Dokumen tersebut membahas tentang penerapan metode statistika (kuantitatif) dan metode kualitatif dalam penelitian sosial, termasuk pengertian, peranan, jenis data, teknik sampling, dan menentukan ukuran sampel untuk kedua metode penelitian."
1. APLIKASI METODE STATISTIKA (KUANTITATIF)
DAN METODE KUALITATIF DALAM
PENELITIAN SOSIAL
Oleh :
Dr. Bambang Heru P, M.S.
2. METODE STATISTIKA (KUANTITATIF)
I. ARTI STATISTIK DAN STATISTIKA
STATISTIK : telah dipakai untuk menyatakan kumpulan fakta, umumnya
berbentuk angka yang disusun dalam tabel dan atau diagram
yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
STATISTIKA : pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan fakta, pengolahan serta penganalisaannya,
penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang
cukup beralasan berdasarkan fakta dan penganalisaan yang
dilakukan
3. II. PERANAN STATISTIKA
1. Digunakan untuk penelitian dan riset
2. Dapat digunakan untuk menilai hasil pembangunan
3. Pengambilan keputusan
Yang akan dibahas disini No. 1 dan dinamakan Metode Statistika
III. DATA STATISTIK
Data Statistik adalah keterangan atau fakta mengenai sesuatu persoalan,
bisa berbentuk kategori, misalnya : rusak, baik, senang, puas, berhasil,
gagal dsb, atau juga berbentuk bilangan
Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif harganya berubah-
ubah atau bersifat variabel.
Penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas
perhitungan persentase rata-rata, ci kuadrat, dan perhitungan statistik
lainnya.
4. METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF
A. KONSEP DASAR METODOLOGI KUALITATIF
ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN KUALITATIF, AL:
INQUIRI NATURALISTIK, ETNOGRAFI, INTERAKSIONIS SIMBOLIK,
PERSPEKTIF KE DALAM, ETNOMETODOLOGI, THE CHICAGO
SCHOOL, FENOMENOLOGIS, STUDI KASUS, INTERPRETATIF,
EKOLOGIS, DAN DESKRIFTIF (BOGDAN DAN BIKLEN)
5. 1. PENGERTIAN METODE PENELITIAN KUALITATIF
BOGDAN DAN TAYLOR
METODOLOGI KUALITATIF SEBAGAI PROSEDUR PENELITIAN YANG
MENGHASILKAN DATA DESKRIPTIF BERUPA KATA-KATA TERTULIS
ATAU LISAN DARI ORANG-ORANG DAN PERILAKU YG DAPAT DI
AMATI.
KIRK DAN MILLER:
PENELITIAN KUALITATIF ADALAH TRADISI TERTENTU DALAM ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL YANG SECARA FUNDAMENTAL
BERGANTUNG PADA PENGAMATAN PADA MANUSIA DALAM
KAWASAN SENDIRI YANG BERHUBUNGAN DENGAN ORANG-ORANG.
6. WILLIAMS:
PENELITIAN KUALITATIF ADALAH PENGUMPULAN DATA PADA SUATU
LATAR ALAMIAH, DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALAMIAH, DAN
DILAKUKAN OLEH ORANG ATAU PENELITI YANG TERTARIK SECARA
ALAMIAH.
DENZIN DAN LINCOLN:
PENELITIAN KUALITATIF ADALAH PENELITIAN YANG MENGGUNAKAN
LATAR ALAMIAH, DENGAN MAKSUD MENAFSIRKAN FENOMENA YANG
TERJADI DAN DILAKUKAN DENGAN JALAN MELIBATKAN BERBAGAI
METODE YANG ADA.
NASUTION:
PENELITIAN KUALITATIF/NATURALISTIK BERSIFAT INDUKTIF DAN
MENCOBA MENCARI DAN MENEMUKAN SUATU TEORI BERDASARKAN
DATA YANG DIKUMPULKAN.
