Dokumen tersebut membahas tentang indikator pemantauan lima pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang mencakup tujuan pemantauan, proses pemantauan, dan definisi operasional dari masing-masing pilar STBM."
2. Mengapa
dilakukan
pemantauan ?
Memastikan terjadinya proses
perubahan perilaku
masyarakat
Mengetahui tahapan
perubahan perilaku
masyarakat
1. Menyiapkan rancangan pendampingan/upaya percepatan
2. Advokasi bagi Pimpinan dan Stake holder terkait dalam
perencanaan, implementasi dan pengembangan program
3. Klaim keberhasilan 5 pilar STBM
3. Proses pemantauan/monitoring
• Panduan pengisian form
• Form pemantauan
• Peta wilayah/desa/kelurahan (data rumah)
Penyiapan
dokumen/formulir
pemantauan
• Penilaian
• Wawancara
Kunjungan ke setiap
rumah
• Dilakukan untuk seluruh KK
• Jika 1 rumah > 1 KK maka dilakukan pada setiap KK
• Jika salah satu anggota keluarga belum melakukan prilaku pilar 1-5 maka
dianggap KK tsb belum melakukan
Pemantauan
perubahan perilaku
4. Indikator
TARGET RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN 2020-2024
2020 2021 2022 2023 2024
Persentase Desa/kelurahan Stop Buang air besar
Sembarangan (SBS)
40% 50% 60% 70% 90%
Jumlah Kabupaten/kota sehat (KKS) 110 220 280 380 420
Persentase sarana air minum yang diawasi/diperiksa
kualitas air minumnya sesuai standar
60% 64% 68% 72% 76%
Jumlah RS yang melaksanakan pengelolaan limbah
medis sesuai standar
2600 3000 4850 6250 8800
Persentase tempat pengelolaan pangan (TPP) yang
memenuhi syarat sesuai standar
38% 44% 50% 56% 62%
Jumlah Kabupaten/kota yang melaksanakan
pengawasan Pasar sesuai standar
2500 3000 3500 4000 4500
Persentase tempat dan fasilitas umum (TFU) yang
dilakukan pengawasan sesuai standar
60% 62% 64% 68% 70%
Base line 2019 : ODF 30,50%
Data Terkini ODF: 33,96 % (1%)
5. DEFINISI AKSES SANITASI
(TPB/RPJMN 2020-2024 – ADAPTASI)
AKSES SANITASI LAYAK
- SENDIRI
I. Perkotaan dan
Perdesaan
a. Pengguna Fasilitas
sanitasi: rumah
tangga sendiri
b. Bangunan tengah:
klosetnya
menggunakan
leher angsa
c. Bangunan bawah
tanki septik yang
tidak disedot
II. Khusus Perdesaan
a. Pengguna Fasilitas
sanitasi: rumah
tangga sendiri
b. Bangunan tengah:
klosetnya
menggunakan
leher angsa
c. Bangunan bawah:
Lubang tanah
BABS TERBUKA
Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)
Terbuka, yaitu pengguna
yang tidak memiliki
fasilitas tempat buang
air besar dan yang
memiliki fasilitas tetapi
tidak menggunakan
AKSES SANITASI
AMAN
a. Pengguna
Fasilitas sanitasi:
rumah tangga
sendiri
b. Bangunan
tengah: klosetnya
menggunakan
leher angsa
c. Bangunan
bawah:
◦ tanki septik
(septic tank)
yang disedot
setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir;
atau
◦ Sistem
Pengolahan Air
Limbah (SPAL)
AKSES SANITASI LAYAK
- BERSAMA
I. Perkotaan dan
Perdesaan
a. Pengguna Fasilitas
sanitasi: bersama
rumah tangga lain
tertentu
b. Bangunan tengah:
klosetnya
menggunakan leher
angsa
c. Bangunan bawah
tanki septik
II. Khusus Perdesaan
a. Pengguna Fasilitas
sanitasi: bersama
rumah tangga lain
tertentu
b. Bangunan tengah:
klosetnya
menggunakan leher
angsa
c. Bangunan bawah:
Lubang tanah
AKSES SANITASI BELUM
LAYAK
I. Fasilitas sanitasi dengan
lubang tanah di Perkotaan
• Pengguna Fasilitas sanitasi:
sendiri atau digunakan
bersama dengan rumah
tangga lain tertentu
• Bangunan tengah
klosetnya menggunakan
leher angsa
• Bangunan bawah: Lubang
tanah
II. Akses Sanitasi Dasar (non leher
angsa)
• Pengguna Fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri atau
digunakan bersama dengan
rumah tangga lain tertentu
• Bangunan atas: klosetnya
menggunakan plengsengan
dengan tutup dan
cubluk/cemplung.
