Dokumen tersebut membahas tentang abses hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, atau jamur. Abses hati ditandai dengan adanya pembentukan pus di dalam hati yang disebabkan oleh proses infeksi dan peradangan. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan dari kondisi abses hati.
5. • Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang
disebabkan karena infeksi bakteri, parasit,
maupun jamur yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya
proses supurasi dengan pembentukan pus di
dalam parenkim hati.
REFERENSI
Pande Putu Perdaní Wídhíasarí.Referat Abses Hepar. Kepaníteraan
Kliník Ilmu Bedah Rumah Sakít Umum Pusat Fatmawatí Període 30
Maret —6 Juní 2009 Fakultas Kedokteran Uníversítas Trísakti.Jakarta
6. Etiologi abses hati
, 0 Abses hati amebik disebabkan oleh
strain virulen Entamoeba hystolitica yang
host definitif, individu-
yang asimptomatis
tinggi. Sebagai
individu
mengeluarkan tropozoit dan kista
bersama kotoran mereka. Infeksi biasanya
terjadi setelah meminum air atau
memakan makanan yang terkontaminasi
kotoran yang mengandung tropozoit atau
kista tersebut. Dinding kista akan dicerna
oleh usus halus, keluarlah tropozoit
imatur.
7. REFERENSI
Pande Putu Perdani Widhia ari Referat Ab e
Bedah Rumah Sakit mu Pu at
Fakulta Kedo eran Unive ita Tri a i aka
Hepar Kepaniteraan Klinik Imu
Periode 30 Maret 6 uni 2 0 0 9 t i
a
Tropozoit dewasa tinggal di
usus besar terutama sekum.
Strain Entamoeba hyStolitiCa
tertentu dapat menginvasi
kolon. Strain ini
dinding
berbentuk tropozoit besar
yang mana di bawah
mikroskop tampak menelan
sel darah merah dan sel PMN.
Pertahanan tubuh penderita
juga berperan dalam
terjadinya amubiasisinvasif.
8. REFERENSI
Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan Klinik llmu
Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30 Maret —6Juni 2009
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta
OAbses piogenik disebabkan
oleh Enterobactericeae,
Microaerophilic streptococci,
Anaerobic streptococci, Klebsiella
pneumoniae, Bacteriodes,
Fusobacterium, Staphilococcus
aereus, Staphilococcus milleri,
Candida albicans, Aspergillus,
Eikenella corrodens, Yersinis
enterolitica, Salmonella thypii,
Brucella melitensis dan fungal.
9. • Bisa berbentuk so iter atau mu tipe
• Pen ebara : He atoge atau langsung
• 5el kuppïer sbg peãahanan
• Pe aki sis bi uris
pro iferasi befeli
obstruksi a iran e pedu
abses
oge bakte e ia sis e ik
inoku asibakteri AHP
• Mikroabses he
• Trauma usuk
• Trauma tumpu nekrosis, pendar han, kebocoran
ke usakan kana iku i pro ife asi bakteri supurasi due
pus AHP
• Paling seri g mengenai obus kanan
10. Cysts are
consumed
Cysts
Rupture of abscess
empyema
bronchohepat›c
fistula
pericarditis
peritonitis
Hepatic
abscess
In the small intestine, ihe
cysi wall disintegrates
and i ophozo es
are released
Ameboma
Trophozoites spread
brain
spleen
kidneys
Trophozailes invade
the colcn
Trophozoites are
carried io
the papal cirouIat›0
Trophozoites
" nvade the
vessels
Tropl ozo4e
Cyst
From Gitlin N Strauss R. Atlas I Clinical Hepatology Philadelphia. WB Saurcers. t995 p 64 )
11.
12. . ..
Ilm uBedah.Edisi
REFERENSI
Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Bul u Aja
3. Jal a ta:Pene bit EGC.
• Gejala awal berupa nyeri abdomen kanan disertai panas. Nyeri
menjalar ke bahu kanan dan skapula kanan akibat iritasi
diafragma dan bertambah batuk dan napas dalam. Tanda lokal
nyeri tekan didaerah lengkung iga dengan hati yang membesar.
Hepatomegali. Bila lobus kiri yang terkena akan ditemukan
massa didaerah epigastrium. Gejala khas adalah suhu tubuh
tidak lebih dari 38,50C.
13.
14.
15. Cara menegakkan diagnosa
Penegakan diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis,
pemeriksaan
penunjang.
fisik, laboratorium,
Pada beberapa pasien
serta pemeriksaan
kadang sudah dapat
terlihat abses hepar secara inspeksi dikarenakan abses telah
menembus kulit sehingga terlihat dari luar. Terdapat nyeri
tekan pada kuadran kanan atas abdomen,serta demam yang
tidak begitu tinggi. selain itu didapatkan hepatomegali yang
teraba sebesar tiga jari sampai enam jari arcus-costarum.
Riwayat diare dan ditemukannya amuba dalam feses
membantu diagnosis.
