Tiga fase pemikiran Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari menurut sumber-sumber Ahlussunnah:
1) Ketika ikut Mu'tazilah
2) Ketika menetapkan tujuh sifat 'aqliyyah dan melakukan ta'wil terhadap beberapa sifat sam'iyyah
3) Ketika menetapkan semua sifat Allah tanpa takyif dan tasybih sesuai metode salaf
Tingginya kekhusu'an seseorang dalam shalat bergantung pada keimanan yang mendalam kepada Allah dan kesadaran akan keagungan-Nya serta kehinaan diri sendiri. Khusu' memerlukan penyingkiran segala pikiran selain Allah dan memfokuskan hati pada makna ibadah.
Surat Al Kautsar merupakan surat terpendek kedua dalam Al Quran. Surat ini menjelaskan nikmat besar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw berupa sungai Al Kautsar di surga. Surat ini juga mengingatkan umat Islam untuk mengerjakan shalat dan berqurban hanya untuk Allah saja.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis sholat sunnah seperti sholat rawatib (sebelum dan sesudah sholat fardhu), tahajjud (malam hari), dhuha (pagi hari), witir (penutup malam), dan hajat (untuk memenuhi kebutuhan). Dokumen ini juga menjelaskan dalil-dalil syariat tentang keutamaan mengerjakan berbagai jenis sholat sunnah tersebut.
Dokumen ini membahas tentang shalat sunnah, baik yang dilakukan secara individu maupun berjamaah. Termasuk di dalamnya adalah shalat witir, dhuha, tahiyatul masjid, syukuril wudhu, istikhoroh, tahajjud, Idul Fitri, Idul Adha, gerhana matahari dan bulan, istisqo', serta tarawih.
Tingginya kekhusu'an seseorang dalam shalat bergantung pada keimanan yang mendalam kepada Allah dan kesadaran akan keagungan-Nya serta kehinaan diri sendiri. Khusu' memerlukan penyingkiran segala pikiran selain Allah dan memfokuskan hati pada makna ibadah.
Surat Al Kautsar merupakan surat terpendek kedua dalam Al Quran. Surat ini menjelaskan nikmat besar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw berupa sungai Al Kautsar di surga. Surat ini juga mengingatkan umat Islam untuk mengerjakan shalat dan berqurban hanya untuk Allah saja.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis sholat sunnah seperti sholat rawatib (sebelum dan sesudah sholat fardhu), tahajjud (malam hari), dhuha (pagi hari), witir (penutup malam), dan hajat (untuk memenuhi kebutuhan). Dokumen ini juga menjelaskan dalil-dalil syariat tentang keutamaan mengerjakan berbagai jenis sholat sunnah tersebut.
Dokumen ini membahas tentang shalat sunnah, baik yang dilakukan secara individu maupun berjamaah. Termasuk di dalamnya adalah shalat witir, dhuha, tahiyatul masjid, syukuril wudhu, istikhoroh, tahajjud, Idul Fitri, Idul Adha, gerhana matahari dan bulan, istisqo', serta tarawih.
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Sholat merupakan ibadah utama dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan. Sholat dapat mendidik menjadi pribadi yang disiplin dan tangguh serta meningkatkan kesehatan secara optimal. Tujuan utama sholat adalah mengingat Allah dan menghapus dosa. Sholat juga menjadi pembeda antara Muslim dan non-Muslim.
Dokumen tersebut membahas tentang shalat sunat yang terdiri dari shalat sunat munfarid (sendirian) dan berjamaah. Shalat sunat munfarid meliputi witir, dhuha, tahiyatul masjid, dan lainnya. Sedangkan shalat sunat berjamaah antara lain idul fitri, idul adha, gerhana, dan tarawih.
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
1. Dokumen tersebut menjelaskan konsep ikhlas berdasarkan ayat Al-Quran dan hadis, serta menganalisis penafsiran ulama tentang arti ikhlas.
2. Ikhlas dijelaskan sebagai hati yang bersih dan tulus dalam beribadah hanya kepada Allah tanpa mengharap pujian atau balasan dari manusia.
3. Ayat Al-Quran dan hadis menekankan pentingnya mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah meskipun
Bulan Rajab dianggap bulan yang mulia dalam Islam. Beberapa hadis menganjurkan berpuasa di bulan ini karena statusnya sebagai salah satu bulan haram. Meskipun begitu, pendapat ulama beragam tentang kewajiban atau sunnahnya puasa Rajab. Sebagian menganggapnya sunah sedangkan sebagian yang lain menganggapnya makruh untuk difokuskan. Secara umum Rajab diakui sebagai bulan yang mulia meskipun tidak ada kewajiban
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya shalat bagi kehidupan beragama. Shalat dijelaskan sebagai tiang agama yang menopang dan menegakkan agama, sedangkan meninggalkan shalat akan meruntuhkan agama. Beberapa hadis menekankan pentingnya shalat sebagai amalan paling utama yang dinilai di akhirat. Dokumen ini mengajak untuk selalu mengerjakan shalat secara rutin dan taat.
1. Khusyu' merupakan ketundukan hati kepada Allah, bukan hanya pada saat shalat. Khusyu' sebenarnya harus ada dalam setiap aspek kehidupan.
2. Khusyu' sejati berasal dari dalam hati, bukan hanya dari gerakan tubuh. Seseorang dapat terlihat khusyu' secara fisik tetapi hatinya tidak.
3. Khusyu' memiliki tiga derajat yaitu tunduk kepada perint
Ibadah adalah pengabdian atau penyembahan kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah memiliki manfaat seperti mendapat pahala, jauh dari rasa khawatir, dan perasaan yang tenang. Dalil naqli tentang kewajiban ibadah diambil dari ayat Alquran Surat Adz-Dzariyat dan Ghafir serta hadis dari At-Tirmidzi.
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Tafsir Al azhar 109 al kaafirun
Sholat merupakan ibadah utama dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan. Sholat dapat mendidik menjadi pribadi yang disiplin dan tangguh serta meningkatkan kesehatan secara optimal. Tujuan utama sholat adalah mengingat Allah dan menghapus dosa. Sholat juga menjadi pembeda antara Muslim dan non-Muslim.
Dokumen tersebut membahas tentang shalat sunat yang terdiri dari shalat sunat munfarid (sendirian) dan berjamaah. Shalat sunat munfarid meliputi witir, dhuha, tahiyatul masjid, dan lainnya. Sedangkan shalat sunat berjamaah antara lain idul fitri, idul adha, gerhana, dan tarawih.
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
1. Dokumen tersebut menjelaskan konsep ikhlas berdasarkan ayat Al-Quran dan hadis, serta menganalisis penafsiran ulama tentang arti ikhlas.
2. Ikhlas dijelaskan sebagai hati yang bersih dan tulus dalam beribadah hanya kepada Allah tanpa mengharap pujian atau balasan dari manusia.
3. Ayat Al-Quran dan hadis menekankan pentingnya mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah meskipun
Bulan Rajab dianggap bulan yang mulia dalam Islam. Beberapa hadis menganjurkan berpuasa di bulan ini karena statusnya sebagai salah satu bulan haram. Meskipun begitu, pendapat ulama beragam tentang kewajiban atau sunnahnya puasa Rajab. Sebagian menganggapnya sunah sedangkan sebagian yang lain menganggapnya makruh untuk difokuskan. Secara umum Rajab diakui sebagai bulan yang mulia meskipun tidak ada kewajiban
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya shalat bagi kehidupan beragama. Shalat dijelaskan sebagai tiang agama yang menopang dan menegakkan agama, sedangkan meninggalkan shalat akan meruntuhkan agama. Beberapa hadis menekankan pentingnya shalat sebagai amalan paling utama yang dinilai di akhirat. Dokumen ini mengajak untuk selalu mengerjakan shalat secara rutin dan taat.
1. Khusyu' merupakan ketundukan hati kepada Allah, bukan hanya pada saat shalat. Khusyu' sebenarnya harus ada dalam setiap aspek kehidupan.
2. Khusyu' sejati berasal dari dalam hati, bukan hanya dari gerakan tubuh. Seseorang dapat terlihat khusyu' secara fisik tetapi hatinya tidak.
3. Khusyu' memiliki tiga derajat yaitu tunduk kepada perint
Ibadah adalah pengabdian atau penyembahan kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah memiliki manfaat seperti mendapat pahala, jauh dari rasa khawatir, dan perasaan yang tenang. Dalil naqli tentang kewajiban ibadah diambil dari ayat Alquran Surat Adz-Dzariyat dan Ghafir serta hadis dari At-Tirmidzi.
