Dokumen tersebut membahas tentang infeksi menular seksual (IMS), termasuk penyebabnya (virus dan bakteri), gejala dan tanda umum, serta penatalaksanaannya pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
1.
2. ANGGOTA KELOMPOK :
1. BUNGA HALIMATUS SA’DIYAH (062)
2. HELENA REKA FATRICIA (063)
3. ALDHEA MASCHULA (064)
4. DESY TRI VIDYA FATMA (065)
5. RIZKA HAFIDZOH ISNAINI (066)
6. ARDILAH YORIS ADILA (067)
7. RIRI AYU PUTRI DISTIANA (068)
8. AMERA SAHDA RAHIMA A. (069)
3. DEFINISI
Infeksi menular Seksual ( IMS ) adalah berbagai infeksi yang dapat menular
dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Semua teknik
hubungan seksual baik lewat vagina, dubur, atau mulut baik berlawanan
jenis kelamin maupun dengan sesama jenis kelamin bisa menjadi sarana
penularan penyakit kelamin.
4. PATOFISIOLOGIS
● Flora normal wanita usia subur didominasi oleh Lactobacillus
● • Saat pubertas, kadar estrogen meningkat dan menstimulasi
pengambilan / upake glycogen oleh sel epitel vagina.
● • Glycogen merupakan sumber nutrisi utama bagi Lactobacillus
● • Lactobacillus menghasilkan asam laktat dan H2O2
● • Sel epitel vagina juga menghasilkan asam laktat sebagai produk dari
proses glikolisis. Kedua hal inilah yang membuat vagina dalam kondisi
asam
● •
5. ● Peroksida sendiri bersifat toksik terhadap spesies bakteri lainnya
● • Sedangkan Lactobacillus merupakan bakteri dengan kemampuan
virulensi rendah, sehingga predominansi nya dianggap mempunyai
efek protektif terhadap infeksi vagina atau pelvis. hal inilah yang
mempersulit diagnosis BV pada wanita pasca menopause.
● • Saat menopause, kadar estrogen menurun sehingga Lactobacillus
menjadi tidak dominan.
● • Berkurangnya jumlah Lactobacillus
● • Berkurangnya produksi H2O2 Berlebihnya pertumbuhan bakteri
yang terkait BV Peningkatan pH INFEKSI MENULAR SEKSUAL
6. PENYEBAB
Penyakit menular seksual disebabkan oleh beberapa
virus dan bakteri yang menyebar melalui cairan tubuh
seperti :
1. treponema pallidum (sifilis),
2. neisseria gonorrhoeae (gonore),
3. clamidia trachomatis (klamidia),
4. human papilomavirus (kutil kelamin),
5. human immunodeficiency virus (HIV).
7. Berdasarkan penyebabnya, Infeksi menular seksual di bedakan menjadi empat
kelompok yaitu:
1. IMS yang disebabkan bakteri, yaitu: Gonore, infeksi genital non spesifik, Sifilis,
Ulkus Mole, Limfomagranuloma Venerum,Vaginosis bakterial
2. IMS yang disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalis, Kondiloma Akuminata,
Infeksi HIV, dan AIDS, Hepatitis B, Moluskus Kontagiosum.
3. IMS yang disebabkan jamur, yaitu: Kandidiosis genitalis
4. IMS yang disebabkan protozoa dan ektoparasit, yaitu: Trikomoniasis, Pedikulosis
Pubis, Skabies.
8. 1. Gonore
merupakan IMS yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi
saluran kelamin wanita dan organ reproduksi. Gejala yang timbul saat terinfeksi
gonore :
a. Nyeri ketika berkemih dan keluarnha cairan dari vagina
b. Keluar nanah dari leher rahim, uretra atau kelenjar di sekitar lubang vagina
c. ada infeksi leher rahim, rahim, saluran indung telur, uretra dan rektum;
d. menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri ketika melakukan hubungan
seksual
TANDA DAN GEJALA
9. 2. HIV / AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan IMS yang menyerang sistem kekebalan
tubuh (sel darah putih) sementara AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome
merupakan kumpulan gejala menurunnya kekebalan tubuh karena HIV. Adapun gejala atau
tanda yang timbul;
demam selama 3-6 minggu saat mendapat kontak pertama dengan virus HIV. Lalu kondisi
membaik selama bertahun-tahun kemudian
perlahan kekebalan tubuh menurun sampai jatuh sakit karena demam yang berulang
di kondisi yang semakin menurun penderita mengalami nafas pendek, batuk, nyeri dada,
jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, terjadi gangguan pada persyarafan central,
mengalami virus cacar air atau cacar api, bahkan ada yang mengalami infeksi jaringan
rambut pada kulit.
