Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktpBagus Utomo
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen obat kesehatan jiwa, termasuk perencanaan kebutuhan obat, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan. Hal ini penting untuk menjamin ketersediaan obat bagi pasien gangguan jiwa.
Rapat kordinasi membahas model layanan untuk ODGJ di Indonesia, termasuk panti bina laras, rumah antara, kelompok dukungan, dan proyek hidup mandiri. Dokumen ini menyoroti upaya pemerintah dan organisasi masyarakat dalam menangani ODGJ di berbagai tingkat layanan.
KPSI adalah komunitas pendukung Orang Dengan Skizofrenia, Keluarga, dan masyarakat yang peduli dengan isu kesehatan jiwa. KPSI menyediakan dukungan kelompok, edukasi, dan program untuk membantu ODS dan keluarga. KPSI dimulai pada tahun 1995 dan sekarang memiliki lebih dari 55.000 anggota di seluruh Indonesia.
Kader kesehatan jiwa membantu tenaga medis dalam merawat pasien gangguan jiwa di masyarakat. Gangguan jiwa seperti skizofrenia memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang dan membutuhkan dukungan keluarga dan masyarakat. Kader berperan mendeteksi kasus baru, merujuk pasien ke fasilitas kesehatan, mengawasi pasien minum obat, serta mengedukasi masyarakat untuk menerima dan
Dokumen.tips peranan dokter-puskesmas-dalam-peningkatan-kualitas-pelayanan-ke...Bagus Utomo
Dokumen tersebut membahas pentingnya pelayanan kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan dasar seperti puskesmas. Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia tinggi dan menimbulkan beban ekonomi besar, namun terdapat kesenjangan pengobatan yang signifikan. Integrasi layanan kesehatan jiwa di puskesmas dapat meningkatkan akses masyarakat dan mengurangi beban penyakit. Diperlukan dukungan kebijakan,
Pengelolaan obat, kesehatan jiwa dan napza 04 2021 fktpBagus Utomo
1. Dokumen tersebut membahas tentang manajemen obat kesehatan jiwa, termasuk perencanaan kebutuhan obat, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan. Hal ini penting untuk menjamin ketersediaan obat bagi pasien gangguan jiwa.
Rapat kordinasi membahas model layanan untuk ODGJ di Indonesia, termasuk panti bina laras, rumah antara, kelompok dukungan, dan proyek hidup mandiri. Dokumen ini menyoroti upaya pemerintah dan organisasi masyarakat dalam menangani ODGJ di berbagai tingkat layanan.
KPSI adalah komunitas pendukung Orang Dengan Skizofrenia, Keluarga, dan masyarakat yang peduli dengan isu kesehatan jiwa. KPSI menyediakan dukungan kelompok, edukasi, dan program untuk membantu ODS dan keluarga. KPSI dimulai pada tahun 1995 dan sekarang memiliki lebih dari 55.000 anggota di seluruh Indonesia.
Kader kesehatan jiwa membantu tenaga medis dalam merawat pasien gangguan jiwa di masyarakat. Gangguan jiwa seperti skizofrenia memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang dan membutuhkan dukungan keluarga dan masyarakat. Kader berperan mendeteksi kasus baru, merujuk pasien ke fasilitas kesehatan, mengawasi pasien minum obat, serta mengedukasi masyarakat untuk menerima dan
Dokumen.tips peranan dokter-puskesmas-dalam-peningkatan-kualitas-pelayanan-ke...Bagus Utomo
Dokumen tersebut membahas pentingnya pelayanan kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan dasar seperti puskesmas. Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia tinggi dan menimbulkan beban ekonomi besar, namun terdapat kesenjangan pengobatan yang signifikan. Integrasi layanan kesehatan jiwa di puskesmas dapat meningkatkan akses masyarakat dan mengurangi beban penyakit. Diperlukan dukungan kebijakan,
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Bagus Utomo
Dokumen tersebut membahas tentang dukungan KPSI bagi penderita gangguan jiwa dan keluarganya selama pandemi Covid-19. KPSI memberikan dukungan melalui konsultasi online, edukasi di media sosial, mensosialisasikan layanan bantuan, serta bantuan langsung seperti masker, sembako, dan iuran BPJS. Dokumen tersebut juga menyinggung tentang kendala yang dihadapi penderita gangguan jiwa dan keluarganya selama pan
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan jiwa dan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia, termasuk definisi kesehatan jiwa menurut WHO, masalah dan gangguan kesehatan jiwa pada berbagai kelompok umur, serta sistem pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia.
2. Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa prevalensi gangguan jiwa di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan global, namun sumber daya untuk pel
Pembinaan kesehatan usia lanjut di panti werdhaMahzar Wahyudi
lansia perlu di perhatian selayak manusia seutuh nya. usahakan kesehatan lansia harus tetap optimal, meningkatakan kualitas hidup lansia, dan mempertahankan produktivitasnya
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diriBagus Utomo
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang penyebab dan penatalaksanaan bunuh diri, termasuk faktor-faktor risiko seperti depresi dan gangguan kejiwaan lainnya; (2) Dokumen tersebut juga memberikan panduan untuk menilai dan merencanakan penanganan pasien yang berisiko bunuh diri, baik di rumah sakit maupun di komunitas; (3) Program pencegahan bunuh diri yang disarankan antara
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwaBagus Utomo
Dokumen tersebut membahas pendekatan komprehensif untuk penanganan orang dengan gangguan jiwa dari sudut pandang keluarga. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain perlunya upaya promotif dan preventif dini, peningkatan akses layanan kesehatan yang terjangkau, serta dukungan pemerintah dan masyarakat untuk merehabilitasi dan memasukkan orang-orang dengan gangguan jiwa ke dalam masyarakat.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa mengatur tentang upaya kesehatan jiwa yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif guna menjamin hak setiap orang atas kesehatan jiwa dan pelayanan kesehatan jiwa yang optimal serta melindungi hak-hak orang dengan gangguan jiwa.
Makalah ini membahas tentang home care, termasuk definisi, tujuan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, manfaat, dan perkembangannya. Home care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah pasien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri dan meningkatkan kemandirian keluarga. Faktor-faktor seperti tenaga kesehatan dan kebutuhan pasien mempengaruhi home care. Home care bermanfaat bagi pasien, kelu
Dokumen tersebut membahas tentang hak orang dengan gangguan jiwa khususnya skizofrenia untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum. Beberapa poin penting yang diangkat adalah bahwa orang dengan gangguan jiwa memiliki hak pilih yang sama, proses pemulihan gangguan jiwa, serta perlunya melawan stigma dan diskriminasi saat menjalankan hak pilih.
Keluarga Ny. S menerima penyuluhan tentang perawatan pasien gangguan jiwa di rumah agar dapat
meningkatkan manajemen kesehatan pasien secara mandiri. Penyuluhan memberikan informasi tentang
gejala halusinasi, obat rutin, cara perawatan di rumah, lingkungan yang mendukung, dan dukungan
keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan keperawatan kesehatan bagi lansia di rumah, mencakup manajemen kasus, asuhan keperawatan, dan pendokumentasian. Pelayanan ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup lansia dengan mengidentifikasi kebutuhan mereka, merencanakan dan mengoordinasikan layanan multidisiplin, serta memantau hasilnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan resume kegiatan Posyandu Lansia di RW IV Kelurahan Kalijudan yang dihadiri oleh mahasiswa PSIK, perawat Puskesmas, dan kader lansia.
2. Tujuan kegiatan adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia, meningkatkan cakupan layanan kesehatan Puskesmas, dan menjalankan program Posyandu Lansia secara rutin.
3
Dokumen tersebut membahas tentang etika rumah sakit, termasuk pengertian etika rumah sakit, komponen-komponen etika rumah sakit seperti etika administrasi dan etika biomedis, serta asas-asas etika yang diterapkan di rumah sakit seperti kebaikan, penghormatan terhadap manusia, dan keadilan.
Dukungan KPSI pada ODGJ dan keluarganya di masa Pandemi COVID-19Bagus Utomo
Dokumen tersebut membahas tentang dukungan KPSI bagi penderita gangguan jiwa dan keluarganya selama pandemi Covid-19. KPSI memberikan dukungan melalui konsultasi online, edukasi di media sosial, mensosialisasikan layanan bantuan, serta bantuan langsung seperti masker, sembako, dan iuran BPJS. Dokumen tersebut juga menyinggung tentang kendala yang dihadapi penderita gangguan jiwa dan keluarganya selama pan
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan jiwa dan pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia, termasuk definisi kesehatan jiwa menurut WHO, masalah dan gangguan kesehatan jiwa pada berbagai kelompok umur, serta sistem pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia.
2. Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa prevalensi gangguan jiwa di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan global, namun sumber daya untuk pel
Pembinaan kesehatan usia lanjut di panti werdhaMahzar Wahyudi
lansia perlu di perhatian selayak manusia seutuh nya. usahakan kesehatan lansia harus tetap optimal, meningkatakan kualitas hidup lansia, dan mempertahankan produktivitasnya
Penatalaksanaan individu dengan risiko bunuh diriBagus Utomo
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang penyebab dan penatalaksanaan bunuh diri, termasuk faktor-faktor risiko seperti depresi dan gangguan kejiwaan lainnya; (2) Dokumen tersebut juga memberikan panduan untuk menilai dan merencanakan penanganan pasien yang berisiko bunuh diri, baik di rumah sakit maupun di komunitas; (3) Program pencegahan bunuh diri yang disarankan antara
Pendekatan komprehensif bagi orang dengan gangguan jiwaBagus Utomo
Dokumen tersebut membahas pendekatan komprehensif untuk penanganan orang dengan gangguan jiwa dari sudut pandang keluarga. Beberapa poin penting yang disebutkan antara lain perlunya upaya promotif dan preventif dini, peningkatan akses layanan kesehatan yang terjangkau, serta dukungan pemerintah dan masyarakat untuk merehabilitasi dan memasukkan orang-orang dengan gangguan jiwa ke dalam masyarakat.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa mengatur tentang upaya kesehatan jiwa yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif guna menjamin hak setiap orang atas kesehatan jiwa dan pelayanan kesehatan jiwa yang optimal serta melindungi hak-hak orang dengan gangguan jiwa.
Makalah ini membahas tentang home care, termasuk definisi, tujuan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, manfaat, dan perkembangannya. Home care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah pasien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri dan meningkatkan kemandirian keluarga. Faktor-faktor seperti tenaga kesehatan dan kebutuhan pasien mempengaruhi home care. Home care bermanfaat bagi pasien, kelu
Dokumen tersebut membahas tentang hak orang dengan gangguan jiwa khususnya skizofrenia untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum. Beberapa poin penting yang diangkat adalah bahwa orang dengan gangguan jiwa memiliki hak pilih yang sama, proses pemulihan gangguan jiwa, serta perlunya melawan stigma dan diskriminasi saat menjalankan hak pilih.
Keluarga Ny. S menerima penyuluhan tentang perawatan pasien gangguan jiwa di rumah agar dapat
meningkatkan manajemen kesehatan pasien secara mandiri. Penyuluhan memberikan informasi tentang
gejala halusinasi, obat rutin, cara perawatan di rumah, lingkungan yang mendukung, dan dukungan
keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan keperawatan kesehatan bagi lansia di rumah, mencakup manajemen kasus, asuhan keperawatan, dan pendokumentasian. Pelayanan ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup lansia dengan mengidentifikasi kebutuhan mereka, merencanakan dan mengoordinasikan layanan multidisiplin, serta memantau hasilnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan resume kegiatan Posyandu Lansia di RW IV Kelurahan Kalijudan yang dihadiri oleh mahasiswa PSIK, perawat Puskesmas, dan kader lansia.
2. Tujuan kegiatan adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada lansia, meningkatkan cakupan layanan kesehatan Puskesmas, dan menjalankan program Posyandu Lansia secara rutin.
3
Dokumen tersebut membahas tentang etika rumah sakit, termasuk pengertian etika rumah sakit, komponen-komponen etika rumah sakit seperti etika administrasi dan etika biomedis, serta asas-asas etika yang diterapkan di rumah sakit seperti kebaikan, penghormatan terhadap manusia, dan keadilan.
