SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
TINJAUAN FILOSOFIS ANAK DIDIK

Oleh:
Muhamad Fatih Rusydi

Pengantar
Pendidikan dalam pengertian yang luas meliputi semua perbuatan atau
semua

usaha

dari

generasi

tua

untuk

mengalihkan

pengetahuannya,

pengalamannya, kecakapan serta kecakapanya kepada generasi muda, sebagai
usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik
jasmani maupun rohani.1 Lebih jauh Arifin yang dikutip toto suharto
menjelaskan

bahwa

pendidikan

bermaksud

membentuk

manusia

yang

perilakunya didasari dan dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah.2 yaitu
manusia yang dapat merealisasikanidealitas islami.
Lebih jauh dewasa ini pendidikan mulai dipahami secara mikro sebagai
kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, belum dikatakan sebagai pendidikan
bila dalam sebuah proses berpendidikan tersebut tidak dilengkapi dengan
berbagai instrumen diantaranya adalah guru (pendidik), murid (anak didik) serta
instrumen lainya. Pendidik dan anak didik merupakan komponen penting dalam
sebuah institusi pendidikan. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam
proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan.
Oleh karena itu, pendidik sangat berperan besar sekaligus menentukan ke mana
arah potensi peserta didik yang akan dikembangkan.
Demikian pula anak didik, ia tidak hanya sekedar objek pendidikan,
tetapi pada saat-saat tertentu ia akan menjadi subjek pendidikan. Hal ini
membuktikan bahwa posisi anak didik pun tidak hanya sekedar pasif laksana
cangkir kosong yang siap menerima air kapan dan dimanapun. Akan tetapi
peserta didik harus aktif, kreatif dan dinamis dalam berinteraksi dengan gurunya,
sekaligus dalam upaya pengembangan keilmuannya.
1
2

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 92.
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2011), 108

1
Anak didik adalah salah satu komponen yang menempati posisi sentral
dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar-mengajar, anak didik
sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita dan memiliki tujuan dan kemudian
ingin mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar yang
perlu diperhatikan pertama kali adalah anak didik, bagaimana keadaan dan
kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain.
Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat dan
fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan
keadaan atau karakteristik peserta didik.
Anak didik dalam perspektif pendidikan Islam memiliki karakteristik
tersendiri yang sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.
Karakteristik ini akan membedakan konsep pendidik dan anak didik dalam
pandangan pendidikan lainnya. Hal itu juga dapat ditelusuri melalui tugas dan
persyaratan ideal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dan peserta didik
yang dikehendaki oleh Islam. Tentu semua itu tidak terlepas dari landasan ajaran
Islam itu sendiri. Sebagaimana Sa’id Ismail Ali yang dikutip oleh Abdul Mujib
dan Jusuf Mudzakkir, bahwa sumber pendidikan islam terdiri atas enam macam,
yaitu al-Qur’an, As Sunnah, perkataan sahabat (madzhab shahabi), kemaslahatan
umat/sosial (mashalil al mursalah), tradisi (’uruf) dan pemikiran dari para ahli
dalam islam (ijtihat).3 yang menginginkan perkembangan anak didik tidak
bertentangan dengan landasan-landasan tersebut sesuai dengan pemahaman
maksimal manusia.
Jika karakteristik yang diinginkan oleh pendidikan Islam tersebut dapat
dipenuhi, maka pendidikan yang berkualitas niscaya akan dapat diraih. Untuk
itu, kajian dan analisis filosofis sangat dibutuhkan dalam merumuskan konsep
anak didik dalam perspektif pendidikan Islam sehingga diperoleh pemahaman
yang utuh tentang kajian tersebut.
Keberadaan karakteristik anak didik tidak akan lepas dari ketiga teori ini,
yakni; nativisme adalah suatu anggapan bahwa pendidikan yang ada pada anak
3

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006), 31.

2
didik adalah karena keberadaan gen bawaan dari orang tua. Sedang empirisme
adalah anggapan bahwa pengetahuan didapat dari pengalaman atau dari indera.
Dan keberadaan konvergensi merupakan suatu keterpaduan dari dua hal yang
berbeda.
Dalam ketiga teori ini filsafat pendidikan Islam memahaminya sebagai
suatu proses adanya perkembangan pada anak didik dari berbagai segi.
Keberadaan gen bawaan dari orang tua juga memiliki andil dalam proses
pembelajaran pada anak didik, namun filsafat pendidikan Islam lebih
mengapresiasi dengan teori empirisme yang memandang bahwa pengetahuan
yang didapat manusia tidak akan maksimal seratus persen tanpa adanya proses
pengalaman didalamnya, karena dengan pengalaman pendidikan akan membikin
anak didik semakin kuat dalam menyikapi sesuatu baik dari segi mental maupun
kecapakan akalnya.

Siapa Anak Didik
Anak didik adalah seseorang yang berada dalam keadaan belum
mempunyai kematangan dalam mencerna dan menyikapi kehidupan yang ada,
hal ini sesuai dengan keberadaan dunia anak didik yang berbeda dengan dunia
orang dewasa, sehingga pola pemahaman anak didik dengan orang dewasa akan
berbeda satu sama lain.
Anak didik yang dilahirkan sebagai anak sangat membutuhkan
pertolongan dari orang dewasa guna membantu perkembangan anak didik
kedepan. Sebagaimana Abuddin Nata menjelaskan bahwa anak didik adalah
seorang yang baru belajar, belum memiliki wawasan dan masih amat bergantung
kepada guru . ia masih memerlukan masukan berupa pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dan lain sebagainya, sehingga masih banyak memerlukan
bimbingan. Yang dalam terminologinya beliau mengelompokkan dalam tiga
kategori (al-mudarris dan al-tilmidz).4 Keberadaan anak didik bisa dikatakan
sebagai makhluk yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum
4

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid, (Jakarta:
Raja Grafindo Persasada, 2001), 50.

3
mencapai taraf kematangan, baik fisik, mental, spiritual, intelektual, maupun
psikologisnya.
Anak didik merupakan salah satu komponen terpenting dalam
pendidikan. Tanpa anak didik, proses kependidikan tidak akan terlaksana. Oleh
karena itu pengertian tentang anak didik dirasa perlu diketahui dan dipahami
secara mendalam oleh seluruh pihak. Sehingga dalam proses pendidikannya
nanti tidak akan terjadi kemelencengan yang terlalu jauh dengan tujuan
pendidikan yang direncanakan.
Pendidikan merupakan suatu hal yang urgen dalam setiap lini kehidupan.
Sebagai wahana untuk membentuk manusia ideal, maka pendidikan tidak akan
pernah terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Pendidikan merupakan faktor
penentu kemajuan suatu negara. Maju tidaknya suatu negara tergantung dari
kualitas pendidikan di dalamnya. Sudah jelas kiranya bahwasanya pendidikan
memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.
Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan dalam hal ini
memerlukan perhatian yang cukup serius, terlebih selain sebagai objek juga
berkedudukan sebagai subyek dalam pendidikan. Dengan kedudukan yang
demikian maka keterlibatan anak didik menjadi salah satu faktor penting dalam
terlaksananya proses pendidikan.
Dasar hakiki diperlukannya pendidikan bagi anak didik adalah karena
manusia sebagai makhluk social yang dapat dibina dan diarahkan untuk
mencapai derjat kesusilaan.

5

Sehingga anak didik sebagai makhluk sosial yang

masih belum mencapai kematangan dalam bersikap sangat memerlukan yang
namanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari pendidik. Sebagaimana firman
Allah dalam (QS. Al-Baqarah:24).
            

  
“dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu
5

Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), 36.

