pembelajaran transfusi darah..
materi persiapan darah dilakukan praktikan.
dimana siswa mempersiapkan darah yang akan dipisahkan antara serum dengan eritrosit.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pemeriksaan darah transfusi.
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusDewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi pemeriksaan golongan darah dilakukan praktikan dengan menggunakan metode tabung.
dimana siswa melakukan pemeriksaan dengan menggunakan eritrosit pekat yang sudah dilakukan pengenceran yaitu 2% dan 5%.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pencocokan tipe golongan darah transfusi.
pembelajaran transfusi darah..
materi persiapan darah dilakukan praktikan.
dimana siswa mempersiapkan darah yang akan dipisahkan antara serum dengan eritrosit.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pemeriksaan darah transfusi.
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusDewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi pemeriksaan golongan darah dilakukan praktikan dengan menggunakan metode tabung.
dimana siswa melakukan pemeriksaan dengan menggunakan eritrosit pekat yang sudah dilakukan pengenceran yaitu 2% dan 5%.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pencocokan tipe golongan darah transfusi.
SOal latihan OSCE Patologi Klinik , kumpulan soal soal latihan OSCE clinical pathologist, powerpoint slide, presentation, BDKT, blood bank, haematology, lecture, examination, good score, medical, medicina, biomedical, student, college, south sulawesi
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
materi sosialisai perencanaan visi misi satuan pendidikan.pptx
Rifno hidayad 13300084
1. Nama : Rifno hidayad
NIM : 13300084
Kelas : A.5.2
PENGERTIAN TRANSFUSI DARAH:
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari donor yang sehat kepada penderita.
Suatu proses memasukkan darah (komponen darah) dari satu individu (donor) ke individu lain
(resipien) untuk tujuan pen gobatan.
SEJARAH SINGKAT TRANFUSI DARAH:
Praktek transfusi darah mulai dikenal pada abad ke 17 sejak Richard Lower , seorang mahasiswa
di Oxford pada tahun 1665 berhasil melakukan transfusi darah dari binatang ke binatang lainnya. Tahun
1666, Robert Boyle melakukan transfusi dari arteri karotis seekor anjing ke vena jagularis anjing lainnya
secara langsung.
Transfusi darah terhadap manusia dimulai pada tahun 1667 di Inggris, ketika Lower dan Edmun
mentransfusikan darah domba ke manusia.
Transfusi darah secara langsung dari donor kepada pasien perdarahan post partum menggunakan
syringe terjadi tahun 1818 ketika JamesBlundell lulus spesialis Obstetrik di Universitas Edinburgh. Pada
tahun 1912, AlexCarrel berhasil mendpatkan nobel karena mempublikasikan percobaannya mengenai
transfusi secara langsung melalui anastomosis arteri-vena memakai kanula.
Kemajuan transfusi didukung oleh penemuan:
1. Golongan darah (1900) oleh Karl Landsteiner
2. Antikoagulan (citrat)
3. Glukosa memperpanjang masa hidup eritrosit
Tujuan Transfusi Darah:
2. 1. Meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen (transfusi darah dapat meningkatkan
kadar Hb dalam darah, fungsi dari Hb adalah mengangkut oksigen
2. Memperbaiki volume darah tubuh.
3. Memperbaiki kekebalan dalam tubuh. Pemberian transfusi darah dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh kita, hal ini karena dalam darah mempunyain komponen leukosit yang berperan
sebagai makrofag (pemakan antigen atau zat asing)
4. Memperbaiki masalah pembekuan. Pemberian transfusi dapat meningkatkan fungsi trombosit yang
berperan penting dalam pembekuan darah, sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan.
Indikasi Transfusi Darah:
1. Perdarahan
2. Anemia berat
3. Trombositopenia
4. Leukemia
5. Hemofilia
6. Hemolitic Desease of the Newborn (HDN)
A. JENIS DONOR
Jenis Donor Darah:
1. Donor Darah Bayaran
2. Donor Darah Pengganti
3. Donor Darah Sukarela
1. Donor Darah Bayaran
Donor darah bayaran adalah pendonor akan mendonorkan darahnya dengan bayaran atau imbalan.
3. Kerugian yang di timbulkan akibat Donor Bayaran :
Jumlah donor sangat sedikit sekali dibandingkan dengan kebutuhan darah yang jauh lebih besar,
sehingga orang-orang ini akan memasang tarif yang tinggi umumnya tidak terjamin mutunya. Resiko
penularan penyakit sangat tinggi.
2. Donor Darah Pengganti
Donor darah pengganti (DDP) adalah seseorang yang diminta menyumbangkan darahnya kepada
seseorang dan ia tahu kepada siapa darah tersebut dia berikan. Umumnya langkah ini benar-benar darurat,
bila darah di UDD PMI tidak tersedia.
3. Donor Darah Sukarela
Donor Darah Sukarela (DDS) adalah seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela
tanpa pamrih untuk berkepentingan masyarakat tanpa membedakan agama, suku bangsa, golongan, warna
kulit, dan jenis kelamin. DDS inilah yang paling dianjurkan karena selain halal, juga aman dan
berperikemanusiaan.
