Dokumen tersebut berisi pedoman survei lingkungan kesehatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020. Pedoman ini mencakup tujuan, indikator, dan cara memperoleh data tentang sumber air minum, kepemilikan jamban, dan tempat buang air besar rumah tangga peserta survei.
2. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
TUJUAN :
Mengetahui informasi tentang kesehatan lingkungan Ruta
yang menjadi sampel SDSG 2020.
INDIKATOR yang akan diperoleh :
Jenis sumber air minum dan kebutuhan rumah tangga
Kepemilikan dan jenis jamban
CARA MEMPEROLEH DATA :
Wawancara KRT/ART yang paling mengetahui sumber
air dan kepemilikan jamban
Wawancara dengan cara mengklarifikasi/
mendetailkan kembali jawaban responden-
4. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Rincian 501 : Apa jenis sumber air utama yang digunakan
untuk kebutuhan minum?
Tujuan : mengetahui jenis sumber air utama yang paling
sering dan paling banyak digunakan untuk minum.
Pilihan jawaban : kode 1-13
5. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
1. Air minum kemasan bermerek: air dalam bentuk kemasan
buatan pabrik, baik botol, gelas atau galon.
2. Air minum isi ulang: air yang berasal dari wirausaha air isi
ulang (depot air minum), biasanya tidak bermerek dan ukuran
galon
3. Air ledeng/PDAM: jika rumah tangga menggunakan air
perpipaan yang telah mengalami proses pengolahan (biasanya
berasal dari perusahaan air minum) untuk kemudian air disuplai
langsung ke rumah-rumah dengan beberapa titik kran. Biasanya
berupa sambungan pipa distribusi air melalui meteran air dan
instalasi pipanya di dalam rumah serta berbayar.
4. Air ledeng membeli eceran: Air ledeng diperoleh dari
perusahaan air minum yang dibeli secara eceran dari penjual
(dijual oleh perusahaan atau pedagang keliling/penjual eceran,
dengan cara diantar atau dikirim menggunakan drum/jerigen/
mobil tangki air.
6. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
5. Sumur bor/pompa: air berasal dari sumur bor, menggunakan
pompa (alat untuk menaikkan air : pompa listrik/pompa tangan).
Sumur bor dapat berupa sumur pompa dalam (≥ 30 meter) atau
sumur pompa dangkal (<30 meter).
6. Sumur gali terlindung : air berasal dari sumur gali
(pembuatannya digali manual, berbentuk bulat/persegi).
Pengambilan air menggunakan ember/timba dengan cara ditarik,
menggunakan kerekan/‘timbangan’ bambu /menggunakan
pompa.
Dikatakan sumur gali terlindung bila sumur dilengkapi dengan
‘bibir’ sumur minimal setinggi 60 cm dari atas permukaan
tanah dan memiliki cincin 3 meter kebawah, lantai sekeliling
sumur disemen serta dilengkapi saluran pembuangan
sehingga kotoran/limbah tidak menyerap atau masuk kembali ke
sumur.
7. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
7. Sumur gali tak terlindung: tidak dilengkapi ‘bibir’ sumur,
permukaan di sekeliling sumur berupa tanah atau batu-batuan
atau semen plesteran retak, atau sekeliling sumur terdapat
genangan air.
8. Mata air terlindung: mata air dilengkapi dengan bak semen
tertutup sehingga air terhindar dari pencemaran.
9. Mata air tak terlindung: mata air dibiarkan seadanya, tidak
dilengkapi bak semen tertutup sehingga kemungkinan air
tercemar.
10. Penampungan air hujan: wadah penampungan seperti drum,
atau wadah lain yang berasal dari air hujan yang jatuh di atap
rumah saat hujan turun dan ditampung menggunakan
bak/drum/wadah lain, baik yang digunakan sendiri maupun
bersama.
8. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
11. Air permukaan (sungai, danau, waduk, kolam, atau irigasi):
mengambil air dari air permukaan (sungai, danau, waduk, irigasi
atau parit).
12. Perpipaan/perselangan/hidran/kran umum: Rumah tangga
yang kebutuhan airnya diperoleh dengan mengalirkan air dari
sumber air tanpa pengolahan terlebih dahulu dengan
menggunakan pipa/ selang secara pribadi atau berkelompok
(berkelompok dipusatkan di penampungan terlebih dahulu).
13. Terminal air/hidran umum non perpipaan: sarana pelayanan
air minum yang digunakan secara komunal, berupa bak
penampungan yang diletakkan di atas permukaan tanah atau
pondasi dan pengisian air dilakukan dengan sistem curah dari
mobil tangki air.
12. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Rincian 502 : Apa sumber air utama rumah tangga yang
digunakan untuk mandi/cuci pakaian/dan lainnya?
Tujuan : mengetahui jenis sarana air utama yang paling sering
dan paling banyak digunakan untuk mandi dan mencuci
pakaian dan peralatan masak/makan/lainnya
Pilihan jawaban : kode 1-11
13. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
1. Air ledeng/PDAM: rumah tangga menggunakan air perpipaan
yang telah mengalami proses pengolahan (biasanya berasal
dari perusahaan air minum) untuk kemudian air disuplai
langsung ke rumah-rumah dengan beberapa titik kran. Biasanya
berupa sambungan pipa distribusi air melalui meteran air dan
instalasi pipanya di dalam rumah serta berbayar.
2. Air ledeng membeli eceran: Air ledeng diperoleh dari
perusahaan air minum yang dibeli secara eceran dari penjual
(dijual oleh perusahaan atau pedagang keliling/penjual eceran,
dengan cara diantar atau dikirim menggunakan drum/
jerigen/mobil tangki air.
3. Sumur bor/pompa: air berasal dari sumur bor, menggunakan
pompa (alat untuk menaikkan air : pompa listrik/pompa tangan).
Sumur bor dapat berupa sumur pompa dalam (≥ 30 meter) atau
sumur pompa dangkal (<30 meter).
14. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
4. Sumur gali terlindung : air berasal dari sumur gali
(pembuatannya digali manual, berbentuk bulat/persegi).
Pengambilan air menggunakan ember/timba dengan cara ditarik,
menggunakan kerekan/‘timbangan’ bambu /menggunakan
pompa.
Dikatakan sumur gali terlindung bila sumur dilengkapi dengan
‘bibir’ sumur minimal setinggi 60 cm dari atas permukaan
tanah dan memiliki cincin 3 meter kebawah, lantai sekeliling
sumur disemen serta dilengkapi saluran pembuangan
sehingga kotoran/limbah tidak menyerap atau masuk kembali ke
sumur.
5. Sumur gali tidak terlindung: tidak dilengkapi ‘bibir’ sumur,
permukaan di sekeliling sumur berupa tanah atau batu-batuan
atau semen plesteran retak, atau sekeliling sumur terdapat
genangan air.
15. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
6. Mata air terlindung: mata air dilengkapi dengan bak semen
tertutup sehingga air terhindar dari pencemaran.
7. Mata air tidak terlindung: mata air dibiarkan seadanya, tidak
dilengkapi bak semen tertutup sehingga kemungkinan air
tercemar.
8. Penampungan air hujan: wadah penampungan seperti drum,
atau wadah lain yang berasal dari air hujan yang jatuh di atap
rumah saat hujan turun dan ditampung menggunakan
bak/drum/wadah lain, baik yang digunakan sendiri maupun
bersama.
9. Air permukaan (sungai, danau, waduk, kolam, irigasi):
mengambil air dari air permukaan (sungai, danau, waduk,
kolam, irigasi atau parit).
16. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
10. Perpipaan/perselangan/hidran/kran umum: Rumah tangga
yang kebutuhan airnya diperoleh dengan mengalirkan air dari
sumber air tanpa pengolahan terlebih dahulu dengan
menggunakan pipa/ selang secara pribadi atau berkelompok
(berkelompok dipusatkan di penampungan terlebih dahulu).
11. Terminal air /hidran umum non perpipaan: sarana pelayanan
air minum yang digunakan secara komunal, berupa bak
penampungan yang diletakkan di atas permukaan tanah atau
pondasi dan pengisian air dilakukan dengan sistem curah dari
mobil tangki air.
20. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Jamban adalah sarana/ tempat BAB yang terdiri dari tempat
jongkok/duduk dan memiliki ruangan baik permanen ataupun
tidak.
Dikatakan memiliki jamban jika jamban masih berfungsi/
dapat digunakan.
Jika Ruta memiliki jamban namun tidak berfungsi (misalnya
rusak) Ruta dianggap tidak memiliki jamban.
Jika Ruta tinggal dalam 1 rumah besar yang terdiri dari
beberapa keluarga dan jamban dipakai bersama Ruta
dianggap tidak memiliki jamban.
Pilihan jawaban adalah:
1. Ya, Jika Ruta memiliki jamban
2. Tidak, Jika Ruta tidak memiliki jamban Lanjut ke P505
22. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Pilihan jawaban adalah:
1. Leher angsa. Bila jamban (tempat jongkok) menggunakan
sistem water seal, cirinya ada genangan air pada lubang kloset
yang berfungsi menahan bau/mencegah masuknya serangga.
