Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan komponen minimum RPP dan Modul Ajar serta desain pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil diagnostik kognitif dan non kognitif peserta didik."
1. RPP & MODUL AJAR
KURIKULUM MERDEKA
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
2. PERBEDAAN KOMPONEN MINIMUM RPP & MODUL AJAR
NO RPP MODUL AJAR
1 Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
dalam Alur Tujuan Pembelajaran)
Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur
tujuan pembelajaran)
2 Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu atau lebih
pertemuan.
Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya
untuk satu tujuan pembelajaran yangd di capai dalam
satu atau lebih pertemuan.
3 Asesmen pembelajaran : Rencana asesmen
untuk di awal pembelajaran dan rencana
asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran.
Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran serta
instrumen dan cara penilaiannya.
4 Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk
mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta
instrumen dan cara penilaiannya.
5 Media pembelajaran yang di gunakan termasuk,
misalnya bahan bacaan yang di gunakan, lembar
kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu di
pelajari peserta didik.
3. KOMPONEN LENGKAP MODUL AJAR
Informasi umum
◦ Identitas penulis modul
◦ Kompetensi awal
◦ Profil Pelajar Pancasila
◦ Sarana dan Prasarana
◦ Target peserta didik
◦ Model pembelajaran yang digunakan
Komponen Inti
◦ Tujuan pembelajaran
◦ Asesmen
◦ Pemahaman bermakna
◦ Pertanyaan pemantik
◦ Kegiatan pembelajaran
◦ Refleksi peserta didik dan pendidik
Lampiran
◦ Lembar kerja peserta didik
◦ Pengayaan dan remedial
◦ Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
◦ Glosarium
◦ Daftar pustaka.
Pemahaman bermakna mencerminkan jawaban atas
pertanyaan pemantik, merupakan pemahaman yang kita
ingin murid-murid capai setelah mempelajari topik
tertentu
Pertanyaan pemantik adalah rangkaian pertanyaan
mengenai hal paling penting dalam suatu topik
pembelajaran yang digunakan untuk membantu murid
mencapai pemahaman bermakna
4. Desain Diferensiasi Pengajaran
berdasarkan hasil Diagnostik kognitif & non kognitif
KONTEN
1. Guru menyiapkan beberapa materi yang berbeda berdasarkan tingkat pemahaman para siswa. Bagi
siswa yang pada tingkatan paham utuh disiapkan materi sesuai target kompetensi diatas
kompetensi capaian kelas. Bagi siswa yang paham sebagaian disiapkan materi dengan target
kompetensi sesuai capaian kelas, dan bagi siswa yang di posisi tidak paham disiapkan materi
dengan target kompetensi dibawah kelas.
2. Guru menyiapkan beberapa sumber belajar sesuai dengan gaya belajar siswa yang berbeda. Bagi
para siswa audio dipersiapkan video dan bahan penjelasan, bagi para siswa visual disiapkan gambar
atau grafik, dan bagi para siswa kinestetik disiapkan rangkaian kegiatan demonstrasi , simulasi atau
bermain peran.
3. Guru menetapkan proyek yang menggunakan keterampilan dan media yang berbeda (misalnya
makalah penelitian, laporan lisan, presentasi tayangan slide) untuk membuat anak-anak dengan
gaya belajar yang berbeda tertarik dan terlibat.
4. Guru memberi siswa pilihan untuk menambahkan konten dan sumber belajar ke pelajaran mereka
untuk meningkatkan pembelajaran mereka.
5. PROSES
1. Guru menerapkan berbagai macam model saintifik ataupun kooperatif dan memilih metode dan tehnik yang variatif
untuk mengatur strategi yang efektif dalam pelibatan keaktifan siswa dalam belajar.
2. Guru membagi beberapa kelompok siswa secara majemuk terdiri dari berbagai gaya belajar dan tingkat pemahaman
yang berbeda untuk kegiatan di langkah awal model yang mungkin belum membutuhkan pembelajaran untuk mencapai
target pencapaian kompetensi.
3. Pada langkah model berikutnya, Guru masih mengkondisikan para siswa dalam beberapa kelompok yang majemuk,
namun memposisikan para siswa yang paham utuh sebagai tutor sebaya bagi yang paham sebagian. Sedangkan bagi
yang di posisi tidak paham dipisah sementara waktu untuk ditopang (scafolding) oleh guru untuk mengejar ketinggalan
dari kedua status kelompok diatas.