Standar HPK 2 membahas pentingnya keterlibatan pasien dan keluarga dalam semua aspek perawatan dan pengambilan keputusan mengenai perawatan melalui edukasi. Pasien berhak mendapat penjelasan mengenai diagnosis, tindakan yang akan dilakukan, tujuan, resiko, alternatif lain, serta prognosisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang hak dan kewajiban pasien di rumah sakit. Hak pasien meliputi hak atas informasi mengenai penyakit dan perawatannya, memberi persetujuan terhadap tindakan medis, privasi data medis, dan mendapat perlakuan yang manusiawi. Sedangkan kewajiban pasien adalah mematuhi peraturan rumah sakit, mengikuti instruksi tenaga medis, dan melunasi biaya perawatan.
2023 PRINSIP PP DAN ETIKA KEMKES dr. Maria.pptxMariaankira
Perawatan paliatif memberikan manfaat bagi kualitas hidup pasien, seperti meningkatkan kualitas hidup dan mengontrol gejala secara signifikan. Perawatan paliatif juga dapat meningkatkan efisiensi biaya dengan mengurangi pemeriksaan, perawatan, dan rawat inap yang mahal di akhir hayat pasien.
Dokumen tersebut membahas hak dan kewajiban pasien, perawat, dan rumah sakit berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Termasuk didalamnya adalah hak dan kewajiban pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, hak dan kewajiban perawat dalam memberikan pelayanan, serta hak dan kewajiban rumah sakit untuk menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang persetujuan tindakan medis, termasuk definisi persetujuan yang terinformasikan dan sukarela, faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas seseorang untuk memberikan persetujuan, dan pertimbangan-pertimbangan etis dalam situasi darurat atau ketika seseorang kehilangan kapasitas.
Dokumen tersebut membahas tentang etika dan hukum dalam pelayanan keperawatan gerontik (lanjut usia). Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1. Peningkatan jumlah lanjut usia di Indonesia yang menuntut perhatian pelayanan kesehatan khusus berdasarkan etika dan hukum
2. Standar pelayanan keperawatan gerontik harus sesuai ketentuan yang meliputi aspek organisasi, teori, pengkajian pasien, perencanaan
Perawatan kesehatan rumah merupakan layanan kesehatan komprehensif yang diberikan kepada pasien dan keluarga di rumah. Layanan ini berkembang sejak abad 18 di Amerika Serikat dan meliputi layanan perawat, rehabilitasi, dan terapi diet. Perawatan di rumah memberikan keuntungan seperti kenyamanan pasien dan biaya yang lebih rendah dibanding perawatan di rumah sakit. Layanan ini melibatkan berbagai profesi kesehatan untuk memberikan
Pasien di rumah sakit boleh membawa makanan dari luar asalkan telah menandatangani surat pernyataan. Menu makanan rumah sakit dirancang untuk kesembuhan pasien namun kadang tidak disukai oleh pasien. Beberapa rumah sakit memperbolehkan pasien membawa makanan dari luar dengan syarat tertentu seperti menandatangani surat pernyataan dan mendapat izin dokter.
Dokumen tersebut membahas tentang layanan kesehatan jiwa di puskesmas, mulai dari persepsi masyarakat tentang kesehatan jiwa, regulasi yang mengatur layanan kesehatan jiwa di puskesmas, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan puskesmas dalam bidang promosi, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk populasi sehat, berisiko, dan yang mengalami gangguan jiwa."
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah: (1) Kualitas layanan kesehatan untuk pasien skizofrenia masih sangat terbatas dan minim, (2) Prosedur pelayanan kesehatan untuk pasien skizofrenia dinilai panjang dan terbatasnya fasilitas kesehatan jiwa, (3) Stigma sosial dan keterbatasan sumber daya manusia menghambat akses layanan kesehatan bagi pasien skizofrenia.
Proposal ini mengusulkan penerapan Sistem Kesehatan Personal Terstruktur (SKPT) untuk menjamin akses kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia sesuai dengan konstitusi. SKPT akan menempatkan dokter dan tim kesehatan keluarga untuk menangani 2.500 penduduk dan fokus pada pencegahan penyakit. Hal ini diharapkan dapat mengurangi pasien rujukan ke rumah sakit. Proposal ini juga mengusulkan asuransi kese
Similar to What do patients and caregivers want from mental health services (20)
KPSI: Establishing and growing a civil society mental health associationBagus Utomo
KPSI is a mental health association in Indonesia established in 2009 to address challenges of schizophrenia. It has grown from a small Yahoo group to over 71,000 members on Facebook and 285,000 followers on its Facebook page. KPSI offers programs like art therapy, peer support groups, and training to help those with mental illness and their families. It has received several awards for its work reducing stigma and has advocated for policies like the 2018 Mental Health Act. However, challenges remain like limited resources, funding, and government support. During COVID-19, KPSI provided online support, information, and financial assistance to help people access services and vaccines.