Shalawat Nariyah dan Burdatul Bushiri merupakan contoh shalawat syirik dan bid'ah yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Shalawat tersebut mengandung unsur-unsur seperti tawassul kepada Nabi setelah wafat, sumpah kepada selain Allah, dan pengakuan bahwa Allah membutuhkan perantara. Amalan seperti itu dilarang dalam Islam karena bertentangan dengan tauhid dan sunnah Rasulullah. Shalawat
Dokumen tersebut membahas tentang Shalawat Wahidiyah yang merupakan rangkaian doa shalawat Nabi Muhammad SAW. Shalawat Wahidiyah disusun oleh Kyai Haji Abdul Madjid untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW serta menjernihkan hati.
Dokumen tersebut memberikan beberapa doa yang disarankan untuk diucapkan ketika mengalami kesulitan atau kesedihan. Doa-doa tersebut diriwayatkan dari para sahabat Nabi Muhammad SAW dan berisi memohon pertolongan dan rahmat Allah, serta mengakui ketergantungan mutlak kepada-Nya.
Dokumen tersebut berisi beberapa kisah dan dialog antara ulama Sunni dengan Wahabi mengenai keyakinan bahwa Allah Maha Suci dan tidak terbatas oleh tempat. Kisah pertama menggambarkan dialog antara Sunni dan Wahabi di mana Sunni menjelaskan bahwa Allah ada tanpa tempat sebelum dan sesudah penciptaan alam semesta. Kisah kedua mencatat perdebatan antara ulama Maroko dengan Wahabi di Mekkah mengenai penafsir
Teks ini membahas beberapa jenis shalawat yang beredar di kalangan kaum muslimin, seperti Shalawat Nariyah, Shalawat Badar, dan Shalawat Burdatul Bushiri. Para ulama menyatakan bahwa jenis-jenis shalawat ini tidak sesuai dengan ajaran Islam karena mengandung unsur-unsur syirik, bid'ah, dan tawassul kepada selain Allah. Hanya tawassul melalui nama-nama Allah lah yang diijinkan men
Tahlilan merupakan kegiatan dzikir dan berdoa kepada Allah untuk orang yang meninggal dunia. Kegiatan ini telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan para walisongo. Berdoa untuk orang mati diijinkan menurut al-Qur'an dan hadis. Tahlilan meliputi bacaan doa, al-Qur'an, dan kalimat thayyibah untuk mengingat Allah dan memohon ampunan bagi yang telah meninggal.
Lanjutan dari slide sebelumnya, membahas ttg makna dari bacaan sholat yg kita baca, penjelasannya dilengkapi ayat-ayat al-quran dan sebagian hadits, semoga bermanfaat
Aqidah Ahli Sunnah Wal Jama'ah menyatakan bahwa Allah harus disifati dengan sifat-sifat yang disebutkan dalam al-Qur'an dan hadis Nabi tanpa menyandarkan sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah seperti duduk, bertempat, atau berada di langit. Ulama As-Salaf dan Khalaf sepakat bahwa Allah wujud tanpa tempat berdasarkan al-Qur'an, hadis, dan ijma' para ulama. Mereka melakukan ta
Tulisan ini membahas pemikiran teologi tiga tokoh penting aliran Asy'ariyah yaitu al-Baqillani, al-Juwaini, dan al-Ghazali. Al-Baqillani dikenal sebagai tokoh yang mengembangkan metode teologi Asy'ariyah secara sistematis dengan meletakkan premis-premis logika sebagai dasar argumen. Ia juga menetapkan sifat-sifat Allah tanpa menuai polemik dengan Mu'tazilah. Sedang
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan perbedaan pendapat ulama tentang tanggal terjadinya Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, dengan lebih dari 10 pendapat yang berbeda
2. Tidak ada dalil pasti dari Al Quran atau hadits yang menunjukkan tanggal, bulan, dan tahun pasti terjadinya peristiwa tersebut
3. Ulama Syiah secara konsisten menyatakan bahwa
Dokumen tersebut membahas tentang keimanan kepada Allah SWT, meliputi tiga poin utama: (1) sifat-sifat Allah dan sifat-sifat yang wajib dan mustahil bagi Allah, (2) af'al Allah atau perbuatan-perbuatan Allah, dan (3) Asmaul Husna atau 99 nama indah Allah beserta manfaat membaca Asmaul Husna.