B. SYARAT DONOR DARAH
Syarat-syarat teknis menjadi donor darah:
1. Umur 17-60 tahun( usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari
orang tua)
2. Berat badan minimal 45 kg
3. Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius
4. Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg
5. Denyut nadi teratur yaitu sekitar 50 – 100 kali/ menit
6. Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram
7. Jumlah penyumbangan per tahun paling banyak lima kali dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya
tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum donor.
4. Seseorang tidak boleh menjadi donor darah pada keadaan:
1. Pernah menderita hepatitis B
2. Dalam jangka waktu enam bulan sesudah transfuse
3. Sedang hamil dan dalam jangka waktu enam bulan sesudah persalinan
4. Sedang menyusui
5. Ketergantungan obat
6. Alkoholisme akut dan kronis
7. Mengidap Sifilis
Pengambilan Darah:
1. Alat-alat harus steril, sistem pengambilan tertutup
2. Pengambilan di vena lengan kanan / kiri
3. Kantong darah telah diberi antikoagulan dan nomer
4. Sampel untuk px. lab diambil dari segmen selang darah
5. Label pada kantong darah :
jenis/ komponen darah
nomer kantong dan jenis antikoagulan
volume darah
suhu simpan
tanggal kadaluarsa darah
gol darah ABO, Rh dan pem HBsAg
Warna label : putih (A), biru (B), kuning (AB), merah (O)
Pemberitahuan Setelah Donor:
1. Minum lebih banyak cairan
2. Menjaga plester selama 12 jam
3. Tidak boleh minum alkohol
4. Lemah atau pusing > UTD
5. Hindari kegiatan berat 24 jam
Penyimpanan Darah:
Rantai dingin = ‘Cold Chain’ bertujuan:
5. Memelihara kehidupan & fungsi kandungan darah
Mencegah perubahan fisik yg merusak kandungan darah
Mengurangi kontaminasi bakteri seminimal mungkin
C. GOLONGAN DARAH SYSTEM ABO
Penggolongan Darah (ABO)
1. Metode slide (cell & serum grouping)
2. Metode tabung (cell & serum grouping)
Metode Slide:
1. Cell grouping
Reagensia:
Antisera A
Antisera B
6. Antisera AB
2. Serum grouping
Reagensia:
Sel A
Sel B
Sel AB
Sel O
Alat:
1. Obyek gelas bersih
2. Pipet tetes
3. Batang pengaduk bersih
4. Kertas tissue
5. Kaca pembesar (kalau diperlukan)
CELL GROUPING METODE SLIDE:
7. CELL GROUPING METODE TABUNG:
INTERPRETASI:
Positif : Ada aglutinasi
(jenis golongan darah sesuai dengan jenis antiseranya); terjadi reaksi Ag-Ab
Negatif : Tidak ada aglutinasi (jenis golongan darah tdk sesuai dengan jenis antiseranya); tidak
terjadi reaksi Ag-Ab
REAKSI AGLUTINASI:
8. Faktor Risiko Kesalahan dalam Pemeriksaan:
1. Preparasi suspensi sel kurang benar suspensi sel terlalu berat a/ terlalu ringan
2. Reagen tidak ditambahkan ke tabung pemeriksaan
3. Pencampuran dalam sampel
4. Gagal mengenali hemolisis sbg hasil yang positif
5. Gagal meresuspensi ‘cell button’ secara lengkap
6. Pembacaan jendalan fibrin plasma sebagai hasil positi
Kesalahan interprestasi hasil
7. Kesalahan mengikuti prosedur/petunjuk dari pabrik
D. GOLONGAN DARAH SISTEM RHESUS
PENGGOLONGAN DARAH (RHESUS):
Antigen D:
9. Rh positive dan Rh negative
Istilah ini tergantung dari ada tidaknya antigen D
Antigen D hanya ada di eritrosit saja
SISTEM RHESUS:
Sampai saat ini dikenal 6 Ag: C & c, D & d, E & e
Kombinasi: CDe, cDE, cDe, CDE, cdE, CdE, cde, Cde (terbanyak CDE, cDE, cde)
Rhesus (-
Golongan Darah Rhesus (Rh):
D + : gol darah Rh +, mempunyai Ag D
D - : gol darah Rh - , genotipe cde/cde, tdk mempunyai Ag D, mampu membentuk Anti D
bila terjadi pemaparan dg eritrosit Rh +
weak D : Rh + lemah, bereaksi lambat, sering keliru dengan D-E.
CROSSMATCHING
Reaksi Silang (Crossmatch):
Merupakan bagian dari tes kompatibilitas
Tes kompatibilitas mengandung:
Review riwayat blood bank pasien & catatan pasien sebelumnya (transfusi,
kehamilan)
Penggolongan darah ABO & Rh
Skrining antibodi Reaksi silang
Kegunaan Reaksi Silang:
Cek final kompatibilitas ABO antar donor & pasien
10. Mendeteksi antibodi dlm serum penderita yg akan bereaksi dg Ag donor, yg tak terdeteksi
dg tes skrining Ab
Reaksi silang terdiri atas 2 macam :
Reaksi Mayor : reaksi antara eritrosit donor dengan serum resipien
Reaksi Minor : reaksi antara eritrosit resipien dengan serum donor
FASE REAKSI SILANG: