Kawasan Agropolitan “Satriya Tani” Panggungharjo adalah suatu kawasan yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah. Konsep agropolitan “Satriya Tani” ini basisnya pada membangun fungsi kawasan agro-industri dalam artian luas. Dimana pertanian itu tidak dilihat dari sisi bercocok tanam dan mencangkul saja. Di dalam kawasan agropolitan harus terdapat sektor industri, jasa, pariwisata, dan sebagainya, namun basisnya pertanian dalam arti yang luas.
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Pedoman ini membahas tentang pengembangan kawasan agropolitan di Provinsi Jawa Timur dengan menjelaskan falsafah agropolitan, tujuan dan fungsi pedoman serta landasan hukum yang mendukungnya. Pedoman ini bertujuan untuk memberikan acuan kepada daerah dalam pengelolaan pertanian berbasis kawasan dan pengembangan infrastruktur desa."
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan desa pusat pertumbuhan di Provinsi Riau dengan mempertimbangkan aspek pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan keberlanjutan. Dokumen ini menjelaskan pendekatan dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi 55 desa terpilih di 11 kabupaten/kota, serta merekomendasikan model pengembangan desa pusat pertumbuhan berbasis agribisnis.
Kawasan Agropolitan “Satriya Tani” Panggungharjo adalah suatu kawasan yang tumbuh dan berkembang yang mampu memacu berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya. Pengembangan kawasan agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah. Konsep agropolitan “Satriya Tani” ini basisnya pada membangun fungsi kawasan agro-industri dalam artian luas. Dimana pertanian itu tidak dilihat dari sisi bercocok tanam dan mencangkul saja. Di dalam kawasan agropolitan harus terdapat sektor industri, jasa, pariwisata, dan sebagainya, namun basisnya pertanian dalam arti yang luas.
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Pedoman ini membahas tentang pengembangan kawasan agropolitan di Provinsi Jawa Timur dengan menjelaskan falsafah agropolitan, tujuan dan fungsi pedoman serta landasan hukum yang mendukungnya. Pedoman ini bertujuan untuk memberikan acuan kepada daerah dalam pengelolaan pertanian berbasis kawasan dan pengembangan infrastruktur desa."
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan desa pusat pertumbuhan di Provinsi Riau dengan mempertimbangkan aspek pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan keberlanjutan. Dokumen ini menjelaskan pendekatan dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi ekonomi 55 desa terpilih di 11 kabupaten/kota, serta merekomendasikan model pengembangan desa pusat pertumbuhan berbasis agribisnis.
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Mukhrizal Effendi
Dalam tiga kalimat, dokumen tersebut membahas tentang pentingnya inovasi pembangunan, terutama di sektor pertanian untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Fakultas Pertanian Universitas Islam Labuhan Batu berupaya menghasilkan lulusan yang siap mengadopsi teknologi serta berperan dalam penyebaran informasi pertanian dan modernisasi pertanian melalui sistem informasi dan mekanisme pertanian. Pertanian diharapkan ma
Model Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri bertujuan untuk menyediakan contoh lapangan penerapan inovasi teknologi pertanian berbasis bioindustri, serta sebagai sarana diseminasi dan pengkajian teknologi spesifik lokasi."
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri mendiskusikan kondisi eksisting kegiatan pertanian bioindustri dengan segala persoalannya di lapangan. Model menjadi acuan, tetapi bukan satu-satunya pertimbangan yang ada. Masih ada hal lain yang perlu diperhatikan ketika kegiatan itu akan diaplikasikan di lapangan.
Ebook ini memuat naskah orasi purna tugas, tentang Membangun Sistem Diseminasi di Era Disrupsi: Peluang dan Tantangan Mempercepat Hilirisasi Inovasi Pertanian. Disampaikan tgl 31 Mei 2018 bersamaan dengan berakhirnya tugas sebagai PNS.
Dokumen tersebut membahas perspektif pengembangan pertanian bio-industri di Indonesia. Pertanian bio-industri adalah sistem pertanian yang memanfaatkan seluruh sumber daya hayati dan limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah tinggi melalui proses bio-industri. Tujuannya antara lain menghasilkan pangan beragam dan sehat serta produk-produk pertanian lainnya yang bernilai ekonomi lebih tinggi.
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan kelompok tani (gapoktan) di Kabupaten Malang. Strateginya meliputi peningkatan kelembagaan petani dan kapasitas penyuluh pertanian, serta pengembangan agribisnis dan agroindustri guna meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan.
