Dokumen ini membahas metode hadis tematik. Metode ini mengelompokkan hadis-hadis berdasarkan tema tertentu, lalu menganalisis hadis-hadis tersebut secara mendalam dari berbagai aspek. Langkah-langkahnya antara lain menentukan tema, menghimpun hadis terkait, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Metode ini dinilai praktis dan sistematis, membuat pemahaman menjadi utuh, serta penjel
TUGAS HADIS TEMATIK ALFI SAHRI LUBIS. SM V MD-D FDK UINSU 2019
1. ALFI SAHRI LUBIS
NIM :0104171005
MANAJEMEN DAKWAH-D
FDK UINSU SEMESTER V
2019
DOSEN: H. MOHD IQBAL A.MUIN,
LC, MA
2. METODE HADIS
TEMATIK
• Hadis Maudhu’i(Tematik)
Metode maudhu’i adalah metode pembahasan hadis sesuai
dengan tema tertentu yang dikeluarkan dari sebuah buku hadis.
Semua hadis yang berkaitan dengan tema tertentu, ditelusuri
dan dihimpun yang kemudian dikaji secara mendalam dan
tuntas dari berbagai aspek.
3. Langkah-langkah
• Menentukan sebuah tema yang akan
dibahas
• Menghimpun hadis-hadis yang terjalin
dalam tema yang telah ditentukan
• Menyusun kerangka pembahasan (out
line) dan mengklasifikasikan hadis-
hadis yang telah terhimpun sesuai
dengan spesifik pembahasannya.
• Mengumpulkan hadis-hadis semakna
yang satu peristiwa (tempat dan waktu
terjadinya hadis sama)
• Menganalisis hadis-hadis tersebut dengan
menggunakan berbagai teknik dan pendekatan.
• Meskipun metode ini tidak mengharuskan uraian
tentang pengertian kosa kata, namun
kesempurnaannya dapat dicapai jika pensyarah
berusaha memahami kata-kata yang terkandung
dalam hadis, sehingga akan lebih baik jika
pensyarah menganalisis matan hadis yang
mencakup pengertian kosa kata, ungkapan, asbab
al-wurud dan hal-hal lain yang biasa dilakukan
dalam metode tahlili.
• Menarik kesimpulan makna yang utuh dari hasil
analisis terhadap hadis-hadis tersebut.
4. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
a. Praktis dan Sistematis
Metode tematik disusun secara praktis dan sistematis dalam memecahkan permasalahan yang timbul. Hal
ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan petunjuk al-Qur’an dan hadis dengan waktu yang lebih
efektif dan efesien.
b. Dinamis
Metode tematik membuat tafsir Al-Qur’an dan hadis selalu dinamis sesuai dengan tuntutan zaman.
Sehingga, masyarakat akan terasa bahwa al-Qur’an dan hadis selalu aktual (updated), tak pernah
ketinggalan zaman (outdated) dan mereka tertarik untuk mengamalkan ajaran-ajarannya. Meski tidak
mustahil hal ini didapatkan dari ketiga metode yang lain, namun hal itu bukan menjadi sasaran yang
pokok.
c. Membuat Pemahaman Menjadi Utuh
Dengan ditetapkannya tema tertentu, maka pemahaman kita terhadap hadis Nabi saw. menjadi utuh. Kita
hanya perlu membahas segala aspek yang berkaitan dengan tema tersebut tanpa perlu membahas hal-hal
lain diluar tema yang ditetapkan.
d. Penjelasan antar hadis dalam metode maudhu’i bersifat lebih integral dan kesimpulan yang
dihasilkan mudah dipahami.
5. RUJUKAN
– Khon, Abdul Majid. 2014, Takhrij dan Metode Memahami Hadis,Jakarta: Amzah
– Baidan, Nashruddin. 1998, Metode Penafsiran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
– Shihab, M. Quraish. 1996, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizans