SlideShare a Scribd company logo
PENGELOLAAN TINJA DAN AIR
LIMBAH (PTAL)
Pengelolaan limbah
 Pengertian
Limbah/waste adalah sisa hasil kegiatan
manusia
 Berdasarkan bentuk digolongkan mjd :
◦ Limbah padat (sampah)
◦ Limbah cair
Pengelolaan limbah
 Berdasarkan sifat digolongkan mjd :
◦ Limbah organik
◦ Limbah anorganik
 Berdasarkan sumber digolongkan mjd
:
◦ LImbah industri
◦ Limbah rumah tangga (domestik)
Pengelolaan limbah
 Karakteristik limbah
◦ Limbah organik
 Dapat terdegradari oleh proses degradasi oleh
mikroba
 Mengandung unsur C,H,O,N,S,P
 Biasanya berasal dari makhluk hidup (daun-daun,
sisa makanan, lemak, daging, air cucian beras, dll)
 Biasanya lebih banyak berasal dari rumah tangga.
 Dapat terdegradasi alami namun memerlukan
penampungan
Pengelolaan limbah
- Limbah anorganik
- Tidak dapat terdegradari oleh proses degradasi oleh
mikroba
- Tidak mengandung unsur C,H,O,N,S,P (sintetis)
- Biasanya berasal dari hasil reaksi dan proses kimia
(plastik, botol, karet, dll)
- Biasanya lebih banyak berasal dari industri atau pun
penggunaan produk industri.
- Dapat terdegradasi namun memerlukan perlakuan
khusus.
Pengelolaan limbah
 Pengelolaan limbah rumah tangga
◦ Karakteristik
 Limbah cair
 Berupa air sisa dari proses Mandi, Cuci dan kakus
 Sifatnya organik
 Banyak mengadung phospat dan sulfat (dari detergent)
 Dapat teregradasi alami
 Memerlukan saluran pembuangan limbah
Contoh : air bekas cucian, mandi, dll
Pengelolaan limbah
 Limbah padat
◦ Sebagaian besar berupa sisa makanan
dan sayuran
◦ Sebagian berupa sampah anorganik
◦ Pengolahan sederhana dengan ditimbun
dan akan terbentuk kompos.
◦ Dibakar atau dijual untuk di daur ulang
Pengelolaan limbah
 Jamban
◦ Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan
pokok manusia.
◦ Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk
memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan
tempat hidup yang sehat. Dalam pembuatan jamban
sedapat mungkin harus diusahakan agar jemban
tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu,
kontruksi yang kokoh dan biaya yang terjangkau
perlu dipikirkan dalam membuat jamban.
Pengelolaan limbah
 Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban
adalah sabagai berikut :
◦ Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air
minum, dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban;
◦ Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing
tambang pada permukaan tanah;
◦ Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga
lain;
◦ Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan
pemandangan yang tidak menyedapkan;
◦ Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah;
◦ Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima
masyarakat setempat.
Pengelolaan Limbah
 Dalam penetuan letak kakus ada dua
hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak
terhadap sumber air dan kakus.
Penentuan jarak tergantung pada:
◦ Keadaan daerah datar atau lereng;
◦ Keadaan permukaan air tanah dangkal
atau dalam;
◦ Sifat, macam dan susunan tanah berpori
atau padat, pasir, tanah liat atau kapur.
Pengelolaan Limbah
 Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku
antara sumber air dan lokasi jamban berkisar antara
8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter.
 Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang
perlu diperhatikan :
◦ Bila daerahnya berlereng, kakus atau
jamban harus dibuat di sebelah bawah
dari letak sumber air. Andaikata tidak
mungkin dan terpaksa di atasnya, maka
jarak tidak boleh kurang dari 15 meter
dan letak harus agak ke kanan atau kekiri
dari letak sumur.
Pengelolaan Limbah
 Bila daerahnya datar, kakus sedapat
mungkin harus di luar lokasi yang
sering digenangi banjir. Andaikata
tidak mungkin, maka hendaknya lantai
jamban (diatas lobang) dibuat lebih
tinggidari permukaan air yang tertinggi
pada waktu banjir.
 Mudah dan tidaknya memperoleh air.
Pengelolaan Limbah
 Dalam bab ini ada 5 cara pembuatan
jamban/kakus yang memenuhi
persyaratan tersebut di atas, yaitu :
◦ kakus/jamban sistem cemplung atau
galian
◦ Jamban sistem leher angsa
◦ Jamban septik tank ganda
◦ Kakus Vietnam
◦ Kakus sopa sandas
KAKUS VIETNAM
Sistem ini mulai dipromosikan tahun 1956 dan sesuai untuk
daerah yang sulit mendapatkan air (langka air).
Seluruh bangunan kakus dibangun di atas permukaan tanah :
dua bak berjejer, masing-masing berukuran panjang 0,8 m,
lebar 0,5 meter dan tinggi 0,8 m, lantai dasar terbuat dari
semen, batu bata merah atau tanah liat. Untuk mencegah
genangan air, lantai dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya
(kurang lebih 10-20 cm). Bak penampung ditutup dengan tutup