4. Pada kesempatan tertentu, mungkin bisa saja guru mengelompokkan tersendiri para siswa berdasarkan tingkat
kemampuannya untuk mencapai target khusus, namun pengelompokan tersebut bukan berlangsung sepanjang proses
pembelajaran. Misalnya guru memberi pengayaan bagi yang paham utuh berupa tugas mandiri, penguatan pemahaman
bagi yang faham sebagaian juga berupa tugas mandiri dengan menyesuaikan dengan kecendrungan minat mereka
setelah guru memberikan berbagai pilihan, dan memberi bimbingan khusus bagi yang pemahaman rendah agar bisa
mencapai pada tingkat selanjutnya.
5. Untuk memantau perkembangan tingkat pemahaman para siswa dan membenahinya melalui feedback yang diberikan,
sembari merekam melalui catatan anekdot, maka guru harus sering melaksanakan formatif asesmen dengan berbagai
bentuk, baik yang bersifat tes maupun non tes selama proses pembelajaran.
6. Guru menanyangkan video dan memberi tambahan penjelasan untuk memfasilitasi para siswa yang Audio, memberikan
gambar atau grafik untuk lebih mengakomodir bagi para siswa yang audio, dan menerapkan metode simulasi atau
demonstrasi untuk lebih membantu para siswa yang kinestetik. Tentu dalam pelaksanaannya harus secara simultan
(holistik), bukan dengan sengaja mengelompokkan mereka sesuai gaya belajarnya, karena semua siswa punya hak untuk
belajar bersama dengan berbagai macam sumber dan cara yang berbeda, karena pada hakekatnya, setiap individu
memiliki 3 gaya belajar tersebut pada dirinya, namun masing-masing memiliki proporsi menonjol yang berbeda.
6. PRODUK
1. Guru harus memvariasikan penilaian yang disusun siswa dengan memberi mereka pilihan yang akan
memungkinkan mereka menempuh kompetensi dan menyalurkan minat unik mereka.
2. Setelah menjalankan proses pembelajaran yang integeratif, maka di akhir proses, guru memberikan
penugasan yang berbeda untuk mengakomodir minat bakat dan gaya belajar yang berbeda dari
peserta didik. Disini guru menyediakan berbagai macam alternatif tugas yang bisa dipilih oleh mereka.
Misalnya untuk mencapai target kompetensi C2: memahami dalam Tujuan Pembelajaran (TP), maka
guru bisa minta mengilustrasikan suatu hal berupa konsep, isu, fenomena atau dll dalam bentuk
gambar, cerita, puisi, pantun, lagu, laporan, ataupun ulasan lisan.
3. Meskipun para siswa melakukan berbagai hal yang berbeda dalam penugasan tersebut, bukan berarti
guru harus membuat rubrik yang beragam untuk menilai apa yang dipilih siswa. Jika target pencapaian
kompetensi pada TP berupa C2: pemahaman, maka guru cukup membuat satu rubrik terkait tingkat
pemahaman siswa saja, karena tujuan akhirnya bukanlah untuk menghasilkan produk, tapi apa yang
dibuat hanya merupakan cara untuk mencapai kompetensi yang dikehendaki.
4. Namun jika model yang dipilih, misalnya PJBL, yang memang mengarah pada pembuatan suatu
produk, maka guru harus melakukan penilaian hasilnya dengan rubrik yang relevan.
5. Tentu pelaksanaan diferensiasi produk bukan suatu hal yang mutlak ada, karena untuk
melaksanakannya guru harus mempertimbangkan waktu.
7. Hal yang perlu diperhatikan saat melaksanakan Pembelajaran Berdiferensiasi
adalah:
“Avoid separating students into groups based on their abilities on a regular basis. It may be necessary on occasion, but aim
to let students work with others of various abilities most of the time.”
“Hindari memisahkan siswa ke dalam kelompok berdasarkan kemampuan mereka secara teratur. Kadang-kadang mungkin
diperlukan, namun tetaplah bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan orang lain dari
berbagai kemampuan pada sebagian besar waktu pembelajaran.”
(Emily Listmann, MA, in How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classrooms)
Miskonsepsi yang sering muncul dalam penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bahwa dalam proses pembelajaran
para siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat pemahaman yang sama dan gaya belajar yang sama sepanjang
pembelajaran dan siswa diberikan tes hanya sesuai dengan level kemampuannya. Tentu hal ini bertentangan dengan
prinsip pembelajaran yang harusnya bersifat Holistik & Terintegrasi, apalagi pembelajaran yang harus memperhatikan
kenyamanan psikologis siswa (Student Wellbeing).