4
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!"
Pada ayat tersebut Allah bertindak sebagai yang mengajar (al-mu’allim)
dan nabi Adam berada pada posisi sebagai yang belajar (muta’allim).6
Anak didik sebagai peserta didik tidak bisa dipandang pada peran passive
yang hanya menerima dan mendengar semua keterangan para pendidik (guru),
namun anak didik adalah sesosok anak yang mempunyai dunianya sendiri
sehingga pemahaman tentang peran passive tidak bisa diberikan kepada anak
didik karena anak didik juga akan berperan aktif didalam dunianya sendiri.
Anak didik yang tumbuh dengan system pembelajaran konstruktivisme
akan sangat berlawanan dengan system pembelajan yang diberikan oleh pendidik
yang system pengajarannya bersifat behaviorisme, karena dunia anak didik
masih bersifat pembentukan karakter dan masih mencari-cari semua informasi
yang terdapat pada dunia yang dihadapi.
Tahapan

perkembangan

kepada

anak

didik

harus

benar-benar

diperhatikan oleh pendidik guna memperlancar perkembangan pola pikir anak
didik, dunia yang ada pada anak didik adalah dunia yang penuh dengan imajinasi
yang berguna untuk pembentukan karakter anak kedepannya.
Perlu dipahami bahwasanya dunia anak didik berbeda satu sama lain,
perbedaan ini bisa terjadi karena adanya faktor bawaan atau faktor lingkungan
yang ada pada anak didik. Sebagai pendidik keberadaan perbedaan pada anak
didik harus mampu dipahami agar tidak mengorbankan kepentingan anak didik.

Anak Didik Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Pendidikan berusaha memahami dunia yang ada pada anak didik, hal ini
sesuai dengan kebutuhan anak didik berupa kebutuhan akan ilmu pengetahuan,
pengalaman, keterampilan dan kepribadian

yang nantinya pendidik akan

berperan dalam memenuhi kebutuhan anak didik tersebut. Anak didik dalam
dunia pendidikan Islam adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang
6

Ibid,.53

5
baik secara fisik, psikologis, sosial dan religious dalam mengarungi kehidupan di
dunia dan di akherat kelak

7

hal ini mengindikasikan bahwasanya anak didik

merupakan individu yang belum matang dalam bersikap baik secara fisik
maupun psikologis sehingga bantuan dari pendidik sangat dibutuhkan oleh anak
didik. Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik harus mampu
memahami hakikat anak didik sebagai peserta didik baik berposisi sebagai
subyek pendidikan atau obyek pendidikan.
Konsep pendidik dan anak didik dalam perspektif pendidikan Islam
memiliki karakteristik tersendiri yang sesuai dengan karakteristik pendidikan
Islam itu sendiri. Karakteristik ini akan membedakan konsep pendidik dan anak
didik dalam pandangan pendidikan lainnya. Hal itu juga dapat ditelusuri melalui
tugas dan persyaratan ideal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dan anak
didik yang dikehendaki oleh Islam. Tentu semua itu tidak terlepas dari landasan
ajaran Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an dan Sunnah yang menginginkan
perkembangan pendidik dan anak didik tidak bertentangan dengan ajaran kedua
landasan tersebut sesuai dengan pemahaman maksimal manusia.
Anak didik dalam perspektif pendidikan Islam sebagai objek sekaligus
subjek dalam proses pendidikan. Ia adalah orang yang belajar untuk menemukan
ilmu. Karena dalam Islam diyakini ilmu hanya berasal dari Allah, maka seorang
anak didik mesti berupaya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dengan
senantiasa mensucikan dirinya dan taat kepada perintah-Nya. Namun untuk
memperoleh ilmu yang berasal dari Allah tersebut, seorang anak didik mesti
belajar pada orang yang telah diberi ilmu, yaitu guru atau pendidik. Karena anak
didik memiliki hubungan dengan ilmu dalam rangka upaya untuk memiliki ilmu,
maka seorang anak didik mesti berakhlak kepada gurunya. Akhlak tersebut
tentunya tetap mengacu kepada nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an
dan hadis.
Dalam kaitannya dengan anak didik, Al-Ghazali menjelaskan bahwa
mereka adalah makhluk yang telah dibekali potensi atau fitrah untuk beriman

7

Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana, 2006), 103

6
kepada Allah. Fitrah itu sengaja disiapkan oleh Allah sesuai dengan kejadian
manusia, cocok dengan tabi’at dasarnya yang memang cenderung kepada agama
Islam. Al-Ghazali membagi manusia kedalam dua golongan besar, yaitu
golongan awam dan golongan khawas, yang daya tangkapnya tidak sama. Kaum
awam, yang cara berfikirnya sederhana sekali. Dengan cara berfikir terebut,
mereka tidak dapat mengembangkan hakikat-hakikat. Mereka mempunyai sifat
lekas percaya dan menurut. Golongan ini harus dihadapi dengan sikap memberi
nasehat dan petunjuk. Kaum pilihan, yang akalnya tajam dengan cara berfikir
yang mendalam. Kepada kaum pilihan tersebut, harus dihadapi dengan sikap
menjelaskan hikmat-hikmat. Biasanya kaum awam membaca apa yang tersurat
dan kaum khawas, membaca apa yang tersirat.
Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat mengutamakan akhlak seorang
anak didik. Akhlak tersebut harus diawali dari niat anak didik itu sendiri, dimana
niat menuntut ilmu tersebut haruslah semata-mata karena Allah SWT, bukan
karena tujuan-tujuan yang bersifat duniawi dijadikan prioritas utama. Selain itu,
anak didik harus menuntut ilmu berorientasi kepada duniawi dan ukhrawi.
Dengan konsep semacam ini, maka anak didik akan menuntut ilmu sesuai
dengan dasar dan prinsip-prinsip pendidikan Islam itu sendiri yang berlandaskan
kepada al-Qur’an dan sunnah serta berorientasi kepada dunia dan akhirat secara
integral dan seimbang.
Dalam Al Qur`an sendiri manusia terdiri dari materi (jasad) dan immateri
(ruh, jiwa, akal, qalb). Jika dihubungkan dengan pendidikan, maka manusia yang
diberi pendidikan itu adalah jiwa dan akalnya. Pendidikan pada manusia adalah
suatu proses pengembangan potensi jiwa dan akal yang tumbuh secara wajar dan
seimbang, dalam masyarakat yang berkebudayaan.
Untuk itu kesalahan dalam pemahaman hakikat anak didik bisa
menjadikan kegagalan total bagi pendidik, untuk itu ada beberapa hal yang perlu
dipahami mengenai anak didik, sebagaimana dijelaskan Muhaimin dan Abdul
Mujib sebagai berikut:

7
1.

Anak didik bukan miniature orang dewasa yang mana dia mempunyai dunia
sendiri sehingga proses belajar mengajar tidak bisa disamakan dengan dunia
orang dewasa.

2.

Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan
mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.

3.

Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan
itu semaksimal mungkin.

4.

Anak didik memliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain,
anak didik dipandang sebagai kesatuan system manusia.

5.

Anak didik merupakan obyek pendidikan yang aktif dan kreatif serta
produktif. 8
Pendidik dan anak didik merupakan komponen penting dalam sistem

pendidikan Islam. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam proses
pembelajaran

untuk

mewujudkan

tujuan

pendidikan

yang

diinginkan.

Keberadaan pendidik sangat berperan besar dalam menentukan potensi anak
didik, karena masa depan anak didik tergantung bagaimana pendidik
mengarahkan anak didik sesuai dengan dunianya, semisal kedepan pendidik
mengharapkan anak didik mampu menjadi penggerak laju reformasi pada saat ini
dan sekaligus menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa.
Anak didik dalam pembelajaran dikelas yang berposisi sebagai obyek
pendidikan memiliki peranan penting dalam menerima setiap materi ajar yang
disampaikan oleh pendidik. Karena keberhasilan proses pembelajaran dikelas
akan tergantung bagaimana kondisi anak didik sebagai obyek pendidikan bisa
menerima setiap materi ajar dengan keseriusan dan kesungguhan dengan baik.
Karena keberadaan obyek pendidikan sendiri merupakan faktor penting sebagai
penentu keberhasilan proses pembelajaran.
Keberadaan anak didik sebagai obyek pendidikan juga harus berperan
sebagai subyek pendidikan, karena posisi anak didik sebagai obyek pendidikan
tidak akan mampu membuat anak didik semakin kreatif dan produktif, untuk itu
8

Muhaimin dan Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam. (Bandung: Trigenda Karya,
1993), 181

8
anak didik diharuskan mampu memposisikan dirinya sebagai subyek pendidikan.
Posisi anak didik sebagai subyek pendidikan akan mampu membikin anak didik
makin aktif, kreatif dan dinamis dalam berinteraksi dengan gurunya, sekaligus
dalam upaya pengembangan keilmuannya