AMALAN DI BULAN RAJAB - KH. ABDURRAHMAN NAVISaswajanu
Berdasarkan berbagai sumber, puasa di bulan Rajab dapat dikategorikan sebagai sunnah. Beberapa hadis menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. menganjurkan berpuasa pada bulan-bulan suci termasuk Rajab. Namun demikian, tidak ada kepastian tentang kewajiban atau kesunnahannya. Secara umum, puasa di luar Ramadhan dianjurkan sebagai sunnah.
NEGERI JOHOR DARUL TAKZIM : LEGASI, PENGUKUHAN DAN PENGAWALAN AKIDAH ASWJAaswajanu
1. Kertas kerja ini menjelaskan amalan akidah Ahli Sunnah wal Jamaah (ASWJ) di negeri Johor yang berpaksikan ajaran Islam dari Kerajaan Turki Uthmaniah.
2. Ayat al-Quran dan hadis mengingatkan pentingnya berpegang teguh dengan akidah ASWJ kerana hanya dengannya keselamatan, kesatuan dan kemakmuran dapat dicapai.
3. Kertas kerja ini juga menyarankan beberapa cad
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHMaswajanu
Dokumen tersebut membahas tentang definisi Ahli Sunnah Wal Jamaah dan relevansinya dalam pembangunan insan di UTHM. Secara ringkas, Ahli Sunnah Wal Jamaah didefinisikan sebagai golongan Muslim yang mengikuti ajaran dan pemikiran madzhab Asy'ari dan Maturidi. Mereka memegang teguh konsep al-Jamaah dan kerukunan antar umat.
Peranan aswaja dalam menangani globalisasi ekonomiaswajanu
Globalisasi ekonomi telah memberikan kesan positif dan negatif kepada negara-negara. Ahli Sunnah Wal Jamaah perlu melaksanakan sistem ekonomi Islam yang berteraskan keadilan dan kesaksamaan untuk menangani cabaran globalisasi ekonomi seperti penguasaan ekonomi oleh negara-negara maju serta menjamin kesejahteraan seluruh umat.
Dokumen tersebut merupakan pedoman kerjasama sponsor untuk acara Seminar Internasional dan Daurah ASWAJA Nasional 2014 yang akan diselenggarakan di Surabaya. Dokumen tersebut menjelaskan jenis-jenis sponsor beserta besaran dana dan kompensasi yang diberikan untuk masing-masing jenis sponsor yaitu sponsor utama, sponsor madya, sponsor pendukung, sponsor pelengkap, dan sponsor partisan.
Dokumen tersebut meringkas profil Aswaja NU Center Provinsi Jawa Timur yang berlokasi di Surabaya. Aswaja NU Center bertugas mensosialisasikan ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah dan membentengi umat Islam dari pengaruh aliran lain. Dokumen ini juga menjelaskan rencana pelaksanaan pelatihan nasional bagi perwakilan PWNU seluruh Indonesia untuk memperkuat pemahaman tentang Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.
Dokumen tersebut membahas konsep tabaruk dalam Islam, yang merupakan mencari berkah dari sesuatu yang pernah disentuh oleh nabi atau orang-orang shaleh seperti rambut, ludah, air wudhu, makam, baju, dan tempat tinggal mereka. Hadis-hadis menunjukkan bahwa para sahabat melakukan tabaruk dengan berbagai atsar tersebut dan tidak dilarang oleh nabi, menunjukkan bahwa tabaruk bukan bentuk syiri
Kematian hanyalah perubahan suasana saja, sedangkan ruh manusia setelah berpisah dari jasad akan tetap kekal, adakalanya dalam kungkungan azab dan ada kalanya dalam kenikmatan
Dokumen tersebut membahas pendapat ulama tentang apakah pahala bacaan Al-Quran dapat dihadiahkan kepada mayit. Mayoritas ulama salaf dan tiga madzhab utama berpendapat bahwa pahala bacaan Al-Quran dapat sampai kepada mayit, sementara Imam Syafi'i berpendapat tidak. Dokumen juga membahas dalil-dalil yang mendukung pendapat mayoritas ulama serta menjelaskan bahwa membaca Al-Quran di k
“Saya (adz-Dzahabi) berkata: Doa akan dikabulkan di dekat makam para Nabi dan wali, juga di beberapa tempat. Namun penyebab terkabulnya doa adalah konsentrasi orang yang berdoa dan kekhusyukannya. Dan tidak diragukan lagi di tempat-tempat yang diberkati, di masjid, saat sahur dan sebagainya. Doa akan lebih banyak didapat oleh pelakunya. Dan setiap orang yang sangat membutuhkan doanya akan terkabul” (al-Hafidz adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala’ 17/77
“Saya (adz-Dzahabi) berkata: Doa akan dikabulkan di dekat makam para Nabi dan wali, juga di beberapa tempat. Namun penyebab terkabulnya doa adalah konsentrasi orang yang berdoa dan kekhusyukannya. Dan tidak diragukan lagi di tempat-tempat yang diberkati, di masjid, saat sahur dan sebagainya. Doa akan lebih banyak didapat oleh pelakunya. Dan setiap orang yang sangat membutuhkan doanya akan terkabul” (al-Hafidz adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala’ 17/77)
Ngapati (Ngupati), yaitu upacara selamatan dan doa pada saat janin berusia 120 hari (4 bulan).
