Dokumen ini membahas tentang tonsilitis kronik. Tonsilitis kronik disebabkan oleh peradangan berulang pada tonsil yang menyebabkan jaringan limfoidnya terkikis dan diganti oleh jaringan parut, sehingga kripta tonsil melebar. Pasien tonsilitis kronik mengeluh rasa tidak nyaman di tenggorokan dan nafas bau. Indikasi tonsilektomi untuk tonsilitis kronik adalah jika serangan lebih dari 3 kali setahun atau jika
2. tonsilitis
Peradangan pada tonsil palatina (bagian dari cincin Waldeyer).
Cincin waldeyer terdiri atas : tonsil faringeal (Adenoid), tonsil palatina
(tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba
Eustachius (lateral band dinding faring / gerlach’s tonsil)
Dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak.
3. Tonsilitis Kronik
Faktor Predisposisi Rangsangan yang menahun
dari rokok, makanan, higiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan
tonsilitis akut yang tidak adekuat.
4. Patologi
Radang berulang Epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis
Proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan
parut pengerutan KRIPTE MELEBAR.
Kripte di isi oleh detritus menembus kapsul tonsil
perlekatan dengan jaringan di sekitar fossa tonsilaris.
+ Pembesaran kelenjar limfa sumbandibula
5. TANDA DAN GEJALA
Pemeriksaan : Tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata,
kriptus melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus.
Rasa ada yang mengganjal di tenggorok, di rasakan kering di tenggorok dan
nafas berbau.
Pembesaran nodus limfatikus jugulodigastricus
6. Terapi lokal higiene mulut dengan berkumur atau
obat isap
Tonsilektomi Infeksi yang berulang / kronik, gejala
sumbatan, kecurigaan neoplasma
Terapi
8. Indikasi Tonsilektomi
The American Academy of Otolaryngology – Head and Neck Surgery Clinical Indicators
Compendium th 1995 menetapkan :
1. Serangan tonsilitis > 3x / tahun walaupun telah mendapatkan terapi yang adekuat.
2. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan orofasial.
3. Sumbatan jalan napas yang berupa hipertrodfi tonsil dengan sumbatan jalan nafas,
sleep apnea, gg. Menelan, gg. Berbicara dan cor pulmonale.
4. Rinitis dan sinusitis kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidak berhasil hilang
dengan pengobatan.
5. Nafas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
6. Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A Streptococcus B Hemoliticus.
7. Hipertrofi tonsil yang dicuigai adanya keganasan.
8. Otitis media efusa / otitis media supuratif