Kedudukan Anak Didik
Anak didik bisa diartikan sebagai makhluk yang masih membawa
kemungkinan untuk berkembang, baik jasmani maupun rohani. Ia masih
memiliki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, kekuatan
maupun perimbangan bagian-bagiannya. Sehingga keberadaan anak didik harus
benar-benar di perhatikan oleh pendidik, karena adanya kondisi psychologis
yang belum matang maka mental anak didik akan rentang terpengaruhi dengan
segala kejadian yang terjadi dengan dunia orang dewasa.
Anak didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik
optimal kemampuan fitrahnya. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik
dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu,
bimbingan dan pengarahan.
Anak adalah rizki yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada
manusia, dan sudah menjadi kewajiban bila titipan tersebut kita jaga
sebagaimana dikatakan Imam Ghazali yang dikutip oleh Nur Uhbiyati, bahwa
anak adalah amanah Allah dan harus dijaga dan dididik untuk mencapai
keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah

9

jadi anak yang

dilahirkan didunia ini keberadaannya masih berupa mutiara yang bernilai namun
tak berbentuk, sehingga posisi orang tua sebagai pendidik anak sangat berperan
penting dalam membentuk anak menjadi mutiara yang bernilai tinggi dan
sebaliknya.
Al-Ghazali telah membagi periode anak dengan lima fase:

9

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 92

9
1. Al-Janin, tingkat anak yang berada dalam kandungan dan adanya
kehidupan setelah adanya roh dari Allah SWT, pada usia 4 bulan,
pendidikan dapat diterapkan dengan istilah “prenatal” atau juga dapat
dilakukan sebelum anak itu menjadi janin yang disebut dengan
pendidikan “prakonsepsi”
2. Al-Tifli, tingkat anak-anak dengan memperbanyak latihan dan kebiasaan
sehingga mengetahui aktivitas yang baik dan yang buruk
3. Al-Tamyis, yaitu tingkat anak yang dapat membedakan sesuatu yang baik
dan yang buruk, bahkan akal pikirannya telah berkembang sedemikian
rupa sehingga dapat memahami ilmu dlaluri
4. Al-‘aqil, yaitu tingkat manusia yang berakal sempurna bahkan akalnya
berkembang secara maksimal sehingga mampu menguasai ilmu dlaluri.
5. Al-Auliya’ dan Al-Anbiya’, yaitu tingkat tertinggi pada perkembangan
manusia, bagi para Nabi ia telah mendapat ilmu pengetahuan lewat
wahyu, dan bagi para Wali Ia mendapatkan ilmu pengetahuan ilham dan
ilmu laduni yang tidak dapat diberikan pada orang biasa. 10

Pembagian periode anak dengan lima fase yang diutarakan oleh Imam
Ghozali akan semakin mengetahui tahapan-tahapan anak didik dalam
perkembangan pertumbuhan daya nalar anak didik. Pakar konstruksi berpendapat
bahwa individual memberikan makna melalui interaksinya dengan orang lain dan
dalam lingkungan tempat ia hidup. Dengan demikian pengetahuan merupakan
produk dari manusia yang dikonstruksi secara sosial dan kultural.
Keberadaan periodesasi Imam Ghozali menunjukkan adanya proses
konstruktivisme pada diri setiap manusia, baik dan tidaknya seseorang
bergantung bagaimana proses kontruktivisme tersebut.

Karakter Anak Didik Yang Baik

10

Abd Al-Mun’im Abd Al-Aziz Al-Maliji, Tathawwaur al-Syu’ur al-Dini: Inda Al-Thifl
wa Al-Murahiq (Cairo: Dar Al-Ma’arif, 1955), 314

10
Dewasa ini memperbincangkan soal pendidikan menjadi hal yang wajib
dan harus diketahui khalayak umum pada umumnya dan pendidik pada
khususnya.

Pendidikan disekolah sudah saatnya beranjak dari persoalan-

persoalan teoritis kepada persoalan-persoalan yang nyata (konkret) dan dihadapi
langsung oleh anak didik, pesan-pesan moral pendidikan sudah saatnya
ditonjolkan, peserta didik dilatih untuk dapat menganalisis persoalan lingkungan
dengan sesuai kemampuan masing-masing. Pendidikan yang menyenangkan dan
langsung dapat dinikmati oleh anak didik atau terjun ke lapangan adalah kunci
utama dalam pembentukan karakter pada anak didik.11
Pola pikir anak didik yang cenderung konkrit akan menjadikannya
semakin kritis untuk bertanya akan hal-hal yang sifatnya teoritis (abstrak). Hal
ini yang terkadang terabaikan oleh pendidik terhadap anak didik, sehingga
keberadaan pendidik harus benar memahami dunia anak didik. Cara-cara
pengajaran harus benar-benar disesuaikan dengan dunianya anak didik guna
menciptakan karakter kepada anak didik.
Dalam permasalahan realita, jika lampu merah seharusnya peserta didik
berhenti dan menghormati pengguna jalan yang lain. Dalam hal ini,
penghormatan akan hak-hak orang lain sudah diajarkan sejak dini. Diharapkan
ketika mereka dewasa akan bertanggungjawab dan amanah terhadap dirinya
sendiri serta dapat menghargai hak-hak orang lain secara luas.
Disamping dari faktor pembiasaan, pembembentukan karakter anak didik
juga di pengaruhi dari faktor genetis. Sebagaimana dijelaskan oleh Manshur Ali
Rajab, terdapat lima macam yang dapat diwariskan dari orang tua kepada
anaknya, yaitu; pertama pewarisan yang bersifat jasmaniyah seperti warna kulit,
bentuk tubuh yang jangkung atau cebol dan sebagainya. Kedua pewarisan yang
bersifat intelektual, seperti kecerdasan dan kebodohan. Ketiga pewarisan yang
bersifat tingkah laku, seperti tingkah laku terpuji atau tercela, lemah lembut atau
keras kepala. Keempat pewarisan yang bersifat alamiyah yaitu pewarisan internal
yang dibawa sejak kelahiran anak. Kelima yaitu pewarisan yang bersifat

11

Benni Setiawan, Manifesto Pendidikan di Indonesia (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), 43

11
sosiologis, yaitu pewarisan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti dari
suku atau bangsa mana ia dilahirkan.

12

Kelima faktor yang terdapat pada anak

didik merupakan salah satu elemen dasar pembentuk karakter anak didik
kedepannya.
Mekanisme hereditas diantaranya berupa pewarisan campuran, dan
pewarisan sifat dapatan. Pada abad kedelapan belas, ahli mikroskop Antoine van
Leeuwenhoek (1632-1723) menemukan “binatang kecil” di dalam sperma
manusia dan hewan lainnya. Penemuan ini menjadi dasar dari teori “spermis”
yang menyatakan bahwa dalam sebuah sperma terdapat “orang kecil”
(homunculius) dan satu-satunya sumbangan yang dilakukan oleh pihak wanita
adalah kandungan yang di dalamnya homonculus tumbuh dan berkembang.
Pangenesis dalam hereditas yang berarti sebuah ide yang menyatakan
bahwa pria dan wanita membentuk sebuah “pangen” di dalam setiap organ.
Pangen ini kemudian berjalan melalui darah ke alat kelamin kemudian ke dalam
bakap anak. Konsep ini bermula pada zaman yunani kuno dan memengaruhi
ilmu hayat sampai sekitar seratus tahun yang lalu. Istilah “hubungan darah”,
“darah murni”, dan “darah bangsawan” adalah sisa-sisa dari teori Pangenesis.
Dari paparan teori hereditas diatas menandakan bahwa pengaruh orang
tua terhadap anak didik yang berupa pewarisan jasmaniah, intelektual, tingkah
laku, alamiah dan sosiologis memiliki peran pada kehidupan anak didik kedepan.
Hal ini sesuai pernyataan teori pangenesis bahwa sebuah pangen yang ada dalam
setiap organ akan berjalan melalui darah ke alat kelamin kemudian ke dalam
bakap anak, sehingga keberadaan istilah hubungann darah, darah murni dan
darah bangsawan adalah dari keberadaan teori pangenisme.
Untuk itu system pembelajaran pada anak didik tidak bisa disama ratakan
antara satu anak didik dengan anak didik yang lainnya, karena keberadaan faktor
dasar pembentuk anak didik sangat berbeda sesuai dengan asal muasal anak
didik dilahirkan. Pembentukan karakter pada anak didik harus benar-benar

12

Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafah al-Akhlaq (Mesir: Maktabah Al-Anjalu
Al-Anjalu Al-Misriyat, 1961), 111-112

12
ditanamkan sedini mungkin agar keberadaan anak didik kedepannya semakin
berkualitas dan bisa menjadi kebanggaan masyarakat.
Menurut Ibnu Jama’ah pembentukan karakter anak didik terbagi atas tiga
macam, yaitu:
1.

