Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai toksoplasmosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menginfeksi manusia dan hewan melalui konsumsi daging mentah atau tanah yang terkontaminasi oleh oosista yang dikeluarkan kucing. Gejala klinisnya tidak spesifik dan sering menyerupai penyakit lain. Diagnosis melibatkan tes serologi dan PCR, sedangkan pencegahannya meliputi memasak daging hing
1. TOKSOPLASMA GONDII:
PENULARAN, DIAGNOSIS DAN
PENCEGAHAN
Hanna Efrida
Harahap
MagisterKedokteranTropis
FakultasKedokteran
UniversitasSumateraUtara
Parasite Biology, Epidemiology, and Systematics Laboratory,
Animal and Natural Resources Institute, Agricultural
Research Service, U.S. Department of Agriculture, Beltsville,
Maryland 20705–2350, USA
D. Hill dan
JP Dubey
NIM
227027001
2. PENDAHULUAN
• Toksoplasmosis, disebabkan oleh parasit protozoaToksoplasma
gondii,adalah salah satu infeksi parasit yang paling umum pada
manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Telah ditemukan
di seluruh dunia dari Alaska ke Australia. Hampir sepertiga umat
manusia telah terpapar parasit ini. Pada kebanyakan orang
dewasa tidak menyebabkan penyakit serius, tetapi dapat
menyebabkan kebutaan dan keterbelakangan mental pada anak
anak yang terinfeksi sejak lahir dan penyakit yang
menghancurkan pada individu dengan gangguan kekebalan
ParasiteBiology,Epidemiology,andSystematicsLaboratory,AnimalandNaturalResourcesInstitute,
AgriculturalResearchService,U.S.DepartmentofAgriculture,Beltsville,Maryland20705–2350,USA
3. Amerika Serikat & Inggris 16-40
%
Amerika Tengah dan Selatan, Benua Eropa 50 –
80 %
Infeksi Toxoplasma gondii tersebar luas pada
manusia, meskipun prevalensinya sangat bervariasi dari
satu tempat ke tempat lain.
.
Cultural habits dari suatu populasi dapat mempengaruhi akuisisi
infeksi T. gondii dari jaringan daging yang kurang matang
Prevalensi antibodi terhadap T. gondii sangat tinggi di Prancis, di
mana masyarakatnya cenderung mengonsumsi produk daging
mentah atau setengah matang
PENYEBARAN
Prevalensi infeksi T. gondii bervariasi dari tempat ke
tempat, dengan perkiraan berkisar antara 16-80% di
berbagai wilayah.
4. TOXOPLASMA GONDII
Definisi
• Toxoplasma gondii merupakan parasit intraseluler obligat dari kelompok protozoa
yang dapat menginfeksi manusia dan seluruh hewan berdarah panas yang
ditemukan hampir di seluruh dunia. Parasit ini menyebabkan penyakit
toksoplasmosis.
Hospes definitif:Family Felidae (kucing domestik).
Hospes perantara: Manusia,mamalia lainnya (ternak), burung,ikan
Taksonomi
Kingdom :Protista
Subkingdom :Protozoa
Phylum : Apicomplexa
Class :Sporozoasida
Order :Eucoccidiorida
Family : Sarcocystidae
Genus :Toxoplasma
Species : gondii
5. SIKLUS HIDUP
Siklus hidup T. gondii melibatkan dua inang, yaitu Inang
Definitif dan Inang Perantara.
Kucing domestik adalah Inang Definitif, di mana parasit
berkembang biak secara seksual dan menghasilkan
oosista yang dikeluarkan dalam feses.
Inang perantara, seperti tikus, burung, dan mamalia
lainnya, terinfeksi dengan mengonsumsi oosista yang
terkontaminasi di lingkungan.
Setelah masuk ke dalam tubuh inang perantara, oosista
akan melepaskan sporozoit yang akan menyebar ke
seluruh tubuh dan membentuk jaringan kistik. Jaringan
kistik ini dapat bertahan dalam tubuh inang perantara
selama bertahun-tahun dan dapat menyebabkan infeksi
laten.
