SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
1. Hakikat Evaluasi
Evaluasi dan penilaian adalah istilah-istilah yang lebih luas artinya daripada ukuran. Evaluasi meliputi
semua aspek dari penentuan batas-batas hasil belajar, sedangkan ukuran hanya terbatas kepada aspek-aspek
penilaian yang lebih bersifat tepat serta kuantitatif. Untuk mudahnya kata-kata evaluasi dan penilaian dapat
dianggap istilah-istilah yang sinonim (alih bahasa Bapemsi/PT Jemmars dari Witherington dan Burton,
1986:140).
Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000:22), “Evaluasi merupakan proses penentuan nilai atau
kelayakan data yang terhimpun. Karena itu, evaluasi mencakup pemanfaatan tes dan pengukuran.” Dalam
ungkapan lain, evaluasi sebagai proses penilaian secara kualitatif data yang telah diperoleh melalui
pengukuran.
2. Isu Evaluasi
Evaluasi berfungsi sebagai salah satu cara untuk memantau perkembangan belajar dan mengetahui seberapa
jauh tujuan pengajaran dapat dicapai oleh siswa (Adang Suherman dan Agus Mahendra, 2001). Beberapa
isu yang sereing muncul dalam pelaksanaan evaluasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan evaluasi belum begitu tampak terintegrasi dalam sebuah proses belajar mengajar.

Materi evaluasi terkadang belum relevan dengan materi yang diberikan padaproses belajar mengajar,
khususnya pada aspek kogniitif.

Situasi pelaksanaan evaluasi yang masih belum mendukung ke arah perbaikan atau peningkatan
keterampilan siswa.

Alokasi waktu pelajaran penjas di sekolah amat terbatas untuk mengadakan pengetesan atau evaluasi.

Evaluasi seolah-olah hanya dapat dilakukan oleh ahli statistik.

3. Manfaat dan Tantangan Evaluasi Penjas di SD
a. Manfaat Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi, akan memiliki manfaat sebagai berikut:

Evaluasi memungkinkan guru lebih terampil dan cermat dalam menafsirkan kemajuan hasil belajar siswa.

Evaluasi akan memberi umpan balik bagi keberhasilan suatu program.

Evaluasi akan meningkatkan pengakuan pihak luar terhadap manfaat penjas.

Evaluasi dapat dijadikan ukuran keberhasilan guru dalam mengajar penjas.

b. Tantangan Pelaksanaan Evaluasi Penjas di SD
Guru penjas ihadapkan pada beberapa tantangan dan masalah dalam proses evaluasi di sekolah. Tantangan
tersebut diantaranya adalah:

1. Jumlah siswa yang banyak yang tidak sesuai dengan jumlah guru penjas. Di tingkat sekolah dasar, guru
penjas biasanya harus mengelola siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Lebih sulit lagi akrena yang dipelajari
oleh siswa adalah kesesuaian antara kemampuan fisik dan perkembangan mental yang berbeda-beda.

2. Alokasi waktu pelajaran penjas di SD amat terbatas untuk mengadakan pengetesan. Dengan jumlah
pertemuan satu kali dalam seminggu (waktu efektifnya sekitar 60 menit) dengan materi yang cukup banyak
akan menyulitkan guru untuk mengalokasikan waktu pengetesan karena lebih berkutat dengan penyampaian
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Bahan Ajar Pedagogi Olahraga Didin Budiman 4. Bentuk-Bentuk Evaluasi Penjas di SD
Kejelasan guru penjas dalam mengungkapkan hasil belajar kepada siswa akan memberikan dampak
keyakinan pada diri siswa atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Terlebih lagi bila penilaian yang
diberikan guru merupakan bentuk-bentuk penghargaan yang dapat meningkatkan harga diri siswa baik
secara personal maupun dalam lingkup klasikal. Ini mengandung arti bahwa siswa yang sesungguhnya
belum mampu memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan harapan guru masih tetap memperoleh
penghargaan yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Tidak ada lagi istilah gagal atau tidak mampu
melaksanakan suatu tugas gerak (materi belajar).
Apabila guru sudah mampu memahami tujuan dan fungsi evaluasi yaitu memotret profil kemajuan setiap
anak dan berfungsi sebagai umpan balik tentang kelemahan dan sekaligus keberhasilan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran (Cholik dan Lutan, 1996) maka proses evaluasi yang didalamnya mengandung
unsur tes tidak akan lagi menyebabkan tes menyinggung perasaan pribadi seseorang, tes menimbulkan
kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar yang murni, tes mengkatagorikan siswa secara tetap, dan
tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa (Gilbert Sax dikutip Arikunto (1995) dalam
Nurhasan (2000)). Proses pengukuran harus mampu menghimpun berbagai aspek seperti pengetahuan
siswa, sikap, produk dan proses untuk memperoleh tujuan belajar (Suherman, 2001). Sehingga proses
penilaian tidak semata-mata hanya pemberian skor dan penetapan status anak didik pada kelompok tertentu.
Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi
kualitatif.

