin pada
pasien Covid-19 yang ringan TIDAK dianjurkan
• Hanya direkomendasikan pada pasien Covid-10
bila ada kecurigaan ko-infeksi
• Risiko resistensi antibiotik akan meningkat
• Efek samping lain yang muncul akibat konsumsi
antibiotik
(Revisi Protokol Tatalaksana Covid-19 Lima Organisasi Profesi & KMK No.HK.01.07-Menkes-5673-2021)
15. Ivermectin
• Ivermectin adalah obat antiparasit/cacing sejak tahun 1975; untuk mengatasi masalah
kutu kepala, kutu kulit dan kecacingan.
• Ivermectin memiliki potensi efek antivirus dengan menghambat virus masuk ke dalam
sel ( Uji in vitro)
• Beberapa penelitian terkait ivermectin ditemukan bias heterogenitas yang tinggi
power penelitian
• Belum ada dosis standar Ivermectin sebagai antivirus
• Ada efek samping yang muncul akibat konsumsi ivermectin
• WHO penggunaan ivermectin pada Covid-19 hanya sebatas koridor uji klinis saja
• FDA dan MERCK tidak menganjurkan penggunaan ivermectin sebagai terapi Covid
• Uji klinis di Indonesia masih berlangsung
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
17. Vitamin/Suplemen
Apakah ada Vitamin & Suplemen yang terbukti efektif untuk mencegah atau mengobati Covid-19?
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
VITAMIN C
• Antioksidan yang dapat membantu mencegah
atau mengatasi peradangan
• Vitamin C bermanfaat bagi penderita gangguan
pernafasan yang dirawat di ICU
• Data Penelitian yang ada Belum Cukup untuk
membuktikan manfaat vitamin C untuk
mencegah atau mengobati Covid-19
VITAMIN D
• Konsumsi vitamin D harian dapat bermanfaat
untuk mencegah infeksi saluran nafas atas
• Kadar vitamin D darah yang rendah diduga
meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19; negara
dengan tingkat kematian Covid-19 tinggi
memiliki kadar vitamin D yang rendah
• Data penelitian yang ada Belum Cukup untuk
membuktikan manfaat vitamin D untuk
mencegah atau mengobati Covid 19
Padayatty, S.J. and Levine, M., 2016. Vitamin C: the known and the unknown and Goldilocks. Oral
diseases, 22(6), pp.463-493.
18. Vitamin/Suplemen
Webinar Farmasi
29 Agustus 2021
ZINC
• Kekurangan Zinc berpotensi menyebabkan
gangguan atau disfungsi pada sel imun
• Zinc diduga dapat mengganggu replikas virus
penyebab Covid-19
• Data penelitian yang ada Belum Cukup untuk
merekomendasikan Zinc sebagai pencegahan
dan pengobatan Covid-19
KESIMPULAN
• Saat ini Belum Ada rekomendasi makanan,
vitamin atau suplemen yang memiliki bukti
ilmiah kuat untuk pencegahan dan pengobatan
Covid-19
• Vitamin juga dapat berpengaruh terhadap
sistem imun
• Vitamin tetap perlu dikonsumsi rutin sehari-
hari dalam bentuk makanan
• Tetap perlu pertimbangan ahli gizi atau dokter
sebelum mengonsumsi vitamin/suplemen
tertentu, apalgi bila mau secara rutin
859 varian tetapi yang VOC ada 6
Semua varian tidak ada yang super power
B117 speedy
Varian afrika selatan masih belum jelas kecepatan
Afrika selatan merubah hampir 20% dari side spike yang brubah punya potensi escape vaksin
JJ,
Secara umum masih belum terlihat potensi keganasan yang lebih berat
Kemampuan mutasi sars cov jauh lebih rendah dbandingkan yang lain
Lebih rendah 4 kali dbandingkan virus flu
Lebih rendah 1/ dibandingkan virus HIV
Globally 5 nov 2020 there have been 47.930.937 confirmed cases of covid 19 including 1.221.781 deaths reported to WHO
Permasalahan covid 19
Perkembangannya yang cepat
Pencegahan
Pengobatan
Globally 5 nov 2020 there have been 47.930.937 confirmed cases of covid 19 including 1.221.781 deaths reported to WHO
Permasalahan covid 19
Perkembangannya yang cepat
Pencegahan
Pengobatan
Globally 5 nov 2020 there have been 47.930.937 confirmed cases of covid 19 including 1.221.781 deaths reported to WHO
Permasalahan covid 19
Perkembangannya yang cepat
Pencegahan
Pengobatan
SARS‐COV‐2 virus structure is composed of an RNA molecule, surrounded by a series of structural and functional proteins (50). Known structural proteins are protein S (or spike ‐ which leads to the characteristic appearance), protein M (membrane), protein E (envelopes), protein N (nucleocapsid). Of these, protein S has the role of attaching to receptors in human cells and facilitating the fusion of viral content with the cell. In the case of SARS‐COV‐2, the receptor is the angio‐ tensin converting enzyme 2 (ACE2), which is found in large quantities in the respiratory tract and lung parenchyma (51‐54). The initial infection of SARS‐COV‐2 occurs in the ciliary epithelial cells of the bronchi (55,56).
SARS‐COV‐2 virus structure is composed of an RNA molecule, surrounded by a series of structural and functional proteins (50). Known structural proteins are protein S (or spike ‐ which leads to the characteristic appearance), protein M (membrane), protein E (envelopes), protein N (nucleocapsid). Of these, protein S has the role of attaching to receptors in human cells and facilitating the fusion of viral content with the cell. In the case of SARS‐COV‐2, the receptor is the angio‐ tensin converting enzyme 2 (ACE2), which is found in large quantities in the respiratory tract and lung parenchyma (51‐54). The initial infection of SARS‐COV‐2 occurs in the ciliary epithelial cells of the bronchi (55,56).
SARS‐COV‐2 virus structure is composed of an RNA molecule, surrounded by a series of structural and functional proteins (50). Known structural proteins are protein S (or spike ‐ which leads to the characteristic appearance), protein M (membrane), protein E (envelopes), protein N (nucleocapsid). Of these, protein S has the role of attaching to receptors in human cells and facilitating the fusion of viral content with the cell. In the case of SARS‐COV‐2, the receptor is the angio‐ tensin converting enzyme 2 (ACE2), which is found in large quantities in the respiratory tract and lung parenchyma (51‐54). The initial infection of SARS‐COV‐2 occurs in the ciliary epithelial cells of the bronchi (55,56).
SARS‐COV‐2 virus structure is composed of an RNA molecule, surrounded by a series of structural and functional proteins (50). Known structural proteins are protein S (or spike ‐ which leads to the characteristic appearance), protein M (membrane), protein E (envelopes), protein N (nucleocapsid). Of these, protein S has the role of attaching to receptors in human cells and facilitating the fusion of viral content with the cell. In the case of SARS‐COV‐2, the receptor is the angio‐ tensin converting enzyme 2 (ACE2), which is found in large quantities in the respiratory tract and lung parenchyma (51‐54). The initial infection of SARS‐COV‐2 occurs in the ciliary epithelial cells of the bronchi (55,56).
Dibandingkan virus RNA lainnya, SARS-CoV-2 sebenarnya bukanlah ”pesawat jet” dalam hal kecepatan mutasi. Genom SARS-CoV-2 yang relatif besar untuk ukuran virus RNA, rata-rata hanya mengakumulasi dua mutasi huruf tunggal dalam sebulan, tingkatnya sekitar setengah dari kecepatan mutasi virus H1N1 pemicu influenza dan seperempat kecepatan HIV.
Namun, karena SARS-CoV-2 sukses menginfeksi banyak orang, saat ini telah mencapai 110 juta orang, virus ini telah menjadi pohon rimbun dengan beragam cabang variannya. Melalui seleksi alam, mutasi yang menguntungkan bagi virusnya, dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Menguntungkan bagi virusnya berarti merugikan inangnya.
Dibandingkan virus RNA lainnya, SARS-CoV-2 sebenarnya bukanlah ”pesawat jet” dalam hal kecepatan mutasi. Genom SARS-CoV-2 yang relatif besar untuk ukuran virus RNA, rata-rata hanya mengakumulasi dua mutasi huruf tunggal dalam sebulan, tingkatnya sekitar setengah dari kecepatan mutasi virus H1N1 pemicu influenza dan seperempat kecepatan HIV.
Namun, karena SARS-CoV-2 sukses menginfeksi banyak orang, saat ini telah mencapai 110 juta orang, virus ini telah menjadi pohon rimbun dengan beragam cabang variannya. Melalui seleksi alam, mutasi yang menguntungkan bagi virusnya, dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Menguntungkan bagi virusnya berarti merugikan inangnya.
Perlukah semua pasien Covid-19 mendapat Antivirus? Gak perlu panic buying
Banyak orang yang melakukan pengobatan sendiri dengan mengacu pengobatan orang lain karena tidak sedikit penderita covid yang share jenis obat yang dikonsumsinya ke social media atau kerabatnya. Dan lebih parah lagi, antivirus dipakai untuk mencegah covid-19
Oseltamivir adalah obat antivirus yang sudah lama ditemukan sejak tahun 1996 di Amerika serikat dan digunakan di Seluruh dunia ; dibuat awalnya dari ekstrak tanaman yang disebut illicium verum
Oseltamivir masih digunakan?
Diduga ini terkait dengan struktur virus corona yang tidak memiliki neuraminidase, yang kita sudah pelajari tadi, merupkan target oseltamivir ini
Oleh karena itu, saat ini sedang dilakukan revisi terhadap oseltamivir terkait posisinya sebagai terapi rutin pasien covid-19 kategori ringan
Virus masuk ke dalam sel manusia kemudian akan melepaskan material genetik (RNA) ke dalam sel manusia dan seluruh tahapan untuk bereplikasi (memperbanyak) bahan baju untuk menyusun virus baru yang banyak.
Saat penyusunan bahan baku virus dari mulai genomnya(RNA), nukleocapsid (cangkang virus) dan protein spike (cengkerama). Khusus genom, kesalahan membaca dapat berakibat pada dua hal yaitu virus bisa inaktif sendiri sendiri atau menjadi lebih menular serta lebih ganas
Virus masuk ke dalam sel manusia kemudian akan melepaskan material genetik (RNA) ke dalam sel manusia dan seluruh tahapan untuk bereplikasi (memperbanyak) bahan baju untuk menyusun virus baru yang banyak.
Saat penyusunan bahan baku virus dari mulai genomnya(RNA), nukleocapsid (cangkang virus) dan protein spike (cengkerama). Khusus genom, kesalahan membaca dapat berakibat pada dua hal yaitu virus bisa inaktif sendiri sendiri atau menjadi lebih menular serta lebih ganas
Mutasi dan munculnya varian baru pasti terjadi karena bagian dari mekanisme survival
Mutasi virus hanya bisa dihambat dengan pencegahan penularan protokol kesehatan
Jika penularan tidak terkendali, dikhawatirkan muncul varian baru yang dapat mempengaruhi efektivitas vaksin
Program vaksinasi harus dijalankan berbarengan dengan protokol kesehatan untuk menjamin efektivitas vaksin
5. Semakin banyak penyebaan, semakin besar kemungkinan untuk bermutasi, dan semakin besar kemungkinan mutasi akan mempengaruhi vaksin saat ini.
6. Betapa pentingnya cepat-cepat vaksinasi. Vaksin dapat menghasilkan antibodi yang berbeda dari infeksi alami sehingga berpotensi melindungi lebih baik.