FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
presentasi 31 oktober copy.pptx
1. Get to know
COVID-19 and Comorbidities Disease
Risk & Prevention
E k a F e b r i Z u l i s s e t i a n a
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
2. Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Global
244.385.444 Kasus konfirmasi
4.961.489 kasus kematian
Indonesia
4.241.809 Kasus konfirmasi
143.299 kasus kematian
https://infeksiemerging.kemkes.go.id
https://covid19.who.int
20 Agustus 2021 Pukul 05.22 PM 27 Oktober 2021 Pukul 06.40 PM
3. Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 ; https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210821073350-106-683305/kematian-covid-19-
di-indonesia-masih-tertinggi-di-dunia; https://www.tribunnews.com/corona/2021/10/12/kasus-covid-19-di-indonesi-disebut-terkendali-tapi-
pakar-ingatkan-angka-kematian-masih-tinggi
Grafik Kasus Harian Covid-19
4. Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Komorbid Tingkatkan Risiko Kematian Covid-19
Kematian akibat Covid-19
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201021/3935469/komorbid-jadi-penyebab-terbanyak-kematian-pasien-covid-19/;
https://www.aljazeera.com/features/2021/5/24/comorbidities-and-covid-a-much-higher-risk-of
5. StrukturVirusSARS-COV-2
COVID-19
Disebabkan oleh infeksi Virus SARS-COV-2
Infeksi ringan-berat
Demam Sore Throat Batuk Sesak Nafas
Naqvi, Ahmad Abu Turab, et al. "Insights into SARS-CoV-2 genome, structure, evolution, pathogenesis and
therapies: Structural genomics approach." Biochimica et Biophysica Acta (BBA)-Molecular Basis of Disease
(2020): 165878.
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
6. PatofisiologiInfeksiCovid
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
(Gupta et al., Extrapulmonary manifestation of COVID-19. nature Medicine, 26(7), 1017-1032, 2020; );
Sahebnasagh, A., Avan, R., Saghafi, F. et al. Pharmacological treatments of COVID-19.Pharmacol. Rep
72, 1446–1478 (2020). https://doi.org/10.1007/s43440-020-00152-9
7. Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
• Dampak dari infeksi pada setiap orang bisa
berbeda-beda dan terkadang perjalanan
penyakit tidak dapat diprediksi
• Pertempuran antara virus dan kekuatan
manusia
• Virus
• Bertambah banyak virus bertambah
besar risiko untuk terinfeksi dan sakit
• Preventif: Virus jangan masuk, turunkan
jumlahnya
• Manusia
• Imunocompromise (usia tua,hamil,
gangguan hati, gangguan ginjal, dll)
• Preventif: Sistem imun
PatofisiologiInfeksiCovid-19
“SAKIT”
9. Perawatan Pasien Covid -19
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Tanpa Gejala Ringan Sedang Berat Kritis
Tidak ada Keluhan dan
gejala klinis
Demam,batuk,
fatique,anoreksia, nafas
pendek, myalgia, sakit
tenggorokan, diare, mual,
muntah, hilang
penciuman, dan hilang
pengecapan
Tanpa ada bukti
pneumonia virus atau
tanpa hipoksia / SpO2
>95%
pasien dengan tanda
klinis pneumonia
(demam, batuk, sesak,
napas cepat) tanpa
tanda pneumonia berat.
SpO2 93-95%
pasien dengan tanda
klinis pneumonia
(demam, batuk,
sesak, napas cepat)
ditambah satu dari:
frekuensi napas > 30
x/menit, distres
pernapasan berat.
SpO2 <93%
Pasien dengan
Acute Respiratory
Distress Syndrome
(ARDS), sepsis dan
syok sepsis.