16. Jumlah leukosit berkisar antara 5000-30000,tetapi umumnya
antara 10000-12000. kadar fosfatase alkali serum meningkat
pada semua tingkat abses amuba. Tes serologi titer amuba
menunjukkan hasil diatas atau sama dengan 1:128. terjadi
peningkatan nilai bilirubin dan pemanjangan masa
protrombin.
Pemeriksaan ELISA sangat sensitif dan menghasilkan diagnosis
yang cepat dan akurat. Deteksi E.histolytica dari tinja maupun
cairan aspirasi dengan basis DNA teknik PCR memberikan hasil
yang baik dan merupakan pemeriksaan standard abses hati
amuba.
17. Pada foto rontgen terlihat kubah diafragma kanan meninggi,
efusi pleura dan atelektasis pleura kanan. Pemeriksaan
ultrasonografi merupakan pemeriksaan awal yang baik dgn
ketepatan mencapai 90% yang penting utk membantu
diagnosis serta menentukan lokasi dan besarnya abses.Abses
biasanya terletak ditepi hati, tunggal, dan terisi cairan
hipoekoik. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan CT scan
dan MRI jarang dibutuhkan.
18. USG:
EdBentuk bulat atau oval
EdTidak ada gema dinding yang berarti
EdEkogenitas lebih rendah dari parenkim
LdBersentuhan dengan kapsul hati
Ld Peninggian sonik distal (distal enhancement)
hati
20. • Drainase perkutaneus abses intraabdominal dg tuntunan
Ultrasound atau CT.
— Komplikasi prosedur ' pendarahan, perforasi organ, kesalahan
penempatan
• AHP multipel : Reseksi Hati (jarang)
• Antibiotika : Spektrum Luas
— Penisilín, lalu + Ampísillín, amínoglikosida, sefalosporin 3rd gen, dan
klindamisin ataumetronidazole
— Jika tidak membaik dalam 2-3 hari. Ganti antibiotika sesuai hasilkultur
• Dekompresi saluran biliaris jika ada obstruksi
21. IImu Bedah.Edisi
REFERENSI
Sjamsuhidajat R.d I.2010. BukuAja
3. Jal a ta:Pene bit EGC.
• Komplikasi abses hati amoeba umumnya berupa perforasi
abses ke berbagai rongga tubuh dan ke kulit. Perforasi ke
kranial dapat terjadi ke pleura dan perikard. Insidens perforasi
ke rongga pleura adalah 10-20O
o. Akan terjadi efusi pleura
yang besar dan luas yang memperlihatkan cairan coklat pada
aspirasi. Perforasi dapat berlanjut ke paru sampai ke bronkus
sehingga didapat sputum yang berwarna khas coklat. Perforasi
ke perikard menyebabkan efusi perikard dan tamponade
jantung.
x
22. . ..
Ilm uBedah.Edisi
REFERENSI
Sjamsuhidajat R.dkk.2010. Bul u Aja
3. Jal a ta:Pene bit EGC.
• Komplikasi ke kaudal terjadi ke rongga peritoneum. Perforasi
akut menyebabkan peritonitis umum. Abses kronis, artinya
sebelum perforasi, omentum dan
kesempatan untuk mengurung
usus
proses
mempunyai
inflamasi,
menyebabkan peritonitis lokal. Perforasi ke depan atau ke sisi
terjadi ke arah ku it (seperti gambar di samping) sehingga
menimbulkan fistel yang dapat menyebabkan timbulnya
infeksi sekunder.
23. • Prognosa abses hati tergantung dari investasi parasit, daya
tahan host, derajat dari infeksi, ada tidaknya infeksi sekunder,
komplikasi yang terjadi, dan terapi yang diberikan
• Prognosis yang buruk, apabila terjadi keterlambatan diagnosis
dan pengobatan, jika hasil kultur darah yang memperlihatkan
penyebab bakterial organisme multipel, tidak dilakukan
drainase terhadap abses, adanya ikterus, hipoalbuminemia,
efusi pleura atau adanya penyakit lain.
REFERENSI
Pande Putu Perdani Widhiasari.Referat Abses Hepar. Kepaniteraan
Klinik Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Periode 30
Maret —6 Juni 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.Jakarta
24. • Pencegahan terutama õi tujukan pada kebersihan perorangan
(personal hygiene) dan kebersihan lingkungan (environmental
sanitation). Kebersihan perorangan antara Iain mencuci tangan
dengan bersih sesudah buang air besar dan sebelum makan.
Kebersihan lingkungan meliputi: masak air minum
sampai mendidih sebelum diminum, mencuci sayuran sampai
bersih atau memasaknya sebelum dimakan, buang iar besar
dijamban, tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk,
menutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk
menghindari kontaminasi oleh lalat atau lipas, membuang
sampah ditempat sampah yang tertutup untuk menghindari
Referensi
Buku ajar Parasitologi Kedokteran.Edisi 4.2008.Jakarta:FKUI.