2. Imunitas: resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi
Sistim imun: gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam
resistensi terhadap infeksi.
Respons imun: reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap
mikroba dan bahan lainnya
Pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah atau non spesifik dan
didapat atau spesifik, yang bekerjasama erat & tak bisa dipisahkan
6. Presentation Title 6
Disebut nonspesiflk
• tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada
dan siap berfungsi sejak lahir.
• tidak menunjukkan spesiflsitas terhadap bahan
asing dan mampu melindungi tubuh terhadap
banyak pathogen potensial.
• Sistem tersebut merupakan pertahanan terdepan
dalam menghadapi seranganberbagai mikroba dan
dapat memberikan respons langsung.
Disebut Spesifik
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda
yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing
yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera
dikenal oleh sistem imun spesifik.
Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga
antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua
kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian
dihancurkan.
7. Presentation Title 7
SISTEM IMUN NONSPESIFIK
• Pertahanan Fisik/Mekanik
• Kulit
Perlindungan fisik dan kimia
terbesar terhadap dunia luar
Kelenjar dibawah kulit enzim
memusnahkan bakteri
• Selaput lendir
Pada bagian tubuh yang tidak
tertutup kulit sal. Napas
Dihasilkan oleh membran
mukosa
• Silia
• Batuk
• Bersin
• Sawar darah otak
• Pertahanan Biokimia
• Lisozim
Dalam keringat, ludah, air mata, air
susu ibu hancurkan lapisan
peptidoglikan dinding bakteri
melindungi tubuh dari kuman gram positif
• Sekresi sebaseus
Efek denaturasi protein membran sel
mencegah infeksi dari kulit
• Asam lambung
Membantu menciptakan
lingkungan yang mencegah infeksi
mikroba
• Laktoferin
Bersama transferrin dapat
mengikat besi metabolit esensial
untuk mikroba
• Asam neuraminic
Pada ASI antibakterial terhadap
E.coli dan stafilokokus
8. C. Pertahanan Humoral
molekul larut a.l : peptida anti bakteri
1. Komplemen
• Diproduksi oleh hepatosit & monosit.
• Komplemen berperan sebagai
opsonin yg meningkatkan
fagositosis, sebagai kemotaktik dan
destruksi/lisis bakteri dan parasit
• Diaktifkan secara langsung oleh
mikroba atau produknya (jalur
alternatif dalam imunitas
nonspesifik) atau oleh antibodi (jalur
klasik dalam imunitas spesifik).
• Rusak oleh pemanasan pada 56°C
selama 30 menit.
9. 2. Protein fase akut
→ APP dan APRP.
APRP di induksi oleh sitokin TNF α,IL-1, IL-6
a. C- Reaktif Protein
- ↑ pada fase akut dan inflamasi →100x
- opsonin dan mengaktifkan komplemen → mengikat
mikroorganisme
- sintesis CRP yg ↑ akan meningkatkan viskositas plasma
dan LED
b. Lektin
- mengikat manan/manosa dlm polisakarida (MBL)
- sbg opsonin dan mengaktifkan komplemen
c. Protein fase akut lain : α1- antitripsin,amiloid serum A,
haptoglobin, C9, faktor B dan fibrinogen
3. Mediator asal fosfolipid
Fosfolipid diperlukan untuk produksi prostaglandin dan leukotrien
4. Sitokin IL-1, IL-6 dan TNF-α
10. D. Pertahanan Seluler
1. Fagosit = penyaji= APC
• MN (monosit & makrofag) & PMN
• Fungsi: menangkap Ag mengolah mempresentasikan ke sel T
• Fase penghancuran kuman: kemotaksis menangkap memakan fagositosis memusnahkan
mencerna.
2. Makrofag
• Adalah: Monosit yang bermigrasi ke jaringan berdiferensiasi menjadi makrofag residen (sel kupffer
di hati, histiosit dalam jaringan ikat, sel glia di otak, sel langerhans dikulit).
3. Sel NK
- golongan limfosit ketiga setelah sel T dan sel B
- jumlahnya 5-15 % dari limfosit di sirkulasi dan 45 % dari limfosit jaringan
- banyak sitoplasma, granul sitoplasma azurofilik, pseudopodia dan nukleus eksentris
4. Sel Mast
• Berperan pada reaksi Alergi
11. Sistem Imun Non Spesifik
Perkembangan Berbagai Jenis Limfosit Asal Sel Dendritik
13. 13
SISTEM IMUN SPESIFIK
• Hanya dapat menyingkirkan benda asing
yang sudah terpajan sebelumnya,
pajanan tsb menimbulkan sensitisasi.
• Bisa bekerja tanpa bantuan sistem imun
nonspesifik.
• Bekerjasama dengan: Ab, komplemen,
fagosit, dan sel T makrofag.
• Dibagi: sistem imun spesifik humoral &
sistem imun spesifik seluler.
• Pada imunitas humoral sel B melepas
antibodi
• Pada imunitas selular , sel T
mengaktifkan makrofag sbg efektor atau
mengaktifkan CTL /Tc sbg efektor.
14. • Diperankan oleh limfosit B atau sel B, yang berasal dari sel asal multipoten di
sumsum tulang.
• Humor berarti cairan tubuh
• Sel B yg dirangsang oleh benda asing proliferasi & diferensiasi menjadi
sel plasma yang memproduksi antibodi antibodi yg dilepas dpt dijumpai di
serum.
• Fungsi Antibodi: pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus & bakteri serta
menetralisasi toksinnya.
SISTEM IMUN SPESIFIK HUMORAL
15. • Yang berperan: limfosit T
• Sel T dibentuk di sum-sum tulang, proliferasi di kel. timus
• Faktor timus/timosin mempengaruhi diferensiasi sel T di perifer.
• Subset sel T : CD4+ (Th1, Th2)
CD8+ (CTL/Tc/Ts/Tr/Th3)
• Fungsi: pertahanan terhadap bakteri intraseluler, virus, jamur, parasit, &
keganasan.
• Sel CD4+ (Th naïve) mengaktifkan Th1: mengaktifkan makrofag
menghancurkan mikroba
• Sel CD8+ (Tc) memusnahkan sel terinfeksi
SISTEM IMUN SPESIFIK SELULER