2. Alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan
KAS
3. KAS & BANK
Kas terdiri dari Saldo Kas (Cash On
Hand) dan Rekening Giro
Setara Kas (Cash Equivalent) adalah
investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu
tanpa menghadapi resiko perubahan nilai
yang signifikan
Definisi Bank
Sisa rekening giro perusahaan yang dapat
dipergunakan secara bebas untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan
4. Sifat Kas
Harta lancar perusahaan yang sangat
menarik dan mudah untuk
diselewengkan
Banyak transaksi perusahaan yang
menyangkut penerimaan dan
pengeluaran kas
6. Yang tidak dapat digolongkan Kas/Bank:
Deposito Berjangka (Time Deposit) yang
jatuh tempo lebih dari 3 bulan
Check mundur dan check kosong
Dana yang disisihkan untuk tujuan
tertentu (sinking fund)
Rekening giro yang tidak dapat segera
digunakan baik didalam maupun diluar
negeri
7. Untuk memenuhi persyaratan Setara
Kas:
Investasi harus segera dapat diubah menjadi
kas dalam jumlah yang telah diketahui (jatuh
tempo dalam waktu ≤ 3 bulan dari tanggal
perolehan) tanpa menghadapi risiko
perubahan nilai yang signifikan
Dapat dicairkan segera dengan bentuk kas
Jatuh tempo pendek, kecil kemungkinan
terjadi perubahan nilai akibat perubahan
suku bunga
8. Hubungan Saldo Kas dengan
siklus Transaksi
Revenues cycle Sales AR Cash
Expenditures cycle Pembelian AP
Cash
Financing cycle emisi saham/obligasi
Cash
Investing cycle Pembelian/penjualan
Cash
Personnel service cycle Gaji Cash
10. BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS
Nama Perusahaan Jenis Kas/Dana Tanggal Perhitungan Kas
Nama Uang Uang Pecahan Banyaknya Jumlah
Uang Kertas Rp. 100,000 Rp
Rp. 50,000 Rp
Rp. 20,000 Rp
Rp. 10,000 Rp
Rp. 5,000 Rp
Rp. 1,000 Rp
Uang Logam Rp. 1,000 Rp
Rp. 500 Rp
Rp. 200 Rp
Rp. 100 Rp
Total Uang Tunaii Rp
11. Tujuan Audit Kas
PENILAIAN
& ALOKASI
PENYAJIAN&
PENGUNGKAPAN
HAK &
KEWAJIBAN
SALDO KAS
SESUNGGUHNYA
SALDO KAS
YANG DISAJIKAN
DI LAPKEU
KEBERADAAN &
KETERJADIAN
KELENGKAPAN
12. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives)
Kas/Setara Kas :
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal
control yang cukup baik atas kas dan setara
kas dan transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan Bank, dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Pemisahan tugas dan tanggung jawab
b. Rekonsiliasi bank dibuat rutin dan harus
ditelaah (direview)
c. Digunakan imprest fund system untuk
mengelola kas kecil
d. Penerimaan kas, check dan giro, disetor ke
Bank
e. Uang kas harus disimpan ditempat yang
aman dan dikelola dengan baik
13. Tujuan Pemeriksaan (Audit
Objectives) Kas/Setara Kas :
g. Check dan Giro ditulis atas nama dan
ditandatangani oleh 2 orang.
h. Kasir diasuransikan atau diminta uang jaminan.
i. Gunakan kwitansi yang bernomor urut cetak
(prenumbered)
j. Pengeluaran kas yang sudah dibayar harus
distempel lunas
Luas pemeriksaan dalam melakukan substantive
test dapat dipersempit, apabila : Yakinkan bahwa
internal control atas kas/setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank
berjalan efektif
2. Memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang
ada di neraca per tanggal neraca benar-benar
14. Tujuan Pemeriksaan (Audit
Objectives) Kas/Setara Kas :
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan
untuk penggunaan saldo kas dan setara kas
4. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas
dan setara kas dalam valuta asing.
5. Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia (Presentation dan
Disclosure)
15. Prosedur Pemeriksaan Kas dan
Setara Kas :
1. Pahami dan evaluasi IC atas kas/setara
kas serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank.
2. Buat Top Schedule kas/setara kas per
tanggal neraca
3. Lakukan cash count per tanggal neraca,
jika tidak melakukan kas opname
dapatkan pernyataan saldo dari kasir
16. Prosedur Pemeriksaan Kas dan
Setara Kas :
4. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank
yang dimiliki perusahaan dan minta
rekonsiliasi bank.
5. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen
rapat dan perjanjian kredit
6. Periksa inter bank transfer
7. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca
(subsequent payment dan subsequent
collection) sampai mendekati tanggal
selesainya pemeriksaan lapangan
17. Prosedur Pemeriksaan Kas dan
Setara Kas :
8. Periksa apakah saldo kas/setara kas dalam mata
uang asing per tanggal neraca sudah
dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs
tengah BI pada tanggal neraca, dan selisih kurs
dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan
9. Periksa apakah penyajian kas/setara kas di
neraca sesuai dengan PABU di Indonesia
(PSAK).
10. Setelah menjalankan seluruh prosedur audit
diatas, buat kesimpulan di Top Schedule
Kas/Setara Kas, atau di memo tersendiri
18. Konfirmasi Bank
Permintaan penegasan ke bank tentang
simpanan dan pinjaman klien
Dibuat oleh klien atas permintaan dari
auditor, & jawaban langsung dikirim oleh
bank kepada auditor
20. ISI KONFIRMASI BANK
Saldo tiap jenis rekening
Saldo tiap jenis hutang
Aset yang dijadikan jaminan hutang
Batasan terhadap rekening klien di bank
21. Latihan Soal
Berikut ini adalah prosedur audit untuk
menguji penjualan dan penerimaan kas.
Identifikasikan apakah tujuan yang ingin
dicapai dari prosedur audit tersebut, dan
sebutkan apakah prosedur tersebut termasuk
pengujian pengendalian atau pengujian
substantif!
1. Menelusuri dokumen pengiriman ke jurnal
penjualan agar yakin dokumen sudah
disertakan.
22. 2. Menelusuri faktur penjualan dari jurnal
penjualan dan menilai faktur untuk
persetujuan kredit pelanggan.
3. Menelusuri ayat jurnal penerimaan kas
terhadap laporan bank, dan menguji
kesesuaian nama, tanggal serta jumlah.
4. Menelusuri faktur penjualan terpilih dari jurnal
penjualan untuk bukti verifikasi internal.
5. Menelusuri jurnal penerimaan kas dan
membandingkan nama pelanggan, tanggal
dan jumlah untuk menguji adanya penundaan
dalam pencatatan.
24. Uji Pengendalian
Pengujian pengendalian dilakukan untuk
menentukan kelayakan dari rancangan dan
efektifitas operasi dari pengendalian intern yang
ada.
Pengujian pengendalian mencakup prosedur-
prosedur audit dibawah ini:
Melakukan wawancara dengan pegawai yang
tepat
Memeriksa dokumen, catatan-catatan, dan
laporan-laporan
Mengamati kegiatan-kegiatan pengendalian
25. Uji Substantif
Pengujian substantif adalah prosedur-
prosedur audit yang didesain untuk menguji
kesalahan dalam nilai rupiah yang
mempengaruhi langsung kebenaran dari
saldo-saldo dalam laporan keuangan.
Terdapat 3 (tiga) macam pengujian substantif
yaitu :
pengujian substantif atas transaksi,
prosedur analitis,
pengujian terinci atas saldo
26. Tujuan dari pengujian substantif atas transaksi adalah
untuk menentukan apakah semua tujuan audit berkaitan
dengan transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelas
transaksi (apakah transaksi benar-benar ada, telah dicatat
dan diposting) contoh: melakukan vouching dan tracing
Prosedur analitis mencakup perbandingan-perbandingan
dari jumlah yang dicatat dengan jumlah yang diharapkan
yang disusun oleh auditor. Biasanya juga prosedur analitis
mencakup perhitungan rasio-rasio oleh auditor untuk
membandingkan dengan rasio tahun lalu dan data lain
yang berhubungan.
Pengujian terinci atas saldo memusatkan perhatian atas
saldo-saldo akhir buku besar. Contoh dari pengujian terinci
atas saldo termasuk konfirmasi untuk saldo piutang,
pemeriksaan fisik persediaan, dan pemeriksaan kontrak