yang berlubang. Pada bagian depan dari kakus dilengkapi anak
tangga, sedang bagian belakang dibuat 2 pintu penutup kecil
untuk mempermudah pembuangan kotoran yang telah menjadi
pupuk/kompos. Sekeliling kakus perlu ditanami tanaman yang
menghalau hama seperti Citronella dan Acilepis squarosa.
KAKUS SOPA SANDAS
Kakus jenis ini adalah salah satu variasi dari kakus India.
Tempat penampungan berupa lubang yang digali tidak terlalu
dalam. Bak tersebut diletakkan langsung di bawah lubang
kakus tetapi di luar bangunan kakus. Lubang kakus dan
tempat penampungan kotoran dihubungkan dengan pipa
(besi atau pralon). Tempat penampungan kotoran ditutup
dengan tutup yang berengsel sehingga mudah dibuka pada
waktu pengambilan kotoran serta untuk mencegah masuknya
serangga dan binatang lain. Bak penampung tersebut ada
dua buah dan berupa galian yang tidak terlalu dalam.
Pengelolaan Limbah
 kakus/jamban sistem cemplung atau galian
◦ Jamban dengan bentuk sederhana
◦ Hanya membutuhkan sebuah lubang/galian dan
diatasnya diberikan penutup dengan lubang dudukan.
◦ Keuntungan, murah dan mudah dalam
pembuatannya
◦ Kerugian,
 vektor dan hewan lainnya dapat masuk ke
dalam galian
 Berbau
 Harus berpindah saat sudah penuh.
 Berbahaya bila bangunan tidak kuat
Pengelolaan Limbah
 Jamban Leher Angsa
◦ Sistem ini sesuai untuk daerah yang mudah
mendapatkan air bersih. Pada jamban leher angsa
tinja tidak langsung jatuh ke lubang penampungan
kotoran. Lubang pembuangan kotoran dilengkapi
dengan mangkokan seprti leher angsa. Bila pada
mangkokan tersebut dituangi air, pada bagian leher
angsa akan tertinggal air yang menggenang yang
berfungsi sebagai penutup lubang.
◦ Keuntungan : bau dan vektor tidak dapat keluar atau
masuk
◦ Kerugian : memerlukan biaya yang lebih dan daerah
yang banyak air.
Pengelolaan Limbah
 Kontruksi kakus sistem leher angsa
ada 3 macam :
◦ Bak penampungan kotoran langsung di
bawah lubang pembuangan.
◦ Bak penampungan kotoran di samping
bawah lubang pembuangan dengan
penghubung pipa saluran dan bak
resapan.
◦ Seperti 2 dimana bak resapan sebagai
penyaring.
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
Jamban Konvensional
Septic Tank Bio
Septic Tank Bio Adalah
Septic Tank modern
yang ramah
lingkungan, Berteknologi
Sistem Pengolahan
Limbah Domestik hingga
tinja akan diolah menjadi
cairan yang layak buang
langsung ke got.
Septic
Tank
Biohitech
Septic Tank
BioGift BioGift Septic
Tank Adalah Septic
Tank Yang
Dilengkapi Dengan
Bio Filter Sebagai
Media Pengolahan
Limbahnya, Biofilter
Adalah Filter Dengan
Media Bio Yang
Berfungsi Sebagai
Filter Penyaring Tinja
Hingga Tinja Dapat
Diproses Dengan
Sempurna Sehingga
tinja akan menjadi
cair dan layak buang,
aman, dan ramah
lingkungan.
Pengelolaan Limbah
 Penggunaan
◦ Siramkan air pada mangkokan leher
angsa supaya tidak lengket
◦ Jongkok atau duduk diatas kloset untuk
melaksanakan hajat.
◦ Setelah selesai guyur dengan air
secukupnya sampai kotoran bersih
Pengelolaan Limbah
 Pemeliharaan
◦ Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar
bebas penyakit.
◦ Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak
pembuangan/atau ke dalam kloset agar bakteri
pembusuk tetap berperan aktif.
◦ Lantai, kloset jamban harus selalu dalam keadaan
bersih.
◦ Jangan menggunakan alat pembersih yang keras
agar kloset tidak cepat rusak.
◦ Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut
ke dalam air misal : kertas, kain bekas, dll.
Pengelolaan Limbah
 Keuntungan
◦ Lebih sehat, bersih dan punya nilai keleluasaan
pribadi yang tinggi.
◦ Karena proses pembusukan dan sistem resapan, bak
tidak cepat penuh.
◦ Timbulnya bau dapat dicegah oleh genangan air
dalam leher angsa.
◦ Dapat dipasang di luar atau di dalam rumah.
◦ Dapat dipakai secara aman bagi anak-anak.
◦ Bila penuh dapat dikuras/dikosongkan.
Pengelolaan Limbah
 Kerugian
◦ Selalu menguras bila bak penampung
penuh lumpur.
◦ Biayanya cukup mahal dan perlu keahlian
teknis.
◦ Bagi masyarakat yang belum biasa
menggunakan perlu bimbingan.
PENGELOLAAN LIMBAH
 Pengolahan limbah terdiri dari Fisik,
kimia dan biologi
 Parameter yang biasa digunakan
dalam pengolahan limbah :
◦ BOD (Biologycal Oxigen Demand)
◦ DO ( Dissolved Oxigen)
◦ TSS (total Suspenden solid)
◦ SS (suspended solid)
◦ Ph
◦ COD (Chemical Oxygen Demand), dll
Pengelolaan Limbah
 Secara Kimia
◦ Koagulasi
 Prinsipnya adalah pengendapan TSS (total
suspended solid) untuk mengurangi kekeruhan
 Proses gravitasi
 Dengan koagulasi
 Penambahan koagulan sehingga terbentuk butiran-
butiran yang lebih besar dan mempunyai masa jenis
yang lebih besar dari air sehingga dapat mengendap
 Zat yang digunakan biasanya tawas atau kapur.
