TUGAS 1_REVIEW JURNAL AGROPOLITAN_TARI BERTA LESTARI_2320051014.pptx
1. STRATEGI PENGEMBENGAN
KAWASAN AGROPOLITAN BERBASIS
TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN
SIDOARJO
Penulis : Erma Yunita Surya Rahma dan Mubarokah; Sri Widiyanti
Di susun :
Tari Berta Lestari 2320051014
3. Perkembangan kawasan agropolitian merupakan kota pertanian yang
tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis
serta mampu melayani, mendorong, menarik serta menghela kegiatan
Pembangunan pertanian diwilayah dan sekitarnya
Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang
menerapkan konsep agropolitan sebagai upaya dalam pembangunan sektor
pertanian dengan komoditas unggulan tanaman pangan
Peraturan Daerah Kab Sidoarjo No.6 Tahun 2009 tentang RTRW Kab Sidoarjo
Tahun 2009 – 2029, kawasan agropolitan tanaman pangan dan hortikultura
dikembangkan di bagian Barat Kab Sidoarjo meliputi beberapa desa di
Kecamatan Balongbendo, Prambon Krian, Tarik dan Wonoayu
4. Target peningkatan produksi tanaman pangan cukup berhasil, memilki
peningkatan paling tinggi tanaman kacang hijau target produksi 15.705,60
Kw dan dapat direalisasikan menjadi 21.455,0 Kw, dengan capaian sebanyak
136,60% (RKPD Kab Sidoarjo). Kabupaten Sidoarjo menerapkan konsep
agropolitan sebagai upaya pembangunan sektor pertanian
Namun pengembangannya masih ada kendala : rendahnya kualitas SDM,
belum maksimal produktivitas pertanian, alih fungsi lahan
Produksi tanaman padi di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2021
menghasilkan 1.912.760 ton, sedangkan palawija seperti jagung dan kedelai
menghasilkan 19.400 ton dan 1.929 ton
5. Mengetahui profil Pembangunan tanaman pangan di Kabupaten
Sidoarjo ;
Menganalisis factor-faktor eksternal dan internal yang dapat menjadi
peluang, ancaman, kekuatan serta kelemahan dalam pengembangan
agropolitan berbasis tanaman pangan di Kabupaten Sidoarjo;
Merumuskan alternatif dan prioritas strategi yang dapat digunakan
oleh pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk mendukung
pengembangan agropolitan berbasis tanaman pangan.
6. Data primer : wawancara dengan
responden, dokumentasi dan
penyebaran kuisioner
Data sekunder : informasi dan
data dari literatur-literatur yang
didapat dari instansi terkait
seperti BPS Kabupaten Sidoarjo,
Dinas Pertanian Kabupaten
Sidoarjo, Laporan Disperta
7. Internal Factor Analysis Startegy (IFAS) : untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang berpengaruh terhadap pengembangan kawasan
agropolitan berbasis tanaman pangan di Kabupaten Sidoarjo.
Eksternal Factor Analysis Strategy (EFAS) : untuk mengetahui faktor
eksternal berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap
pengembangan kawasan agropolitan berbasis tanaman pangan di
Kabupaten Sidoarjo.
8. Analisis SWOT (Strenght, Weaknesess, Oportunity, Threats) : matriks
SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi S-O, W-O, S-T dan W-T
Analisis QPSM (Quantitative Strategic Palnning Matrix) : merupakan alat
untuk menentukan prioritas strategi dengan melihat alternatif strategi
yang diperoleh dari matriks SWOT.
9. Kabupaten Sidoarjo berfokus pada upaya intensifikasi pertanian yang berbasis
agribisnis dengan cara peningkatan ketahanan pangan daerah, peningkatan
hasil produksi tnaman pangan, peningkatan sarana prasarana pertanian dan
pemberdayaan menyeluruh. 4 strategi prioritas pengembangan kawasan
agropolitan di Kabupaten Sidoarjo, yaitu:
1. Melakukan Intensifikasi pertanian (pengolahan lahan sebaik-baiknya)
2. Peningkatan peran serta pemerintah dalam pengembangan agropolitan
melalui kebijakan yang dikeluarkan,
3. Pengembangan kegiatan agribisnis tanaman pangan dengan dukungan
pemerintah melalui berbagai kebijakan dan pelayanannya
4. Peningkatan kualitas SDM melalui Pendidikan dan pelatihan
10. Faktor internal kekuatan di Kabupaten Sidoarjo : tersusunnya RTRW
sebagai pengembangan kawasan agropolitan, koordinasi antara
dinas-dinas terkait dalam pengembangan agropolitan, posisi
Kabupaten Sidoarjo yang strategis, keragaman komoditas tanaman
pangan, sarana dan prasarana pertanian yang memadai
Faktor internal kelemahan di Kabupaten Sidoarjo : kurangnya
ketersediaan lahan pertanian, ketersediaan dana pengembangan
agropolitan, kualitas produk, sumber daya manusia, penggunaan
teknologi yang tepat guna.
11. Faktor eksternal peluang : otonomi daerah, pertumbuhan ekonomi
nasional, konsumsi masyarakat terhadap produk tanaman pangan,
kelembagaan ekonomi, infrastruktur jalananan yang baik,dan
meningkatnya pertumbuhan penduduk.
Faktor eksternal ancaman : kebijakan atau komitmen pemerintah
Kabupaten Sidoarjo untuk pengembangan agropolitan,
ketidakpastian iklim, perubahan pola penggunaan lahan, persaingan
dengan produk tanaman pangan daerah lain, adanya standarisasi
produk dan perdagangan bebas.