Yang berhubungan dengan diri sendiri, anak didik senantiasa dibiasakan
membersihkan hati, memperbaiki niat atau motivasi, memiliki cita-cita
dan usaha yang kuat untuk sukses dan berpeilaku penuh kesederhanaan

2.

Yang berhubungan dengan pendidik, anak didik senantiasa dibiasakan
patuh dan tunduk secara utuh, memuliakan, dan menghormati pendidik.

3.

Yang berhubungan dengan pelajaran, anak didik senantiasa dibiasakan
berpegang teguh secara utuh pada pendapat pendidik, mempelajari apa
yang didapat dari pendidik dengan sungguh-sungguh dan mempraktikan
ilmu yang didapat dari pendidik. 13
Anak didik harus memiliki adab yang baik terhadap pendidik supaya ia

memiliki ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 14

Penutup
Pendidikan sejatinya adalah sebuah hal yang akan selalu di kaitkan
dengan kehidupan manusia, sebagaimana pembawaan manusia itu sendiri
sebagai makhluk social, yang artinya tidak lepas dari campur tangan manusia
lain. Pendidikan tidak akan menemukan muara atau tujuan jika dalam prosesnya
tidak

dilengkapi

dengan

komponen-komponen

urgennya.

Sebagaimana

komponen tersebut salah satunya adalah anak didik.
Anak didik disini tidak dipahami hanya sekedar objek pendidikan, akan
tetapi pada saat-saat tertentu anak didik akan menjadi subjek pendidikan. Hal ini
terlihat pada dekade akhir bahwa siswa/anak didik dituntut lebih aktif. Dengan
fenomena tersebut maka seorang pendidik disiapkan untuk mencetak anak-anak
yang berkualitas, berkepribadian dan berkarakter.

13

Abd Al-Amir Syams Al-Din, Al-Madzhab Al-Tharbawi ‘Inda Ibnu Jama’ah (Beirut:
Dar Iqra’, 1984), 28-40
14
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 106

13
Sebagaimana dalam perjalanan pendidikan seorang anak didik diartikan
sebagai seseorang yang belum mencapai taraf kematangan, baik fisik, mental,
spiritual, intelektual, maupun

psikologisnya. Dalam hal kaitannya untuk

mencukupi kebutuhan tersebut al Ghazali memberikan bentuk pendidikan mulai
dalam kandungan sampai ia dewasa. Hal tersebut sudah barang tentu akan
menghantarkan anak didik sebagaimana tujuan akhir pendidikan yakni
perwujudan dari nilai-nilai ideal yang bercorak islami, sebagaimana idealitas
islam itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia
yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai sumber
kekuasaan mutlak yang harus ditaati. Wallahu’alam

14
Daftar Pustaka
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2006)
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid,
(Jakarta: Raja Grafindo Persasada, 2001)
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2006)
Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana, 2006)
Muhaimin dan Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam. (Bandung: Trigenda
Karya, 1993)
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2005)
Abd Al-Mun’im Abd Al-Aziz Al-Maliji, Tathawwaur al-Syu’ur al-Dini: Inda
Al-Thifl wa Al-Murahiq (Cairo: Dar Al-Ma’arif, 1955)
Benni Setiawan, Manifesto Pendidikan di Indonesia (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006)
Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafah al-Akhlaq (Mesir: Maktabah AlAnjalu Al-Anjalu Al-Misriyat, 1961)
Abd Al-Amir Syams Al-Din, Al-Madzhab Al-Tharbawi ‘Inda Ibnu Jama’ah
(Beirut: Dar Iqra’ 1984)
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2011)
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991)

15

More Related Content

What's hot

Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islamvivid rohmaniyah
 
Makn pendidikan salin
Makn pendidikan   salinMakn pendidikan   salin
Makn pendidikan salinIntan Resti
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Totok Priyo Husodo
 
Pentingnya landasan pendidikan
Pentingnya landasan pendidikanPentingnya landasan pendidikan
Pentingnya landasan pendidikanmgganeswara86
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam Mohd Kamal Jusoh
 
Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW.pdf
Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW.pdfImplementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW.pdf
Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW.pdfSARIVARASH
 
Contoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiContoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiimammuttaqin58
 
profesion keguruan 2
profesion keguruan 2profesion keguruan 2
profesion keguruan 2muhammad
 
1. kepentingan pendidikan dalam penbentukan kualiti hidup
1. kepentingan pendidikan dalam penbentukan kualiti hidup1. kepentingan pendidikan dalam penbentukan kualiti hidup
1. kepentingan pendidikan dalam penbentukan kualiti hidupBoss
 
peranan guru pendidikan islam sebagai pembimbing di sekolah Bab 1 5 assignment
peranan guru pendidikan islam sebagai pembimbing di sekolah Bab 1 5 assignmentperanan guru pendidikan islam sebagai pembimbing di sekolah Bab 1 5 assignment
peranan guru pendidikan islam sebagai pembimbing di sekolah Bab 1 5 assignmentNorzamzila Baba
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMAguestf6b63af
 
Aliran pendidikan (PENGANTAR PENDIDIKAN)
Aliran pendidikan (PENGANTAR PENDIDIKAN)Aliran pendidikan (PENGANTAR PENDIDIKAN)
Aliran pendidikan (PENGANTAR PENDIDIKAN)yuanitaandriani
 
Profesion perguruan dari perspektif islam
Profesion perguruan dari perspektif islamProfesion perguruan dari perspektif islam
Profesion perguruan dari perspektif islamNoor Aini Samsusah
 
GPP 1063
GPP 1063GPP 1063
GPP 1063Inbmy
 

What's hot (19)

Pentaksiran holistik
Pentaksiran holistikPentaksiran holistik
Pentaksiran holistik
 
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan IslamPeserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
 
Ilmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islamIlmu pendidikan islam
Ilmu pendidikan islam
 
Makn pendidikan salin
Makn pendidikan   salinMakn pendidikan   salin
Makn pendidikan salin
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
 
Pentingnya landasan pendidikan
Pentingnya landasan pendidikanPentingnya landasan pendidikan
Pentingnya landasan pendidikan
 
peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam  peranan guru pendidikan islam
peranan guru pendidikan islam
 
Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW.pdf
Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW.pdfImplementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW.pdf
Implementasi Strategi Pembelajaran Nabi Muhammad SAW.pdf
 
Contoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsiContoh proposal pengajuan skripsi
Contoh proposal pengajuan skripsi
 
profesion keguruan 2
profesion keguruan 2profesion keguruan 2
profesion keguruan 2
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Isi 2
Isi 2Isi 2
Isi 2
 
1. kepentingan pendidikan dalam penbentukan kualiti hidup
1. kepentingan pendidikan dalam penbentukan kualiti hidup1. kepentingan pendidikan dalam penbentukan kualiti hidup
1. kepentingan pendidikan dalam penbentukan kualiti hidup
 
peranan guru pendidikan islam sebagai pembimbing di sekolah Bab 1 5 assignment
peranan guru pendidikan islam sebagai pembimbing di sekolah Bab 1 5 assignmentperanan guru pendidikan islam sebagai pembimbing di sekolah Bab 1 5 assignment
peranan guru pendidikan islam sebagai pembimbing di sekolah Bab 1 5 assignment
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
 
Aliran pendidikan (PENGANTAR PENDIDIKAN)
Aliran pendidikan (PENGANTAR PENDIDIKAN)Aliran pendidikan (PENGANTAR PENDIDIKAN)
Aliran pendidikan (PENGANTAR PENDIDIKAN)
 
Bab i ip
Bab i ipBab i ip
Bab i ip
 
Profesion perguruan dari perspektif islam
Profesion perguruan dari perspektif islamProfesion perguruan dari perspektif islam
Profesion perguruan dari perspektif islam
 
GPP 1063
GPP 1063GPP 1063
GPP 1063
 

Viewers also liked

Presentacion power p
Presentacion power pPresentacion power p
Presentacion power p3217571717
 