Dokumen ini memberikan informasi tentang kesehatan jiwa, gangguan jiwa seperti skizofrenia, faktor penyebabnya, serta peran keluarga dan masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama psikologis bagi mereka yang mengalami masalah kesehatan jiwa."
The document summarizes mental health services and support systems for people experiencing homelessness and severe mental illness in Indonesia. It outlines statistics on rates of untreated severe mental illness and "pasung" (chaining of individuals). It then describes various government regulations and ministries involved, as well as community-based initiatives like daycare centers, shelters, supported housing programs, and grassroots organizations providing peer support. Integrated support systems aim to help individuals move from temporary shelters to independent living in the community.
Pengobatan Medis Orang Dengan Gangguan JiwaBagus Utomo
Presentasi oleh dr Albert Maramis SpKj dalam seminar awam kerjasama Komunitas Rahmat Pemulihan dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia tanggal 26 Agustus 2018
Gangguan Psikosis dan Penyalahgunaan Zat AdiktifBagus Utomo
Dokumen tersebut membahas tentang psikosis dan penggunaan zat. Psikosis adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan delusi dan halusinasi, yang dapat dipicu oleh penggunaan alkohol atau obat-obatan. Gejala psikosis umumnya mencakup gangguan berpikir, perasaan, dan perilaku. Pengobatan psikosis melibatkan terapi psikologis dan obat-obatan untuk membantu mengelola gejala.
Presentation7 pemberdayaan dan advokasi - PsikoedukasiBagus Utomo
Dokumen tersebut membahas tentang psikoedukasi keluarga untuk anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Terdiri dari empat kegiatan utama yaitu ice breaking, pemberdayaan keluarga, diskusi kelompok dan kasus, serta advokasi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi, dukungan, dan pemberdayaan bagi keluarga pasien skizofrenia.
Presentation6 menuju pemulihan - PsikoedukasiBagus Utomo
Dokumen tersebut membahas tentang psikoedukasi keluarga untuk pemulihan pasien skizofrenia. Terdapat beberapa poin penting yaitu (1) tingkat kepercayaan keluarga akan pemulihan pasien, (2) harapan keluarga terhadap pasien, (3) komponen dan tingkat pemulihan. Dokumen ini juga membahas peran keluarga dalam mendukung pemulihan pasien sesuai dengan kondisinya.
Presentation5 relaps dan krisis skizofrenia - PsikoedukasiBagus Utomo
Dokumen tersebut membahas tentang psikoedukasi keluarga untuk skizofrenia, mencakup definisi kekambuhan, gejala awal, pencegahan, dan penanganan krisis. Topik utama meliputi mengenali tanda-tanda awal kekambuhan, langkah-langkah pencegahan kekambuhan, serta tanggapan keluarga dalam menghadapi krisis.
Presentation4 komunikasi efektif - PsikoedukasiBagus Utomo
Orang dengan gangguan mental memiliki kesulitan dalam berkomunikasi karena gangguan pikiran dan perasaan mereka. Untuk berkomunikasi dengan mereka secara efektif, kita perlu mendengarkan mereka dengan baik, memahami perasaan mereka, dan mengekspresikan pendapat kita dengan cara yang positif dan menolong.
Dokumen tersebut merangkum agenda dan materi pelatihan psikoedukasi untuk keluarga pasien skizofrenia. Materi pelatihan meliputi pengertian gangguan mental dan pengobatan, manfaat dan efek samping obat, serta dukungan untuk pasien dan pencegahan kekambuhan. Tujuannya adalah memberikan edukasi kepada keluarga tentang skizofrenia dan pentingnya dukungan mereka bagi pasien.
What do patients and caregivers want from mental health services
1. What do Patients and Caregivers want from
Mental Health Services
Bagus Utomo
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia
utomo.bagus@gmail.com
2. Peraturan Perundang-undangan
• Undang-Undang nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
• UU nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
• UU nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on
The Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-
hak Penyandang Disabilitas)
• Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
• Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
dimana Hak-hak pasien diatur dalam pasal 52
• Pasal 32 Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
3. Hak konsumen menurut pasal 4 UU no.8/1999
a) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
b) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan;
c) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa;
d) Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
e) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
4. f) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan
konsumen;
g) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar
dan jujur serta tidak diskriminatif;
h) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
5. Pasal 52 UU No. 29 Tahun 2004
Hak-hak Pasien:
a) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3);
b) Meminta pendapat dokter atau dokter lain;
c) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
d) Menolak tindakan medis;
e) Mendapatkan isi rekam medis.
6. Puskesmas
• Kunjungan dari petugas kesehatan buat ODGJ yang sulit sekali
diajak konsultasi. Apakah itu saat pertama kali sakit, atau saat
rawat jalan.
• Petugas kesehatan di puskesmas baik dokter atau perawat yang
tidak peka dan kurang pengetahuan terhadap isu keswa. Masih
banyak dokter umum dan perawat yang menyuruh pasien
berhenti tergantung pada obat dan mendekatkan diri pada Tuhan
saja. Ada perawat yang menggunakan kata gila atau sikapnya
merendahkan pada ODGJ.
• Pengobatan di rumah buat ODGJ yang sulit sekali diajak berobat.
• Dibantu pendaftaran BPJS Kesehatan pada ODGJ yang belum
terdaftar BPJS Kesehatan. Upaya lintas sektor harus dimulai dari
tingkat puskesmas.
7. • Tersedianya layanan kesehatan jiwa di puskesmas dan obat-
obatan jiwa yang memadai. Sehingga ODGJ tidak terlalu lama
mengantri konsul dan obat di RS Jiwa.
• Upaya penghapusan stigma secara sistematis dengan sosialisasi
pengetahuan kesehatan jiwa dan isu disabilitas mental kepada
masyarakat di level terbawah.
• Kerjasama lintas sektor harus dimulai dari sekarang dan dimulai
dari puskesmas. Khususnya melibatkan pekerja sosial dan
relawan sosial, aparat desa dan petugas keamanan.
• Kemudahan meminta rujukan ke RS atau RS Jiwa
8. Rumah Sakit Umum Daerah
• Masih banyak teman-teman ODGJ yang merasa malu saat mengantri
dipanggil masuk ruang konsultasi ke poliklinik psikiatri.
• Karena itu RS yang memiliki layanan Poliklinik Psikiatri perlu melakukan
edukasi kesehatan jiwa terus-menerus pada masyarakat yang dilayani
• Dokter mengkomunikasikan pada pasien dan keluarga bila tidak praktek
pada hari yang dijadwalkan
• Kebutuhan psikolog untuk curhat karena ke psikiater waktunya sangat
singkat. Atau konseling dengan perawat kesehatan jiwa?
• Perlunya edukasi terkait diagnosa gangguan jiwa yang dialami. Lebih baik
diberitahukan terbuka agar keluarga dan pasien lebih berdaya
menghadapi kondisi yang baru.
9. Rawat Paksa
• Perlu diterapkan prosedur Advance Directives di Rumah Sakit tidak perlu
menunggu adanya regulasi turunan UU Kesehatan Jiwa, agar hak pasien,
keluarga dan petugas keamanan terjaga.
• Tersedianya layanan hotline gawat darurat kesehatan jiwa yang bisa
merespon kebutuhan masyarakat
• Ada ambulans gawat darurat yang bisa membantu evakuasi ODGJ yang
dalam kondisi kedaruratan jiwa
• Adanya regulasi yang melindungi pasien, keluarga, petugas kesehatan dan
masyarakat ketika ada pelaksanaan rawat paksa, Karena keluarga takut
apabila ODGJ marah saat dirawat paksa. Pasien merasa dilanggar hak nya
karena tiba-tiba dibawa rawat paksa ke RS Jiwa.
