Dokumen tersebut merangkum peran dan tanggung jawab pendidik dalam Islam. Pendidik bertanggung jawab untuk mengajar, mendidik, dan membimbing peserta didik secara profesional dan bertanggung jawab. Pendidik diharapkan memiliki kualitas akhlak yang mulia seperti kasih sayang, jujur, sabar, dan adil. Pendidik bertugas memajukan ilmu pengetahuan dan memandu peserta didik mendekatkan diri kepada Tuhan.
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
3. Hakikat Pendidik Dalam Islam
1. RESUME FILSAFAT
Nama : Riska affriani nitia
Nim : 202127001
Jurusan : MPI unit 1
1. Hakikat Pendidik Dalam Islam
A. Definisi Pendidik
Salah satu unsur esensial dalam proses pendidikan adalah pendidik. Secaraetimologi
pendidik berasal dari kata “didik” yang berarti “memelihara dan memberi latihan (ajaran,
tuntunan, dan pemimpin) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran” lalu ditambahkan awalan
“pe” menjadi “pendidik” yang berarti orang yang mendidik. Jadi secara harfiah pendidik ialah
orang yang memberikan pelatihan dan pengarahan baik itu mengenai akhlak ataupun ilmu
pengetahuan kepada manusia lainnya.
Menurut Ahmad Tafsir, “pendidik dalam pandangan Islam ialah siapa saja yang bertanggug
jawab terhadap perkembangan anak didik.” Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa pada
dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi pendidik, bukan hanya bagi murid dan
anak sendiri tapi juga bagi orang lain. Tanggung jawab terhadap peserta didik bukan hanya
diserahkan kepada guru, tapi juga manusia secara keseluruhan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa secara tidak langsung
mengisyaratkan bahwa pendidik ialah suatu profesi yang berkaitan dengan mengajar dan
mendidik di suatu institusi pendidikan, baik itu sekolah, perguruan tinggi, surau, majelis ta’lim,
dan lain sebagainya. Adapun orang yang mengajar dan mendidik tersebut dikenal dengan
sebutan: guru, dosen, professor, ustadz, mu’alim, dan lain-lain. Guru merupakan pendidik
profesional yang memang ditugaskan untuk mengajaridan mendidik orang yang butuh
pendidikan.
B. Peran dan Tugas Pendidik dalam Islam
2. Dalam pandangan islam, guru yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam, dan guru
ini juga mempunyai peran penting terhadap berlangsungnya pendidikan. Oleh karena itu, baik
buruknya guru berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan islam dikemudian hari. Guru juga
merupakan sebuah public figure yang akan dijadikan panutan pelajarnya, maka guru harus
memiliki akhak yang luhur. Pembinaan dan pembimbingan murid dari guru yang berakhlak luhur
sangat menentukan terbentuknya perilaku sebagai pencerminan dari akhlakul karimah. Dalam
Undang-undang sistem pendidikan Nasional pasal 27 ayat 3, ada tiga peranan guru. 1. Sebagai
pengajar,sebagai pembimbing dan sebagai administrator kelas.
Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,
menyucikan serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal
tersebut karena tujuan pendidikan islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri
kepada-Nya. Sesungguhnya seorang pendidik bukan hanya menjalankan tugas tersebut, tetapi
pendidik juga bertanggung jawab atas pengelolaan (manager of learning), pengarah (director of
learning), fasilitator, dan perencana (the planner of future society). Oleh karena itu, fungsi dan
tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan
melaksanakan program yang telah disusun serta melaksanakan penilaian setelah
program dilakukan.
Sebagai pendidik (aducator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan
dan kepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT menciptakannya.
Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta
didik dan masyarakat yang terkait terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya
pengarahan, pengawas, perorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program
pendidikan yang dilakukan.
C. Syarat-Syarat Pendidik dalam Islam
Berikut ini adalah gambaran bagaimana para ahli pendidik musli memberikan syarat-syarat
pendidik yang super ketat, terutama persyaratan yang berkaitan dengan personal atau kepribadian.