Inang perantara dapat ditelan oleh inang definitif, seperti kucing,
dan parasit akan berkembang biak secara seksual di dalam usus
kucing dan menghasilkan oosista yang dikeluarkan dalam feses.
Oosista yang dikeluarkan oleh kucing dapat mencemari lingkungan
dan menyebabkan infeksi pada inang perantara lainnya.
6. CARA PENULARAN INFEKSI TOXOPLASMA GONDII
Manusia dapat terinfeksi Toxoplasma gondii dengan cara mengonsumsi daging yang kurang matang atau
makanan dan air yang terkontaminasi dengan oosista dari feses kucing yang terinfeksi.
Infeksi juga dapat terjadi melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi dengan oosista T. gondii yang
diekskresikan dalam feses kucing. Oocyst-transmitted infections dapat lebih parah daripada infeksi yang
disebabkan oleh tissue cyst.
Selain itu, kucing domestik adalah sumber utama kontaminasi lingkungan karena oosistasi terjadi paling
banyak pada kucing domestik.
Kucing dapat mengeluarkan jutaan oosista setelah mengonsumsi satu bradizoit atau satu tissue cyst, dan
banyak tissue cyst dapat hadir dalam satu tikus yang terinfeksi
7. Oleh karena itu, untuk mencegah infeksi pada manusia, semua daging harus dimasak dengan
baik sebelum dikonsumsi, sarung tangan harus dipakai saat berkebun, dan kotak pasir yang
digunakan oleh anak-anak harus ditutup saat tidak digunakan untuk mencegah paparan tanah
yang terkontaminasi dengan oosista T. gondii yang diekskresikan dalam feses kucing
Wanita hamil, anak-anak, dan individu yang
kekebalannya menurun sebaiknya menghindari kotak
pasir sama sekali.
Namun, jurnal ini juga menyebutkan bahwa penularan toksoplasmosis dari makan daging
mentah atau menelan oosista dari feses kucing masih kontroversial
8. GEJALA KLINIS INFEKSI TOXOPLASMA GONDII
Jurnal ini menjelaskan bahwa gejala klinis toksoplasmosis pada manusia tidak spesifik dan sering
menyerupai penyakit infeksi lainnya.
Gejala klinis yang paling
sering diamati adalah :
• Pembengkakan kelenjar
getah bening
(limfadenopati) yang dapat
disertai dengan demam,
• Kelelahan
• Nyeri otot
• Sakit tenggorokan
• Sakit kepala
Selain itu, infeksi toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala lain
seperti koroiditis, hidrosefalus, kejang, dan kalsifikasi intra-
serebral. Hidrosefalus adalah lesi yang paling dramatis tetapi paling
jarang terjadi pada toksoplasmosis. Sedangkan, lesi yang paling
umum pada toksoplasmosis kongenital adalah penyakit mata.
9. Pada individu yang kekebalannya menurun, seperti pasien dengan AIDS,
toksoplasmosis dapat menyebabkan ensefalitis yang dapat menyebabkan sakit
• Kepala
• Kebingungan
• Kelemahan pada satu sisi tubuh,
• Perubahan refleks
• Kejang
Lesi yang paling umum pada toksoplasmosis pada pasien dengan AIDS adalah
nekrosis, terutama di talamus. Namun, banyak infeksi toksoplasmosis pada
manusia tidak menunjukkan gejala klinis dan seringkali tidak terdiagnosis.
Oleh karena itu, diagnosis toksoplasmosis harus didukung oleh hasil tes diagnostik yang akurat dan interpretasi yang hati-hati.
10. Gejala klinis yang paling sering diamati pada
wanita hamil adalah pembengkakan kelenjar
getah bening (limfadenopati) yang dapat
disertai dengan demam, kelelahan, nyeri otot,
sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Selain
itu, infeksi toksoplasmosis pada wanita hamil
dapat menyebabkan komplikasi serius pada
janin, terutama jika infeksi terjadi pada
trimester pertama kehamilan.