2. Mitoni atau Tingkepan, yaitu upacara selamatan doa ketika janin berusia sekitar 7 bulan, agar bayi lahir dengan selamat dan menjadi anak yang saleh.
Argumen amaliyah nahdhiyyah di bulan ramadhanaswajanu
Secara umum, kita dapat mengetahui dengan pasti dan yakin, bahwasanya peristiwa-peristiwa dan kasus-kasus dalam bidang ibadah atau muamalah, tidak terhitung dan tidak terbatas. Kita juga tahu secara pasti bahwa tidak semua kasus ada teksnya bahkan ini tak terpikirkan. Ketika teks-teks itu merupakan sesuatu yang terbatas, sementara fenomena sosial tidak terbatas, maka sesuatu yang tidak terbatas itu tidak bisa tercakup semua oleh yang terbatas. Tentu sudah menjadi keharusan untuk melakukan ijtihad dan qiyas. Sehingga dapat dipastikan akan ada ijtihad dalam setiap persoalan (dari para ahlinya). (Al-Milal wan Nihal, juz I hal 164)
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah SWT dengan menyebut nama seorang Nabi atau Wali untuk memuliakan (ikram) keduanya.” (Al-Hafizh Al-‘Abdari, Al-Syarh Al-Qiyam, Hal.378)
Memakai sajadah sebagai alas untuk shalat, tambahan lafadz Sayyidina dalam shalawat, dan tangan Nabi saw lebih sejuk dari salju dan harum dari minyak misik.
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a, "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan orang-orang yang wafat mendahului kami dengan membawa iman. Dan janganlah Engkau memberikan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.“ (QS. Al-Hasyr: 10)
1. ASWAJA CENTRE PWNU JAWA TIMUR
PERIODISASI PEMIKIRAN
IMAM ABU AL-HASAN AL-ASY’ARI
2. FASE PERJALANAN PEMIKIRAN
IMAM ABU AL-HASAN AL-ASY’ARI
VERSI AHLUSSUNNAH VERSI WAHABI
Al-Asy’ari hidup
dalam dua fase
Pertama, ketika
Mu’tazilah
Kedua, kembali ke
Ahlussunnah Wal-
Jama’ah, mengikuti
Ibnu Kullab dan ahli
hadits
Al-Asy’ari hidup
dalam tiga fase
Pertama, ketika
Mu’tazilah
Kedua, mengikuti Ibnu
Kullab
Ketiga, kembali ke
akidah salaf
Mujassimah ala
Wahabi
3. ARGUMEN AHLUSSUNNAH
Sejarawan dan pengikut madzhab al-Asy’ari sepakat
bahwa al-Asy’ari hidup dalam dua fase pemikiran
Seandainya al-Asy’ari hidup dalam tiga fase, sebagai
seorang ulama besar dan tokoh populer, tentu hal ini
akan menjadi perbincangan kalangan sejarawan dan
pengikutnya
Ibnu Kullab, al-Qalanisi dan teolog lain yang diklaim
diikuti al-Asy’ari termasuk teolog Ahlussunnah Wal-
Jamaah, bukan Mu’tazilah
4. Menurut Wahabi, al-Asy’ari hidup dalam tiga fase
pemikiran dengan beberapa alasan
Pertama), kitab al-Ibanah ‘an Ushul al-Diyanah
adalah karya terakhir al-Asy’ari
Kedua), dalam kitab al-Ibanah, al-Asy’ari
mengikuti akidah Mujassimah ala Wahabi yang
berpendapat bahwa Allah bertempat di langit.
