Dokumen tersebut membahas tentang transfusi darah dan komponen darah. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa transfusi digunakan untuk mengganti komponen darah yang berkurang, komponen darah dapat digunakan untuk beberapa pasien, dan terdapat berbagai jenis komponen darah seperti darah utuh, darah merah pekat, trombosit pekat, dan plasma segar beku.
Glomerulonefritis Acute Post Streptococcus patofisiologi dan terapi
Please contact me if you necessity to this presentation in gilangrizki.alfarizi@gmail.com
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Glomerulonefritis Acute Post Streptococcus patofisiologi dan terapi
Please contact me if you necessity to this presentation in gilangrizki.alfarizi@gmail.com
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
2. APA ITU DARAH ?
Sel-sel dan plasma
Cairan yang mempertahankan hidup
3. TRANFUSI
Transfusi merupakan terapi ganti
untuk menggantikan komponen darah
yang berkurang
Komponen darah yang tidak
diperlukan dapat diberikan kepada
orang lain yang memerlukan, sehingga
penggunaan darah menjadi efektif &
efisien
4. KOMPOSISI DARAH
Plasma:
Air
Garam
Protein (albumin)
Faktor koagulasi
Immunoglobulin
Sel-sel :
Eritrosit
Trombosit
Lekosit
5. PLASMA DAN SEL DARAH
Darah lebih berat &
viskus (3-4x) dibanding
air
Sel-sel darah diproduksi
dalam sumsum tulang
6.
7. KOMPONEN DARAH
KENAPA HARUS DIPILIH?
Dapat digunakan untuk beberapa pasien
Pasien hanya akan menerima komponen
yang memang dibutuhkan saja
Mengurangi risiko reaksi transfusi
Penyimpanan dapat optimal
Memiliki keuntungan secara logistik, etik dan
ekonomis
9. Definisi
Komponen darah adalah bagian-bagian darah yang
dipisahkan dengan cara fisik/mekanik tanpa menambahkan
bahan kimia ke dalamnya (dengan cara
pengendapan/pemutaran)
Derivat darah/plasma adalah bagian-bagian darah yang
dipisahkan dengan cara kimiawi (menambahkan bahan kimia
pada proses pembuatannya)
10. Manfaat Komponen Darah
Pasien hanya mendapat komponen darah yang
diperlukan
Mengurangi reaksi tranfusi
Mengurangi volume tranfusi
Meningkatkan efisiensi penggunaan darah
11. Macam Komponen Darah
Komponen seluler
Darah utuh (WB)
Darah merah pekat (PRC)
Trombosit pekat (TC)
Leukosit pekat (Buffy Coat)
Komponen non seluler
Plasma segar beku (FFP)
Kriopresipitat
14. Darah Utuh/Whole Blood
(WB)
Komposisi utama: eritrosit, trombosit & faktor
pembekuan
Volume: 250 ml, 350 ml, 450 ml
Suhu simpan 4±20
C
< 24 jam (suhu ruang)
Tujuan : meningkatkan eritrosit & plasma
Peningkatan Hb post tranfusi 450 ml 0,9 ± 0,12 g/dl
Peningkatan hematokrit 3-4%
15. Indikasi WB
Darah utuh digunakan untuk mengganti
kehilangan eritrosit yang disertai
penurunan volume darah dalam sirkulasi
Darah ini umumnya diberikan pada
perdarahan yang melebihi 25 % volume
darah
16. TRANFUSI WB
Digunakan bila:
1. Kadar Hb 7g/dl s.d 10 g/dl bila:
- Perdarahan masif
- Sesak, lemah, angina, syncope.