Vitamin C; Vitamin D; obat-
obatan Fitofarmaka, Obat-
obat antioksidan
Vitamin C; Vitamin D;
Favipiravir; Obat
simptomatis; obat-
obatan Fitofarmaka
Vitamin C; Vitamin D;
Favipiravir/Remdesivir;
Antikoagulan LMWH,
Obat simptomatis; obat-
obatan Fitofarmaka
Vitamin C,;Vitamin B1;Vitamin D;
Antibiotik; Favipiravir/Remdesivir;
Dexamethasone, Anti IL-6; obat suportif
lain, antikoagulan LMWH
Isolasi Mandiri di rumah;
Fasilitas isolasi pemerintah
Fasilitas isolasi
pemerintah; Isolasi
Mandiri di rumah bagi
yang memenuhi syarat
Ruang Rawatan Covid-
19/ RS darurat Covid-19 HCU/ICU RS Rujukan
Gejala
Terapi
Tempat
Perawatan
Sumber : KMK RI No HK.01.07/menkes/5671/2021 tentang manajemen klinis tata laksana corona virus disease 2019 (covid-19) di fasilitas pelayanan kesehatan
10. Penyakit Komorbid
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2713155/; dr.R.A Adaninggar, Sp.PD,2021 @drningz
• Penyakit Komorbid penyakit/kondisi medis tertentu yang didapatkan
bersamaan dengan penyakit utama (dalam hal ini COVID-19)
• Penyakit - penyakit ini adalah penyakit KRONIS yang sudah diderita
sebelumnya
• Sebagian penyakit kronis ini juga bisa BELUM TERDETEKSI sebelumnya
karena bisa TIDAK BERGEJALA Tidak pernah CHECK UP rutin
• Penyakit Komorbid dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk,
manajemen klinis yang lebih kompleks, dan peningkatan biaya perawatan
kesehatan.
11. Penyakit Komorbid dan. Covid-19
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Sumber : dr.R.A Adaninggar, Sp.PD,2021 @drningz; https://timesofindia.indiatimes.com/city/nagpur/strong-correlation-between-long-covid-comorbidity-gmch-
study/articleshow/84510040.cms; https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/70/wr/mm7036a1.htm
• Risiko terinfeksi COVID-19 Sama
• Penyakit komorbid Respon imun terhadap infeksi Covid-19 tidak optimal
Kapasitas kompensasi organ dalam kondisi infeksi tidak optimal
• Berisiko lebih tinggi mengalami kondisi berat dan kematian
• Pemulihan lebih lama
• Berisiko lebih tinggi mengalami Long Covid
• Makin banyak jumlah penyakit yang diderita, Risiko makin tinggi
12. Penyakit Komorbid dan. Covid-19
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Kondisi atau Komorbid yang menyebabkan Risiko Covid-19 berat
• Usia Tua
• Penyakit Jantung (Hipertensi, Gagal Jantung, Kardiomiopati, Penyakit Jantung Koroner)
• Penyakit Paru Kronik (Asma, PPOK, Hipertensi Pulmonal, Fibrosis Kistik, Penyakit Paru
Interstisial, TB Paru)
• Diabetes Melitus
• Penyakit Ginjal Kronik
• Hamil
• Kelebihan Berat Badan
• Merokok , Konsumsi Alkohol dan Narkoba
• Stroke, dementia, dan Gangguan Kesehatan Mental
• Penurunan sistem imun ( Penyakit genetik, HIV/AIDS, Riwayat Transplantasi Organ,
Mendapat terapi untuk kanker, Konsumsi Steroid Jangka Panjang)
• Thalasemia
• Down Syndrome
• Kanker
Sumber: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/people-with-medical-conditions.html
13. Penyakit Komorbid dan Covid-19
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Sumber : https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19 (26/10/2021)
14. Penyakit Komorbid dan Covid-19
• Pada pasien dengan penyakit komorbid, respon imun alami terlambat/tidak berespon
optimal
• Pembersihan virus di fase awal tidak optimal Viral load akan tetap tinggi
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Sumber : https://www.nature.com/articles/s41577-021-00522-1?proof=t%29; https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33200067/
15. Badai Sitokin
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
• SITOKIN : Molekul yang berperan
dalam pengaturan respon imun
• Sitokin Pro-Inflamasi Sitokin
yang berperan dalam
meningkatkan keradangan
• Sitokin Anti-Inflamasi Sitokin
yang berperan dalam menurunkan
peradangan & perbaikan jaringan
tubuh.