ARGUMEN WAHABI
5. Argumen Wahabi yang mengklaim al-Asy’ari hidup dalam
tiga fase dengan dalih kitab al-Ibanah sangat rapuh
Kitab al-Ibanah yang beredar sekarang dari terbitan India,
Madinah, Lebanon dan lainnya tidak memiliki sanad yang
bersambung kepada al-Asy’ari
ِكَارَبُْملا ُنْب ِهللا ُدْبَع َالَق:ِم ُادَنْسِإلْاَل ُادَنْسِإلْا َالْوَل ،ِنْيِِّالد َنَاءَش ْنَم َالَق
َاءَش اَم.صحيحه يف مسلم رواه.
Abdullah bin al-Mubarak berkata: “Sanad termasuk
bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad,
niscaya siapa pun bebas berbicara tanpa dalil.”
ARGUMEN WAHABI RAPUH
6. Kitab al-Ibanah yang beredar sekarang telah dicemari oleh
distorsi tangan-tangan terampil yang tidak bertanggung
jawab
Isi kitab al-Ibanah terbitan India, Madinah dan Lebanon
yang menjadi rujukan utama kaum Wahabi berbeda
dengan al-Ibanah terbitan Mesir versi Dr. Fauqiyah Husain
Nashr (Universitas al-Azhar).
Isi kitab al-Ibanah versi Wahabi sendiri (terbitan India,
Madinah dan Lebanon), paradoks dan kontradiktif, yang
menguatkan bahwa al-Ibanah tersebut telah mengalami
distorsi dari kaum Mujassimah.
ARGUMEN WAHABI RAPUH
7. Jika ada yang berkata, bagaimana pendapat Anda tentang istiwa’, maka
katakan padanya, kami berpendapat bahwa Allah beristiwa’ pada Arasy
dengan istiwa’ yang layak bagi-Nya tanpa berdiam lama. (Hal. 116).
KITAB AL-IBANAH VERSI WAHABI
8. Semua itu menunjukkan bahwa Dia tidak berada
di dalam ciptaan-Nya, tidak pula makhluk-Nya
berada di dalam Dzat-Nya, dan bahwa Dia ber-
istiwa pada Arasy dengan tanpa bagaimana
caranya dan tanpa menetap. (hal. 126)
KITAB AL-IBANAH VERSI WAHABI
9. Sesungguhnya Allah ber-istiwa pada
Arasy sesuai maksud yang difirmankan-
Nya dan makna yang dikehendaki-Nya,
dengan istiwa yang disucikan dari
bersentuhan, berdiam, bertempat,
bersemayam dan berpindah. (hal. 21).
KITAB AL-IBANAH VERSI AZHAR
10. Isi kitab al-Ibanah versi al-Azhar, di-tahqiq oleh Dr
Fauqiyah Husain Nashr dengan didasarkan pada empat
manuskrip
Pernyataan al-Asy’ari bahwa Allah ber-istiwa pada
Arasy “sesuai maksud yang difirmankan-Nya dan
makna yang dikehendaki-Nya, dengan istiwa yang
disucikan dari bersentuhan, berdiam, bertempat,
bersemayam dan berpindah”, sesuai dengan
pernyataan para ulama Asya’irah terdahulu
(mutaqaddimin) seperti al-Baihaqi, Abu Amr al-Dani
dan lain-lain.
KITAB AL-IBANAH VERSI AZHAR
11. Istiwa Allah adalah
kemahatinggian-Nya tanpa
bagaimana caranya, tanpa dibatasi,
tanpa berdampingan dan tanpa
bersentuhan.
MAKNA ISTAWA VERSI AHLI HADITS
12. Kesimpulannya, wajib diketahui bahwa istiwa Allah bukanlah istiwa
dalam artian lurus dari bengkok, bukan bersemayam pada suatu tempat,
bukan menyentuh sesuatu ciptaan-Nya, akan tetapi Allah ber-istiwa pada
Arasy seperti yang dikabarkan-Nya, tanpa bagaimana caranya, tanpa di
mana tempat-Nya, serta tidak menempati semua ciptaan-Nya. (hal. 121).