10. 3. Sifilis
Merupakan IMS yang disebabkan oleh Treponema pallidum memiliki gejala;
Primer : Ulkus/luka/tukak, biasanya soliter, tidak nyeri, batasnya tegas, ada indurasi dengan
pembesaran kelenjar getah bening regional (limfadenopat)
Sekunder : Bercak merah polimorfik di telapak tangan dan telapak kaki, lesi kulit papuloskuamosa
dan mukosa, demam, malaise, limfadenopati generalisata, kondiloma lata, patchyalopecia,
meningitis, uveitis, retinitis
Laten : Asimtomatik
Tersier Gumma : Destruksi jaringan di organ dan lokasi yang terinfeksi
Tersier Kardiovaskular : Aneurisma aorta, regurgitasi aorta, stenosis osteum
Tersier Neurosifilis : Bervariasi dari asimtomatis sampai nyeri kepala, vertigo, perubahan
kepribadian, demensia, ataksia, pupil Argyll Robertson
11. E. Komplikasi pada kesehatan reproduksi wanita
Infeksi Menular Seksual dapat menyebabkan beberapa
komplikasi berikut:
1. Nyeri panggul
2. Radang panggul
3. Infertilitas
4. Kanker serviks
5. Kanker anus
6. Sumbatan pada saluran telur
12. . Penatalaksanaan pada kehamilan, persalinan dan nifas
SIFILIS
Kehamilan : Untuk sifilis primer, sekunder dapat diberikan Benzathine
benzylpenicillin 2,4 juta IU, injeksi IM dosis tunggal. Jika alergi terhadap
penisilin maka bisa diberikan Eritromisin 500 mg per oral,4 kali/hari
selama 14 hari. Sementara untuk sifilis stadium laten lanjut dosis yang
diberikan lebih tinggi yaitu 7,2 juta IU penisilin G yang dibagi dalam 3
dosis, 1 2,4 juta IU per minggu selama 3 minggu berturut-turut. Dan jika
alergi berikan Eritromisin 500 mg per oral,4 kali/hari minimal 30 hari.
13. Nifas : Untuk sifilis kongenital pada neonatus dapat diberikan aquaeous
crystallin penicilin 100.000-150.000 IU per KgBB per hari atau prokain
penisilin 50.000 IU per KgBB per hari selama 10-14 hari dibagi 2 dosis.
14. Nifas : Untuk mencegah gonoblenorea pada neonatus, maka semua neonatus kedua
matanya diberi salep eritromisin atau kloromisetin dalam dosis tunggal.
GENORE
Kehamilan : Pemberian prokain penisilin G dalam aquadest sebanyak 4,8 juta
IU intramuskular, diberikan dalam dosis tunggal. Dapat pula diberikan
ampisilin per oral 3,5 gram dosis tunggal. Apabila alergi penisilin dapat
diberikan eritromisin 4 kali sehari 0,5 gram selama 5-10 hari atau
kanamisin 2 gram IM
15. HIV / AIDS
a. Kehamilan : Highly active anti-retroviral therapy (HAART) adalah kemoterapi antivirus
yang disarankan oleh WHO untuk ibu hamil, Obat yang boleh digunakan untuk ibu hamil
adalah ;
o Lamivudine (3TC) 150 mg dan zidovudine (ZDV) 250 mg untuk golongan nucleoside
reverse transcriptase inhibitors (NRTIs),
o Nevirapine (NVP) 200 mg untuk golongan non-NRTIs (NNRTIs) Indinavir 800 mg dan
nelfinavir 750 mg untuk golongan protease inhibitors (PI).
16. Persalinan : Semua ibu hamil dengan HIV positif disarankan untuk melakukan
persalinan dengan seksio sesaria. Infus ZDV diberikan secara IV selama
persalinan elektif seksio sesaria dengan dosis 2 mg/kg selama 1 jam, diikuti
dengan 1 mg/kg sepanjang proses kelahiran. Pada persalinan ini, infus ZDV
dimulai 4 jam sebelumnya dan dilanjutkan sampai tali
pusar terjepit. National Guidelines menyarankan pemberian antibiotik peripartum
pada saat persalinan untuk mencegah terjadinya infeksi. Persalinan pervaginama
yang direncanakan hanya boleh dilakukan oleh wanita yang mengkonsumsi
HAART dengan viral load <50 kopi/mL. Pada persalinan pervaginam,
amniotomi harus dihindari, tetapi tidak jika proses kelahiran kala 2 memanjang
17. a. Nifas : Ibu menghindari kontak langsung dengan bayi. Dan diberikan
dosis terapi antibiotik profilaksis, ARV dan imunosuportif. Kombinasi
single dose NVP 200 mg dengan 3TC 150 mg tiap 12 jam, dan dilanjutkan
ZDV/3TC kurang lebih selama 7 hari pospartum untuk mencegah
resistensi NVP. Imunisasi MMR dan varicella zoster juga diindikasikan,
jika jumlah limfosit CD4 diatas 200 dan 400. Dan WHO tidak
merekomendasikan pemberian ASI pada ibu dengan HIV positif,
meskipun mereka mendapatkan terapi ARV.