• Bangunan bawah tanki septik,
IPAL, atau Lubang Tanah
III. Fasilitas Umum
BABS TERTUTUP
BABS Terselubung/Direct
discharge, yaitu pengguna
fasilitas sanitasi yang
memiliki tempat
pembuangan akhir tinja
berupa kolam/ sawah/
sungai/ danau/ laut dan
atau/ pantai/ tanah
lapang/ kebun dan
lainnya.
Safely Managed
Sanitation
Basic Sanitation Shared Unimproved Open Defecation
Ladder sanitasi berdasarkan SDGs
Klasifikasi akses sanitasi merujuk pada kuesioner BPS
DIRECT DISCHARGE
NO ACCES
1 2 3 4 5 6
6. Monitoring Pilar 1 STBM
1.JSP
2.JSSP
3.Sharing
4.OD
1. AKSES SANITASI AMAN
2. AKSES SANITASI LAYAK
3. AKSES SHARING
4. AKSES BELUM LAYAK
5. OD
a. OD Tertutup
b. OD Terbuka
7. 1. Penilaian Sanitasi Aman
Jamban milik sendiri
Closet leher angsa
Disedot setidaknya 1 kali dlm 3-5 tahun
terakhir
Bangunan bawah tangki septik
1 2 Bangunan Tengah
3
4
8. 2. Sanitasi Layak ( Perkotaan dan Perdesaan)
Jamban milik sendiri Closet leher angsa
Bangunan bawah tangki septik
1
2
3
9. Sanitasi layak ( perdesaan)
Jamban milik sendiri Kloset leher angsa Penampungan tinja
cubluk/lubang tanah
11. 3. Sharing Harus Ke Sanitasi Yang Layak
(baik di Perkotaan dan Perdesaan
Jamban dipakai bersama Closet leher angsa
Bangunan bawah tangki septik
Masih diperbolehkan
12. 4. Sanitasi belum layak ( Perkotaan)
Jamban milik sendiri/bersama Closet leher angsa
Tidak ada tangki
septik hanya lubang
tanah/cubluk
13. Belum layak ( perkotaan)
Jamban milik sendiri Closet leher angsa Tidak ada tangki septik hanya
lubang tanah/cubluk
14. Belum layak ( Perdesaan)
Jamban milik sendiri Kloset cemplung, pakai tutup/tidak dan lubang
tinja cubluk/lubang tanah
15. 5. BABS : Tertutup dan Terbuka
Jamban milik sendiri
Dibuang langsung tanpa septik tank
17. Catatan :
No Definisi operasional
1 1 rumah dengan 1 KK tersedia 1 jamban : Status kepemilikan jamban (aman,layak,belum
layak,OD tertutup)
2 1 rumah memiliki 2 KK tersedia 1 jamban : status 1 KK kepemilikan jamban
(aman,layak,belum layak,OD tertutup) dan 1 KK status kepemilikan sharing
(aman,layak,belum layak,OD tertutup)
3 1 rumah memiliki 1 KK dan ada penyewa/kost maka statusnya kepemilikan
Untuk akses sanitasi aman pada emonev yang baru data di Nol kan dahulu.
Data JSSP pada pedesaan pada emonev yang lama dimasukkan kepada data akses sanitasi
layak, sedangkan data JSSP pada perkotaan dimasukkan kepada data akses belum layak
Data sharing masuk kedata akses sanitasi belum layak
Data sharing di Nol kan dahulu.
No KK harus diisi, jika tidak diisi maka tidak akan bisa masuk
20. Mampu menjelaskan waktu penting cuci tangan pakai sabun
( minimal 3)
Setelah BAB
Sebelum menyiapkan/mengolah
makanan
Sebelum makan
Setelah menceboki anak
Setelah kontak dengan hewan
Sebelum menyusui bayi
21.
22. DEFINISI OPERASIONAL, INDIKATOR dan
KRITERIA PILAR 3 STBM
Cakupan keluarga menerapkan Penyehatan Air Minum dan
Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
adalah jumlah KK yang menerapkan pengelolaan air minum dan
makanan yang aman dan sehat dibagi dengan total KK.
23. No Penyehatan Air Minum dan
Makanan Rumah Tangga
(PAMMRT)
Definisi
1 Air Minum Aman Pelaku : Setiap individu anggota rumah tangga
Mengkonsumsi air minum yang tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan atau
melalui proses pengolahan (misalnya merebus, klorin cair/klorin padat, UV, sodis, keramik filter,
atau RO)
Jika air baku keruh dilakukan perbaikan kualitas air, seperti pengendapan atau penyaring.
Menyimpan air minum di dalam wadah yang tertutup rapat, kuat, serta terbuat dari bahan stainless
steel, keramik, kaca dan jika terbuat dari plastik (tanda gelas dan garpu) dan diambil dengan cara
yang aman (tidak tersentuh tangan atau mulut).
2 Pangan Aman dan Sehat Menyimpan peralatan pengolah pangan dengan aman dan menjaga kebersihannya.
a. Peralatan makan (piring, sendok, garpu, dll) tidak kotor, tidak berdebu dan disimpan di
tempat yag terlindung dari tikus, kecoa, dll
b. Peralatan masak (panci, penggorengan, dll ) tidak kotor, tidak berdebu, di simpan di tempat
yang bersih
26. No Pengamanan
Sampah
Definisi
1 Pengamanan Sampah
Rumah Tangga
Tidak ada sampah berserakan di
lingkungan sekitar rumah
Ada tempat sampah yang kuat dan
mudah dibersihkan
Ada perlakuan yang aman (tidak dibakar,
tidak dibuang ke sungai/kebun/saluran
drainase/ tempat terbuka)
27. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Pertanyaan Kunci Keterangan
Lingkungan rumah bersih (tidak terlihat
sampah berserakan dilingkungan sekitar
rumah)
Amati disekitar rumah dan lingkungannya bersih dan tidak ada sampah berserakan Pengamatan
Ada tempat sampah yang kuat, tertutup
dan mudah dibersihkan
Amati apakah ada tempat sampah yang kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan. Pengamatan
Ada perlakuan yang aman seperti:
ditimbun, dikomposting, buang ke TPS
(tidak dibakar, tidak dibuang ke
sungai/kebun/saluran drainase/tempat
terbuka)
Tanyakan dan amati, untuk memastikan bahwa sampah dikelola setiap hari secara aman
• Tidak membakar sampah
• Tidak membuang sampah ke sumber air (sungai, mata air, saluran air hujan)
• Tidak membuang sampah di lahan kosong (kebun, pinggir jalan)
Wawancara &
Pengamatan
Telah melakukan pemilahan sampah Tanyakan dan amati, untuk memastikan bahwa sampah dipilah dan minimal melakukan salah
satu dari 3R pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang di rumah tangga
Wawancara &
Pengamatan
Bahan Interview Pilar 4 STBM
28. Tangga Perubahan Perilaku
Pengelolaan Sampah
Kondisi Sampah
Berserakan
Lingkungan
rumah bersih
(tidak terlihat
sampah
berserakan
dilingkungan
sekitar rumah)
Ada tempat
sampah yang
kuat, dan mudah
dibersihkan
Sampah non
organik dan non
komersial
- Komposting
rumah tangga
- Komunal/
Komunitas
Bank Sampah
Komunal/ Komunitas
Bank Sampah RT
Pengepul
CSR Produsen
Ada perlakuan
yang aman
terhadap sampah
(tidak dibakar,
tidak dibuang ke
sungai/kebun/salu
ran
drainase/tempat
terbuka lainnya)
Memilah
Sampah
Ada pengelolaan
sampah dalam
kelompok
masyarakat
30. No Pengelolaan Air
Limbah Rumah Tangga
Definisi
1 Pengelolaan Air Limbah
Rumah Tangga Non
Kakus
Tidak terlihat genangan air di sekitar
rumah karena limbah cair rumah tangga
(non kakus)
Ada saluran pembuangan limbah cair
rumah tangga (non kakus) yang kedap dan
tertutup
31. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga Pertanyaan Kunci Keterangan
Tidak terlihat genangan air di sekitar rumah
karena limbah domestik
Tanyakan dan amati apakah ada genangan air di sekitar rumah (limbah domestik)? Wawancara &
Pengamatan
Tersedia saluran pembuangan limbah cair
yang kedap dan tertutup
Tanyakan dan amati untuk memastikan apakah ada saluran limbah cair rumah tangga
yang kedap dan tertutup
Wawancara &
Pengamatan
Terhubung dengan sistem pengolahan air
limbah cair atau sumur resapan
Tanyakan dan amati untuk memastikan apakah saluran limbah cair rumah
tangga terhubung dengan IPAL komunal dan atau menggunakan sumur resapan
dengan jarak sumur resapan >10m dari sumber air
Wawancara &
Pengamatan
Bahan Interview Pilar 5 STBM
32. Tangga Perubahan Perilaku Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Saluran air
limbah
terbuka
Tidak terlihat
genangan air
disekitar
rumah
Tersedia saluran
limbah yang
kedap dan
tertutup
Terhubung
dengan sistem
pengolahan
limbah dan atau
resapan
Lingkungan
rumah tidak ada
timbunan
kaleng/botol
bekas terbuka
yang dapat
menjadi
perindukan
nyamuk
33. Kriteria Pilar 5 STBM
1.
Tidak terlihat
genangan air di
sekitar rumah karena
limbah domestik
34. Kriteria Pilar 5 STBM
2.
Tersedia saluran
pembuangan limbah
cair yang kedap dan
tertutup
Tambah gambar yang SPAL
Rumah Tangga
35. Kriteria Pilar 5 STBM
3.
Terhubung
dengan sistem
pengolahan air
limbah atau
sumur resapan