Rpp kelas 1 kurikulum 2013
Rpp kelas 1 kurikulum 2013Rpp kelas 1 kurikulum 2013
Rpp kelas 1 kurikulum 2013yudiyunika
 
Evaluation question 2
Evaluation question 2Evaluation question 2
Evaluation question 2ucordero1
 
Week 4 - School Lunches
Week 4 - School LunchesWeek 4 - School Lunches
Week 4 - School LunchesJenSantry
 
Quadri elettrici in bassa tensione
Quadri elettrici in bassa tensioneQuadri elettrici in bassa tensione
Quadri elettrici in bassa tensioneANIE Energia
 
2013 boney back mc gee open
2013 boney back mc gee open2013 boney back mc gee open
2013 boney back mc gee openWill Fagan
 
เอกสารประกอบการเรียน เรื่อง พลังงานแสงและระบบสุริยะ
เอกสารประกอบการเรียน เรื่อง พลังงานแสงและระบบสุริยะเอกสารประกอบการเรียน เรื่อง พลังงานแสงและระบบสุริยะ
เอกสารประกอบการเรียน เรื่อง พลังงานแสงและระบบสุริยะKan Pan
 
Native American Foodsheds - Guest Speaker Brian Potts
Native American Foodsheds - Guest Speaker Brian PottsNative American Foodsheds - Guest Speaker Brian Potts
Native American Foodsheds - Guest Speaker Brian PottsJenSantry
 
Kumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatKumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatyudiyunika
 
UIF Week 1: Nolan Nicholson @ Michael Tantum
UIF Week 1: Nolan Nicholson @ Michael TantumUIF Week 1: Nolan Nicholson @ Michael Tantum
UIF Week 1: Nolan Nicholson @ Michael TantumNolan Nicholson
 

Viewers also liked (15)

Presentacion power p
Presentacion power pPresentacion power p
Presentacion power p
 
Useful websites
Useful websitesUseful websites
Useful websites
 
Rpp kelas 1 kurikulum 2013
Rpp kelas 1 kurikulum 2013Rpp kelas 1 kurikulum 2013
Rpp kelas 1 kurikulum 2013
 
Evaluation question 2
Evaluation question 2Evaluation question 2
Evaluation question 2
 
T is for Tester May 2016
T is for Tester May 2016T is for Tester May 2016
T is for Tester May 2016
 
Week 4 - School Lunches
Week 4 - School LunchesWeek 4 - School Lunches
Week 4 - School Lunches
 
Quadri elettrici in bassa tensione
Quadri elettrici in bassa tensioneQuadri elettrici in bassa tensione
Quadri elettrici in bassa tensione
 
Odesk test for HTML
Odesk test for HTMLOdesk test for HTML
Odesk test for HTML
 
Get connected
Get connectedGet connected
Get connected
 
PR'Mix
PR'MixPR'Mix
PR'Mix
 
2013 boney back mc gee open
2013 boney back mc gee open2013 boney back mc gee open
2013 boney back mc gee open
 
เอกสารประกอบการเรียน เรื่อง พลังงานแสงและระบบสุริยะ
เอกสารประกอบการเรียน เรื่อง พลังงานแสงและระบบสุริยะเอกสารประกอบการเรียน เรื่อง พลังงานแสงและระบบสุริยะ
เอกสารประกอบการเรียน เรื่อง พลังงานแสงและระบบสุริยะ
 
Native American Foodsheds - Guest Speaker Brian Potts
Native American Foodsheds - Guest Speaker Brian PottsNative American Foodsheds - Guest Speaker Brian Potts
Native American Foodsheds - Guest Speaker Brian Potts
 
Kumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatKumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafat
 
UIF Week 1: Nolan Nicholson @ Michael Tantum
UIF Week 1: Nolan Nicholson @ Michael TantumUIF Week 1: Nolan Nicholson @ Michael Tantum
UIF Week 1: Nolan Nicholson @ Michael Tantum
 

Similar to FILOSOFI ANAK DIDIK

Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadiNarendra
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaSugeng Riadi
 
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdfpaper filsafat.pdf
paper filsafat.pdfSarahNadia23
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfNyokap Toto
 
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .docRiska Affriany
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahSuTedjo Tee
 
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiTugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiApnia Siterman Antung
 
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam 3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam Riska Affriany
 
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamKelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamMunaa
 
IPI (m aqil dimas 2144012855).pptx
IPI (m aqil dimas 2144012855).pptxIPI (m aqil dimas 2144012855).pptx
IPI (m aqil dimas 2144012855).pptxHaChi55
 

Similar to FILOSOFI ANAK DIDIK (20)

Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadi
 
Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadi
 
Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusiaMakna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia
 
tugas metodologi PAI.pptx
tugas metodologi PAI.pptxtugas metodologi PAI.pptx
tugas metodologi PAI.pptx
 
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdfpaper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
 
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdfpaper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
 
paper filsafat.pdf
paper filsafat.pdfpaper filsafat.pdf
paper filsafat.pdf
 
Resume kel 4 dst.docx
Resume kel 4 dst.docxResume kel 4 dst.docx
Resume kel 4 dst.docx
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
HAKIKAT PESERTA DIDIK.pptx
HAKIKAT PESERTA DIDIK.pptxHAKIKAT PESERTA DIDIK.pptx
HAKIKAT PESERTA DIDIK.pptx
 
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
7.Hakikat Metode Pendidikan dalam Islam .doc
 
Peran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolahPeran guru bk di sekolah
Peran guru bk di sekolah
 
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiTugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
 
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam 3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
 
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islamKelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
Kelompok 3.Hakikat pendidik dalam islam
 
Hhhh
HhhhHhhh
Hhhh
 
Lala
LalaLala
Lala
 
IPI (m aqil dimas 2144012855).pptx
IPI (m aqil dimas 2144012855).pptxIPI (m aqil dimas 2144012855).pptx
IPI (m aqil dimas 2144012855).pptx
 
Kode
KodeKode
Kode
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Recently uploaded