2. Perioperative dgn Hb < 7g/dl
3. Kehilangan darah akut yang menyebabkan
hipovolaemia atau syok
17. Darah Merah Pekat/Packed Red Cell
(PRC)
Komposisi utama: eritrosit
Volume : 250-350ml
Suhu simpan 4±20
C
<24 jam (suhu ruang)
Tujuan : meningkatkan eritrosit
Manfaat:
- mengurangi volume transfusi
- memungkinkan transfusi cocok serasi tidak identik
golongsan darah ABO pada keadaan darurat
Peningkatan Hb dan Hematokrit sama dengan WB
18. Indikasi PRC
PRC diberikan pada penderita anemia disertai gejala
defisit oxygen carrying capacity tetapi tidak disertai
penurunan volume darah (hipovolemia) yaitu :
Anemia kronik (anemia aplastik, anemia pada lekemia,
thalassemia, mielofibrosis)
Gagal Jantung
Gagal Ginjal
o Transfusi diberikan sampai gejala–gejala defisit oxygen
carrying capacity hilang, biasanya sampai kadar Hb 8 -10 g/dl
19. TRANFUSI PRC
Digunakan bila:
Kadar Hb < 7g/dl, tanpa hipovolaemia
Kadar Hb 7g/dl s/d 10 g/dl bila terdapat
cardiac ischaemia atau gagal jantung karena
anemia
20. Trombosit Pekat/Thrombocyte
Concentrate (TC)
Komposisi utama: trombosit
Volume: 50 ml
Lama simpan: 3-5 hari
3 hari: tanpa goyangan
5 hari: dengan goyangan
Tujuan: meningkatkan trombosit
Peningkatan post tranfusi pada dewasa rata-rata 5000-
10.000/ul
Efek Samping : urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi
antigen trombosit donor
21. Indikasi TC
Perdarahan yang disebabkan oleh trombositopenia seperti
pada anemia aplastik, lekemia akut, transfusi masif.
Secara teoritis 1 unit dapat meningkatkan jumlah trombosit +
5000 /mm3.
Transfusi trombosit gunakanlah ‘infuse set’(tanpa filter)
dengan tetesan secepat mungkin sampai perdarahan berhenti.
Jangan digunakan ‘transfusion set’ karena trombosit akan
terperangkap pada filternya, sehingga hasil transfusi trombosit
akan sia-sia.
Dosis : 1 Unit/10 Kg BB
22. TRANFUSI TC
Transfusi pada gagal sumsum tulang ( leukemia ) :
trombosit < 10 .000 /uL
Transfusi terapi pada perdarahan yang tak
terkontrol:
Trombosit < 100.000 /uL
23. Leukosit Pekat
Komposisi utama: granulosit
Disiapkan dalam bentuk buffy coat
Volume : 50-80 ml
Suhu simpan: 20±20
C
Lama simpan: segera ditransfusikan dalam 24 jam
Tujuan: meningkatkan jumlah granulosit
Efek Samping: urtikaria, menggigil, demam
Jarang dipakai
24. Plasma Segar Beku/Fresh Frozen
Plasma (FFP)
Komponen utama: plasma & faktor pembekuan
Volume:150-220 ml
Suhu simpan:-180
C atau lebih rendah
Lama simpan: 1 (satu) tahun
Tujuan : meningkatkan faktor pembekuan
Tranfusi: -cocok gol darah ABO dengan eritrosit pasien
- 6 jam setelah dicairkan
Efek Samping: urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia
25. Indikasi FFP
Untuk koreksi perdarahan karena kekurangan faktor
pembekuan
Dosis:10 ml/KgBB pada 1jam pertama, kemudian
1ml/KgBB/jam
Pemberian plasma tidak memerlukan reaksi silang,
tetapi golongan darah plasma donor dan resipien harus
sama.
26. Kriopresipitat
Komponen utama : faktor VIII, XIII, Von Willbrand &
fibrinogen
Suhu simpan: -180
C atau lebih rendah
Lama simpan: 1 (satu) tahun
Tujuan: meningkatkan faktor VIII, XIII, von willbrand,
fibrinogen
Tranfusi:
- Golongan darah plasma donor dan resipien harus sama
- Dalam waktu 6 jam setelah dicairkan
Efek Samping: demam, alergi
29. Uji Kompatibilitas pada
pretransfusion
Tahapan uji kompatibilitas pretranfusi:
Pengambilan darah sesuai prosedur
Mereview riwayat transfusi pasien
Pemeriksaan golongan darah & Rh
Crossmatching (uji cocok serasi)
Skrining antibodi
Pemberian transfusi
30.
31.
32. Penggolongan Darah ABO
Untuk menentukan golongan darah ABO resipien:
eritrosit harus dites dgn anti-A & anti-B (monoklonal)
Jika transfusi dibutuhkan sebelum resolusi dapat di
berikan eritrosit gol O negatif
36. Metode SLIDE
Reagensia:
• Antisera A
• Antisera B
• Antisera AB
Alat:
• Obyek gelas bersih
• Pipet tetes
• Batang pengaduk bersih
• Kertas tissue
• Kaca pembesar (kalau diperlukan)
37. Teteskan antisera
masing-masing 1 tetes
Anti-A Anti-B Anti-AB
tambahkan darah utuh a/
suspensi eritr (menurut leaflet)
masing-masing 1 tetes
Aduk, goyang 2 menit
kmd amati tdp aglutinasi a/
tidak
Ø 20-40 mmTechnical Manual, 10th
.ed, AABB, 1990
1
2
3
Sel pasien
METODE SLIDE
Beri label sebelumnya!!