a. Evaluasi Kuantitatif

Evaluasi kuantitatif adalah evaluasi yang seluruh ungkapan tentang kemampuan dan kemajuan belajar siswa
dinyatakan dalam skor (Cholik dan Lutan, 1996), misalnya hasil tes lari 100 m yang diperoleh Badu adalah
7. Dalam prakteknya biasanya menggunakan dua kriteria yaitu : (1) penilaian acuan norma (PAN) yang
acuannya berdasarkan rata-rata kelompok, dan (2) penilaian acuan patokan (PAP) yaitu kriteria berdasarkan
standar yang bersifat umum.
Pada pelaksanaan evaluasi kuantitatif dengan kriteria penilaian acuan norma (PAN), pendekatan ini sering
diterapkan dengan dalih untuk membangkitkan motivasi. Namun skor dan ranking tidak mempunyai makna
apa-apa, dan umpan balik seperti itu tidak dipahami anak-anak, terutama siswa sekolah dasar. Bagi anak
yang memperoleh skor d ibawah rata-rata kelas akan memberikan dampak bahwa dirinya gagal
melaksanakan tugas ajar dari gurunya, termasuk juga mendapatkan ejekan dari siswa lain (yang
memperoleh skor tinggi) yang sebenarnya mereka sendiripun tidak mengerti tentang kebermaknaan skor
yang diperolehnya, terlebih memahami kemampuan yang dimilikinya diantara satu siswa dengan siswa
yang lainnya.
Pada kriteria penilaian acuan patokan (PAP) sering tidak realistis ketika menetapkan tujuan pembelajaran,
misalnya siswa dapat melakukan teknik dasar lompat jauh dengan baik dan benar. Acuan ini adalah
keterampilan yang sukar dicapai, dan mungkin tujuan ini akan tercapai setelah melakukan latihan yang
berulang-ulang, berbulan-bulan, bukan hanya dengan satu atau dua kali pertemuan saja.
Pendekatan kuantitatif seperti itu tidaklah sepenuhnya salah dalam konteks pendidikan jasmani. Yang
terpenting adalah hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa merupakan laporan kemajuan belajar siswa
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya (Cholik dan Lutan, 1996). Bahan Ajar Pedagogi Olahraga Didin Budiman
b. Evaluasi Kualitatif

Evaluasi kualitatif adalah pengungkapan hasil evaluasi dinyatakan secara deskriptif (Cholik dan Lutan,
1996), yaitu ungkapan sifat-sifat dan kemampuan yang ada pada anak digambarkan secara kualitatif,
misalnya secara deskriptif yang dinyatakan dalam kategori seperti baik, cukup, dan kurang.
Dengan ungkapan lain bahwa evaluasi kualitatif mengungkapkan hasil evaluasi secara deskriptif, misalnya
ketika proses pembelajaran selesai atau pada suatu tahapan melaksanakan tugas gerak, kemampuan anak
dinyatakan dengan ungkapan “koodinasi gerakan tangan dan kaki sudah semakin baik”, “kontrol bolanya
sudah semakin sempurna”. Laporan hasil evaluasi kualitatif dapat pula dilakukan dengan cara
mengungkapkan katagori baik, cukup, kurang dan sebagainya. Ungkapan seperti ini merupakan
penghargaan yang diberikan guru kepada siswa. Ini sering sangat membantu siswa untuk segera mengetahui
kemampuan dan kemajuan belajarnya. Artinya bahwa interaksi antara guru dengan siswa lebih sering
terjalin sebagai suasana sosial yang sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kebanggaan diri (Lutan,
2001).