MAKNA ISTAWA VERSI AHLI HADITS
13. Telah menjadi ketetapan dari para imam salaf bahwa
mereka berkata: “Allah memiliki batas, batas tersebut tidak
diketahui oleh Allah, dan Dia terpisah dengan ciptaan-Nya.”
Dalam hal tersebut, ahli hadits dan sunnah banyak menulis
karangan.
MENURUT WAHABI,
DZAT TUHAN TERBATAS
14. Dan tidak ada batas bagi
Allah yang dapat
diucapkan dalam
perumpamaan
AL-IBANAH VERSI WAHABI
MENOLAK KONSEP “TUHAN TERBATAS”
15. Batas waktu ditetapkan kepada makhluk. Dimensi
dinisbatkan kepada selain Allah. ... Barangsiapa
yang berasumsi bahwa Tuhan kami ini berdimensi
(terbatas), maka ia tidak mengetahui Tuhan yang
wajib disembah.
ٍبِالَط ِِْبَا ُنْب ٌّيِلَع َالَق:َلْاَوْوُرْضَم ِقْلَْاْل ََلِإ ُدَمُّدَْْلاَو ٌب
،ٌبْوُسْنَم ِهِْْيَغ ََلِإ...َنأ َمَعَز ْنَمْدَقَف ٌدْوُدََْم اَنَهلِإَقِالَْاْل َلِهَج
َدْوُبْعَْملا.(الولياء حلية يف نعيم ابو اْلافظ رواه1/73.)
SAHABAT NABI
MENOLAK KONSEP “TUHAN TERBATAS”
16. Doa seorang ulama tabi’in yang agung, Imam Ali
Zainal Abidin bin Husan bin Ali (w. 94 H):
“Engkaulah Allah yang tidak dibatasi oleh tempat. ...
Engkaulah Allah yang tidak dibatasi, sehingga
Engkau tidak terbatas.”
ُنْيَز ُامَمِإلْا ُلْيِلَْْلا ُّيِعِباالت َالَقَوُْْلا ُنْب ُّيِلَع َنْيِدِباَْعلاٍِّيِلَع ِنْب ِْْيَس
(94ه(: )ٌناَكَم َكْيِوََْي َال ْيِذال ُهللا َتْنَأ...َُت َال ْيِذال ُهللا َتْنَأُّد
اًدْوُدََْم ُنْوُكَتَف)اه.[املتقْي السادة إتاف(4/380] )
ULAMA SALAF
MENOLAK KONSEP “TUHAN TERBATAS”
17. Allah Maha Suci dari segala batas
dan segala puncak.
AKIDAH AHLUSSUNNAH
MENOLAK KONSEP “TUHAN TERBATAS”
18. Tiga fase pemikiran Abu al-Hasan al-Asy’ari:
1) Ketika ikut Mu’tazilah
2) Ketika menetapkan sifat ‘aqliyyah yang tujuh (hayat, ilmu,
qudrat, iradat, sama’, bashar dan kalam) dan melakukan
ta’wil terhadap sifat sam’iyyah secara parsial seperti
tangan, wajah dll
3) Ketika menetapkan semua sifat tersebut tanpa takyif
(bagaimana caranya) dan tanpa tasybih (menyerupakan
dengan ciptaan-Nya) sesuai dengan metode kaum salaf
TIGA FASE PEMIKIRAN
AL-ASY’ARI VERSI IBNU KATSIR
19. Tiga fase pemikiran Abu al-Hasan al-Asy’ari:
1) Ketika ikut Mu’tazilah
2) Ketika menetapkan sifat ‘aqliyyah yang tujuh (hayat, ilmu,
qudrat, iradat, sama’, bashar dan kalam) dan melakukan
ta’wil terhadap sifat sam’iyyah secara parsial seperti
tangan, wajah dll
3) Ketika menetapkan semua sifat tersebut tanpa takyif
(bagaimana caranya) dan tanpa tasybih (menyerupakan
dengan ciptaan-Nya) sesuai dengan metode kaum salaf
Seandainya ketiga fase di atas benar, hal ini masih berbeda
dengan tiga fase versi Wahabi.
TIGA FASE PEMIKIRAN
AL-ASY’ARI VERSI IBNU KATSIR