Menurut Imam al-Ghazali (Muhammad Jawad Rida, 1980 dan Fathiyah Hasan Sulaiman, 1964)
seorang pendidik harus memiliki delapan sifat-sifat khusus atau tugas-tugas tertentu yaitu:
3. Guru memiliki rasa sayang, karena dengan sifat ini, maka akan timnul rasa percaya diri
dan rasa tenteram pada diri peserta didik terhadap gurunya. Hal ini sangat membantu
peserta didik dalam menguasai ilmu.
Guru tidak boleh menuntut upah atas jerih payahnya dalam mengajar dan mengharap
pujian, ucapan terima kasih atau balasan bagi peserta didiknya, karena mengajar itu
wajib bagi setiap orang yang berilmu.
Guru bertindak sebagai petugas penyuluh yang jujur dan benar dihadapan peserta
didiknya, ia tidak boleh membiarkan peserta didiknya mempelajari materi yang lebih
tinggi sebelum ia menguasai pelajaran sebelumnya.
Guru tidak menggunakan kekerasan, mencemooh dalam membina mental dan perilaku
peserta didiknya, tetapi dengan cara penuh simpatik dan kasih saying.
Guru menjaga prinsip penjagaan perbedaan-perbedaan antar individu, yang menuntut
diadakannya perbedaan antara masing-masing peserta didik berdasarkan kemampuan
akal atau kemampuan-kemampuan lainnya. Guru membatasi dirinya dalam mengajar
pada batas kemampuan pemahaman peserta didik, dan karenanya ia tidak perlu
memberikan sesuatu yang tak terjangkau oleh akalnya, karena dapat menimbulkan rasa
antipasti atau merusak akalnya.
D. Peran pendidik dalam pembelajaran
Pendidik dalam rangka pengajaran dituntut untuk melakukan kegiatan yang bersifat edukatif
dan ilmiah. Oleh karena itu peran pendidik tidak hanya sebagai pengajar tetapi sekaligus sebagai
pembimbing yaitu sebagai wali yang membantu anak didik mengatasi kesulitan dalam studinya
dan pemecahan bagi permasalahan lainya. Dilain pihak pendidik juga berperan sebagai
pemimpin (khusus diruang kuliah/kelas), sebagai komunikator dengan masyarakat, sebagai
pengembangan ilmu dan penjabaran luasan ilmu (innovator), bahkan juga berperan sebagai
pelaksana administrasi. Peranan pendidik dapat ditinjau dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Dalam arti luas pendidik mengemban peranan–peranan sebagaiukuran kognitif, sebagai agen
moral, sebagai inovator dan kooperatif.Pendidik sebagai ukuran kognitif.
Tugas pendidik umumnya adalah mewariskan pengetahuan berbagai keterampilan kepada
generasi muda. Hal-hal yang akan diwariskan itu sudah tentu harus sesuai ukuran yang telah
4. ditentukan masyarakat dan merupakan gambaran tentang keadaan sosial, ekonomi, dan politik.
Karena itu pendidik harus mampu memenuhi ukuran kemampuan tersebut.Pendidik sebagai agen
moral dan politik. Pendidik bertindak sebagai agen moral masyarakat, karena fungsinya
mendidik warga masyarakat agar melek huruf, pandai berhitung dan berbagai keterampilan
kognitif lainnya. Keterampilan-keterampilan itu dipandang sebagai bagian dari proses moral,
karena masyarakat yang telah pandai membaca dan pengetahuan, akan berusaha menghindari
dari tindakan tindakan kriminal dan menyimpang dari aturan masyarakat.Pendidik sebagai
inovator. Berkat kamajuan ilmu pengetahuan dan teknoligi, maka masyarakat senantiasa berubah
dan berkembang dalam semua aspek. Perubahan dan perkembangan itu menuntut terjadinya
inovasi pendidikan. Tanggung jawab melaksanakan inovasi itu diantaranya terletak pada
penyelenggaraanpendidikan.Dalam proses pengajaran dikelas peranan pendidik (mengadopsi
istilguru ) lebih spesifik sifatnya. Peranan itu meliputi lima hal yaitu: Pendidik sebagai
model,Pendidik sebagai perencana, pendidik sebagai peramal , pendidik sebagai Pemimpin
Pendidik sebagai penunjuk jalan atau sebagai pembimbing kearah pusat-pusat belajar.