 Agar dapat bereaksi efektif dibantu dengan
pengadukan
Pengelolaan Limbah
 Proses fisik
◦ Sedimentasi
 Proses pengendapan TSS secara gravitasi
 Dibuatkan bak dengan alas yang miring atau
membentuk kerucut sebagai tempat lumpur
◦ Filtrasi
 Proses penyaringan SS yang belum
mengendap pada proses koagulasi dan
sedimentasi
 Media yang digunakan adalah pasir, arang
aktif, zeolit, dll
Pengelolaan Limbah
 Proses Biologi
 Dari hasil penelitian JICA (1990)
diperoleh hasil limbah buangan rumah
tangga adalah 118 liter/orang/hari,
dengan konsentrasi BOD 236 mg/L
 BOD : Biologycal Oxigen Demand
Kebutuhan oksigen yang diperlukan
untuk menguraikan zat organik di
dalam limbah
Pengelolaan Limbah
 DO : Dissolved Oxigen
Jumlah Oksigen yang terlarut di dalam limbah
Proses degradasi limbah organik dipengaruhi oleh
keberadaan bakteri Aerob, anaerob dan fakultatif.
Bakteri aerob : membutuhkan Oksigen untuk
metabolisme
Bakteri anaerob : tidak membutuhkan oksigen dalam
metabolisme
Bakteri fakultatif : dapat hidup dan metabolisme pada
aerob dan anaerob
Pengelolaan Limbah
 Proses aerob
◦ Prosesnya lebih lama
◦ Membutuhkan oksigen yang banyak
◦ Memerlukan bantuan Aerator untuk suplay oksigen
◦ Memerlukan bak penampung yang besar dan lokasi
yang luas
◦ Menghasilkan CO2 dan H2O
◦ Menghasilkan Lumpur
Pengelolaan Limbah
 Proses anaerob
◦ Prosesnya lebih Cepat
◦ Tidak membutuhkan
◦ Tidak memerlukan bantuan Aerator untuk suplay
oksigen
◦ Tidak memerlukan bak penampung yang besar dan
lokasi yang luas cukup bak yang tertutup dan kedap
udara
◦ Menghasilkan CH4 dan H2S
◦ Menghasilkan lumpur
 Penyebaran bakteri / mikroorganisme dari sumber pencemar ke
tanah sekitarnya melalui media tanah dan mengikuti aliran air tanah
dengan pola : secara vertikal paling dalam 3 meter, secara
horisontal menyebar antara 2 – 5 meter dan kemudian menyempit
sampai jarak 11 meter . Sedang penyebaran bahan kimia dari
sumber pencemar ke tanah sekitarnya dengan pola : secara vertikal
bisa mencapai kedalaman 9 meter dan secara horisontal bisa
mencapai jarak sejauh 95 meter, sebagaimana digambarkan
sebagai berikut :Penyebaran Mikroorganisme dan Bahan Kimia di Dalam Air Tanah
Sumber : Ircham Machfoedz, 2004
Hal - hal yang perlu diperhatikan untuk membuat septic tank yang baik
( Irham Machfoed, 2004 ) antara lain :
 Dinding septic tank hendaknya dibuat dari bahan yang kedap air.
 Untuk membuang air limbah hasil pencernaan dari septic tank perlu dibuatkan daerah
peresapan.
 Septic tank ini direncanakan untuk membuang kotoran rumah tangga dengan jumlah air
limbah sekitar 25 liter / orang / hari jika hanya berasal dari closet, sedangkan kalau
limbah dari closet bergabung dengan limbah dari kamar mandi jumlah air limbah sekitar
100 liter / orang / hari.
 Waktu tinggal air limbah di dalam tangki pencerna diperkirakan minimal 24 jam.
 Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk menampung lumpur yang dihasilkan proses
pencernaan dengan patokan banyaknya lumpur 30 liter / orang / tahun, sedangkan
waktu pengambilan lumpur diperhitungkan minimal 4 tahun.
 Latai dasar septic tank harus dibuat miring kearah ruang lumpur.
 Pipa air masuk kedalam septic tank hendaknya selalu lebih tinggi ± 2,5 cm dari pipa air
keluarnya.
 Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan
untuk membuang gas hasil pencernaan.
 Untuk menjamin terpakainya bidang resapan, maka pemakaian siphon otomatis adalah
sangat bermanfaat agar air limbah yang dibuang ke daerah resapan dapat terbuang
secara berkala.
perhitungan untuk membuat septic
tank
 Contoh perhitungan untuk membuat septic tank
yang akan dipergunakan oleh keluarga dengan
jumlah penghuni 6 orang dengan jangka waktu
pengambilan lumpur selama 5 tahun, banyaknya
faecalien ( faeces + urine ) serta air yang
dipergunakan waktu buang air setiap orang
diperhitungkan ± 25 liter/orang/hari, sedangkan
waktu tinggal yang diperlukan untuk proses
pembusukan didalam septic tank untuk daerah
tropis adalah ± 3 hari ( Irham Machfoed, 2004).
 Perhitungan :
 Besarnya tanki pencerna = Banyaknya air limbah selama 3
hari
 = 3 hari x 6 orang x 25 liter/orang/hari
 = 450 liter
 Dengan asumsi setiap orang menghasilkan lumpur ± 30
liter/orang/tahun ( Joseph Soemardji, 1989 ), maka
dapat ditentukan besarnya ruang lumpur sebagai berikut :
 Besarnya ruang lumpur = 6 orang x 30 liter/orang/tahun
x 5 tahun
 = 900 liter
 Jadi untuk melayani keluarga diatas diperlukan tanki
pencerna sebesar 450 liter dengan ruang pengumpul lumpur
sebesar 900 liter. Dengan melihat volume tanki pencerna dan
ruang pengumpul lumpur tersebut, maka dapat ditentukan
dimensi septic tank.
 Dimensi septic tank = 450 liter + 900 liter