• BADAI SITOKIN : Peningkatan sitokin
Pro-Inflamasi dalam tubuh yang
memicu respon imun agresif dan
berpotensi membuat kerusakan organ
hingga kematian
• Pasien yang memiliki KOMORBID
berpotensi mengalami BADAI SITOKIN
bila terkena Covid-19
(https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra2026131
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2020.01446/full
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2020.02132/ful
l
17. DM dan Covid-19
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
Lim, S., Bae, J.H., Kwon, HS. et al. COVID-19 and diabetes mellitus: from pathophysiology to clinical management. Nat Rev Endocrinol 17, 11–30 (2021). https://doi.org/10.1038/s41574-
020-00435-4
18. Penyakit Kardiovaskular dan Covid-19
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
• Gejala Saluran Nafas lebih berat pada pasien dengan penyakit kardiovaskular
• Hipertensi disfungsi endotel peningkatan inflamasi dan Trombosis sistemik
• Upregulation ACE2 lebih rentan infeksi, memiliki gejala berat dan peningkatan risiko
mortalitas COVID-19
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/jch.13917
19. Langkah Pencegahan
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
• Orang dengan komorbid harus mengikuti
jadwal kontrol rutin, lanjutkan pengobatan
dan siapkan stok obat
• Jangan menunda mendapatkan penanganan
bila dalam kondisi gawat darurat
• Hindari pemicu kondisi akut pada komorbid
• Siapkan makanan yang sesuai bila ada diet
khusus komorbid
• Segera vaksinasi bila dinyatakan layak
vaksinasi
• Jaga kondisi mental
• Risiko infeksi bisa diturunkan dengan disiplin
protokol Kesehatan penderita dan orang
di sekitarnya
20. Vaksin Pada Pasien Komorbid
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
l
• Semua vaksin Covid di Indonesia sudah
pernah diteliti pada populasi penyakit
komorbid (Uji Klinis Fase 3)
• Sinovac
• Pfizer
• Moderna
• Astra Zeneca
• Sinopharm
• Vaksin Covid yang ada di Indonesia
menunjukkan EFIKASI YANG BAIK untuk
penyakit komorbid terutama MENURUNKAN
risiko gejala berat dan kematian (>50%)
• Vaksin Covid menunjukkan EFEK SAMPING
RINGAN HINGGA SEDANG yang sama dengan
efek samping yang terjadi pada orang tanpa
komorbid
• Semua vaksin covid boleh diberikan
pada orang dengan komorbid yang
kondisi komorbidnya TERKONTROL
Sumber: WHO; CDC; (Choi,2021)
21. Langkah Pencegahan
Webinar Farmasi
31 Oktober 2021
• JANGAN TAKUT untuk segera konsultasi ke
dokter apabila merasakan gejala yang
dicurigai COVID
• Kondisi Komorbid perlu pengawasan ketat
karena berisiko mengalami perburukan
Konsultasikan keputusan dimana ISOLASI
yang lebih baik
• Jika Isolasi mandiri, harus ada KELUARGA
yang memantau kondisi pasien
• Lanjutkan pengobatan penyakit komorbid
sesuai petunjuk dokter (JANGAN
MENGOBATI SENDIRI)
• Makan makanan yang bergizi
• Istirahat
• Manajemen stress
• Latihan Nafas
859 varian tetapi yang VOC ada 6
Semua varian tidak ada yang super power
B117 speedy
Varian afrika selatan masih belum jelas kecepatan
Afrika selatan merubah hampir 20% dari side spike yang brubah punya potensi escape vaksin
JJ,
Secara umum masih belum terlihat potensi keganasan yang lebih berat
Kemampuan mutasi sars cov jauh lebih rendah dbandingkan yang lain
Lebih rendah 4 kali dbandingkan virus flu
Lebih rendah 1/ dibandingkan virus HIV
Globally 5 nov 2020 there have been 47.930.937 confirmed cases of covid 19 including 1.221.781 deaths reported to WHO
Permasalahan covid 19
Perkembangannya yang cepat
Pencegahan
Pengobatan
Globally 5 nov 2020 there have been 47.930.937 confirmed cases of covid 19 including 1.221.781 deaths reported to WHO
Permasalahan covid 19
Perkembangannya yang cepat
Pencegahan
Pengobatan
Globally 5 nov 2020 there have been 47.930.937 confirmed cases of covid 19 including 1.221.781 deaths reported to WHO
Permasalahan covid 19
Perkembangannya yang cepat
Pencegahan
Pengobatan
SARS‐COV‐2 virus structure is composed of an RNA molecule, surrounded by a series of structural and functional proteins (50). Known structural proteins are protein S (or spike ‐ which leads to the characteristic appearance), protein M (membrane), protein E (envelopes), protein N (nucleocapsid). Of these, protein S has the role of attaching to receptors in human cells and facilitating the fusion of viral content with the cell. In the case of SARS‐COV‐2, the receptor is the angio‐ tensin converting enzyme 2 (ACE2), which is found in large quantities in the respiratory tract and lung parenchyma (51‐54). The initial infection of SARS‐COV‐2 occurs in the ciliary epithelial cells of the bronchi (55,56).