More Related Content

What's hot

15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan
vinaserevina
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_
amirafirda
 
Pengujian,pentaksiran,penilaian
Pengujian,pentaksiran,penilaianPengujian,pentaksiran,penilaian
Pengujian,pentaksiran,penilaian
atraxtra88
 
Pengertian dan Konsep Pentaksiran, Pengujian dan Penilaian
Pengertian dan Konsep Pentaksiran, Pengujian dan Penilaian Pengertian dan Konsep Pentaksiran, Pengujian dan Penilaian
Pengertian dan Konsep Pentaksiran, Pengujian dan Penilaian
Nurfarhanah Ahmad Tarmizi
 
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranKelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Arif Wicaksono
 
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiPengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Mulyati Rahman
 
Bab 1 2 evaluasi pembelajaran
Bab 1 2 evaluasi pembelajaranBab 1 2 evaluasi pembelajaran
Bab 1 2 evaluasi pembelajaran
RatihSiwi
 
Konsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasi
apil73
 
Perbandingan penilaian,pengujian dan pentaksiran
Perbandingan penilaian,pengujian dan pentaksiranPerbandingan penilaian,pengujian dan pentaksiran
Perbandingan penilaian,pengujian dan pentaksiran
Azura Zainal Abidin
 

What's hot (20)

15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan15.vina serevina solihan
15.vina serevina solihan
 
Pentaksiran
PentaksiranPentaksiran
Pentaksiran
 
Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_Evaluasi pembelajaran _makalah_
Evaluasi pembelajaran _makalah_
 
Pengujian pengukuran penilaian
Pengujian pengukuran penilaianPengujian pengukuran penilaian
Pengujian pengukuran penilaian
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)
pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi (1)
 
Tujuan Pengukuran & Penilaian
Tujuan Pengukuran & PenilaianTujuan Pengukuran & Penilaian
Tujuan Pengukuran & Penilaian
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Pengujian,pentaksiran,penilaian
Pengujian,pentaksiran,penilaianPengujian,pentaksiran,penilaian
Pengujian,pentaksiran,penilaian
 
PENTAKSIRAN , PENILAIAN, PENGUJIAN
PENTAKSIRAN , PENILAIAN, PENGUJIANPENTAKSIRAN , PENILAIAN, PENGUJIAN
PENTAKSIRAN , PENILAIAN, PENGUJIAN
 
Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika
Prosedur Evaluasi Pembelajaran MatematikaProsedur Evaluasi Pembelajaran Matematika
Prosedur Evaluasi Pembelajaran Matematika
 
Pengertian dan Konsep Pentaksiran, Pengujian dan Penilaian
Pengertian dan Konsep Pentaksiran, Pengujian dan Penilaian Pengertian dan Konsep Pentaksiran, Pengujian dan Penilaian
Pengertian dan Konsep Pentaksiran, Pengujian dan Penilaian
 
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranKelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
 
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran
 
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen MulyatiPengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
Pengukuran, penilaian dan assesmen Mulyati
 
Bab 1 2 evaluasi pembelajaran
Bab 1 2 evaluasi pembelajaranBab 1 2 evaluasi pembelajaran
Bab 1 2 evaluasi pembelajaran
 
3. pentaksiran
3. pentaksiran3. pentaksiran
3. pentaksiran
 
Konsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasiKonsep dasar evaluasi
Konsep dasar evaluasi
 
Perbandingan penilaian,pengujian dan pentaksiran
Perbandingan penilaian,pengujian dan pentaksiranPerbandingan penilaian,pengujian dan pentaksiran
Perbandingan penilaian,pengujian dan pentaksiran
 