10. • ODGJ berhak menolak perawatan, sesuai Hak-hak
pasien diatur dalam pasal 52 UU No. 29/2004 adalah: d)
menolak tindakan medis
• Negara harus memberikan pelayanan alternatif bagi
ODGJ yang menolak pengobatan medis
• Mekanisme tribunal buat menentukan rawat paksa
sebagai dukungan perlindungan hukum pada keluarga
dan petugas kesehatan yang melaksanakan rawat paksa
bagi ODGJ yang membahayakan dirinya dan orang lain.
11. RS Jiwa
• UGD RS Jiwa dibuat lebih nyaman, nggak seram dan nggak merasa malu
saat kita dibawa ke UGD RS Jiwa
• Pengekangan adalah upaya terakhir. Yang diingat pasien antara lain tangan
dan kaki sakit diikat, merasa direnggut kebebasannya, betapa tidak nyaman
buang air di celana karena diikat saat di UGD
• Di RS Jiwa sikat gigi sering dipakai pasien lain
• Keluhan terkait apakah bisa dibesuk saat rawat inap
• Satpam di RS wajib mendapatkan edukasi soal etika saat menghadapi
ODGJ. Bagaimana tetap memperlakukan pasien dengan hormat dan
bermartabat.
• ODGJ jangan diperlakukan seperti anak TK, karena di rumah mereka sudah
dianggep kayak anak kecil, di RS disuruh nyanyi Ayam Ayam Ayam Bebek.
Katanya pengen agar ODGJ bisa mandiri dan lebih dewasa. Masa
diperlakukan seperti anak kecil.
12. • ODGJ kabur saat dirawat inap. Tanggung jawab siapa untuk membawa lagi
rawat inap.
• Ketersediaan obat yang bagus dan lengkap serta sesuai kebutuhan sebulan
sungguh sangat didambakan oleh pasien dan keluarga.
• Demikian juga tersedianya pilihan obat tetes dan obat suntik bagi yang
membutuhkan.
• Kerjasama dengan kelompok dukungan keluarga dan pasien. Setelah pulang
rawat inap dihubungkan ke komunitas pendukung agar bisa membantu
penerimaan di masyarakat.
• Kebutuhan dukungan spiritual selama di RS sesuai keyakinan masing-masing
• Kebutuhan psikolog untuk curhat karena ke psikiater waktunya sangat
singkat. Atau konseling dengan perawat kesehatan jiwa?
13. Tambahan
• Perlu ada mekanisme menyampaikan pelaporan atau pengaduan, kritik dan
saran kepada Puskesmas, RSUD atau RS Jiwa. Tentunya yang sungguh-
sungguh direspon dan ada tindak lanjutnya berupa perbaikan fasilitas atau
layanan rumah sakit.
• Perlindungan privasi pasien dan keluarganya baik rekam medis dan lain-lain.
Kami menemukan ada perawat puskesmas membuat channel youtube saat
melaksanakan tugas pelayanan kesehatan jiwa masyarakat. Apalagi bila
channel tersebut dimonetisasi.
• Kalau pasien pulang ke rumah apa bisa keluarganya diberikan semacam
booklet terkait diagnosa yang isinya pengetahuan tentang bagaimana
mengelola penyakit. Agar keluarga lebih berdaya.
• Kendala berobat pada pemegang KIS dari Jamkesda yang pindah domisili
karena merantau masih terjadi.
14. • Edukasi tentang bagaimana mengelola efek samping
yang menimbulkan resiko kesehatan lainnya, contohnya
kegemukan, resiko koleteror tinggi, darah tinggi dll.
• Akses kepada pengujian kondisi masalah kesehatan
akibat efek samping pengobatan psikiatri
15. References:
• Good Practical Guide: Human Rights in Mental Health
Services
https://www.mwcscot.org.uk/sites/default/files/2019-
06/human_rights_in_mental_health_services.pdf
• https://www.who.int/mental_health/policy/legislation/en/
• Mental health and human rights in the 21st century
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6313250/
• Human rights of persons with mental illness in Indonesia:
More than legislation is needed
16. Terima kasih
• Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia
Jl. Jatinegara Timur 99 Balimester
Kampung Melayu, Jakarta Timur
Indonesia
6221-8579618
info.kpsi@gmail.com
Youtube: @peduliskizofrenia