7. BERPIKIR INDUKTIF DAN DEDUKTIF
Realita
Deduktif Induktif
Teori Teori
Induktif : Di dalam observasi itu fakta-fakta dari fenomena
dikumpulkan, diamati, diklasifikasi, disusun secara tetutup
(sistematis) kemudian ditarik generalisasi-generalisasi sebagai
kesimpulannya, maka terwujudlah hukum-hukum, dalil-dalil, dan
teori-teori dari suatu sistem itu.
Deduktif : Berangkat dari hal yang umum (dari induksi teori/dalil, hukum)
kepada hal-hal yang khusus
8. 2. KEGUNAAN PENELITIAN KUALITATIF
DIMANFAATKAN OLEH PENELITI YANG BERMINAT MENELITI
TENTANG MOTIVASI , NILAI, SIKAP, DAN PERSEPSI.
KEPERLUAN EVALUASI
UNTUK PENELITIAN KONSULTATIF
DIGUNAKAN OLEH PENELITI YANG BERMAKSUD MENELITI
SESUATU SECARA MENDALAM.
9. 3. KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
LATAR ALAMIAH
MANUSIA SEBAGAI ALAT (INSTRUMEN)
METODE KUALITATIF
ANALSIS DATA SECARA INDUKTIF
TEORI DARI DASAR (GROUNDED THEORY)
DESKRIPTIF
LEBIH MEMENTINGKAN PROSES DARIPADA HASIL
ADANYA BATAS YANG DITENTUKAN OLEH FOKUS
ADANYA KRITERIA KHUSUS UNTUK KEABSAHAN DATA
DESAIN YANG BERSIFAT SEMENTARA
HASIL PENELITIAN DIRUNDINGKAN DAN DISEPAKATI BERSAMA
10. JENIS-JENIS PENELITIAN MENURUT TUJUAN,
METODE, TINGKAT EKSPLANASI DAN JENIS DATA
Tingkat Analisis & Jenis
Tujuan Metode
Eksplanasi Data
A. Murni A. Survey 1. Deskriptif 1. Kuantitatif
B. Terapan B. Ex. Post Facto 2. Komparatif 2. Kualitatif
C. Eksperimen 3. Asosiatif 3. Gabungan
D. Naturalistik
E. Policy Research
F. Action Research
G. Evaluasi
H. Sejarah
11.
12. Teknik sampling
Populasi (N)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
Sampel (n)
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan tenaga, dana dan waktu, maka dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri
dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan
ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya.
13. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian.
Beberapa Kelompok Teknik Sampling
TEKNIK SAMPLING
PROBABILITY SAMPLING NON PROBABILITY SAMPLING
1. Simpel random sampling (SRS) 1. Sampling Sistematis
2. Proportionale Stratified Random 2. Sampling Kuota
Sampling (PSRS)
3. Sampling Aksidental
3. Disproportionale Stratified
4. Purposive Sampling
Random Sampling (DSRS)
5. Sampling Jenuh
4. Area (Cluster) sampling
(sampling menurut daerah) 6. Snowball Sampling
14. A. PROBABILITY SAMPLING
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel).
1. Simple Random Sampling (SRS)
Dikatakan simpel (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yanga da
dalam populasi itu. Cara ini dilakukan bila populasi dianggap homogen.
Populasi Sampel yang
Homogen Representatif
15. 2. Proportionale Stratified Random Sampling (PSRS)
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
Contoh : Pegawai yang lulus S-1 = 45, S-2 = 30, STM = 800,
ST = 900, SMEA = 400, SD = 300
Jumlah sampel yang diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
Diambil secara
Random
Populasi berstrata Sampel yang
Representatif
Proporsional
16. 3. Disproportionale Stratified Random Sampling (DSRS)
DSRS digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
Contoh : S-3 = 3 orang, S-2 = 4, S-1 = 90, SMU=800, SMP=700
Lulusan S-3 dan S-2 karena jumlahnya kecil maka diambil sebagai
sampel.
4. Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling ini untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
daerah.