Dokumen ini merupakan laporan kegiatan Program Pertanian Bioindustri (PBI) tahun 2017 yang meliputi landasan kegiatan, rancangan, implementasi, evaluasi, permasalahan dan tantangan, serta saran dan rekomendasi. PBI tahun 2017 berfokus pada agroekosistem lahan kering dan sawah serta integrasi tanaman-ternak, dengan memperkenalkan berbagai inovasi teknologi. Hasil evaluasi menunjukkan sebagian besar lokasi PBI masih kurang prospe
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
Proposal ini mengajukan dana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi organik di Desa Katapang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, dengan menerapkan teknik budidaya padi organik berbasis teknologi nano, Sistem Inovasi Pertanian Rakyat, dan pengelolaan tanaman terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta mendukung program swasembada beras nasional.
a. Dokumen tersebut membahas strategi pemerintah dalam mendukung program perhutanan sosial melalui kementerian desa, yang mencakup identifikasi potensi hutan desa, memberikan dukungan substansi kepada pendamping desa, serta penyiapan dukungan peraturan.
b. Dokumen tersebut juga membahas strategi pengembangan produk unggulan desa, pengembangan dan revitalisasi BUMDesa, serta pengembangan desa wisata dalam rang
Program ini bertujuan membuat alat pengering hasil panen petani menggunakan pemanas listrik untuk membantu mengeringkan hasil panen selama musim penghujan. Program ini akan membuat dan mendemonstrasikan alat pengering kepada petani serta memberikan pelatihan penggunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis potensi produk unggulan di Kabupaten Kediri. Beberapa hasil analisis adalah sebagai berikut:
Produk unggulan wilayah merupakan produk yang memiliki peluang pemasaran tinggi dan menguntungkan bagi masyarakat desa. Contohnya adalah padi, jagung, kedelai, kelapa, kopi, tebu, ternak dan buah-buahan. Pengembangan produk unggulan dapat dilakukan mel
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Mukhrizal Effendi
Dalam tiga kalimat, dokumen tersebut membahas tentang pentingnya inovasi pembangunan, terutama di sektor pertanian untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Fakultas Pertanian Universitas Islam Labuhan Batu berupaya menghasilkan lulusan yang siap mengadopsi teknologi serta berperan dalam penyebaran informasi pertanian dan modernisasi pertanian melalui sistem informasi dan mekanisme pertanian. Pertanian diharapkan ma
Model Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri bertujuan untuk menyediakan contoh lapangan penerapan inovasi teknologi pertanian berbasis bioindustri, serta sebagai sarana diseminasi dan pengkajian teknologi spesifik lokasi."
Kinerja model pengembangan pertanian bioindustri mendiskusikan kondisi eksisting kegiatan pertanian bioindustri dengan segala persoalannya di lapangan. Model menjadi acuan, tetapi bukan satu-satunya pertimbangan yang ada. Masih ada hal lain yang perlu diperhatikan ketika kegiatan itu akan diaplikasikan di lapangan.
Ebook ini memuat naskah orasi purna tugas, tentang Membangun Sistem Diseminasi di Era Disrupsi: Peluang dan Tantangan Mempercepat Hilirisasi Inovasi Pertanian. Disampaikan tgl 31 Mei 2018 bersamaan dengan berakhirnya tugas sebagai PNS.
Dokumen tersebut membahas perspektif pengembangan pertanian bio-industri di Indonesia. Pertanian bio-industri adalah sistem pertanian yang memanfaatkan seluruh sumber daya hayati dan limbah pertanian menjadi berbagai produk bernilai tambah tinggi melalui proses bio-industri. Tujuannya antara lain menghasilkan pangan beragam dan sehat serta produk-produk pertanian lainnya yang bernilai ekonomi lebih tinggi.
Dokumen tersebut membahas strategi pengembangan kelompok tani (gapoktan) di Kabupaten Malang. Strateginya meliputi peningkatan kelembagaan petani dan kapasitas penyuluh pertanian, serta pengembangan agribisnis dan agroindustri guna meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan.
Dokumen ini merupakan laporan kegiatan Program Pertanian Bioindustri (PBI) tahun 2017 yang meliputi landasan kegiatan, rancangan, implementasi, evaluasi, permasalahan dan tantangan, serta saran dan rekomendasi. PBI tahun 2017 berfokus pada agroekosistem lahan kering dan sawah serta integrasi tanaman-ternak, dengan memperkenalkan berbagai inovasi teknologi. Hasil evaluasi menunjukkan sebagian besar lokasi PBI masih kurang prospe
Pengembangan Usaha Budidaya Tanaman Pangan Berskala Besar (food estate)Togar Simatupang
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memberikan peringatan kemungkinan krisis pangan yang melanda dunia akibat pandemi Covid-19 dan juga pergantian musim dinilai tidak bisa diprediksi.
Pemerintah merespons peringatan FAO untuk menggarap masalah pangan dengan melakukan pengembangan food estate.