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

FILOSOFI ANAK DIDIK

  • 1. TINJAUAN FILOSOFIS ANAK DIDIK Oleh: Muhamad Fatih Rusydi Pengantar Pendidikan dalam pengertian yang luas meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta kecakapanya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmani maupun rohani.1 Lebih jauh Arifin yang dikutip toto suharto menjelaskan bahwa pendidikan bermaksud membentuk manusia yang perilakunya didasari dan dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah.2 yaitu manusia yang dapat merealisasikanidealitas islami. Lebih jauh dewasa ini pendidikan mulai dipahami secara mikro sebagai kebutuhan mendasar bagi setiap manusia, belum dikatakan sebagai pendidikan bila dalam sebuah proses berpendidikan tersebut tidak dilengkapi dengan berbagai instrumen diantaranya adalah guru (pendidik), murid (anak didik) serta instrumen lainya. Pendidik dan anak didik merupakan komponen penting dalam sebuah institusi pendidikan. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh karena itu, pendidik sangat berperan besar sekaligus menentukan ke mana arah potensi peserta didik yang akan dikembangkan. Demikian pula anak didik, ia tidak hanya sekedar objek pendidikan, tetapi pada saat-saat tertentu ia akan menjadi subjek pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa posisi anak didik pun tidak hanya sekedar pasif laksana cangkir kosong yang siap menerima air kapan dan dimanapun. Akan tetapi peserta didik harus aktif, kreatif dan dinamis dalam berinteraksi dengan gurunya, sekaligus dalam upaya pengembangan keilmuannya. 1 2 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), 92. Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2011), 108 1
  • 2. Anak didik adalah salah satu komponen yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Didalam proses belajar-mengajar, anak didik sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita dan memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar yang perlu diperhatikan pertama kali adalah anak didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan komponen-komponen yang lain. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok dan mendukung, semua itu harus disesuaikan dengan keadaan atau karakteristik peserta didik. Anak didik dalam perspektif pendidikan Islam memiliki karakteristik tersendiri yang sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik ini akan membedakan konsep pendidik dan anak didik dalam pandangan pendidikan lainnya. Hal itu juga dapat ditelusuri melalui tugas dan persyaratan ideal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dan peserta didik yang dikehendaki oleh Islam. Tentu semua itu tidak terlepas dari landasan ajaran Islam itu sendiri. Sebagaimana Sa’id Ismail Ali yang dikutip oleh Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, bahwa sumber pendidikan islam terdiri atas enam macam, yaitu al-Qur’an, As Sunnah, perkataan sahabat (madzhab shahabi), kemaslahatan umat/sosial (mashalil al mursalah), tradisi (’uruf) dan pemikiran dari para ahli dalam islam (ijtihat).3 yang menginginkan perkembangan anak didik tidak bertentangan dengan landasan-landasan tersebut sesuai dengan pemahaman maksimal manusia. Jika karakteristik yang diinginkan oleh pendidikan Islam tersebut dapat dipenuhi, maka pendidikan yang berkualitas niscaya akan dapat diraih. Untuk itu, kajian dan analisis filosofis sangat dibutuhkan dalam merumuskan konsep anak didik dalam perspektif pendidikan Islam sehingga diperoleh pemahaman yang utuh tentang kajian tersebut. Keberadaan karakteristik anak didik tidak akan lepas dari ketiga teori ini, yakni; nativisme adalah suatu anggapan bahwa pendidikan yang ada pada anak 3 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), 31. 2
  • 3. didik adalah karena keberadaan gen bawaan dari orang tua. Sedang empirisme adalah anggapan bahwa pengetahuan didapat dari pengalaman atau dari indera. Dan keberadaan konvergensi merupakan suatu keterpaduan dari dua hal yang berbeda. Dalam ketiga teori ini filsafat pendidikan Islam memahaminya sebagai suatu proses adanya perkembangan pada anak didik dari berbagai segi. Keberadaan gen bawaan dari orang tua juga memiliki andil dalam proses pembelajaran pada anak didik, namun filsafat pendidikan Islam lebih mengapresiasi dengan teori empirisme yang memandang bahwa pengetahuan yang didapat manusia tidak akan maksimal seratus persen tanpa adanya proses pengalaman didalamnya, karena dengan pengalaman pendidikan akan membikin anak didik semakin kuat dalam menyikapi sesuatu baik dari segi mental maupun kecapakan akalnya. Siapa Anak Didik Anak didik adalah seseorang yang berada dalam keadaan belum mempunyai kematangan dalam mencerna dan menyikapi kehidupan yang ada, hal ini sesuai dengan keberadaan dunia anak didik yang berbeda dengan dunia orang dewasa, sehingga pola pemahaman anak didik dengan orang dewasa akan berbeda satu sama lain. Anak didik yang dilahirkan sebagai anak sangat membutuhkan pertolongan dari orang dewasa guna membantu perkembangan anak didik kedepan. Sebagaimana Abuddin Nata menjelaskan bahwa anak didik adalah seorang yang baru belajar, belum memiliki wawasan dan masih amat bergantung kepada guru . ia masih memerlukan masukan berupa pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan lain sebagainya, sehingga masih banyak memerlukan bimbingan. Yang dalam terminologinya beliau mengelompokkan dalam tiga kategori (al-mudarris dan al-tilmidz).4 Keberadaan anak didik bisa dikatakan sebagai makhluk yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum 4 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid, (Jakarta: Raja Grafindo Persasada, 2001), 50. 3
  • 4. mencapai taraf kematangan, baik fisik, mental, spiritual, intelektual, maupun psikologisnya. Anak didik merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan. Tanpa anak didik, proses kependidikan tidak akan terlaksana. Oleh karena itu pengertian tentang anak didik dirasa perlu diketahui dan dipahami secara mendalam oleh seluruh pihak. Sehingga dalam proses pendidikannya nanti tidak akan terjadi kemelencengan yang terlalu jauh dengan tujuan pendidikan yang direncanakan. Pendidikan merupakan suatu hal yang urgen dalam setiap lini kehidupan. Sebagai wahana untuk membentuk manusia ideal, maka pendidikan tidak akan pernah terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan suatu negara. Maju tidaknya suatu negara tergantung dari kualitas pendidikan di dalamnya. Sudah jelas kiranya bahwasanya pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia. Anak didik sebagai salah satu komponen pendidikan dalam hal ini memerlukan perhatian yang cukup serius, terlebih selain sebagai objek juga berkedudukan sebagai subyek dalam pendidikan. Dengan kedudukan yang demikian maka keterlibatan anak didik menjadi salah satu faktor penting dalam terlaksananya proses pendidikan. Dasar hakiki diperlukannya pendidikan bagi anak didik adalah karena manusia sebagai makhluk social yang dapat dibina dan diarahkan untuk mencapai derjat kesusilaan. 5 Sehingga anak didik sebagai makhluk sosial yang masih belum mencapai kematangan dalam bersikap sangat memerlukan yang namanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari pendidik. Sebagaimana firman Allah dalam (QS. Al-Baqarah:24).                 “dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu 5 Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), 36. 4
  • 5. berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Pada ayat tersebut Allah bertindak sebagai yang mengajar (al-mu’allim) dan nabi Adam berada pada posisi sebagai yang belajar (muta’allim).6 Anak didik sebagai peserta didik tidak bisa dipandang pada peran passive yang hanya menerima dan mendengar semua keterangan para pendidik (guru), namun anak didik adalah sesosok anak yang mempunyai dunianya sendiri sehingga pemahaman tentang peran passive tidak bisa diberikan kepada anak didik karena anak didik juga akan berperan aktif didalam dunianya sendiri. Anak didik yang tumbuh dengan system pembelajaran konstruktivisme akan sangat berlawanan dengan system pembelajan yang diberikan oleh pendidik yang system pengajarannya bersifat behaviorisme, karena dunia anak didik masih bersifat pembentukan karakter dan masih mencari-cari semua informasi yang terdapat pada dunia yang dihadapi. Tahapan perkembangan kepada anak didik harus benar-benar diperhatikan oleh pendidik guna memperlancar perkembangan pola pikir anak didik, dunia yang ada pada anak didik adalah dunia yang penuh dengan imajinasi yang berguna untuk pembentukan karakter anak kedepannya. Perlu dipahami bahwasanya dunia anak didik berbeda satu sama lain, perbedaan ini bisa terjadi karena adanya faktor bawaan atau faktor lingkungan yang ada pada anak didik. Sebagai pendidik keberadaan perbedaan pada anak didik harus mampu dipahami agar tidak mengorbankan kepentingan anak didik. Anak Didik Dalam Perspektif Pendidikan Islam Pendidikan berusaha memahami dunia yang ada pada anak didik, hal ini sesuai dengan kebutuhan anak didik berupa kebutuhan akan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kepribadian yang nantinya pendidik akan berperan dalam memenuhi kebutuhan anak didik tersebut. Anak didik dalam dunia pendidikan Islam adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang 6 Ibid,.53 5