 =

 = 1,35 m3
 Panjang : lebar : dalam =1,35 m : 1 m : 1 m.
 Menurut Joseph Soemardji (1989) khusus untuk kedalaman
perlu ditambah 25 % dari kedalaman yang diperhitungkan
untuk ruang udara, sehingga dimensinya berubah menjadi :
 Panjang : lebar : dalam = 1,35 m : 1 m : 1,25 m.
Selain dari perhitungan dimensi di atas, ada beberapa pedoman
pokok dalam merencanakan konstruksi septic tank antara lain :
 Lamanya waktu air limbah berada dalam
bangunan septic tank.
 Kemampuan tanah meluluskan air dalam bidang
resapan berapa liter per hari per luas 1 m2 sebagai
satuan kapasitas merembesnya air ke dalam
tanah.
 Kedalaman air tanah terhadap dasar bidang
rembesan atau adanya lapisan tanah kadar air di
bawahnya.
 Kapasitas minimum dan kapasitas maksimum. (
Tjokrokusumo, 1995 ).
Week 09   pengelolaan tinja dan air limbah  (ptal)

More Related Content

What's hot

Teknik penjernihan-air
Teknik penjernihan-airTeknik penjernihan-air
Teknik penjernihan-airNurbaini Pane
 
Pengolahan Limbah Secara Alamiah
Pengolahan Limbah Secara AlamiahPengolahan Limbah Secara Alamiah
Pengolahan Limbah Secara Alamiah
Luthfiana Rahmasari
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahSeptya Kaunang
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Joy Irman
 
61 200-1-pb
61 200-1-pb61 200-1-pb
61 200-1-pb
Byox Olii
 
Lagun pengudaraan
Lagun pengudaraan Lagun pengudaraan
Lagun pengudaraan
Mohd Zakir Syamsu
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Joy Irman
 
Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)
Nila Rahayu
 
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalpengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
Zuhriah As'ad
 
Pengelolaan Air
Pengelolaan Air Pengelolaan Air
Pengelolaan Air
Nur Angraini
 
Pengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPTPengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPT
Atika Fitria Ningrum
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Hasib Habibie
 
Penanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah CairPenanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah Cair
Aprillia P
 
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulanProses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Aries Anisa
 
pencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airpencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airSuci Larasati
 
Buku penjernihan air untuk SMP
Buku penjernihan air untuk SMPBuku penjernihan air untuk SMP
Buku penjernihan air untuk SMP
Fathoni Rizqi Kurniawan
 
Tertiary Treatment
Tertiary TreatmentTertiary Treatment
Tertiary Treatment
Suci Fitriana Bangun
 
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
Anggi Nurbana Wahyudi
 

What's hot (20)

Teknik penjernihan-air
Teknik penjernihan-airTeknik penjernihan-air
Teknik penjernihan-air
 
Pemjr air. 2007pptx
Pemjr air. 2007pptxPemjr air. 2007pptx
Pemjr air. 2007pptx
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Pengolahan Limbah Secara Alamiah
Pengolahan Limbah Secara AlamiahPengolahan Limbah Secara Alamiah
Pengolahan Limbah Secara Alamiah
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
61 200-1-pb
61 200-1-pb61 200-1-pb
61 200-1-pb
 
Lagun pengudaraan
Lagun pengudaraan Lagun pengudaraan
Lagun pengudaraan
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)Pengelolaan limbah (tersier)
Pengelolaan limbah (tersier)
 
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalpengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
 
Pengelolaan Air
Pengelolaan Air Pengelolaan Air
Pengelolaan Air
 
Pengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPTPengolahan Air Limbah PPT
Pengolahan Air Limbah PPT
 
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdamSistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
Sistem pengolahan & analisis kualitas air pdam
 
Penanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah CairPenanganan Limbah Cair
Penanganan Limbah Cair
 
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulanProses penjernihan air dengan penambahan koagulan
Proses penjernihan air dengan penambahan koagulan
 
pencemaran kualiti air
pencemaran kualiti airpencemaran kualiti air
pencemaran kualiti air
 
Buku penjernihan air untuk SMP
Buku penjernihan air untuk SMPBuku penjernihan air untuk SMP
Buku penjernihan air untuk SMP
 
Tertiary Treatment
Tertiary TreatmentTertiary Treatment
Tertiary Treatment
 
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
 

Similar to Week 09 pengelolaan tinja dan air limbah (ptal)

Jamban Sehat.ppt
Jamban Sehat.pptJamban Sehat.ppt
Jamban Sehat.ppt
silviaaswari
 
MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.pdf
MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.pdfMODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.pdf
MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.pdf
shakisafaras
 
Septictank maret 2016
Septictank maret 2016Septictank maret 2016
Septictank maret 2016
tunggalbagas
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Joy Irman
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbah Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbah
Amelia Rahmadiyan
 
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptxPenggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Angely Putry
 
Pengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsitePengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsite
mun farid
 
PLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
PLH- Sistem Pengelolaan Air LimbahPLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
PLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
Adinda Anindya Nur Fadillah
 
KESEHATAN LINGKUNGAN.pptx
KESEHATAN LINGKUNGAN.pptxKESEHATAN LINGKUNGAN.pptx
KESEHATAN LINGKUNGAN.pptx
OktrisiaZuanda
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Joy Irman
 
ModulPelatihanDesasanitasitotalmasy.pptx
ModulPelatihanDesasanitasitotalmasy.pptxModulPelatihanDesasanitasitotalmasy.pptx
ModulPelatihanDesasanitasitotalmasy.pptx
febry45
 
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHANPEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
Muhammad Nasrullah
 
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfhAch. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
ReligionMoon1
 
Materi yang menjelaskan seputar Lubang Resapan Biopori
Materi yang menjelaskan seputar Lubang Resapan BioporiMateri yang menjelaskan seputar Lubang Resapan Biopori
Materi yang menjelaskan seputar Lubang Resapan Biopori
misbahbalitbangtan
 
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.pptPengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Riffidoresson1
 
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujanPLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujanayu Ika Sukaesih
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
bakhendri
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Bambang Supriatna
 
biopori ANJAY.pptx
biopori ANJAY.pptxbiopori ANJAY.pptx
biopori ANJAY.pptx
Wildan955278
 

Similar to Week 09 pengelolaan tinja dan air limbah (ptal) (20)

Jamban Sehat.ppt
Jamban Sehat.pptJamban Sehat.ppt
Jamban Sehat.ppt
 
MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.pdf
MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.pdfMODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.pdf
MODUL STBM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.pdf
 
Septictank maret 2016
Septictank maret 2016Septictank maret 2016
Septictank maret 2016
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
 
Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbah Pengolahan air limbah
Pengolahan air limbah
 
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptxPenggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
Penggunaan dan Pengelolaan Air.pptx
 
Pengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsitePengelolaan limbah onsite
Pengelolaan limbah onsite
 
PLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
PLH- Sistem Pengelolaan Air LimbahPLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
PLH- Sistem Pengelolaan Air Limbah
 
KESEHATAN LINGKUNGAN.pptx
KESEHATAN LINGKUNGAN.pptxKESEHATAN LINGKUNGAN.pptx
KESEHATAN LINGKUNGAN.pptx
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
 
ModulPelatihanDesasanitasitotalmasy.pptx
ModulPelatihanDesasanitasitotalmasy.pptxModulPelatihanDesasanitasitotalmasy.pptx
ModulPelatihanDesasanitasitotalmasy.pptx
 