Viewers also liked (7)

Note topik 12
Note topik 12Note topik 12
Note topik 12
 
Keys to Consistency
Keys to ConsistencyKeys to Consistency
Keys to Consistency
 
Manuka Warriors Against Bullying
Manuka Warriors Against BullyingManuka Warriors Against Bullying
Manuka Warriors Against Bullying
 
Sharepoint in a Complex Business Context
Sharepoint in a Complex Business ContextSharepoint in a Complex Business Context
Sharepoint in a Complex Business Context
 
Sparkle
SparkleSparkle
Sparkle
 
Disrupting 3D Models
Disrupting 3D ModelsDisrupting 3D Models
Disrupting 3D Models
 
Note topik 1
Note topik 1Note topik 1
Note topik 1
 

Similar to Tik 2

01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
Dwi Wulandari
 
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
Ibenk Hallen
 
T U G A S K U R I K U L U M P E M B E L A J A R A N S U S I
T U G A S  K U R I K U L U M  P E M B E L A J A R A N  S U S IT U G A S  K U R I K U L U M  P E M B E L A J A R A N  S U S I
T U G A S K U R I K U L U M P E M B E L A J A R A N S U S I
20080210087
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
NDESA
 
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematikaEvaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
Dx Lupheparentseverafter
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
mas iwan
 
Format dan scoring rubric penilaian
Format dan scoring rubric penilaianFormat dan scoring rubric penilaian
Format dan scoring rubric penilaian
Ria Dwi Pratiwi
 
1. PENGERTIAN EVALUASI.pptx
1. PENGERTIAN EVALUASI.pptx1. PENGERTIAN EVALUASI.pptx
1. PENGERTIAN EVALUASI.pptx
Heppy6
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Warnet Raha
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Tik 2 (20)

01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
 
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)01 penilaian  portofolio (slamet soewandi)
01 penilaian portofolio (slamet soewandi)
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
T U G A S K U R I K U L U M P E M B E L A J A R A N S U S I
T U G A S  K U R I K U L U M  P E M B E L A J A R A N  S U S IT U G A S  K U R I K U L U M  P E M B E L A J A R A N  S U S I
T U G A S K U R I K U L U M P E M B E L A J A R A N S U S I
 
Evaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaranEvaluasi pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
 
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasiPengukuran, penilaian dan evaluasi
Pengukuran, penilaian dan evaluasi
 
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnMengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKn
 
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docxEVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
EVALUASI_PENDIDIKAN_KUALITATIF_dan_EVALU.docx
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi paiMakalah pengembangan sistem evaluasi pai
Makalah pengembangan sistem evaluasi pai
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematikaEvaluasi proses dan hasil belajar matematika
Evaluasi proses dan hasil belajar matematika
 
Ips
IpsIps
Ips
 
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docxDESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN.docx
 
Format dan scoring rubric penilaian
Format dan scoring rubric penilaianFormat dan scoring rubric penilaian
Format dan scoring rubric penilaian
 
1. PENGERTIAN EVALUASI.pptx
1. PENGERTIAN EVALUASI.pptx1. PENGERTIAN EVALUASI.pptx
1. PENGERTIAN EVALUASI.pptx
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran paiMakalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
Makalah perkembangan sistem evaluasi pembelajaran pai
 
Evaluasi pembelajaran lina
Evaluasi pembelajaran linaEvaluasi pembelajaran lina
Evaluasi pembelajaran lina
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Tik 2

