Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
LAPORAN KEGIATAN PUSKESMAS
1. LAPORAN HASIL KEGIATAN
PELAYANAN KEFARMASIAN
BULAN JANUARI TAHUN 2022
1. Latar Belakang
Obat rasional dalam kurun waktu beberapa tahun ini telah menjadi topik perbincangan
di berbagai pertemuan tingkat nasional maupun internasional. Kaparang tahun 2014
menyebutkan keamanan dan keefektifan dari penggunaan obat menunjukkan bahwa
penggunaan obat yang tidak rasional merupakan fenomena yang mendunia. Obat berperan
penting dalam dunia kesehatan dan pencegahan penyakit. Ketersediaan dan keterjangkauan
obat yang berkualitas dengan penggunaan rasional diperlukan untuk pelayanan kesehatan yang
efektif.
Penilaian rasionalitas penggunaan obat ditinjau dari tiga indikator utama yaitu
peresepan, pelayanan pasien, dan fasilitas. Resep dapat menggambarkan masalah-masalah obat
seperti polifarmasi, penggunaan obat yang tidak tepat indikasi, penggunaan antibiotik dan
sediaan injeksi yang berlebihan (Hamsidi, 2015).
Ketidaktepatan peresepan mengakibatkan masalah penurunan kualitas terapi yang dapat
meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, sumberdaya yang tersia-sia, mengurangi
ketersediaan obat, resiko efek yang tidakdiinginkan mencetuskan terjadinya reaksi yang tidak
diinginkan, resistensi bakteri, dan dampak psikososial yang mengakibatkan ketergantungan
pasien terhadap obat yang tidak diperlukan (Kardela, 2014).
Bentuk ketidakrasionalan perserepan dalam praktiknya sering dijumpai namun jarang
diketahui apabila tidak di cermati secara mendalam apakah pola peresepan obat sudah optimal.
Beberapa contoh kasus penggunaan antibotik pada penyakit diare dan infeksi saluran nafas non
bakterial (ISPA ringan). Penggunaan injeksi tanpa indikasi yang jelas walaupun rute
pemakaian obat oral lebih dimungkinkan dari pada sediaan injeksi (Abdulkadir, 2015).
Puskesmas merupakan salah satu lini terdepan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Indonesia yang seharusnya menerapkan penggunaan obat rasional sesuai standar yang ada.
Ketidakrasionalan penggunaan obat di Puskesmas dapat merugikan masyarakat, padahal
masyarakat kalangan menengah ke bawah lebih memilih pelayanan kesehatan di Puskesmas
karena lebih terjangkau, sehingga perlu dilakukan evaluasi rasionalitas penggunaan obat di
Puskesmas Ngesrep dan Puskesmas Rowosari (Kartika, 2018)
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KALIBARU KULON
Jl. Jember No.39 KALIBARU, Telp (0333) 897118/8581192
E-mail:pkmkalibaru@ymail.com, Kode Pos 68467
BANYUWANGI
2. 2. Pencapaian Program Promkes bulan April 2022
Indikator Kinerja Program
Target
Progra
m 2022
(%)
Total
sasara
n
Target
sasara
n
Pencapai
an
Bulan ini
Pencapaia
n
Komulatif
s/d bulan
ini
% Evaluasi
1.1 Pelayanan Kefarmasian
Kesesuaian item obat yang tersedia dalam
formularium Puskesmas
160 160 154 154 154 96.
3%
Item obat di Puskesmas Kalibaru telah sesuai dengan
formularium
Ketersediaan obat dan vaksin terhadap 40
obat indikator
40 40 37 37 37 100
%
Ketersediaan obat dan vaksin telah sesuai dengan
dengan 40 obat indikator
Penggunaan antibiotika pada
penatalaksanaan ISPA non Pneumonia
<20 20 12 11.54 11.54 100
%
Penggunaan antibiotika untuk ispa non pneumonia
sudah sesuai dengan tata laksana
Penggunaan antibiotika pada
penatalaksanaan diare non Spesifik
<8 8 7 12 12 100
%
Jumlah kasus diare non spesifik banyak mendapatkan
resep antibiotik
Penggunaan injeksi pada myelgia <1 <1 0 0 0 100
%
Tidak dilakukan injeksi untuk myelgia
Rerata item obat yang diresepkan <2.6 <2.6 2.6 3.17 3.17 122 Jumlah item obat dalam lembar resep melebihi 3 item
3. Penggunaan obat Rasional 68% 68 88 68 88 130
%
Penggunaan Obat di Puskesmas Kalibaru telah
Rasional
Konseling 2904 12 12 100 12 100
Pelayanan Informasi Obat 24000 220 220 100 220 100
4. 3. Pencapaian Hasil Kinerja dalam Grafik
4. Permasalahan
1. Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan diare non Spesifik seharusnya kurang dari 8% namun pada bulan januari capaian >8%
2. Jumlah item resep melebihi 3 item
5. 5. Penetapan Urutan Prioritas masalah (Pelaksanaan USG) :
N
o
INDIKATOR U S G Total Ranking
1. Penggunaan antibiotika pada penatalaksanaan diare non Spesifik 5 5 5 15 1
2. Rerata item obat yang diresepkan 5 5 4 14 2
6. 6. Diagram Fishbone
belum ada pembiayaaan dokter memberikan antibiotic pada kasus diare
Penggunaan antibiotic sering pada kasus diare
tidak ada permasalahan tidak ada permasalahan
belum ada pembiayaaan Dokter meresepkan obat lebih dari 3 item
tidak ada permaslaahan
tidak ada permasalahan tidak ada permasalaahan
Capaian Penggunaan
antibiotika pada
penatalaksanaan diare
non Spesifik
ALAT METODE
LINGKUNGAN
MANUSIA
DANA
Rerata item obat yang
diresepkan
ALAT METODE
LINGKUNGAN
MANUSIA
DANA
7. 7. Analisa Masalah
No Program Kegiatan Target Pencapaian Permasalahan /
Kesenjangan
Pemecahan Masalah RencanaTindak
Lanjut
Indikator Keberhasilan
RTL
1 Pelayana
n
Kefarmas
ian
Penggunaan
antibiotika pada
penatalaksanaa
n diare non
Spesifik
<8% >8% Penggunaan
antibiotic untuk
diare non
spesifik >8%
Melaksanakan
Sosialisasi tentang
penggunaan antibiotic
pada diare non spesifik
Melaksanakan
Sosialisasi tentang
penggunaan
antibiotic pada
diare non spesifik
serta sosialiasi
entry simpus bagi
perawat
Dokter tidak
meresepkan antibiotic
pada kasus diare non
spesifik
Rerata item obat
yang diresepkan
<2,6 3.17 Rerata item
obat lebih dari
2.6
Melaksanakan
Sosialisasi tentang
jumlah item obat dalam
tiap lembar resep
Melaksanakan
Sosialisasi tentang
jumlah item obat
dalam tiap lembar
resep
Jumlah item resep yang
di tulis oleh dokter <3
8. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Bulanan Puskesmas
No Kegiatan Tujuan Sasaran Target
Sasaran
Penanggung
Jawab
Volume
Kegiatan
Jadwal Rincian
pelaksanaan
Lokasi
Pelaksanaan
BIAYA
8. 1 Sosialisasi
tentang
peresepan untuk
diare non spesifik
Mengurangi
penggunaa
n antibiotic
pada kasus
diare non
spesifik
Dokter
,bidan
KIA,
perawat
bp
1x Dokter dan
Apoteker
1x Juni 2022 _ Aula
Puskesmas
Tidak
ada
2 Sosialisasi
tentang
peresepan untuk
diare non spesifik
Mengurangi
Jumlah Item
Obat dalam
Resep
Dokter
,bidan
KIA,
perawat
bp
1x Apoteker 1x Juni 2022 _ Aula
Puskesmas
Tidak
ada
9. 9. Kesimpulan
Pencapaian program kefarmasian dari 9 indikator, ada 2
permasalahan diantaranya yaitu capaian Penggunaan antibiotika pada
penatalaksanaan diare non Spesifik dan Rerata item obat yang diresepkan. Untuk
indikator yang sudah tercapai di harapkan tetap di pertahankan. Untuk
indicator yang belum tercapai telah dibuat rencana tindak lanjut dengan
melaksanakan sesuai jadwal.
10.Penutup
Demikian Laporan Hasil Kegiatan ini dibuat, diharapkan dengan
dilaporkannya hasil kegiatan program ini dapat mempermudah monitoring dan
evaluasi kegiatan program kefarmasian yang sudah dilaksanakan pada bulan
Januari Tahun 2022.
Banyuwangi, 5 Mei 2022
Penanggung Jawab
Program UKM Essensial
Penanggung Jawab
Program Promkes
Dr Kiki Prysta Kiki Arysandi
NIP.19870224 201412 2 001
Sri Winarsih A.Md.Farm
NIP.19940103 201903 2 006
Mengetahui
Kepala Puskesmas Kalibaru Kulon
Hj. Yatianiningsih S.kep, Ns, M.Kes
NIP. 19860610 201704 2 008