  • 6. baik secara fisik, psikologis, sosial dan religious dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akherat kelak 7 hal ini mengindikasikan bahwasanya anak didik merupakan individu yang belum matang dalam bersikap baik secara fisik maupun psikologis sehingga bantuan dari pendidik sangat dibutuhkan oleh anak didik. Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik harus mampu memahami hakikat anak didik sebagai peserta didik baik berposisi sebagai subyek pendidikan atau obyek pendidikan. Konsep pendidik dan anak didik dalam perspektif pendidikan Islam memiliki karakteristik tersendiri yang sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik ini akan membedakan konsep pendidik dan anak didik dalam pandangan pendidikan lainnya. Hal itu juga dapat ditelusuri melalui tugas dan persyaratan ideal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dan anak didik yang dikehendaki oleh Islam. Tentu semua itu tidak terlepas dari landasan ajaran Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an dan Sunnah yang menginginkan perkembangan pendidik dan anak didik tidak bertentangan dengan ajaran kedua landasan tersebut sesuai dengan pemahaman maksimal manusia. Anak didik dalam perspektif pendidikan Islam sebagai objek sekaligus subjek dalam proses pendidikan. Ia adalah orang yang belajar untuk menemukan ilmu. Karena dalam Islam diyakini ilmu hanya berasal dari Allah, maka seorang anak didik mesti berupaya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah dengan senantiasa mensucikan dirinya dan taat kepada perintah-Nya. Namun untuk memperoleh ilmu yang berasal dari Allah tersebut, seorang anak didik mesti belajar pada orang yang telah diberi ilmu, yaitu guru atau pendidik. Karena anak didik memiliki hubungan dengan ilmu dalam rangka upaya untuk memiliki ilmu, maka seorang anak didik mesti berakhlak kepada gurunya. Akhlak tersebut tentunya tetap mengacu kepada nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an dan hadis. Dalam kaitannya dengan anak didik, Al-Ghazali menjelaskan bahwa mereka adalah makhluk yang telah dibekali potensi atau fitrah untuk beriman 7 Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana, 2006), 103 6
  • 7. kepada Allah. Fitrah itu sengaja disiapkan oleh Allah sesuai dengan kejadian manusia, cocok dengan tabi’at dasarnya yang memang cenderung kepada agama Islam. Al-Ghazali membagi manusia kedalam dua golongan besar, yaitu golongan awam dan golongan khawas, yang daya tangkapnya tidak sama. Kaum awam, yang cara berfikirnya sederhana sekali. Dengan cara berfikir terebut, mereka tidak dapat mengembangkan hakikat-hakikat. Mereka mempunyai sifat lekas percaya dan menurut. Golongan ini harus dihadapi dengan sikap memberi nasehat dan petunjuk. Kaum pilihan, yang akalnya tajam dengan cara berfikir yang mendalam. Kepada kaum pilihan tersebut, harus dihadapi dengan sikap menjelaskan hikmat-hikmat. Biasanya kaum awam membaca apa yang tersurat dan kaum khawas, membaca apa yang tersirat. Oleh karena itu, pendidikan Islam sangat mengutamakan akhlak seorang anak didik. Akhlak tersebut harus diawali dari niat anak didik itu sendiri, dimana niat menuntut ilmu tersebut haruslah semata-mata karena Allah SWT, bukan karena tujuan-tujuan yang bersifat duniawi dijadikan prioritas utama. Selain itu, anak didik harus menuntut ilmu berorientasi kepada duniawi dan ukhrawi. Dengan konsep semacam ini, maka anak didik akan menuntut ilmu sesuai dengan dasar dan prinsip-prinsip pendidikan Islam itu sendiri yang berlandaskan kepada al-Qur’an dan sunnah serta berorientasi kepada dunia dan akhirat secara integral dan seimbang. Dalam Al Qur`an sendiri manusia terdiri dari materi (jasad) dan immateri (ruh, jiwa, akal, qalb). Jika dihubungkan dengan pendidikan, maka manusia yang diberi pendidikan itu adalah jiwa dan akalnya. Pendidikan pada manusia adalah suatu proses pengembangan potensi jiwa dan akal yang tumbuh secara wajar dan seimbang, dalam masyarakat yang berkebudayaan. Untuk itu kesalahan dalam pemahaman hakikat anak didik bisa menjadikan kegagalan total bagi pendidik, untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipahami mengenai anak didik, sebagaimana dijelaskan Muhaimin dan Abdul Mujib sebagai berikut: 7
  • 8. 1. Anak didik bukan miniature orang dewasa yang mana dia mempunyai dunia sendiri sehingga proses belajar mengajar tidak bisa disamakan dengan dunia orang dewasa. 2. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. 3. Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan itu semaksimal mungkin. 4. Anak didik memliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain, anak didik dipandang sebagai kesatuan system manusia. 5. Anak didik merupakan obyek pendidikan yang aktif dan kreatif serta produktif. 8 Pendidik dan anak didik merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Islam. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Keberadaan pendidik sangat berperan besar dalam menentukan potensi anak didik, karena masa depan anak didik tergantung bagaimana pendidik mengarahkan anak didik sesuai dengan dunianya, semisal kedepan pendidik mengharapkan anak didik mampu menjadi penggerak laju reformasi pada saat ini dan sekaligus menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Anak didik dalam pembelajaran dikelas yang berposisi sebagai obyek pendidikan memiliki peranan penting dalam menerima setiap materi ajar yang disampaikan oleh pendidik. Karena keberhasilan proses pembelajaran dikelas akan tergantung bagaimana kondisi anak didik sebagai obyek pendidikan bisa menerima setiap materi ajar dengan keseriusan dan kesungguhan dengan baik. Karena keberadaan obyek pendidikan sendiri merupakan faktor penting sebagai penentu keberhasilan proses pembelajaran. Keberadaan anak didik sebagai obyek pendidikan juga harus berperan sebagai subyek pendidikan, karena posisi anak didik sebagai obyek pendidikan tidak akan mampu membuat anak didik semakin kreatif dan produktif, untuk itu 8 Muhaimin dan Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam. (Bandung: Trigenda Karya, 1993), 181 8
  • 9. anak didik diharuskan mampu memposisikan dirinya sebagai subyek pendidikan. Posisi anak didik sebagai subyek pendidikan akan mampu membikin anak didik makin aktif, kreatif dan dinamis dalam berinteraksi dengan gurunya, sekaligus dalam upaya pengembangan keilmuannya Kedudukan Anak Didik Anak didik bisa diartikan sebagai makhluk yang masih membawa kemungkinan untuk berkembang, baik jasmani maupun rohani. Ia masih memiliki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, kekuatan maupun perimbangan bagian-bagiannya. Sehingga keberadaan anak didik harus benar-benar di perhatikan oleh pendidik, karena adanya kondisi psychologis yang belum matang maka mental anak didik akan rentang terpengaruhi dengan segala kejadian yang terjadi dengan dunia orang dewasa. Anak didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan. Anak adalah rizki yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada manusia, dan sudah menjadi kewajiban bila titipan tersebut kita jaga sebagaimana dikatakan Imam Ghazali yang dikutip oleh Nur Uhbiyati, bahwa anak adalah amanah Allah dan harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan mendekatkan diri kepada Allah 9 jadi anak yang dilahirkan didunia ini keberadaannya masih berupa mutiara yang bernilai namun tak berbentuk, sehingga posisi orang tua sebagai pendidik anak sangat berperan penting dalam membentuk anak menjadi mutiara yang bernilai tinggi dan sebaliknya. Al-Ghazali telah membagi periode anak dengan lima fase: 9 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 92 9