  • 1. EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN PENJAS 1. Hakikat Evaluasi Evaluasi dan penilaian adalah istilah-istilah yang lebih luas artinya daripada ukuran. Evaluasi meliputi semua aspek dari penentuan batas-batas hasil belajar, sedangkan ukuran hanya terbatas kepada aspek-aspek penilaian yang lebih bersifat tepat serta kuantitatif. Untuk mudahnya kata-kata evaluasi dan penilaian dapat dianggap istilah-istilah yang sinonim (alih bahasa Bapemsi/PT Jemmars dari Witherington dan Burton, 1986:140). Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000:22), “Evaluasi merupakan proses penentuan nilai atau kelayakan data yang terhimpun. Karena itu, evaluasi mencakup pemanfaatan tes dan pengukuran.” Dalam ungkapan lain, evaluasi sebagai proses penilaian secara kualitatif data yang telah diperoleh melalui pengukuran. 2. Isu Evaluasi Evaluasi berfungsi sebagai salah satu cara untuk memantau perkembangan belajar dan mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran dapat dicapai oleh siswa (Adang Suherman dan Agus Mahendra, 2001). Beberapa isu yang sereing muncul dalam pelaksanaan evaluasi, diantaranya adalah sebagai berikut: Pelaksanaan evaluasi belum begitu tampak terintegrasi dalam sebuah proses belajar mengajar. Materi evaluasi terkadang belum relevan dengan materi yang diberikan padaproses belajar mengajar, khususnya pada aspek kogniitif. Situasi pelaksanaan evaluasi yang masih belum mendukung ke arah perbaikan atau peningkatan keterampilan siswa. Alokasi waktu pelajaran penjas di sekolah amat terbatas untuk mengadakan pengetesan atau evaluasi. Evaluasi seolah-olah hanya dapat dilakukan oleh ahli statistik. 3. Manfaat dan Tantangan Evaluasi Penjas di SD a. Manfaat Evaluasi Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi, akan memiliki manfaat sebagai berikut: Evaluasi memungkinkan guru lebih terampil dan cermat dalam menafsirkan kemajuan hasil belajar siswa. Evaluasi akan memberi umpan balik bagi keberhasilan suatu program. Evaluasi akan meningkatkan pengakuan pihak luar terhadap manfaat penjas. Evaluasi dapat dijadikan ukuran keberhasilan guru dalam mengajar penjas. b. Tantangan Pelaksanaan Evaluasi Penjas di SD Guru penjas ihadapkan pada beberapa tantangan dan masalah dalam proses evaluasi di sekolah. Tantangan tersebut diantaranya adalah: 1. Jumlah siswa yang banyak yang tidak sesuai dengan jumlah guru penjas. Di tingkat sekolah dasar, guru penjas biasanya harus mengelola siswa dari kelas 1 sampai kelas 6. Lebih sulit lagi akrena yang dipelajari oleh siswa adalah kesesuaian antara kemampuan fisik dan perkembangan mental yang berbeda-beda. 2. Alokasi waktu pelajaran penjas di SD amat terbatas untuk mengadakan pengetesan. Dengan jumlah pertemuan satu kali dalam seminggu (waktu efektifnya sekitar 60 menit) dengan materi yang cukup banyak akan menyulitkan guru untuk mengalokasikan waktu pengetesan karena lebih berkutat dengan penyampaian
  • 2. bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Bahan Ajar Pedagogi Olahraga Didin Budiman 4. Bentuk-Bentuk Evaluasi Penjas di SD Kejelasan guru penjas dalam mengungkapkan hasil belajar kepada siswa akan memberikan dampak keyakinan pada diri siswa atas kemampuan yang sudah dimilikinya. Terlebih lagi bila penilaian yang diberikan guru merupakan bentuk-bentuk penghargaan yang dapat meningkatkan harga diri siswa baik secara personal maupun dalam lingkup klasikal. Ini mengandung arti bahwa siswa yang sesungguhnya belum mampu memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan harapan guru masih tetap memperoleh penghargaan yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Tidak ada lagi istilah gagal atau tidak mampu melaksanakan suatu tugas gerak (materi belajar). Apabila guru sudah mampu memahami tujuan dan fungsi evaluasi yaitu memotret profil kemajuan setiap anak dan berfungsi sebagai