2. PENDAHULUAN
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus
memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar dari
penyakit maupun gangguan kesehatan yang dapat
disebabkan oleh air.
Mengetahui kualitas air dimaksud, perlu dilakukan
pemeriksaan laboratorium mencakup pemeriksaan
bakteriologi air. Pemeriksaan air meliputi pemeriksaan
Most Probable Number (MPN) dan Angka Kuman.
Indikator dalam pemeriksaan air, dipakai bakteri
golongan Coli Form dan golongan Coli tinja.
Agar kualitas pemeriksaan air dapat dipercaya maka
pengambilan, penanganan dan pengiriman spesimen
harus benar-benar diperhatikan (steril).
3. Bahan pemeriksaan.
Air minum, air bersih, air badan air, pemandian umum dan air
kolam renang.
Persiapan wadah.
a. Untuk sampel berasal dari air keran.
Siapkan wadah botol berukuran 250 ml, isi dengan 5 tetes cairan
Sodium Thiosulfate 10 %, kemudian botol ditutup.
b. Untuk sampel air sumur.
Tanpa pemberian Sodium Thiosulfate, pada bagian dasar botol diberi
pemberat yang diikat dengan kawat dan pada leher botol diikat tali
dengan panjang 20 meter.
c. Untuk sampel air dari sumber air yang terbuka, sungai, danau dll.
Sediakan wadah botol berukuran 250 ml tanpa pemberian Sodium
Thiosulfate.
d. Sebelum disterilisasi, semua botol (beserta tali dan pemberatnya)
dibungkus dengan kertas coklat atau kertas timah dan diikat
dengan benang.
d. Sterilisasi dalam autoclave selama 30 menit pada suhu 120 0C
dengan tekanan 1 ATM.
4. Cara pengambilan contoh uji air.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
pengambilan contoh air:
Bagian botol yang akan berhubungan dengan contoh uji
dihindarkan dari kontaminasi (botol harus tetap tertutup
sampai saat diisi).
Masih cukup udara didalam botol.
Tutup botol dan kertas pelindung diambil sebagai satu
kesatuan, dipegang diantara jari tangan.
Botol dipegang dibagian bawah, diisi tanpa dibilas dan
segera secepatnya di tutup kembali setelah diisi.
Pengambilan contoh uji dilakukan secara aseptis.
5. Cara pengambilan spesimen
1. Air keran
a. Bersihkan kran dari setiap
benda yang menempel
yang mungkin dapat
mengganggu, dengan
kain bersih, bersihkan
ujung kran dari setiap
kotoran dan debu.
b. Putar sampai kran terbuka
sehingga air mengalir
secara maksimal dan
biarkan selama 1-2 menit.
6. c. Mulut kran dsterilkan
dengan cara membakar
dengan lidi kapas yang
telah dicelupkan dalam
ethanol 70% atau dengan
menggunakan
pembakaran dari gas.
d. Buka tali pengikat dan
kertas pembungkus botol.
7. e. Buka tutup botol dengan
tangan kiri, botol
dipegang dengan tangan
kanan. Untuk mencegah
masuknya debu yang
mungkin mengandung
mikroorganisme, penutup
dipegang dengan muka
menghadap kebawah.
f. Sambil memegang
penutup, air kran
ditampung hingga ¾
bagian botol.
8. Diisi hanya ¾ bagian botol
(dengan menyisakan
udara diatasnya) dengan
maksud agar air dapat
dikocok sebelum
dianalisa.
g. Tutup botol dengan hati-
hati.
9. h. Kemudian bagian
tutupnya dibungkus
denga kertas steril tadi.
i. Sekeliling leher botol
diikat dengan tali.
Kemudian pada botol
diberi label dan catat
suhu air tersebut.
10. 2. Air sumur
a. Buka bungkus botol yang
telah steril, bilas tangan
dengan ethanol 70%,
kemudian buka tutup botol
dan letakkan diatas bungkus
botol yang steril tadi.
b. Dengan posisi mulut botol
menghadap keatas, ulurkan
botol tersebut kedalam
sumur secara perlahan-
lahan, jangan sampai botol
tersebut menyentuh dinding
sumur. Celupkan seluruh
permukaan botol kedalam air
sumur hingga mencapai
dasar.
11. c. Tarik botol yang telah
terisi penuh dengAn air
secara perlahan-lahan,
buang ¼ bagian dari air
yang ada dalam botol
tersebut.
d. Tutup kembali botol
tersebut, bugkus dengan
kertas steril tadi dan ikat
dengan tali pada bagian
leher botol. Kemudian
beri label.
12. 3. Air dari sumber air yang terbuka
seperti: danau, sungai dll
a. Botol dipegang pada
bagian bawah, celupkan
kedalam air dengan leher
botol menghadap miring
kebawah, celupkan botol
tersebut hingga mencapai
kedalaman ± 20 cm.
b. Kemudian angkat botol
tersebut dari dalam air
dengan mulut botol
menghadap keatas. Bila
perlu mulut botol
berhadapan dengan arah
aliran air.
13. c. Setelah botol terisi air, tutup
kembali botol, bungkus
dengan kertas pembungkus
dan ikat dengan tali pada
bagian leher botol tersebut.
Kemudain beri label.
14.
15. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan sampel
Jika sampel diambil dengan masuk ke dalam air:
jangan ambil di dekat permukaan atau dekat dengan dasar.
ambil berlawanan dengan arus air.
perhatikan sampah mengambang, segmentasi dan kecepatan arus sungai..
ambil sampel ditengah sungai atau kolam, jika tidak memungkinkan maka
sejauh mungkin dari tepian dengan mempertimbangkan fakor keamanan.
ambil dengan kedalaman antara 8-12 inchi, jika air yang tersedia umumnya
kurang dari 4 inchi maka sebaiknya dicari sample point lain yang lebih
dalam.
jika teknik ini dilakukan pada daerah tepi danau pantai sebaiknya diambil
pada kedalaman 1m.
berjalan melwan arus dan hati-hati dalam berjalan mengingat dapat
teraduknya sedimen.
sebelum dilakukan pengambilan sampel sebaiknya diam sebentar untuk
menunggu terendapnya sedimen yang terganggu dan aliran air normal
kembali.
16. jika terdapat suatu anjungan atau dermaga maka akan
mempermudah pengambilan sampel
Jika sampel diambil dengan kapal maka :
• -kedalaman pengambilan sampel harus lebih dari 1m.
• -jangan buang jangkar, jika harus diturunkan maka
jangkar diturunkan berlawanan sisi dengan sisi
pengambilan sampel
• -matikan motor
• -diam sejenak sebelum pengambilan dilakukan
17. Pemberian label.
Nama dan alamat pengirim
Waktu dan tanggal pengambilan
Alasan pemeriksaan
Tempat contoh diambil
Asal contoh uji (sumur, PAM, mata air)
Jangka waktu antara.
(Pengambilan contoh air dan pemeriksaan bakteriologi).
Pertumbuhan MO, harus segera diperiksa
1 jam sesudah pengambilan
Disimpan 4 _ 8 °C, tidak boleh lebih dari 24 jam.
18. Tata cara pengiriman.
(Contoh ke Laboratorium).
Termos berisi es/cool box
Wadah contoh kuat, bersih, tidak mudah bocor dan tidak
mempengaruhi contoh
Wadah contoh cukup besarnya, 1/3 lebih besar dari isi
Tutup rapat.