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHANPEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
PEMBUANGAN SAMPAH SARAP, SISA TOKSIK DAN PEPEJAL SERTA SISTEM KUMBAHAN
 
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfhAch. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
Ach. Affandi 1441600111.pptxhdhdjdjfhfjfhfh
 
STBM.ppt
STBM.pptSTBM.ppt
STBM.ppt
 
Materi yang menjelaskan seputar Lubang Resapan Biopori
Materi yang menjelaskan seputar Lubang Resapan BioporiMateri yang menjelaskan seputar Lubang Resapan Biopori
Materi yang menjelaskan seputar Lubang Resapan Biopori
 
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.pptPengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
 
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujanPLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
PLH pembuangan limbah rumah tangga dan air hujan
 
isi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docxisi-130719220930-phpapp02.docx
isi-130719220930-phpapp02.docx
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
 
biopori ANJAY.pptx
biopori ANJAY.pptxbiopori ANJAY.pptx
biopori ANJAY.pptx
 

More from sunarto bin sudi

Week 15 parasitologi lingkungan
Week 15   parasitologi lingkunganWeek 15   parasitologi lingkungan
Week 15 parasitologi lingkungan
sunarto bin sudi
 
Week 14 penerapan keslingk pada bencana
Week 14    penerapan keslingk pada bencanaWeek 14    penerapan keslingk pada bencana
Week 14 penerapan keslingk pada bencana
sunarto bin sudi
 
Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasi
sunarto bin sudi
 
Week 12 pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
Week 12   pengendalian vektor penyakit dan binatang penggangguWeek 12   pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
Week 12 pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
sunarto bin sudi
 
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umumWeek 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
sunarto bin sudi
 
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
Week 10   hygiene dan sanitasi makananWeek 10   hygiene dan sanitasi makanan
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
sunarto bin sudi
 
Week 08.a dioksin senyawa b3 penyebab kanker
Week 08.a   dioksin senyawa b3 penyebab kankerWeek 08.a   dioksin senyawa b3 penyebab kanker
Week 08.a dioksin senyawa b3 penyebab kanker
sunarto bin sudi
 
Week 08 pengelolaan sampah & limbah padat
Week 08   pengelolaan sampah & limbah padatWeek 08   pengelolaan sampah & limbah padat
Week 08 pengelolaan sampah & limbah padat
sunarto bin sudi
 
Week 07 penyehatan air minum
Week 07  penyehatan air minumWeek 07  penyehatan air minum
Week 07 penyehatan air minum
sunarto bin sudi
 
Week 06.a adkl
Week 06.a   adklWeek 06.a   adkl
Week 06.a adkl
sunarto bin sudi
 
Week 06 dasar - dasar amdal
Week 06   dasar - dasar amdalWeek 06   dasar - dasar amdal
Week 06 dasar - dasar amdal
sunarto bin sudi
 
Week 05 environmental risk assessment
Week 05   environmental risk assessmentWeek 05   environmental risk assessment
Week 05 environmental risk assessment
sunarto bin sudi
 
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatanWeek 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
sunarto bin sudi
 
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
Week 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatanWeek 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatan
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
sunarto bin sudi
 
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03   konsep hubungan manusia dengan lingkunganWeek 03   konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
sunarto bin sudi
 
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkunganWeek 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
sunarto bin sudi
 
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01   pengantar ilmu kesehatan lingkunganWeek 01   pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
sunarto bin sudi
 

More from sunarto bin sudi (17)

Week 15 parasitologi lingkungan
Week 15   parasitologi lingkunganWeek 15   parasitologi lingkungan
Week 15 parasitologi lingkungan
 
Week 14 penerapan keslingk pada bencana
Week 14    penerapan keslingk pada bencanaWeek 14    penerapan keslingk pada bencana
Week 14 penerapan keslingk pada bencana
 
Week 13 pengamanan dampak radiasi
Week 13   pengamanan dampak radiasiWeek 13   pengamanan dampak radiasi
Week 13 pengamanan dampak radiasi
 
Week 12 pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
Week 12   pengendalian vektor penyakit dan binatang penggangguWeek 12   pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
Week 12 pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu
 
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umumWeek 11  sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
Week 11 sanitasi industri, perkantoran, dan tempat-tempat umum
 
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
Week 10   hygiene dan sanitasi makananWeek 10   hygiene dan sanitasi makanan
Week 10 hygiene dan sanitasi makanan
 
Week 08.a dioksin senyawa b3 penyebab kanker
Week 08.a   dioksin senyawa b3 penyebab kankerWeek 08.a   dioksin senyawa b3 penyebab kanker
Week 08.a dioksin senyawa b3 penyebab kanker
 
Week 08 pengelolaan sampah & limbah padat
Week 08   pengelolaan sampah & limbah padatWeek 08   pengelolaan sampah & limbah padat
Week 08 pengelolaan sampah & limbah padat
 
Week 07 penyehatan air minum
Week 07  penyehatan air minumWeek 07  penyehatan air minum
Week 07 penyehatan air minum
 
Week 06.a adkl
Week 06.a   adklWeek 06.a   adkl
Week 06.a adkl
 
Week 06 dasar - dasar amdal
Week 06   dasar - dasar amdalWeek 06   dasar - dasar amdal
Week 06 dasar - dasar amdal
 
Week 05 environmental risk assessment
Week 05   environmental risk assessmentWeek 05   environmental risk assessment
Week 05 environmental risk assessment
 
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatanWeek 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
Week 04.a dampak logam berat bagi kesehatan
 
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
Week 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatanWeek 04   pengaruh  pencemaran lingkungan terhadap  kesehatan
Week 04 pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
 
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03   konsep hubungan manusia dengan lingkunganWeek 03   konsep hubungan manusia dengan lingkungan
Week 03 konsep hubungan manusia dengan lingkungan
 
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkunganWeek 02   pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
Week 02 pendekatan epidemiologis dalam kesehatan lingkungan
 
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01   pengantar ilmu kesehatan lingkunganWeek 01   pengantar ilmu kesehatan lingkungan
Week 01 pengantar ilmu kesehatan lingkungan
 

Recently uploaded

Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Biotani & Bahari Indonesia
 
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
aisyrahadatul14
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
d1051231039
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
AzisRois1
 
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
PuspitaRika
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Erma753811
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
muhammadnoorhasby04
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
d1051231079
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
YUZANAPRATIWI
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
d1051231034
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
d1051231053
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
d1051231033
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
d1051231072
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
LukmanulHakim572233
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
d1051231031
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
d1051231041
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
BrigittaBelva
 

Recently uploaded (17)

Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdfPlastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
Plastik dan Sampah Pantauan Mei 2024.pdf
 
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN  DAN EMISI...
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...
 