umpan balik tentang kelemahan dan sekaligus keberhasilan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Cholik dan Lutan, 1996) maka proses evaluasi yang didalamnya mengandung unsur tes tidak akan lagi menyebabkan tes menyinggung perasaan pribadi seseorang, tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar yang murni, tes mengkatagorikan siswa secara tetap, dan tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa (Gilbert Sax dikutip Arikunto (1995) dalam Nurhasan (2000)). Proses pengukuran harus mampu menghimpun berbagai aspek seperti pengetahuan siswa, sikap, produk dan proses untuk memperoleh tujuan belajar (Suherman, 2001). Sehingga proses penilaian tidak semata-mata hanya pemberian skor dan penetapan status anak didik pada kelompok tertentu. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif. a. Evaluasi Kuantitatif Evaluasi kuantitatif adalah evaluasi yang seluruh ungkapan tentang kemampuan dan kemajuan belajar siswa dinyatakan dalam skor (Cholik dan Lutan, 1996), misalnya hasil tes lari 100 m yang diperoleh Badu adalah 7. Dalam prakteknya biasanya menggunakan dua kriteria yaitu : (1) penilaian acuan norma (PAN) yang acuannya berdasarkan rata-rata kelompok, dan (2) penilaian acuan patokan (PAP) yaitu kriteria berdasarkan standar yang bersifat umum. Pada pelaksanaan evaluasi kuantitatif dengan kriteria penilaian acuan norma (PAN), pendekatan ini sering diterapkan dengan dalih untuk membangkitkan motivasi. Namun skor dan ranking tidak mempunyai makna apa-apa, dan umpan balik seperti itu tidak dipahami anak-anak, terutama siswa sekolah dasar. Bagi anak yang memperoleh skor d ibawah rata-rata kelas akan memberikan dampak bahwa dirinya gagal melaksanakan tugas ajar dari gurunya, termasuk juga mendapatkan ejekan dari siswa lain (yang memperoleh skor tinggi) yang sebenarnya mereka sendiripun tidak mengerti tentang kebermaknaan skor yang diperolehnya, terlebih memahami kemampuan yang dimilikinya diantara satu siswa dengan siswa yang lainnya. Pada kriteria penilaian acuan patokan (PAP) sering tidak realistis ketika menetapkan tujuan pembelajaran, misalnya siswa dapat melakukan teknik dasar lompat jauh dengan baik dan benar. Acuan ini adalah keterampilan yang sukar dicapai, dan mungkin tujuan ini akan tercapai setelah melakukan latihan yang berulang-ulang, berbulan-bulan, bukan hanya dengan satu atau dua kali pertemuan saja. Pendekatan kuantitatif seperti itu tidaklah sepenuhnya salah dalam konteks pendidikan jasmani. Yang terpenting adalah hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa merupakan laporan kemajuan belajar siswa dibandingkan dengan keadaan sebelumnya (Cholik dan Lutan, 1996). Bahan Ajar Pedagogi Olahraga Didin Budiman
  • 3. b. Evaluasi Kualitatif Evaluasi kualitatif adalah pengungkapan hasil evaluasi dinyatakan secara deskriptif (Cholik dan Lutan, 1996), yaitu ungkapan sifat-sifat dan kemampuan yang ada pada anak digambarkan secara kualitatif, misalnya secara deskriptif yang dinyatakan dalam kategori seperti baik, cukup, dan kurang. Dengan ungkapan lain bahwa evaluasi kualitatif mengungkapkan hasil evaluasi secara deskriptif, misalnya ketika proses pembelajaran selesai atau pada suatu tahapan melaksanakan tugas gerak, kemampuan anak dinyatakan dengan ungkapan “koodinasi gerakan tangan dan kaki sudah semakin baik”, “kontrol bolanya sudah semakin sempurna”. Laporan hasil evaluasi kualitatif dapat pula dilakukan dengan cara mengungkapkan katagori baik, cukup, kurang dan sebagainya. Ungkapan seperti ini merupakan penghargaan yang diberikan guru kepada siswa. Ini sering sangat membantu siswa untuk segera mengetahui kemampuan dan kemajuan belajarnya. Artinya bahwa interaksi antara guru dengan siswa lebih sering terjalin sebagai suasana sosial yang sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kebanggaan diri (Lutan, 2001).