Konsep food estate memungkinkan Indonesia mampu memproduksi pangan secara masif sekaligus mengendalikan sistem produksi komoditas keamanan pangan.
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food Estate di Kalteng dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional dipandang sebagai bagian dari kedaulatan negara.
Food estate dianggap sebagai upaya memodernisir kegiatan di sektor pertanian karena penyempitan lahan pertanian memperlemah petani untuk swa sembada pangan.
Namun program food estate merupakan cerita lama yang belum membukukan kisah sukses. Proyek food estate memerlukan investasi yang sangat besar dan sebaiknya mempelajari kegagalan program sebelumnya untuk diperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Food estate perlu dirancang secara sistem pangan berkelanjutan. Sejak tahap perencanaan perlu saling bekerja sama mulai dari persiapan lahan, aspek produksi, aspek distribusi, dan aspek pemasaran dengan konsep.
Paparan ini mencoba untuk menawarkan pola pengembangan food estate sebagai konsep pertanian modern yang memiliki pola kemitraan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan peluang sukses.
Proposal padi organik srimukti desa atapangirwandeni
Proposal ini mengajukan dana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi organik di Desa Katapang, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, dengan menerapkan teknik budidaya padi organik berbasis teknologi nano, Sistem Inovasi Pertanian Rakyat, dan pengelolaan tanaman terpadu untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta mendukung program swasembada beras nasional.
a. Dokumen tersebut membahas strategi pemerintah dalam mendukung program perhutanan sosial melalui kementerian desa, yang mencakup identifikasi potensi hutan desa, memberikan dukungan substansi kepada pendamping desa, serta penyiapan dukungan peraturan.
b. Dokumen tersebut juga membahas strategi pengembangan produk unggulan desa, pengembangan dan revitalisasi BUMDesa, serta pengembangan desa wisata dalam rang
Program ini bertujuan membuat alat pengering hasil panen petani menggunakan pemanas listrik untuk membantu mengeringkan hasil panen selama musim penghujan. Program ini akan membuat dan mendemonstrasikan alat pengering kepada petani serta memberikan pelatihan penggunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis potensi produk unggulan di Kabupaten Kediri. Beberapa hasil analisis adalah sebagai berikut:
Produk unggulan wilayah merupakan produk yang memiliki peluang pemasaran tinggi dan menguntungkan bagi masyarakat desa. Contohnya adalah padi, jagung, kedelai, kelapa, kopi, tebu, ternak dan buah-buahan. Pengembangan produk unggulan dapat dilakukan mel
Rancangan pengelolaan program dan peningkatan kualitas SDM Desa.pptxZoomLPPM
Rangkuman dokumen:
1. Dokumen membahas strategi peningkatan kualitas SDM desa di Provinsi Banten melalui pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan peran perguruan tinggi dalam membina desa.
2. Prukades diharapkan dapat meningkatkan ekonomi desa dengan skala usaha yang lebih besar dan menciptakan lapangan kerja baru.
3. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) mel
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kerjasama lintas sektor dalam pengembangan ekonomi daerah. Dokumen ini menjelaskan tentang isu-isu strategis pembangunan perkotaan dan perdesaan seperti kesenjangan antarwilayah, keterkaitan kota-desa, dan arah kebijakan pembangunan perkotaan dan perdesaan untuk mengurangi kesenjangan.
PENGEMBANGAN KAWASAN DAN WILAYAH STRATEGI AGROPOLITAN DAN MINAPOLITAN.pdfDifaOktavia1
Dokumen tersebut membahas konsep pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan, termasuk strategi, tujuan, dan studi kasus pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Madiun dan konsep pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Lampung Selatan."
Tiga komoditas berpotensi menjadi komoditas unggulan berdasarkan kriteria ketersediaan sumber daya lokal, keterlibatan masyarakat, dan dukungan sarana prasarana. Komoditas tersebut akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan lapangan kerja.
Dokumen ini merupakan ringkasan rencana tata ruang wilayah provinsi Jambi yang mencakup tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang serta rencana struktur dan pola ruangnya untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah provinsi.