Diferensiasi konten harus diartikan bahwa guru mengadaptasi materi sesuai dengan keberaman siswa dengan menyiapkan
beragam sumber belajar & strategi belajar. Diferensiasi proses harus diartikan bahwa guru harus menyediakan banyak
exposure dan menjalankan berbagai macam metode, dan menerapkan banyak asesmen formatif sehingga bisa memantau
perkembangan siswa. Sedangkan diferensiasi Produk harus diartikan bahwa guru dapat merancang proyek dan tugas lain
yang sesuai dengan kekuatan para siswa (Kemampuan, bakan & minat) yang sudah terpantau sebelumnya
8. MICRO TEACHING RPP
Hasil Diagnostik
Kognitif: Data observasi pembelajaran sebelumnya (Paham Utuh 4
orang, Paham Sebagian 9 orang, dan Tidak Paham 3 orang)
Non-Kognitif: Audio 5 orang, Visual 6 orang, dan 6 orang
◦ Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat menjelaskan dimensi-dimensi Profil
Pelajar Pancasila dengan benar.
◦ Kegiatan Pembelajaran:
1. Pendahuluan
Guru menampilkan gambar kepada peserta didik terkait beberapa tokoh
sukses dunia
Guru bertanya ke peserta didik tentang bagaimana mereka bisa sukses?
Guru menyampaikan ke peserta didik tujuan pembelajaran
2. Inti
Mengamati
◦ Guru menampilkan beberapa gambar
◦ Guru meminta siswa mencermati gambar
◦ Guru meminta siswa memaknai gambar
◦ Guru menjelaskan ke peserta didik terkait dimensi-dimensi Profil Pelajar
Pancasila
Menanya
◦ Guru memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya terkait nilai-nilai
Profil Pelajar Pancasila?
Mengumpulkan Informasi
◦ Guru mengelompokkan peserta didik dalam 6 kelompok
◦ Guru menempelkan beberapa barcode terkait text tentang dimensi-dimensi PPP
◦ Guru meminta peserta didik membaca dan menelaah text dengan cara menulis
dalam Graphic organizer
◦ Guru meminta peserta didik menempelkan ke dinding (Gallery Work) dan meminta
mereka melakukan Windows Shopping. (Asesmen Formatif & Feedback)
Mengolah informasi/Menalar
◦ Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk setiap kelompok
◦ Guru meminta siswa dalam kelompok untuk mencari informasi melalui Youtube,
Tiktok, website dan lainnya untuk mengembangkan pemahaman mereka terhadap
dimensi-dimensi PPP untuk menjawab beberapa pertanyaan yang disediakan
◦ Setiap kelompok mempresentasikan dan saling menanggapi (Asesmen Formatif &
feedback)
Mengkomunikasikan
◦ Guru meminta peserta didik memilih minmal 2 dimensi PPP
◦ Guru memberi alternatif kepada setiap peserta didik untuk mengilustrasikan dimensi
yang mereka pilih dalam bentuk aneka produk (Gambar, Puisi, Cerita, Pantun,
Nyanyian, Video singkat). (Asesmen Formatif & feddback)
3. Penutup
◦ Guru mengajak siswa menyimpulkan materi bersama
◦ Guru memberikan tes (soal-soal) (Asesmen Sumatif)
9. MICRO TEACHING
RPP
Asesmen Pembelajaran
Diagnostik
Kognitif: Data observasi pembelajaran sebelumnya (Paham Utuh 4 orang, Paham
Sebagian 9 orang, dan Tidak Paham 3 orang)
Non-Kognitif: Audio 5 orang, Visual 6 orang, dan 6 orang
Formatif: Non Tes: Presentasi, Produk (Gambar, Puisi, Cerita, Pantun, Nyanyian, Video singkat),
selain itu guru juga memberikan Tes (pertanyaan-pertanyaan) setelah melaksanakan kegiatan
Windowshopping.
Sumatif: Tes (butir soal)
14. Lembar Kerja 1
1. Shoot Barcode
2. Bacalah text sesuai dimensi PPP kelompok
3. Telaahlah dengan cara membuat Graphic Organizer
15. LK 2. Ilustrasi Dimensi PPP
1. Pilihlah minimal dua dimensi PPP dibawah ini:
★Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia
★Mandiri.
★Bergotong-royong.
★Berkebinekaan global.
★Bernalar kritis.
★Kreatif.
2. Ilustrasikan dalam bentuk gambar, cerita, puisi, pantun, nyanyian,
Video Pendek!
16. Referensi
◦ Emily Listmann, MA, in How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classrooms
◦ Tomlinson, Carol A. How to differentiate instruction in mixed-ability classrooms / Carol Ann
Tomlinson.— 2nd ed.
17. Jika Anda ingin
bertanya dan
berkonsultasi hal
terkait diatas,
silahkan hubungi
melalui berbagai
kontak person
yang tersedia.
Insya Allah
dengan senang
hati membantu!