Infeksi pada trimester I dapat menyebabkan keguguran, kelainan kongenital,
dan kematian janin.
Infeksi pada trimester II dan III dapat menyebabkan kelainan
pada bayi yang lahir, seperti keterbelakangan mental, kejang,
dan masalah penglihatan. Namun, banyak infeksi
toksoplasmosis pada wanita hamil tidak menunjukkan gejala
klinis dan seringkali tidak terdiagnosis.
Oleh karena itu, diagnosis toksoplasmosis pada wanita hamil harus didukung oleh hasil tes diagnostik yang
akurat dan interpretasi yang hati-hati. Wanita hamil sebaiknya menghindari makan daging mentah atau
setengah matang, serta menghindari kontak dengan kucing dan kotak pasir mereka untuk mencegah infeksi
toksoplasmosis.
11. DIAGNOSIS
Metode Diagnostik = Deteksi Antibodi T.Gondi dalam serum = Tes
Serologi seperti Sabin-Feldman dye test
= Indirect Hemagglutination Assay
= Indirect Fluorescent Antibody Assay (IFA)
= Direct Agglutination Test
= Latex Agglutination Assay Test (LAT)
= Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA)
= Immunoserbent Agglutination Assay Test (IAAT).
Tes serologis ini dapat mendeteksi
antibodi humoral dan dapat dimodifikasi
untuk mendeteksi antibodi
immunoglobulin M (IgM) yang muncul
lebih awal setelah infeksi. Namun,
deteksi antibodi hanya menunjukkan
bahwa individu tersebut pernah
terinfeksi pada waktu yang lalu dan
tidak dapat menunjukkan apakah
infeksi tersebut masih aktif atau tidak.
12. Tes PCR dapat digunakan untuk mendeteksi DNA T. gondii
dari jaringan biopsi, cairan cerebrospinal, darah janin, dan
cairan amnion
PCR dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi akut dan
kronis, serta untuk diagnosis prenatal pada janin yang
terinfeksi secara kongenital.
Metode histologis meliputi pemeriksaan mikroskopis dari jaringan
biopsi atau sampel post-mortem untuk mencari tachyzoites atau
bradyzoites T. gondii.
Metode ini juga dapat dilakukan dengan pewarnaan khusus
seperti Giemsa stain, silver stain, atau periodic acid Schiff (PAS)
staining.
Metode diagnostik yang paling efektif adalah kombinasi dari
beberapa metode, seperti tes serologis dan PCR atau tes
histologis dan PCR
Namun, diagnosis toksoplasmosis tidak selalu mudah karena tanda
klinisnya tidak spesifik dan sering menyerupai penyakit infeksi lainnya.
Oleh karena itu, diagnosis toksoplasmosis harus didukung oleh hasil tes
diagnostik yang akurat dan interpretasi yang hati-hati.
13. PENCEGAHAN
Mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum melakukan aktivitas lain setelah
menangani daging mentah atau setengah
matang
. Mencuci semua peralatan yang digunakan
untuk memotong atau menyiapkan daging
mentah dengan sabun dan air
Memasak daging hingga matang dengan suhu minimal 67 derajat
Celsius
Menghindari kontak dengan kucing dan kotak pasir mereka, terutama
bagi wanita hamil, anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah.
Menutup kotak pasir kucing ketika tidak digunakan untuk
mencegah paparan terhadap oosista T. gondii yang terdapat
dalam feses kucing.
14. Menghindari makan daging mentah atau setengah matang, terutama
bagi wanita hamil, anak-anak, dan orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah
Memakai sarung tangan saat berkebun atau melakukan
aktivitas yang melibatkan tanah yang terkontaminasi oosista
T. gondii
Memasak telur hingga matang sebelum
dikonsumsi.
Menjaga kebersihan lingkungan dan membuang
sampah dengan benar untuk mencegah penyebaran
oosista T. gondii.
Pencegahan infeksi T. gondii
sangat penting terutama bagi
wanita hamil dan orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang
lemah, karena infeksi dapat
menyebabkan komplikasi serius
pada kesehatan.