Rencana ini membahas pengembangan kawasan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Mamuju Utara untuk mendukung pembangunan wilayah menjadi agropolitan dan MATABE di Sulawesi Barat. Tujuannya adalah mengoptimalkan potensi lahan pertanian secara berkelanjutan dengan mengalokasikan zona fungsi dan menetapkan strategi pengelolaan sumber daya alam. Diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi dan men
Kebijakan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan Pengembangan Ekonomi Lokal Mela...KPDT
Paparan Bappenas dalam Workshop Pengembangan dan Studi Implementasi Penguatan Regional Management dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Daerah Tertinggal
Solo 7 Oktober 2014
Klaster tanam skala besar jatim compressedArisandi Dh
Konsep pengembangan klaster tanam skala besar untuk mewujudkan ketahanan pangan di masa pandemi ini, sekaligus merekrut tenaga kerja terutama bagi un-employee "pulang kampung"
Kelembagaan petani mempunyai peranan penting dalam pembangunan pertanian dan diharapkan dapat membawa kehidupan petani dan keluarganya ke arah yang lebih baik. Kelembagaan petani belum dapat dikembangkan secara optimal sehubungan dengan permasalahan teknologi, sumber daya manusia, infrastruktur, akses informasi, akses teknologi, dan akses pasar yang masih kecil dan terbatas. Sangat diperlukan adanya petani dan kelembagaan petani yang menguasai ilmu dan teknologi pertanian yang sangat memadai agar petani dan kelompok tani mampu bertahan di tengah persaingan ekonomi dunia. Korporasi petani dalam ujud Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan suatu jawaban untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha tani, dan daya saing petani, menuju ke arah penguatan kelembagaan ekonomi petani. BUMP mempermudah petani dan kelompok tani untuk menjangkau akses permodalan, akses sarana dan prasarana, layanan pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian. Kelembagaan petani di perdesaan memiliki kontribusi yang besar pada pengembangan sosial dan ekonomi petani, peningkatan aksesibilitas terhadap informasi pertanian, aksesibilitas terhadap modal, infrastruktur, dan pasar serta peningkatan adopsi inovasi pertanian. Ujud nyata pengembangan kelembagaan ekonomi petani ini adalah suatu bentuk badan usaha yang disebut Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
Perhutanan Sosial Almisbat | Pojok Desa #05TV Desa
Perhutanan Sosial Poros Baru Ekonomi Desa Hutan
Nara sumber :
1. Leroy Sami Uguy Direktur SDA-TTG, PPMD Kemendesa pdtt
2. Ananda Artono, Kadiv PS Perum Perhutani
3. Sutrisno, P2PS, FKMM
4. Swari Utami Dewi, Pokja Nasional Perhutanan sosial, PSKL KLHK
5. Chairidin A. (Almisbhat/pendamping PS)
Kewirausahaan Agribisnis Kampoeng Wisata Agro Pondok Pesantren Petani Nusantara Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat
Membangun literai kesehatan lingkungan pada diri anakWarino Sikepis
Ringkasan dokumen tersebut membahas tentang literasi kesehatan lingkungan bagi anak, termasuk indikator lingkungan sehat seperti jamban, air bersih, tempat sampah, dan SPAL. Dokumen ini juga menjelaskan syarat-syarat jamban, air, dan SPAL yang sehat serta faktor-faktor lingkungan rumah seperti ventilasi, luas, dan lantai.
Kewirausahaan Agribisnis Kampoeng Wisata Agro Pondok Pesantren Petani Nusantara Dusun Cibadak Desa Paledah Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat
Taman Tugu Jangilus di Desa Wajah Pertanian Kabupaten Pangandaran memiliki bunga khas bernama Wijaya Kusuma. Desa ini dikenal sebagai sentra sayuran di kabupaten tersebut.
Penjelasan ske bmk (1) sistem kebersamaan ekonomi berdasarkan manajemen kemit...Warino Sikepis
Regenerasi Petani Melalui Pelatihan SKE BMK Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen Kemitraan. (WS). Negara / Pemerintah / Pemerintah Daerah Mau Tidak Memfasilitasi Anggarannya ??? apa harus swadaya murni juga ???
Regenerasi Petani Melalui Pelatihan SKE BMK Sistem Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Manajemen Kemitraan. (WS). Negara / Pemerintah / Pemerintah Daerah Mau Tidak Memfasilitasi Anggarannya ??? apa harus swadaya murni juga ???
Penjelasan ske bmk (1) sistem kebersamaan ekonomi berdasarkan manajemen kemit...Warino Sikepis
Dokumen tersebut membahas program pengembangan kelembagaan agribisnis melalui sistem kebersamaan ekonomi berdasarkan manajemen kemitraan (SKE-BMK) untuk memperbaiki kondisi petani dan kelembagaan pertanian serta mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
1 buku panduan hkp ke 44 pangandaran expo iii 2016Warino Sikepis
HKP KE 44 & PANGANDARAN EXPO III
WARINO SI KEPIS·17 MARET 2016
hari ini Rapat Panitia HKP 2016 dan Evaluasi HKP 2015
(KTNA Pangandaran)
HADIRILAH ........ KUNJUNGILAH ...........!
Hari Krida Pertanian (Agriculture Krida Day) HKP Ke 44 & Pangandaran Expo III 2016 (Rural Agricultural Development Exhibition / Pameran Pembangunan Pertanian Pedesaan).
Tanggal 16 - 19 Mei 2016
Di Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran Jawa Barat.