SARS‐COV‐2 virus structure is composed of an RNA molecule, surrounded by a series of structural and functional proteins (50). Known structural proteins are protein S (or spike ‐ which leads to the characteristic appearance), protein M (membrane), protein E (envelopes), protein N (nucleocapsid). Of these, protein S has the role of attaching to receptors in human cells and facilitating the fusion of viral content with the cell. In the case of SARS‐COV‐2, the receptor is the angio‐ tensin converting enzyme 2 (ACE2), which is found in large quantities in the respiratory tract and lung parenchyma (51‐54). The initial infection of SARS‐COV‐2 occurs in the ciliary epithelial cells of the bronchi (55,56).
Ada orang yang tidak menunjukkan gejala sama sekali, ada juga yang menunjukkan gejala ringan, tetapi tidak sedikit juga yang langsung sakit parah setelah terinfeksi. Seseorang yang mengalami gejala ringan pada awal masa terinfeksi, bisa jadi nantinya akan menjadi berat atau kritis
80% pasien bergejala ringan
15% gejala sedang-berat
5% pasien kritis
Dengan output bisa sembuh atau meninggal
SARS‐COV‐2 virus structure is composed of an RNA molecule, surrounded by a series of structural and functional proteins (50). Known structural proteins are protein S (or spike ‐ which leads to the characteristic appearance), protein M (membrane), protein E (envelopes), protein N (nucleocapsid). Of these, protein S has the role of attaching to receptors in human cells and facilitating the fusion of viral content with the cell. In the case of SARS‐COV‐2, the receptor is the angio‐ tensin converting enzyme 2 (ACE2), which is found in large quantities in the respiratory tract and lung parenchyma (51‐54). The initial infection of SARS‐COV‐2 occurs in the ciliary epithelial cells of the bronchi (55,56).
Dibandingkan virus RNA lainnya, SARS-CoV-2 sebenarnya bukanlah ”pesawat jet” dalam hal kecepatan mutasi. Genom SARS-CoV-2 yang relatif besar untuk ukuran virus RNA, rata-rata hanya mengakumulasi dua mutasi huruf tunggal dalam sebulan, tingkatnya sekitar setengah dari kecepatan mutasi virus H1N1 pemicu influenza dan seperempat kecepatan HIV.
Namun, karena SARS-CoV-2 sukses menginfeksi banyak orang, saat ini telah mencapai 110 juta orang, virus ini telah menjadi pohon rimbun dengan beragam cabang variannya. Melalui seleksi alam, mutasi yang menguntungkan bagi virusnya, dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Menguntungkan bagi virusnya berarti merugikan inangnya.
Dibandingkan virus RNA lainnya, SARS-CoV-2 sebenarnya bukanlah ”pesawat jet” dalam hal kecepatan mutasi. Genom SARS-CoV-2 yang relatif besar untuk ukuran virus RNA, rata-rata hanya mengakumulasi dua mutasi huruf tunggal dalam sebulan, tingkatnya sekitar setengah dari kecepatan mutasi virus H1N1 pemicu influenza dan seperempat kecepatan HIV.
Namun, karena SARS-CoV-2 sukses menginfeksi banyak orang, saat ini telah mencapai 110 juta orang, virus ini telah menjadi pohon rimbun dengan beragam cabang variannya. Melalui seleksi alam, mutasi yang menguntungkan bagi virusnya, dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Menguntungkan bagi virusnya berarti merugikan inangnya.
Usia lansia adalah predictor terkuat risiko gejala berat covid ; kematian covid di Indonesia tertinggi di usia 60 tahun ke atas
Pada lansia, risiko terjadinya penyakit komorbid meningkat sehingga risiko gejala berat dan kematian juga meningkat
Dibandingkan virus RNA lainnya, SARS-CoV-2 sebenarnya bukanlah ”pesawat jet” dalam hal kecepatan mutasi. Genom SARS-CoV-2 yang relatif besar untuk ukuran virus RNA, rata-rata hanya mengakumulasi dua mutasi huruf tunggal dalam sebulan, tingkatnya sekitar setengah dari kecepatan mutasi virus H1N1 pemicu influenza dan seperempat kecepatan HIV.
Namun, karena SARS-CoV-2 sukses menginfeksi banyak orang, saat ini telah mencapai 110 juta orang, virus ini telah menjadi pohon rimbun dengan beragam cabang variannya. Melalui seleksi alam, mutasi yang menguntungkan bagi virusnya, dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Menguntungkan bagi virusnya berarti merugikan inangnya.
Perlukah semua pasien Covid-19 mendapat Antivirus? Gak perlu panic buying
Banyak orang yang melakukan pengobatan sendiri dengan mengacu pengobatan orang lain karena tidak sedikit penderita covid yang share jenis obat yang dikonsumsinya ke social media atau kerabatnya. Dan lebih parah lagi, antivirus dipakai untuk mencegah covid-19
Pasien yang memiliki KOMORBID misalnya diabetes, hipertensi, obesitas dll berpotensi mengalami BADAI SITOKIN bila terkena Covid-19 yang diketahui berisiko menyebabkan covid berat karena memiliki kondisi peradangan (inflamasi) kronik di dalam tubuh
Pasien yang memiliki KOMORBID misalnya diabetes, hipertensi, obesitas dll berpotensi mengalami BADAI SITOKIN bila terkena Covid-19 yang diketahui berisiko menyebabkan covid berat karena memiliki kondisi peradangan (inflamasi) kronik di dalam tubuh
Pasien yang memiliki KOMORBID misalnya diabetes, hipertensi, obesitas dll berpotensi mengalami BADAI SITOKIN bila terkena Covid-19 yang diketahui berisiko menyebabkan covid berat karena memiliki kondisi peradangan (inflamasi) kronik di dalam tubuh
Pasien yang memiliki KOMORBID misalnya diabetes, hipertensi, obesitas dll berpotensi mengalami BADAI SITOKIN bila terkena Covid-19 yang diketahui berisiko menyebabkan covid berat karena memiliki kondisi peradangan (inflamasi) kronik di dalam tubuh
Para penderita penyakit komorbid lebih baik tidak keluar rumah jika tidak terpaksa
Lakukan protocol Kesehatan ketat di manapun dan vaksinasi baik keluarga maupun penderita
Tetap control rutin ke dokter dan minum obat pengontrol yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit penyertanya dan terapkan Pola hidup sehat
Jangan takut untuk segera konsultasi ke dokter apabila merasakan gejala yang dicurigai covid ingat penderita penyakit komorbid bisa sembuh bila penangannya cepat dan tepat jangan ditunda-tunda
Para penderita penyakit komorbid lebih baik tidak keluar rumah jika tidak terpaksa
Lakukan protocol Kesehatan ketat di manapun dan vaksinasi baik keluarga maupun penderita
Tetap control rutin ke dokter dan minum obat pengontrol yang dianjurkan untuk mengendalikan penyakit penyertanya dan terapkan Pola hidup sehat
Jangan takut untuk segera konsultasi ke dokter apabila merasakan gejala yang dicurigai covid ingat penderita penyakit komorbid bisa sembuh bila penangannya cepat dan tepat jangan ditunda-tunda