2. Plengsengan dengan tutup. kloset/jamban biasanya terbuat
dari bahan semen atau gerabah tidak menggunakan sistem
water seal, dengan ciri tidak ada genangan air pada lubang
kloset sehingga bau feses atau serangga, bisa bebas keluar
masuk.
Untuk menghindari atau mengurangi bau feses dan serangga
keluar masuk kloset maka ditutup dengan penutup yang secara
khusus dibuat dan digunakan untuk menutup lubang kloset.
23. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
3. Plengsengan tanpa tutup. Bila kloset/jamban biasanya terbuat
dari bahan semen atau gerabah tidak menggunakan sistem
water seal, dengan ciri tidak ada genangan air pada lubang
kloset sehingga bau feses atau serangga, bisa bebas keluar
masuk. Tidak ada penutup (tutup) yang secara khusus dibuat
dan digunakan untuk menutup lobang kloset, guna menghidari
atau mengurangi bau feses dan serangga keluar masuk kloset.
4. Cubluk/cemplung dengan tutup. Bila jamban yang digunakan
langsung diatas cubluk. Kotoran/tinja langsung turun atau
‘nyemplung’ ke lobang/cubluk, lubang jamban ditutup dengan
benda tertentu jika tidak digunakan.
5. Cubluk /cemplung tanpa tutup. Bila jamban yang digunakan
langsung diatas cubluk. Kotoran/tinja langsung turun atau
‘nyemplung’ ke lobang/cubluk. Lubang jamban tidak ditutup
dengan benda tertentu jika tidak digunakan.
27. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Pilihan jawaban adalah:
1. Jamban saudara/famili : menumpang atau menggunakan
jamban saudara/famili, yang masih ada ikatan keluarga.
2. Jamban tetangga : menumpang BAB di jamban tetangga.
3. Jamban umum : sarana BAB yang digunakan milik umum,
disediakan pemerintah, lembaga, kelompok masyarakat,
atau tempat umum untuk digunakan oleh masyarakat
umum, baik dengan cara membayar atau gratis.
4. Kolam/kali/saluran air/pantai
5. Menggali tanah dan menimbun : BAB dengan cara
menggali lubang di tanah untuk menampung feses dan
setelah selesai BAB kemudian feses ditimbun tanah
6. Kebun/sembarangan tempat : BAB di kebun atau
sembarang tempat terbuka lainnya dan membiarkan feses
dibiarkan terbuka tanpa menimbun feses dengan tanah
30. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
TUJUAN :
Mendapatkan informasi mengenai dampak pandemi COVID-
19 terhadap kondisi ekonomi keluarga.
INDIKATOR yang akan diperoleh :
Kondisi ekonomi keluarga
CARA MEMPEROLEH DATA :
Wawancara KRT/ART yang paling mengetahui kondisi
ekonomi rumah tangga
CATATAN :
Pertanyaan sensitif awali dengan permintaan maaf dan
rendahkan intonasi suara
32. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Tujuan : mengetahui kondisi yang dialami rumah tangga selama
pandemi COVID-19.
Tanyakan kondisi rumahtangga mulai dari poin “a” sampai
dengan “l”.
Kode jawaban :
Kode 1: Ya, artinya rumah tangga mengalami kondisi poin a-l
Kode 2: Tidak, artinya rumah tangga tidak mengalami kondisi poin a-l
Kode 8: Tidak berlaku, artinya rumah tangga tidak sedang dalam kondisi
yang tersebut di poin a-l, misal rumah tangga hanya mempunyai anak balita
yag belum sekolah/tidak mempunyai anak yang sekolah, maka isian poin k
dan l adalah “kode 3: tidak berlaku”
33. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
a. ART pencari nafkah utama Ruta kena PHK
b. Pendapatan lebih sedikit
c. Lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan
d. Lebih sulit membeli bahan pangan keluarga
e. Lebih sulit membeli bahan pangan khusus balita
f. Lebih sulit untuk membiayai pengobatan
g. Lebih sulit pembiayaan untuk listrik/air
h. Lebih sulit pembiayaan untuk cicilan
i. Lebih sulit untuk menyisihkan uang/menabung
j. Lebih sulit untuk membantu keluarga/beramal
k. Lebih sulit memenuhi biaya sekolah (SPP dll)
l. Lebih sulit memenuhi biaya sekolah online
34. KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
RINCIAN 602
Tujuan : Mengetahui Persepsi keluarga terhadap kemampuan
keluarga secara keseluruhan dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari selama pandemi COVID-19.
Kode jawaban : 1-4
1. Sangat mampu
2. Mampu
3. Kurang Mampu
4. Tidak mampu