Peserta / Kontingen dari 93 Desa 10 Kecamatan.
Stan Pameran Pembangunan Pertanian Pedesaan sebanyak 100 stan (93 Stan KTNA Desa, 7 Stan Pendukung Acar = 100 Stan). 1 Desa 1 Stan Pameran.
(DKPK & KTNA Kab. Pangandaran)
HARI PERTAMA 16 Mei 2016
Sholat Subuh/Kultum
Persiapan Upacara
Live Show Lagu Petani
Upacara Pembukaan (Dibuka Oleh Bupati)
Bupati dan DPRD Meninjau Pameran Pembangunan Pertanian Pedesaan (100 Stan Pameran dari 93 Desa, 10 Kecamatan)
Bupati dan DPRD Meninjau Gelar teknologi Padi, Jagung, Kedelai & Cabe
ISHOMA
Mimbar Saresehan dengan Bupati, Ketua DPRD dan Ketua Komisi I, II, III)
Bakti Tani Menanam Pohon Bambu dan Aren
Festival Karya Kerajinan Tangan Berbahan Bambu dan Aren
Lomba Asah Terampil / Cerdas Cermat
Lomba Kreasi Seni Penyuluhan
Lomba Unjuk Tangkas Kupas Kelapa
Lomba Volly Ball Keaakraban PA/PI
ISHOMA
Rembug Utama KTNA
Lanjutan Lomba-lomba
HARI KEDUA 17 Mei 2016
Sholat Subuh/Kultum
Lanjutan lomba-lomba
Pelatihan DK SKE-BMK untuk Pengurus KTNA Kecamatan (KSB)
Meninjau Potensi Desa OVOP SIBIMA (One Village One Product)
Penilaian Stan Pameran Desa Centra Komoditi dan Desa Wisata
Lomba Mewarnai (PAUD/TK/RA)
ISHOMA
Lomba Merangkai Buah dan Sayuran
Lomba Kupas Kentang
Lanjutan Lomba – Lomba
HARI KETIGA 18 Mei 2016
Sholat Subuh / Kultum
Lanjutan Pelatihan DK SKE-BMK untuk Pengurus KTNA Kecamatan (KSB)
Workshop & Temu Usaha Bambu
Workshop & Temu Usaha Aren
Mimbar Saresehan dengan Dinas KPK & Dinas Pariwisata Perindagkop & UMKM)
Lanjutan lomba-lomba
ISHOMA
Lomba Tumpeng Oyek dan Makanan / Minuman Olahan
Lanjutan lomba-lomba
ISHOMA
Malam Hiburan dan Keakraban (Petani Nelayan Bersholawat Bersama Habib Umar)
HARI KE EMPAT 19 Mei 2016
Sholat Subuh/Kultum
Penilaian Terahir Perkemahan dan Stan Pameran
Upacara Penutupan Oleh Wakil Bupati
Pengumuman Juara Lomba dan Penyerahan Hadiah
(Panitia DKPK & KTNA Kab. Pangandaran)
This document summarizes rice production data for several sub-districts (kecamatans) and the total district (kabupaten) of Pangandaran, Indonesia. It provides the rice paddy and milled rice production figures for each area, calculated based on the harvested area, average yield per hectare, and a 60% milling rate to convert paddy to milled rice. The total annual paddy production for Pangandaran District is 163,000 tons and the total annual milled rice production is 97,800 tons.
3. PENDAHULUAN
Pengembangan Kawasan Agropolitan merupakan salah satu
upaya mempercepat pembangunan perdesaan dan
pertanian, dimana kota sebagai pusat kawasan dengan
ketersediaan sumber dayanya, tumbuh dan berkembang
dengan mengakses, melayani, mendorong usaha agrobisnis
di desa-desa kawasan (hinterland).
Mempercepat pembangunan ekonomi daerah dan
mengurangi kesenjangan pendapatan antar masyarakat.
Pengembangan kawasan agropolitan dilaksanakan secara
bertahap berorientasi jangka panjang, dimulai dengan
program jangka pendek yang bersifat rintisan yang pada
tahap pertama perlu diberikan stimulan.
Pengembangan kawasan agropolitan harus sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya yang dimiliki daerah.
Program agropolitan dimulai pada tahun 2016 yang masih
bersifat rintisan pada beberapa daerah dan Kab.
Pangandaran.
4. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Agropolitan ?
1. Mengurangi pengurasan kekayaan desa (sentra
produksi) ke kota besar
2. Menghidupkan ekonomi perdesaan / kerakyatan dengan
memberdayakan potensi desa sehingga mengurangi
ketergantungan kepada kota besar
3. Mengurangi kemacetan / aglomerasi baik modal,
industri, transportasi dll) kota-kota besar yang merusak
lingkungan
4. Agropolis dikembangkan sebagai kekuatan yang
mampu mendorong, menghela dan melayani daerah
pertumbuhan
5. Mengembangkan sistem dan usaha agribisnis dalam
suatu kawasan terpilih dalam rangka pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya
5. Maksud
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui
percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa
dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha
agribisnis yang berdaya saing dengan berbasis kerakyatan,
berkelanjutan dan terdesentralisasi.
Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam pengelolaan
pembangunan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kondisi
sosial budaya setempat. Mendorong pemberdayaan masyarakat dalam
proses pembangunan perkotaan dan perdesaan yang berkelanjutan.
Meningkatkan peran dunia usaha melalui penciptaan iklim kondusif bagi
pengembangan ekonomi daerah dan wilayah.
Memfasilitasi pembangunan prasarana dan sarana perkotaan atau
perdesaan yang berwawasan lingkungan dalam rangka mendorong
terwujudnya tata perkotaan / perdesaan yang seimbang, terintegrasi
dengan pengembangan tata ruang wilayah.
Meningkatkan akses perdesaan terhadap pusat-pusat pertumbuhan, pasar
serta lokasi-lokasi penting dalam kegiatan agribisnis.
Meningkatkan teknologi yang dibutuhkan dalam kegiatan agribisnis.
6. Pengertian
AGROPOLITAN
Kota pertanian yang tumbuh dan berkembang, memacu
berkembangnya sistem dan usaha agribisnis sehingga
dapat melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan
pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya.
KAWASAN AGROPOLITAN
Kawasan agribisnis terpilih yang terdiri dari kota pertanian dan
daerah sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya,
dengan batasan yang tidak ditentukan batasan administrasi
pemerintah, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan
skala ekonomi
Pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan
agribisnis Terpilih yang dirancang dan dilaksanakan dengan
jalan, untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha
agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan,
berkelanjutan dan terdesentralisasi yang digerakkan oleh
masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah
7. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan
Pengembangan kawasan agropolitan tujuannya
adalah untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat melalui percepatan
pengembangan wilayah dan peningkatan
keterkaitan desa dan kota dengan mendorong
berkembangnya sistem dan usaha agribisnis
yang berdaya saing berbasis kerakyatan,
berkelanjutan, dan terdesentralisasi (wewenang
berada di Pemerintah Daerah dan masyarakat).
8. Sasaran
Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis agar mampu
meningkatkan produksi, produktivitas komoditi pertanian,
serta produk-produk olahan pertanian lainnya.
Penguatan kelembagaan petani.
Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis
(penyediaan agroinput, pengolahan hasil, dan penyediaan
jasa).
Pengembangan kelembagaan penyuluhan pembangunan
terpadu.
Pengembangan iklim yang kondusif bagi usaha dan
investasi.
Peningkatan sarana dan prasarana.
9. Analisis SWOT terhadap sektor pertanian
Merupakan suatu analisis yang digunakan
untuk mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan
strategi suatu organisasi.
Strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunity (peluang), dan
Threat (ancaman).
10. KEKUATAN
Potensi Lahan masih besar.
Kondisi agroekosistem bervariasi.
Jumlah petani banyak.
Lembaga petani sudah terbentuk.
11. KELEMAHAN:
Kurangnya sarana produksi pertanian
(Saprotan).
Masih rendahnya produktivitas
tanaman.
Belum tersedianya pasar di tiap
sentra produksi.
Kualitas SDM di sektor pertanian
belum memadai.
12. PELUANG
Kemajuan teknologi yang mendukung
kegiatan usaha.
Permintaan pasar cenderung
meningkat.
Adanya dukungan swasta dan
koperasi dalam penyediaan saprotan.
Pusat pengembangan agropolitan.
13. ANCAMAN
Harga komoditi hasil pertanian relatif
murah.
Belum adanya industri pengolahan
hasil pertanian.
Kurangnya aksesibiltas pasar.
Adanya gangguan hama dan penyakit
tanaman.
14. STRATEGI TERPILIH
Strategi Utama
Strategi WT (Weakness Treath = kelemahan dan Ancaman) :
Stabilitasasi harga komoditi.
Penyediaan sarana dan prasarana.
Strategi Alternatif
1. Strategi SO (Strenght Oppurtunity = kekuatan dan Peluang) :
Peningkatan produktivitas
Pengembangan sistem informasi pasar.
2. Strategi ST (Strenght Treath = kekuatan dan Ancaman) :
Pengembangan pengolahan hasil (agroindustri).
Pengwilayahan komoditi.
3. Strategi WO (Weakness Opportunity = Kelemahan dan Peluang) :
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani.
Pengembangan pola kemitraan petani dan swasta/perbankan.
15. STRATEGI PENGEMBANGAN
Pembangunan sistem dan usaha
agrobisnis berorientasi pada kekuatan
pasar.
Pengembangan sarana dan prasarana
dan prasarana publik yang
berwawasan lingkungan, misalnya
pembangunan jalan akses.
Reformasi regulasi yang berhubungan
dengan penciptaan iklim kondusif bagi
pengembangan usaha.
16. ARAH PENGEMBANGAN
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan
agropolitan, maka arah pengembangan agropolitan di Kabupaten
Pangandaran adalah:
1. Pemberdayaan Masyarakat, terutama pelaku agrobisnis, termasuk
peningkatan kualitas pengusaha sehingga mampu memanfaatkan
potensi / peluang ekonomi pedesaan.
2. Menjamin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian
dengan tepat.
3. Pengembangan kelembagaan petani, penyuluhan pertanian menjadi
Balai Penyuluhan Pembangunan Terpadu.
4. Pengembangan kelembagaan keuangan.
5. Pengembangan pusat - pusat pertumbuhan agribisnis dan industri
pertanian secara lokalita.
6. Peningkatan perdagangan / pemasaran.
7. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
umum yang bersifat strategis.
8. Pengembangan pendidikan pertanian.
9. Pengembangan pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai lokalita.
17. ANALISIS PENETAPAN KOMODITAS
UNGGULAN, ANDALAN, & POTENSIAL
Merupakan komoditas basis dan bukan
merupakan komoditas yang memiliki nilai
strategik - politik
Merupakan komoditas basis dan unggulan di
Kawasan Agropolitan Kab. Pangandaran
Merupakan komoditas basis yang dapat
ditingkatkan nilai tambahnya dengan
teknologi lokal maupun modern dalam proses
agroindustri kecil - menengah maupun besar.
Merupakan komoditas yang dapat
diusahakan dalam sistem produksi farming /
usaha tani terpadu
18. KRITERIA PENETAPAN KAWASAN
AGROPOLITAN
Merupakan Kawasan Perdesaan
Karena keunggulan / kelebihannya
tercantum dalam prioritas
pembangunan Kabupaten atau SWP.
Merupakan satuan kawasan
perdesaan dengan fungsi tertentu
Prasyarat-prasyarat Khusus
19. Model dan Skenario Pengembangan
Kawasan Agropolitan
Rencana pengembangan sistem dan usaha
agribisnis di Kawasan Agropolitan meliputi
:
Kelompok Tanaman Pangan (padi,
jagung),
Hortikultura (kentang, bawang daun,
durian, rambutan, pisang),
Perkebunan (cengkeh, kopi, tebu),
Peternakan (sapi, domba / kambing).
20. Hirarki pusat-pusat pertumbuhan di Kawasan
Agropolitan
Pada jenjang paling bawah merupakan ruang
yang mewadahi kawasan budidaya dengan
sirkum 6 km untuk area produksi yang kemudian
disebut sebagai Kawasan Sentra Produksi
(KSP).
Pada jenjang yang ada di atas KSP adalah ruang
yang terdiri dari kumpulan beberapa KSP yang
memiliki akses dan membutuhkan ruang untuk
pelayanan dengan jarak tempuh kurang lebih 10
- 15 km dalam kawasan atau ruang yang
mampu mewadahi segala kegiatan KSP.
21. Lanjutan…
Pada jenjang paling atas adalah ruang Kawasan
Agropolitan Kabupaten Pangandaran yang berdasarkan
strategi geografi mempunyai intensitas akses yang
tinggi, sehingga direncanakan menjadi ruang yang
berfungsi sebagai koridor pengembangan baru di bagian
Selatan dan Utara Kabupaten Pangandaran dan juga
berfungsi sebagai penghubung antara Kawasan
Agropolitan Kabupaten Pangandaran dengan wilayah
hinterland maupun dengan Kabupaten lain (Kabupaten
Banjar, Cilacap, Tasikmalaya dan Ciamis). Dengan kata
lain, bahwa pusat dari Kawasan Agropolitan Kabupaten
Pangandaran (disebut sebagai Kota Tani Utama).