Populasi yang sudah ditetapkan, misal : di Indonesia = 27 propinsi (N),
n=10 propinsi dilakukan secara random.
karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan
sampelnya menggunakan SRS
17. Teknik sampling digunakan 2 tahap :
1) Menentukan sampel daerah
2) Menentukan orang-orang yang ada di daerah
Populasi Daerah
Tahap I Tahap 2
A
B
C A C
Diambil dgn Diambil dgn
E
D Random Random
F D F
I
G
H
Sampel Individu
Sampel Daerah
18. B. NON PROBABILITY SAMPLING
Non Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
1. Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang didasarkan urutan dari anggota
populasi yang diberi nomor urut, misal : anggota populasi yang terdiri dari
100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu no. 1 s/d. no.
100.
pengambilan sampel dapat dilakukan dengan no ganjil saja, genap saja,
atau kelipatan dengan bilangan tertentu. Misal : kelipatan dari bilangan 5.
maka sampel adalah no. 1 – 5 – 10 – 15 – 20 dst sampai 100.
N = 100
n dengan no ganjil saja = 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17 …. 100
N = 100
n dengan no genap saja = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16 …. 100
N = 100
n dengan kelipatan 5 = 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 …. 100
19. 2. Sampling Kuota (Jumlah)
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampi jumlah (kuota) yang diinginkan.
Contoh : Penelitian pendapat masyarakat terhadap produk industri
tertentu. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Pengumpulan data
harus sejumlah 500 orang. Bila pengumpulan data dilahirkan secara
kelompok, harus menghubungi 100 orang anggota sampel.
3. Sampling Aksidental (Kebetulan)
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Sampling Purposive (Orang Ahli)
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misal : akan melakukan penelitian tentang kualitas
makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan. Lebih cocok digunakan untuk penelitian kuantitatif.
20. 5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orng itu disuruh
memilih temuan-temuan untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin besar. Pada penelitian kuantitatif
banyak digunakan sampel purposive atau snowball.
21. Sampel Pertama
Snowball Sampling
Biasa dilakukan terhadap penelitian kualitatif
22. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel
Makin besar jumlah mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka makin besar kesalahn generalisasi.
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian.
Jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang diinginkan. Hal ini
tergantung pada dan, waktu dan tenaga yang tersedia.
Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil ε sampel yang diperlukan
Contoh 10% - n kecil
Namun bila semakin kecil tingkat kesalahan maka semakin besar ε sampel
Contoh : 1% - n besar
23. Rumus-rumus Menentukan Ukuran Sampel
Isaac dan Michael :
2
.גN.P.Q
S =
D2(N-1) + 2 . גP . Q
2 גdengan dk=1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
P=Q=0,5 d=0,05 s=jumlah sampel
Perhatikan tabel Isaac dan Michael
Jika tidak Homogen dan berstrata :
Bila N tak terhingga > 1.000.000
Contoh : N = 1000
Maka s (anggota sampel) untuk :
dk = 1% = 399
dk = 1% = 664
= 5% = 258
= 5% = 349
= 10% = 213
= 10% = 272
24. Contoh menentukan sampel yang tidak homogen dan berstrata :
N = 1000 (Kelompok masyarakat)
Kelompok pendidikan : S-1 = 50, D3 = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50
dk = 5% (kesalahan)
Perhatikan : masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional
50
S-1 = X 258 = 12,9 = 13
1000
300
D3 = X 258 = 77,4 = 77
1000
500
SMK = X 258 = 129 = 129
1000
100
SMP = X 258 = 25,8 = 26
1000
50
SD = X 258 = 12,9 = 13
1000
25.
26. Sevile : Populasi Homogen
N
n =
1 + N2ג
Contoh : Populasi pegawai pelayanan pajak Bandung Cibeunying.
N = 107
dk = 1%
107
n =
1 + 107(0,1)2
107
n =
1 + 1,07
107
n =
2,07
n = 51,69 52
27. Jumlah Responden yang dijadikan anggota sampel sebagai berikut :
Sampel
No. Jabatan
Stratum
1. Kepala Seksi 6
2. Koordinator Pelaksana 10
3. Pelaksana 36
Jumlah 52
Slovin : Teknik Cluster Random Sampling
Contoh :
N
n = Anggota populasi : Guru Bantu 1600
1 + N(0,10)2
Kepala Sekolah 1098
N = 2816
Pengawas SD 118
dk = 10%