  • 10. 1. Al-Janin, tingkat anak yang berada dalam kandungan dan adanya kehidupan setelah adanya roh dari Allah SWT, pada usia 4 bulan, pendidikan dapat diterapkan dengan istilah “prenatal” atau juga dapat dilakukan sebelum anak itu menjadi janin yang disebut dengan pendidikan “prakonsepsi” 2. Al-Tifli, tingkat anak-anak dengan memperbanyak latihan dan kebiasaan sehingga mengetahui aktivitas yang baik dan yang buruk 3. Al-Tamyis, yaitu tingkat anak yang dapat membedakan sesuatu yang baik dan yang buruk, bahkan akal pikirannya telah berkembang sedemikian rupa sehingga dapat memahami ilmu dlaluri 4. Al-‘aqil, yaitu tingkat manusia yang berakal sempurna bahkan akalnya berkembang secara maksimal sehingga mampu menguasai ilmu dlaluri. 5. Al-Auliya’ dan Al-Anbiya’, yaitu tingkat tertinggi pada perkembangan manusia, bagi para Nabi ia telah mendapat ilmu pengetahuan lewat wahyu, dan bagi para Wali Ia mendapatkan ilmu pengetahuan ilham dan ilmu laduni yang tidak dapat diberikan pada orang biasa. 10 Pembagian periode anak dengan lima fase yang diutarakan oleh Imam Ghozali akan semakin mengetahui tahapan-tahapan anak didik dalam perkembangan pertumbuhan daya nalar anak didik. Pakar konstruksi berpendapat bahwa individual memberikan makna melalui interaksinya dengan orang lain dan dalam lingkungan tempat ia hidup. Dengan demikian pengetahuan merupakan produk dari manusia yang dikonstruksi secara sosial dan kultural. Keberadaan periodesasi Imam Ghozali menunjukkan adanya proses konstruktivisme pada diri setiap manusia, baik dan tidaknya seseorang bergantung bagaimana proses kontruktivisme tersebut. Karakter Anak Didik Yang Baik 10 Abd Al-Mun’im Abd Al-Aziz Al-Maliji, Tathawwaur al-Syu’ur al-Dini: Inda Al-Thifl wa Al-Murahiq (Cairo: Dar Al-Ma’arif, 1955), 314 10
  • 11. Dewasa ini memperbincangkan soal pendidikan menjadi hal yang wajib dan harus diketahui khalayak umum pada umumnya dan pendidik pada khususnya. Pendidikan disekolah sudah saatnya beranjak dari persoalan- persoalan teoritis kepada persoalan-persoalan yang nyata (konkret) dan dihadapi langsung oleh anak didik, pesan-pesan moral pendidikan sudah saatnya ditonjolkan, peserta didik dilatih untuk dapat menganalisis persoalan lingkungan dengan sesuai kemampuan masing-masing. Pendidikan yang menyenangkan dan langsung dapat dinikmati oleh anak didik atau terjun ke lapangan adalah kunci utama dalam pembentukan karakter pada anak didik.11 Pola pikir anak didik yang cenderung konkrit akan menjadikannya semakin kritis untuk bertanya akan hal-hal yang sifatnya teoritis (abstrak). Hal ini yang terkadang terabaikan oleh pendidik terhadap anak didik, sehingga keberadaan pendidik harus benar memahami dunia anak didik. Cara-cara pengajaran harus benar-benar disesuaikan dengan dunianya anak didik guna menciptakan karakter kepada anak didik. Dalam permasalahan realita, jika lampu merah seharusnya peserta didik berhenti dan menghormati pengguna jalan yang lain. Dalam hal ini, penghormatan akan hak-hak orang lain sudah diajarkan sejak dini. Diharapkan ketika mereka dewasa akan bertanggungjawab dan amanah terhadap dirinya sendiri serta dapat menghargai hak-hak orang lain secara luas. Disamping dari faktor pembiasaan, pembembentukan karakter anak didik juga di pengaruhi dari faktor genetis. Sebagaimana dijelaskan oleh Manshur Ali Rajab, terdapat lima macam yang dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya, yaitu; pertama pewarisan yang bersifat jasmaniyah seperti warna kulit, bentuk tubuh yang jangkung atau cebol dan sebagainya. Kedua pewarisan yang bersifat intelektual, seperti kecerdasan dan kebodohan. Ketiga pewarisan yang bersifat tingkah laku, seperti tingkah laku terpuji atau tercela, lemah lembut atau keras kepala. Keempat pewarisan yang bersifat alamiyah yaitu pewarisan internal yang dibawa sejak kelahiran anak. Kelima yaitu pewarisan yang bersifat 11 Benni Setiawan, Manifesto Pendidikan di Indonesia (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006), 43 11
  • 12. sosiologis, yaitu pewarisan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti dari suku atau bangsa mana ia dilahirkan. 12 Kelima faktor yang terdapat pada anak didik merupakan salah satu elemen dasar pembentuk karakter anak didik kedepannya. Mekanisme hereditas diantaranya berupa pewarisan campuran, dan pewarisan sifat dapatan. Pada abad kedelapan belas, ahli mikroskop Antoine van Leeuwenhoek (1632-1723) menemukan “binatang kecil” di dalam sperma manusia dan hewan lainnya. Penemuan ini menjadi dasar dari teori “spermis” yang menyatakan bahwa dalam sebuah sperma terdapat “orang kecil” (homunculius) dan satu-satunya sumbangan yang dilakukan oleh pihak wanita adalah kandungan yang di dalamnya homonculus tumbuh dan berkembang. Pangenesis dalam hereditas yang berarti sebuah ide yang menyatakan bahwa pria dan wanita membentuk sebuah “pangen” di dalam setiap organ. Pangen ini kemudian berjalan melalui darah ke alat kelamin kemudian ke dalam bakap anak. Konsep ini bermula pada zaman yunani kuno dan memengaruhi ilmu hayat sampai sekitar seratus tahun yang lalu. Istilah “hubungan darah”, “darah murni”, dan “darah bangsawan” adalah sisa-sisa dari teori Pangenesis. Dari paparan teori hereditas diatas menandakan bahwa pengaruh orang tua terhadap anak didik yang berupa pewarisan jasmaniah, intelektual, tingkah laku, alamiah dan sosiologis memiliki peran pada kehidupan anak didik kedepan. Hal ini sesuai pernyataan teori pangenesis bahwa sebuah pangen yang ada dalam setiap organ akan berjalan melalui darah ke alat kelamin kemudian ke dalam bakap anak, sehingga keberadaan istilah hubungann darah, darah murni dan darah bangsawan adalah dari keberadaan teori pangenisme. Untuk itu system pembelajaran pada anak didik tidak bisa disama ratakan antara satu anak didik dengan anak didik yang lainnya, karena keberadaan faktor dasar pembentuk anak didik sangat berbeda sesuai dengan asal muasal anak didik dilahirkan. Pembentukan karakter pada anak didik harus benar-benar 12 Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafah al-Akhlaq (Mesir: Maktabah Al-Anjalu Al-Anjalu Al-Misriyat, 1961), 111-112 12
  • 13. ditanamkan sedini mungkin agar keberadaan anak didik kedepannya semakin berkualitas dan bisa menjadi kebanggaan masyarakat. Menurut Ibnu Jama’ah pembentukan karakter anak didik terbagi atas tiga macam, yaitu: 1. Yang berhubungan dengan diri sendiri, anak didik senantiasa dibiasakan membersihkan hati, memperbaiki niat atau motivasi, memiliki cita-cita dan usaha yang kuat untuk sukses dan berpeilaku penuh kesederhanaan 2. Yang berhubungan dengan pendidik, anak didik senantiasa dibiasakan patuh dan tunduk secara utuh, memuliakan, dan menghormati pendidik. 3. Yang berhubungan dengan pelajaran, anak didik senantiasa dibiasakan berpegang teguh secara utuh pada pendapat pendidik, mempelajari apa yang didapat dari pendidik dengan sungguh-sungguh dan mempraktikan ilmu yang didapat dari pendidik. 13 Anak didik harus memiliki adab yang baik terhadap pendidik supaya ia memiliki ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 14 Penutup Pendidikan sejatinya adalah sebuah hal yang akan selalu di kaitkan dengan kehidupan manusia, sebagaimana pembawaan manusia itu sendiri sebagai makhluk social, yang artinya tidak lepas dari campur tangan manusia lain. Pendidikan tidak akan menemukan muara atau tujuan jika dalam prosesnya tidak dilengkapi dengan komponen-komponen urgennya. Sebagaimana komponen tersebut salah satunya adalah anak didik. Anak didik disini tidak dipahami hanya sekedar objek pendidikan, akan tetapi pada saat-saat tertentu anak didik akan menjadi subjek pendidikan. Hal ini terlihat pada dekade akhir bahwa siswa/anak didik dituntut lebih aktif. Dengan fenomena tersebut maka seorang pendidik disiapkan untuk mencetak anak-anak yang berkualitas, berkepribadian dan berkarakter. 13 Abd Al-Amir Syams Al-Din, Al-Madzhab Al-Tharbawi ‘Inda Ibnu Jama’ah (Beirut: Dar Iqra’, 1984), 28-40 14 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 106 13
  • 14. Sebagaimana dalam perjalanan pendidikan seorang anak didik diartikan sebagai seseorang yang belum mencapai taraf kematangan, baik fisik, mental, spiritual, intelektual, maupun psikologisnya. Dalam hal kaitannya untuk mencukupi kebutuhan tersebut al Ghazali memberikan bentuk pendidikan mulai dalam kandungan sampai ia dewasa. Hal tersebut sudah barang tentu akan menghantarkan anak didik sebagaimana tujuan akhir pendidikan yakni perwujudan dari nilai-nilai ideal yang bercorak islami, sebagaimana idealitas islam itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati. Wallahu’alam 14
  • 15. Daftar Pustaka Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid, (Jakarta: Raja Grafindo Persasada, 2001) Wiji Suwarno, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006) Suyanto, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana, 2006) Muhaimin dan Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam. (Bandung: Trigenda Karya, 1993) Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2005) Abd Al-Mun’im Abd Al-Aziz Al-Maliji, Tathawwaur al-Syu’ur al-Dini: Inda Al-Thifl wa Al-Murahiq (Cairo: Dar Al-Ma’arif, 1955) Benni Setiawan, Manifesto Pendidikan di Indonesia (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2006) Manshur Ali Rajab, Ta’ammulat fi Falsafah al-Akhlaq (Mesir: Maktabah AlAnjalu Al-Anjalu Al-Misriyat, 1961) Abd Al-Amir Syams Al-Din, Al-Madzhab Al-Tharbawi ‘Inda Ibnu Jama’ah (Beirut: Dar Iqra’ 1984) Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2011) Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1991) 15