22. Rencana Pengembangan Sarana-
Prasarana
Rencana Sarana Perindustrian
Penambahan sarana perindustrian untuk pengepakan beras;
Pengadaan dan penambahan sarana perindustrian untuk
pengolahan jagung menjadi tepung maizena, dan pakan
ternak;
Pengadaan sarana perindustrian untuk pengolahan durian
menjadi dodol, dan jam/jelly;
Pengadaan dan penambahan sarana perindustrian untuk
pengolahan mangga menjadi sirup, manisan, sari buah,
kripik, jam/jelly;
Pengadaan dan penambahan sarana perindustrian untuk
pengolahan sawo menjadi kripik, manisan, dan sari buah;
Pengadaan dan penambahan sarana perindustrian untuk
pengolahan pisang menjadi sirup, kripik, sale dan jam/jelly;
Pengadaan sarana perindustrian untuk pengolahan kentang
menjadi kripik;
Penambahan sarana perindustrian untuk pengolahan pakan
ternak;
23. Lanjutan…
Rencana Sarana Lembaga Perekonomian
Pembangunan koperasi saprodi (sarana
produksi untuk tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan);
Membangun Balai Informasi Agropolitan
Membangun dan menambah Bank
Perkreditan Rakyat
Membangun Lumbung Desa Modern
(LDM);
Membangun outlet untuk pemasaran buah-
buahan segar dan hasil pengolahan buah
unggulan dan potensial.
24. Lanjutan…
Prasarana Air Bersih
pemanfaatan sumber mata air melalui jaringan perpipaan
yang tertata rapi dan terkontrol secara menyeluruh serta
pemanfaatan air sungai dengan pengolahan teknologi
menjadi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di
Kawasan Perencanaan.
Prasarana Irigasi
pengoptimalan prasarana irigasi yang sudah ada dengan
perbaikan-perbaikan saluran yang rusak dan bantuan
pompa untuk daerah yang letaknya jauh dari bangunan
irigasi.
Pemanfaatan sungai dan anak sungai yang mengalir di
kawasan perencanaan dengan mengoptimalkan fungsi
saluran irigasi, baik saluran primer, sekunder maupun
tersier.
Prasarana Jalan
Prasarana Persampahan
25. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia
Sasaran utama masyarakat (masyarakat = pelaku
yang terlibat langsung dengan kegiatan
agropolitan seperti masyarakat tani, kelompok
tani, petugas penyuluh lapangan pertanian dan
peternakan)
Upaya peningkatan kualitas SDM dilakukan
dengan cara pemberian penyuluhan-penyuluhan
oleh PPL mengenai berbagai macam teknologi
pertanian yang tepat guna dan efisien dalam
mengolah dan memanfaatkan produksi pertanian
maupun sisa produk pertanian yang tidak dapat
terjual.
26. Rencana Pengembangan Sistem Kelembagaan
Kebijakan : pembentukan dan penguatan
kelembagaan tani, pemda sebagai
fasilitator : langkahnya kelompok tani,
gapoktan, poktan / koperasi agribisnis
berbadan hukum, asosiasi petani /
produsen; kelembagaan lain misal ; kios
saprodi, pengolahan & pemasaran
27. Kebijakan Umum Pembangunan Pertanian di Kab.
Pangandaran Tahun 2016 diarahkan pada:
Peningkatan sarana dan prasarana
penunjang.
Mengembangkan jaringan produksi dan
pemasaran.
Pengembangan Teknologi Pertanian.
Mengembangkan Pusat Pertumbuhan di
Kawasan Agropolitan untuk mendukung
sistem agribisnis dan pengembangan
ekonomi lokal.
Mengembangkan industri kecil dan rumah
tangga di kawasan perdesaan.
28. UPAYA PEMERINTAH KAB. PANGANDARAN
DALAM MENDUKUNG PROGRAM
AGROPOLITAN
Program agropolitan merupakan program pemerintah Kabupaten
Pangandaran dan dimulai pada tahun 2016.
Kab. Pangandaran sebagai pusat pengembangan agropolitan yang
dipusatkan di Kec. Langkaplancar, karena pertimbangan: Potensi
lahan yang sangat besar dan agroklimat serta masyarakatnya
paling banyak berprofesi sebagai petani.
Setelah Kec. Langkaplancar maka pemerintah Kab. Pangandaran
mencari alternatif lokasi / wilayah kawasan pengembangan
agropolitan.
Melihat potensi wilayah dan akses pasar maka pusat pengembangan
kawasan agropolitan di Kab. Pangandaran diusulkan adalah
Kecamatan Langkaplancar, dengan daerah hinterlandnya adalah
Kec. Cigugur, dan Parigi.
Pembentukan Pokja agropolitan tingkat Kabupaten Pangandaran
yang anggotanya terdiri dari dinas instansi terkait, dan seluruh
stakeholder termasuk KTNA.
29. SARAN
Untuk Pemerintah Kabupaten diharapkan dalam
rangka pembuatan sarana penunjang
infrastruktur seperti jalan akses agar kiranya
sebelum dilaksanakan, dapat dikoordinasikan
dengan Pemerintah Desa dan Kecamatan
sehingga tujuan dan sasaran dapat tercapai
secara efektif.
Untuk masyarakat diharapkan dapat
memanfaatkan dan mendukung program
Agroplitan yang sasaran utamanya adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu
sendiri, terutama yang berada di wilayah pusat
pengembangan Agropolitan.