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptxinduksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
induksi K3LH karyawan baru pt kpp site IC.pptx
 
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
5 UNSUR POKOK SISTEM ADMINISTRASI NEGARA.pdf
 
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptxPenetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
Penetapan C-Organik Tanah (Walkley and Black Method).pptx
 
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...
 
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...
 
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.pptBAB III.  Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
BAB III. Undang-Undang PP Lingkungan Hidup.ppt
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI...
 
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...
 
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfDAMPAK PIRIT  ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
 
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
 
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
001-PPE Suma-Tata Laksana Perizinan Lingkungan.pptx
 
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap EkosistemStudi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistem
 
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfAnalisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdf
 

Week 09 pengelolaan tinja dan air limbah (ptal)

  • 1. PENGELOLAAN TINJA DAN AIR LIMBAH (PTAL)
  • 2. Pengelolaan limbah  Pengertian Limbah/waste adalah sisa hasil kegiatan manusia  Berdasarkan bentuk digolongkan mjd : ◦ Limbah padat (sampah) ◦ Limbah cair
  • 3. Pengelolaan limbah  Berdasarkan sifat digolongkan mjd : ◦ Limbah organik ◦ Limbah anorganik  Berdasarkan sumber digolongkan mjd : ◦ LImbah industri ◦ Limbah rumah tangga (domestik)
  • 4. Pengelolaan limbah  Karakteristik limbah ◦ Limbah organik  Dapat terdegradari oleh proses degradasi oleh mikroba  Mengandung unsur C,H,O,N,S,P  Biasanya berasal dari makhluk hidup (daun-daun, sisa makanan, lemak, daging, air cucian beras, dll)  Biasanya lebih banyak berasal dari rumah tangga.  Dapat terdegradasi alami namun memerlukan penampungan
  • 5. Pengelolaan limbah - Limbah anorganik - Tidak dapat terdegradari oleh proses degradasi oleh mikroba - Tidak mengandung unsur C,H,O,N,S,P (sintetis) - Biasanya berasal dari hasil reaksi dan proses kimia (plastik, botol, karet, dll) - Biasanya lebih banyak berasal dari industri atau pun penggunaan produk industri. - Dapat terdegradasi namun memerlukan perlakuan khusus.
  • 6. Pengelolaan limbah  Pengelolaan limbah rumah tangga ◦ Karakteristik  Limbah cair  Berupa air sisa dari proses Mandi, Cuci dan kakus  Sifatnya organik  Banyak mengadung phospat dan sulfat (dari detergent)  Dapat teregradasi alami  Memerlukan saluran pembuangan limbah Contoh : air bekas cucian, mandi, dll
  • 7. Pengelolaan limbah  Limbah padat ◦ Sebagaian besar berupa sisa makanan dan sayuran ◦ Sebagian berupa sampah anorganik ◦ Pengolahan sederhana dengan ditimbun dan akan terbentuk kompos. ◦ Dibakar atau dijual untuk di daur ulang
  • 8. Pengelolaan limbah  Jamban ◦ Jamban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. ◦ Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat. Dalam pembuatan jamban sedapat mungkin harus diusahakan agar jemban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, kontruksi yang kokoh dan biaya yang terjangkau perlu dipikirkan dalam membuat jamban.
  • 9. Pengelolaan limbah  Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jamban adalah sabagai berikut : ◦ Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum, dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban; ◦ Menghindarkan berkembangbiaknya/tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah; ◦ Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain; ◦ Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang tidak menyedapkan; ◦ Mengusahakan kontruksi yang sederhana, kuat dan murah; ◦ Mengusahakan sistem yang dapat digunakan dan diterima masyarakat setempat.
  • 10. Pengelolaan Limbah  Dalam penetuan letak kakus ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu jarak terhadap sumber air dan kakus. Penentuan jarak tergantung pada: ◦ Keadaan daerah datar atau lereng; ◦ Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam; ◦ Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau kapur.
  • 11. Pengelolaan Limbah  Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan lokasi jamban berkisar antara 8 s/d 15 meter atau rata-rata 10 meter.  Dalam penentuan letak jamban ada tiga hal yang perlu diperhatikan : ◦ Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.
  • 12. Pengelolaan Limbah  Bila daerahnya datar, kakus sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir. Andaikata tidak mungkin, maka hendaknya lantai jamban (diatas lobang) dibuat lebih tinggidari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.  Mudah dan tidaknya memperoleh air.
  • 13. Pengelolaan Limbah  Dalam bab ini ada 5 cara pembuatan jamban/kakus yang memenuhi persyaratan tersebut di atas, yaitu : ◦ kakus/jamban sistem cemplung atau galian ◦ Jamban sistem leher angsa ◦ Jamban septik tank ganda ◦ Kakus Vietnam ◦ Kakus sopa sandas
  • 14. KAKUS VIETNAM Sistem ini mulai dipromosikan tahun 1956 dan sesuai untuk daerah yang sulit mendapatkan air (langka air). Seluruh bangunan kakus dibangun di atas permukaan tanah : dua bak berjejer, masing-masing berukuran panjang 0,8 m, lebar 0,5 meter dan tinggi 0,8 m, lantai dasar terbuat dari semen, batu bata merah atau tanah liat. Untuk mencegah genangan air, lantai dibuat lebih tinggi dari tanah sekitarnya (kurang lebih 10-20 cm). Bak penampung ditutup dengan tutup yang berlubang. Pada bagian depan dari kakus dilengkapi anak tangga, sedang bagian belakang dibuat 2 pintu penutup kecil untuk mempermudah pembuangan kotoran yang telah menjadi pupuk/kompos. Sekeliling kakus perlu ditanami tanaman yang menghalau hama seperti Citronella dan Acilepis squarosa.
  • 15. KAKUS SOPA SANDAS Kakus jenis ini adalah salah satu variasi dari kakus India. Tempat penampungan berupa lubang yang digali tidak terlalu dalam. Bak tersebut diletakkan langsung di bawah lubang kakus tetapi di luar bangunan kakus. Lubang kakus dan tempat penampungan kotoran dihubungkan dengan pipa (besi atau pralon). Tempat penampungan kotoran ditutup dengan tutup yang berengsel sehingga mudah dibuka pada waktu pengambilan kotoran serta untuk mencegah masuknya serangga dan binatang lain. Bak penampung tersebut ada dua buah dan berupa galian yang tidak terlalu dalam.
  • 16. Pengelolaan Limbah  kakus/jamban sistem cemplung atau galian ◦ Jamban dengan bentuk sederhana ◦ Hanya membutuhkan sebuah lubang/galian dan diatasnya diberikan penutup dengan lubang dudukan. ◦ Keuntungan, murah dan mudah dalam pembuatannya ◦ Kerugian,  vektor dan hewan lainnya dapat masuk ke dalam galian  Berbau  Harus berpindah saat sudah penuh.  Berbahaya bila bangunan tidak kuat
  • 17. Pengelolaan Limbah  Jamban Leher Angsa ◦ Sistem ini sesuai untuk daerah yang mudah mendapatkan air bersih. Pada jamban leher angsa tinja tidak langsung jatuh ke lubang penampungan kotoran. Lubang pembuangan kotoran dilengkapi dengan mangkokan seprti leher angsa. Bila pada mangkokan tersebut dituangi air, pada bagian leher angsa akan tertinggal air yang menggenang yang berfungsi sebagai penutup lubang. ◦ Keuntungan : bau dan vektor tidak dapat keluar atau masuk ◦ Kerugian : memerlukan biaya yang lebih dan daerah yang banyak air.
  • 18. Pengelolaan Limbah  Kontruksi kakus sistem leher angsa ada 3 macam : ◦ Bak penampungan kotoran langsung di bawah lubang pembuangan. ◦ Bak penampungan kotoran di samping bawah lubang pembuangan dengan penghubung pipa saluran dan bak resapan. ◦ Seperti 2 dimana bak resapan sebagai penyaring.
  • 28. Septic Tank Bio Septic Tank Bio Adalah Septic Tank modern yang ramah lingkungan, Berteknologi Sistem Pengolahan Limbah Domestik hingga tinja akan diolah menjadi cairan yang layak buang langsung ke got.
  • 30. Septic Tank BioGift BioGift Septic Tank Adalah Septic Tank Yang Dilengkapi Dengan Bio Filter Sebagai Media Pengolahan Limbahnya, Biofilter Adalah Filter Dengan Media Bio Yang Berfungsi Sebagai Filter Penyaring Tinja Hingga Tinja Dapat Diproses Dengan Sempurna Sehingga tinja akan menjadi cair dan layak buang, aman, dan ramah lingkungan.
  • 31. Pengelolaan Limbah  Penggunaan ◦ Siramkan air pada mangkokan leher angsa supaya tidak lengket ◦ Jongkok atau duduk diatas kloset untuk melaksanakan hajat. ◦ Setelah selesai guyur dengan air secukupnya sampai kotoran bersih
  • 32. Pengelolaan Limbah  Pemeliharaan ◦ Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit. ◦ Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif. ◦ Lantai, kloset jamban harus selalu dalam keadaan bersih. ◦ Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak. ◦ Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas, kain bekas, dll.
  • 33. Pengelolaan Limbah  Keuntungan ◦ Lebih sehat, bersih dan punya nilai keleluasaan pribadi yang tinggi. ◦ Karena proses pembusukan dan sistem resapan, bak tidak cepat penuh. ◦ Timbulnya bau dapat dicegah oleh genangan air dalam leher angsa. ◦ Dapat dipasang di luar atau di dalam rumah. ◦ Dapat dipakai secara aman bagi anak-anak. ◦ Bila penuh dapat dikuras/dikosongkan.
  • 34. Pengelolaan Limbah  Kerugian ◦ Selalu menguras bila bak penampung penuh lumpur. ◦ Biayanya cukup mahal dan perlu keahlian teknis. ◦ Bagi masyarakat yang belum biasa menggunakan perlu bimbingan.
  • 35. PENGELOLAAN LIMBAH  Pengolahan limbah terdiri dari Fisik, kimia dan biologi  Parameter yang biasa digunakan dalam pengolahan limbah : ◦ BOD (Biologycal Oxigen Demand) ◦ DO ( Dissolved Oxigen) ◦ TSS (total Suspenden solid) ◦ SS (suspended solid) ◦ Ph ◦ COD (Chemical Oxygen Demand), dll
  • 36. Pengelolaan Limbah  Secara Kimia ◦ Koagulasi  Prinsipnya adalah pengendapan TSS (total suspended solid) untuk mengurangi kekeruhan  Proses gravitasi  Dengan koagulasi  Penambahan koagulan sehingga terbentuk butiran- butiran yang lebih besar dan mempunyai masa jenis yang lebih besar dari air sehingga dapat mengendap  Zat yang digunakan biasanya tawas atau kapur.  Agar dapat bereaksi efektif dibantu dengan pengadukan
  • 37. Pengelolaan Limbah  Proses fisik ◦ Sedimentasi  Proses pengendapan TSS secara gravitasi  Dibuatkan bak dengan alas yang miring atau membentuk kerucut sebagai tempat lumpur ◦ Filtrasi  Proses penyaringan SS yang belum mengendap pada proses koagulasi dan sedimentasi  Media yang digunakan adalah pasir, arang aktif, zeolit, dll
  • 38. Pengelolaan Limbah  Proses Biologi  Dari hasil penelitian JICA (1990) diperoleh hasil limbah buangan rumah tangga adalah 118 liter/orang/hari, dengan konsentrasi BOD 236 mg/L  BOD : Biologycal Oxigen Demand Kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat organik di dalam limbah
  • 39. Pengelolaan Limbah  DO : Dissolved Oxigen Jumlah Oksigen yang terlarut di dalam limbah Proses degradasi limbah organik dipengaruhi oleh keberadaan bakteri Aerob, anaerob dan fakultatif. Bakteri aerob : membutuhkan Oksigen untuk metabolisme Bakteri anaerob : tidak membutuhkan oksigen dalam metabolisme Bakteri fakultatif : dapat hidup dan metabolisme pada aerob dan anaerob
  • 40. Pengelolaan Limbah  Proses aerob ◦ Prosesnya lebih lama ◦ Membutuhkan oksigen yang banyak ◦ Memerlukan bantuan Aerator untuk suplay oksigen ◦ Memerlukan bak penampung yang besar dan lokasi yang luas ◦ Menghasilkan CO2 dan H2O ◦ Menghasilkan Lumpur
  • 41. Pengelolaan Limbah  Proses anaerob ◦ Prosesnya lebih Cepat ◦ Tidak membutuhkan ◦ Tidak memerlukan bantuan Aerator untuk suplay oksigen ◦ Tidak memerlukan bak penampung yang besar dan lokasi yang luas cukup bak yang tertutup dan kedap udara ◦ Menghasilkan CH4 dan H2S ◦ Menghasilkan lumpur
  • 42.  Penyebaran bakteri / mikroorganisme dari sumber pencemar ke tanah sekitarnya melalui media tanah dan mengikuti aliran air tanah dengan pola : secara vertikal paling dalam 3 meter, secara horisontal menyebar antara 2 – 5 meter dan kemudian menyempit sampai jarak 11 meter . Sedang penyebaran bahan kimia dari sumber pencemar ke tanah sekitarnya dengan pola : secara vertikal bisa mencapai kedalaman 9 meter dan secara horisontal bisa mencapai jarak sejauh 95 meter, sebagaimana digambarkan sebagai berikut :Penyebaran Mikroorganisme dan Bahan Kimia di Dalam Air Tanah Sumber : Ircham Machfoedz, 2004
  • 43. Hal - hal yang perlu diperhatikan untuk membuat septic tank yang baik ( Irham Machfoed, 2004 ) antara lain :  Dinding septic tank hendaknya dibuat dari bahan yang kedap air.  Untuk membuang air limbah hasil pencernaan dari septic tank perlu dibuatkan daerah peresapan.  Septic tank ini direncanakan untuk membuang kotoran rumah tangga dengan jumlah air limbah sekitar 25 liter / orang / hari jika hanya berasal dari closet, sedangkan kalau limbah dari closet bergabung dengan limbah dari kamar mandi jumlah air limbah sekitar 100 liter / orang / hari.  Waktu tinggal air limbah di dalam tangki pencerna diperkirakan minimal 24 jam.  Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk menampung lumpur yang dihasilkan proses pencernaan dengan patokan banyaknya lumpur 30 liter / orang / tahun, sedangkan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan minimal 4 tahun.  Latai dasar septic tank harus dibuat miring kearah ruang lumpur.  Pipa air masuk kedalam septic tank hendaknya selalu lebih tinggi ± 2,5 cm dari pipa air keluarnya.  Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan untuk membuang gas hasil pencernaan.  Untuk menjamin terpakainya bidang resapan, maka pemakaian siphon otomatis adalah sangat bermanfaat agar air limbah yang dibuang ke daerah resapan dapat terbuang secara berkala.
  • 44. perhitungan untuk membuat septic tank  Contoh perhitungan untuk membuat septic tank yang akan dipergunakan oleh keluarga dengan jumlah penghuni 6 orang dengan jangka waktu pengambilan lumpur selama 5 tahun, banyaknya faecalien ( faeces + urine ) serta air yang dipergunakan waktu buang air setiap orang diperhitungkan ± 25 liter/orang/hari, sedangkan waktu tinggal yang diperlukan untuk proses pembusukan didalam septic tank untuk daerah tropis adalah ± 3 hari ( Irham Machfoed, 2004).
  • 45.  Perhitungan :  Besarnya tanki pencerna = Banyaknya air limbah selama 3 hari  = 3 hari x 6 orang x 25 liter/orang/hari  = 450 liter  Dengan asumsi setiap orang menghasilkan lumpur ± 30 liter/orang/tahun ( Joseph Soemardji, 1989 ), maka dapat ditentukan besarnya ruang lumpur sebagai berikut :  Besarnya ruang lumpur = 6 orang x 30 liter/orang/tahun x 5 tahun  = 900 liter
  • 46.  Jadi untuk melayani keluarga diatas diperlukan tanki pencerna sebesar 450 liter dengan ruang pengumpul lumpur sebesar 900 liter. Dengan melihat volume tanki pencerna dan ruang pengumpul lumpur tersebut, maka dapat ditentukan dimensi septic tank.  Dimensi septic tank = 450 liter + 900 liter   =   = 1,35 m3  Panjang : lebar : dalam =1,35 m : 1 m : 1 m.  Menurut Joseph Soemardji (1989) khusus untuk kedalaman perlu ditambah 25 % dari kedalaman yang diperhitungkan untuk ruang udara, sehingga dimensinya berubah menjadi :  Panjang : lebar : dalam = 1,35 m : 1 m : 1,25 m.
  • 47. Selain dari perhitungan dimensi di atas, ada beberapa pedoman pokok dalam merencanakan konstruksi septic tank antara lain :  Lamanya waktu air limbah berada dalam bangunan septic tank.  Kemampuan tanah meluluskan air dalam bidang resapan berapa liter per hari per luas 1 m2 sebagai satuan kapasitas merembesnya air ke dalam tanah.  Kedalaman air tanah terhadap dasar bidang rembesan atau adanya lapisan tanah kadar air di bawahnya.  Kapasitas minimum dan kapasitas maksimum. ( Tjokrokusumo, 1995 ).