Pembinaan kesehatan usia lanjut di panti werdhaMahzar Wahyudi
lansia perlu di perhatian selayak manusia seutuh nya. usahakan kesehatan lansia harus tetap optimal, meningkatakan kualitas hidup lansia, dan mempertahankan produktivitasnya
Pembinaan kesehatan usia lanjut di panti werdhaMahzar Wahyudi
lansia perlu di perhatian selayak manusia seutuh nya. usahakan kesehatan lansia harus tetap optimal, meningkatakan kualitas hidup lansia, dan mempertahankan produktivitasnya
Pengobatan Medis Orang Dengan Gangguan JiwaBagus Utomo
Presentasi oleh dr Albert Maramis SpKj dalam seminar awam kerjasama Komunitas Rahmat Pemulihan dengan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia tanggal 26 Agustus 2018
Gangguan Psikosis dan Penyalahgunaan Zat AdiktifBagus Utomo
Psychosis & substance use: bahasa indonesia.
Pusat Penelitian Obat Nasional dan Alkohol 2011
Buku ini diproduksi oleh Pusat Penelitian Obat Nasional dan
Alkohol. Buku Ini ditulis oleh Katherine Mills, Christina Marel,
Amanda Baker, Maree Teesson, Glenys Dore, Frances Kay-
Lambkin, Leonie Manns dan Tony Trimingham
2. KPSI adalah komunitas pendukung Orang Dengan
Skizofrenia(ODS), Keluarga dan orang-orang yang peduli
dengan isu kesehatan jiwa.
KPSI menggunakan social media terutama facebook group
sebagai alat komunikasi antar anggota. Saat ini telah
bergabung lebih dari 67.000 anggota di seluruh Indonesia
dan telah dibentuk 15 kelompok lokal yang kami sebut
"Simpul" di berbagai kota atas inisiatif anggota masyarakat.
Apa itu KPSI
3. › Anggota komunitas/masyarakat
› Penyedia layanan kesehatan
› Organisasi komunitas
Komponen
Apa yang dimaksud komunitas?
Keluarga dan ODGJ dan masyarakat yang peduli
kesehatan jiwa
4. Filosofi simpul berasal dari konsep jejaring yg saling
terhubung melalui titik ikatan/simpul yg menyatukan kita
semua di seluruh indonesia.
Group facebook KPSI
https://www.facebook.com/groups/skizofrenia
Website KPSI:
http://www.skizofrenia.org/
Apa itu Simpul KPSI
5. Kegiatan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI)
adalah murni kegiatan sosial kemanusiaan dengan bentuk
Yayasan dengan nama Yayasan Peduli Skizofrenia
Indonesia.
Dengan demikian dilarang mencampurkan bisnis pribadi
atau kelompok yang bertentangan dengan visi misi kami ke
dalam kegiatan KPSI.
KPSI tidak berafiliasi dengan kepentingan politik atau partai
politik manapun.
Independensi
6. › KPSI dimulai dengan pembelajaran saya sekeluarga dalam
menghadapi gangguan skizofrenia yang dialami oleh kakak
saya sekitar tahun 1995.
› Saya belajar dari internet dan sejumlah buku yang saya beli
secara online.
› Setelah kakak saya rutin menjalani pengobatan akhirnya
membaik.
› Pengalaman ini saya rasa sangat berharga untuk dibagikan
dengan keluarga lain.
› Saya menggunakan media online, mulai dari mailing list
yahoogroups, blog, website, hingga tumbuh pesat di era media
social facebook.
Sejarah
7. › Dari facebook group, anggota kami mengalami kemajuan
pesat. Mungkin karena bisa saling melihat profile maka
tumbuh keterbukaan satu sama lain.
› Tumbuh solidaritas dan saling berbagi. Merasakan adanya
manfaat dari kebersamaan.
› Muncul kebutuhan untuk bertemu secara langsung. Kopi
darat pertama di tahun 2009 dihadiri 8 orang saja. Salah
satunya calon psikiater, dr Tika Prasetiawati.
› Mulai rutin mengadakan kopi darat. Mendapat tumpangan
tempat di Rumah Makan dapur 99 milik keluarga ODS.
8. › Pertemuan makin intens. Sehingga di akhir 2012 memutuskan
menyewa rumah untuk sekretariat.
› Mendapat dana dari Guislain Award untuk membentuk secretariat,
mengadakan keperluan kantor dan membangun program.
› Bersamaan dengan jalannya program dan kegiatan mulai ada ide
dan muncul kebutuhan untuk membuat legal formal organisasi.
Didorong kebutuhan untuk memberi perlindungan dan dasar hukum
atas kegiatan yang kami selenggarakan dan para aktifis kesehatan
jiwa yang bekerja di komunitas
› Pengurusan legal formal terbengkalai karena berbagai dinamika
organisasi.
› Tahun 2015 Yayasan Peduli Skizofrenia Indonesia mendapat
pengukuhan hukum.
9. › Support Group Orang Dengan Skizofrenia dan
keluarga
› Psikoedukasi keluarga
› Seminar Awam
› Promosi dan edukasi kesehatan jiwa melalui media
sosial. Antara lain melalui facebook fanpage dengan
270.000 follower, Facebook group hampir 62.000 orang
anggota, Instagram dan kanal video Youtube.
› Pelatihan kesehatan jiwa untuk jurnalis
Program
10. › Program “Kesehatan Jiwa Menyapa Desa” yaitu kegiatan edukasi
masyarakat di tingkat desa atau kelurahan. Dengan target ibu-ibu PKK, karang
taruna, perangkat desa, tokoh adat dan tokoh agama di pedesaan serta
keluarga dan ODGJ yang telah pulih. Kegiatan ini didanai baik dari sumbangan
masyarakat khususnya keluarga pasien gangguan jiwa, juga pihak lain yang
berminat. Saat ini kami sudah melaksanakan di situbondo, DKI Jakarta dan
Kabupaten Lebak
› Pembuatan film pendek testimoni keluarga dan ODS yang telah pulih
› Program pembiayaan iuran BPJS bagi warga yang kurang mampu dan tidak
terdaftar di Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan.
› Program Bebas Pasung dan Pembiayaan transportasi pembebasan
pasung
› Bedah rumah ODGJ, khususnya eks pasung dan kondisi khusus lainnya
› Peer Support Group dengan kemitraan Puskesmas dan RS Jiwa
11. Sarana komunikasi
› Facebook group:
https://www.facebook.com/groups/skizofrenia/
Whatsapp group:
@Caregiver KPSI
@KPSI Jakarta
Whatsapp KPSI masing-masing daerah
Youtube Channel: peduli skizofrenia
› Instagram: @peduliskizofrenia
› Email: info.kpsi@gmail.com
13. Mampukah ODGJ Bekerja
atau Berwirausaha?
Dengan pengobatan yang rutin, ODGJ dapat pulih
dan mampu bekerja atau berwirausaha
Hal ini menjadi salah satu cita-cita KPSI
14. Jenis pekerjaan apa yang boleh
untuk ODGJ?
Hampir semua pekerjaan boleh bila mampu menguasai keahliannya dan suka
mengerjakannya.
Catatan yang penting adalah tidak boleh mengoperasikan mesin atau perangkat yang dapat
berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain setelah meminum obat.
15. Akomodasi yang Layak (Reasonable
Accomodation) di dunia kerja
Agar orang dengan disabilitas dapat bekerja dengan baik di dunia kerja, diperlukan
penyesuaian akomodasi yang layak atau reasonable accomodation. Hal ini menjadi
prasyarat wajib agar cita-cita mewujudkan ODGJ yang produktif dan mandiri bisa terwujud.
Misalnya bila ada salah satu karyawan merupakan pengguna kursi roda maka di kantor
perlu disediakan ramp atau tanjakan landai untuk masuk kantor, perlu disediakan ruang
kerja dan toilet yang ramah disabilitas dan seterusnya.
Demikian juga buat orang dengan gangguan jiwa perlu Akomodasi yang layak di dunia kerja.
Antara lain:
16. Akomodasi yang Layak (Reasonable
Accomodation) untuk ODGJ
1. Perlu disediakan jatah cuti untuk jadwal konsultasi rutin ke psikiater 1 bulan sekali. Dan
memperpanjang surat rujukan puskesmas setiap 3 bulan sekali.
2. Suasana kerja yang tenang tidak terlalu ramai
3. Keleluasaan untuk bisa bekerja dari rumah bila sedang tidak nyaman keluar rumah.
4. Penyesuaian jadwal masuk kantor agak lebih siang, karena ODGJ seringkali kesulitan
untuk bangun pagi karena dampak pengobatan yang membuatnya sangat mengantuk
5. Tersedia ruang tenang, misalnya di mushola kantor agar bisa digunakan untuk
menenangkan diri bila ada serangan cemas, paranoid dan lain-lain.
6. Kebijakan cuti yang lebih fleksibel, khususnya paid leave atau unpaid leave. Misalkan
seseorang ODGJ sedang kambuh atau mengalami gejala yang tidak memungkinkan dia
bekerja dalam jangka waktu tertentu akibat disabilitas yang dialaminya.
7. Kemungkinan perlu diperbolehkan ada makanan dan minuman di ruang kerja demi
membantu ODGJ mengatasi dampak pengobatannya. Misalnya mereka yang minum obat
yang mengandung lithium jadi sering haus.
17. Akomodasi yang Layak (Reasonable
Accomodation) untuk ODGJ
8. Penyesuaian beban kerja bagi yang tidak bisa mengerjakan beban kerja yang banyak.
9. Penyesuaian ruang kerja misalnya cat dinding yang lebih menimbulkan suasana nyaman,
menghindari kebisingan dan lalu lalang banyak orang dan lain-lain.
10. Penyesuaian gaya manajemen atau supervisi yang lebih lentur dan ramah. Agar tidak
menimbulkan tekanan yang berat. Penyesuaian jadwal kerja jauh-jauh haru agar tidak
tertekan oleh tenggat waktu.
11. Menyiapkan strategi bila ada krisis kedaruratan jiwa
12. ODGJ diminta menuliskan kebutuhannya apa saja agar bisa dibuat penyesuaian
13. Seluruh pegawai diberikan edukasi kesehatan jiwa agar bisa memahami temannya yang
mengalami disabilitas mental
14. Sejak awal membuat perjanjian kerja yang tertulis dan transparan agar bisa
mengantisipasi masalah di kemudian hari dengan baik.
15. Komitmen membentuk suasana kerja yang mendukung kesehatan jiwa
18. Dukungan Komunitas
Sebelum dan Selama pandemi COVID-19
Saling memberikan dukungan
konsultasi
Edukasi melalui facebook group dan
instagram
Mensosialisasikan hotline
pemerintah dan lembaga2 lain
Online Support
Tidak henti-hentinya terus mengedukasi
dan membantu masyarakat bersama
berbagai LSM, Asosiasi profesi,
Pemerintah dan swasta
Kerjasama dengan berbagai pihak
Masker buat ODGJ dan Caregiver
Bantuan Sembako
Bantuan Iuran BPJS
Bantuan Langsung
Program siaran radio Obrolan
Sehat Berisi di Radio Pelita Kasih
96,3 FM terus berlangsung selama
PSBB
Siaran Radio
19. Saran
Perlu ada semacam focal point dimasing-masing daerah untuk
membantu masyarakat baik untuk konsultasi ataupun
mensosialisasikan
perubahan dalam sistem layanan kesehatan.
Apakah bisa dilakukan konsultasi melalui video conference dan
pengambilan obat dilakukan oleh keluarga pasien.
Kendala iuran BPJS perlu dipertimbangkan oleh pemerintah. Karena
menurunnya kemampuan masyarakat
Menyediakan layanan kesehatn jiwa dan obat2an di tingkat puskesmas
menjadi lebih mendesak lagi.
21. Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia - Pusat
Jl. Jatinegara Timur 99, Balimester,
Jatinegara, Jakarta Timur
+62 21 857 9618
info.kpsi@gmail.com
Kontak KPSI