38. Interpretasi
Positif : ada aglutinasi (jenis golongandarah
sesuai dengan jenis antiseranya); tjd reaksi
Ag-Ab
Negatif : tidak ada aglutinasi (jenis golongan
darah tdk sesuai dengan jenis antiseranya);
tdk tjd reaksi Ag-Ab
40. RHESUS
Menurut Fisher & Race pada Rhesus terdapat 3
pasang allelic genes yaitu : Dd, Cc, & Ee
Golongan darah Rhesus antigen D atau C atau E
Antigen D antigen Rhesus yang terkuat.
Rhesus positif (+) ada antigen D
Rhesus negatif (-) tidak ada antigen D
41. Masuknya darah Rh (+) kedalam Rh (-) antibodi anti-Rh
(isoimunisasi).
Antibodi ini tidak berbahaya bagi orang yang menghasilkannya,
tetapi mungkin menimbulkan masalah bila ditransfusikan dengan
darah Rh (+) atau kehamilan berikutnya janinnya Rh (+),
karena antibodi tersebut akan menghancurkan eritrosit donor
atau melewati plasenta.
Frekuensi golongan darah Rhesus
Kulit putih ( Caucasian ) : 85 % Rhesus positif
15 % Rhesus negatif
Negro Amerika : 90 % Rhesus positif
Indonesia : 99,9 % Rhesus positif
0,1 % Rhesus negatif
42. REAKSI SILANG
(Crossmatch)
Reaksi silang adalah salah satu pemeriksaan yang
sangat penting dan mutlak harus dikerjakan sebelum
pelaksaan transfusi darah.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk :
Konfirmasi golongan darah donor dan resipien
Memberi manfaat transfusi bagi pasien
Mencegah kejadian reaksi hemolitik
43. Reaksi silang terdiri atas:
Reaksi silang mayor (Eridonor+ serum resipien)
Reaksi silang minor (serum donor+ eri resipien)
44. Reaksi silang terdiri 3 tahap :
1. Reaksi silang salin.
Tes ini bertujuan untuk melihat kecocokan
antibodi alami (IgM) dengan Ag eritrosit antara
donor dan resipien.
Hasil reaksi silang yang negatif menunjukkan
terdapat kecocokan (kompatibel) antara darah
donor dan resipien.
45. 2. Reaksi silang albumin
Untuk mendeteksi antibodi anti-Rh dan
meningkatkan sensitifitas tes antiglobulin.
3. Reaksi silang antiglobulin
Untuk mendeteksi IgG yang dapat
menimbulkan masalah dalam transfusi yang
tidak dapat terdeteksi baik dengan medium
salin maupun albumin.
46. Pelaksanaan Transfusi
Penderita dipersiapkan dengan pemasangan infus lar.
NaCl 0,9% (saline) menggunakan ‘transfusion set’
Penderita diukur tekanan darah, nadi, nafas, suhu tubuh
& waktu mulai transfusi
Perhatikan warna plasma darah (Bila berwarna coklat
kehitaman atau keruh jangan diberikan)
Cocokkan dengan teliti identitas penderita dengan label
pada kantong darah (nama penderita, nomor register &
hasil reaksi silangnya) kebanyakan reaksi hemolitik
disebabkan oleh kesalahan identifikasi penderita
47. Mengawasi keadaan umum, keluhan, perubahan tekanan
darah, nadi, nafas dan suhu tubuh pasien (ulang tiap 15
menit)
Monitor tanda-tanda reaksi transfusi
Kecepatan :20 - 40 tetes/menit)/1 kantong darah < 4
jam
atau 1cc/kg BB/jam
Pada transfusi cepat (lebih dari 1 liter/2 jam) perlu
dihangatkan 37 C
Setelah transfusi selesai diperiksa lagi tekanan darah,
nadi,nafas, suhu tubuh dan waktu selesai transfusi
48. Resiko Transfusi
Resiko transfusi meliputi:
Reaksi transfusi cepat, yang timbul selama
transfusi sampai 48 jam sesudahnya.
Reaksi transfusi lambat, yang timbul setelah
lebih dari 48 jam pasca transfusi.
Hipervolemia (circulatory overload)
Penularan penyakit
49. Reaksi Transfusi Cepat
Reaksi panas
Reaksi alergi
Reaksi anafilaktik
Reaksi transfusi hemolitik
Transfusion Related Acute Lung Injury
(TRALI)
Reaksi septik