SlideShare a Scribd company logo
KEDUDUKAN ALLAH
SWT
Kelompok 4
•Ikhsan Syahbana
•Imam Hafiz
•Dzaky Naufal Rais
•M.Sulthan Alfatih
•Azkya Saradiva
•Seysha Rafadita
•Mayla Fitri Azzahra
Pengertian Kedudukan Allah Swt
Kedudukan dalam KBBI ialah suatu tempat kediaman. Yang dimana dimaksudkan sebagai tempat
menetap, tempat berdiam untuk melaksanakan suatu hal, pekerjaan atau kegiatan. Namun, dalam
perspektif islam, terkhusus perspektif aliran-aliran ilmu kalam, kedudukan ini juga bermakna sebagai
keberadaan. Sesuai dengan materi yang dibahas pada bab ini, yakni mengenai Kedudukan atau
Keberadaan Allah Swt. Ada beberapa aliran ilmu kalam yang berbeda pendapat dalam hal ini,
namun, pada dasarnya pemahaman dan keyakinan mereka mengenai eksistensi Allah itu sama,
mereka semua memang meyakini bahwa Allah swt itu ada dan memang hal tersebut mutlak. Karena
jelas sudah, sebagai sebuah cabang ilmu dalam Islam, ilmu kalam memang membicarakan tentang
perkataan Allah (Al-Qur'an), Wujud Allah, Sifat-sifat Allah, Pengutusan nabi dan rasul, serta berita-
berita mengenai alam ghaib.
Pemikiran yang berkaitan dengan “Tuhan”, dalam ilmu kalam tidak berhenti sampai perbuatan
Tuhan. Lebih melebar lagi, kemudian sampai pada pemikiran tentang keberadaan Allah
Perdebatan tentang hal tersebut, lebih tajam lagi ketika membahas ayat yang memuat lafadz
‫استوى‬ seperti dalam Q.S. Ta Ha {20}: 5. ,yaitu mengenai makna ‫استوى‬. Apakah dimaknai dalam
makna dzohirnya, atau perlu dilakukan penta’wīlan.
‫ى‬ ٰ
‫َو‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ
‫ش‬ ْ‫ر‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ن‬ ٰ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫لر‬َ‫ا‬
Yang menjadikan dilematis adalah, pemaknaan dzohir dihawatirkan melahirkan paham
Mujasimah (Allah SWT berjisim sebagaimana manusia), namun begitupun dengan penakwilan
yang asal-asalan, dihawatirkan terjadi tahrīf (penyimpangan dari makna yang Allah SWT
maksud). Maka lahirlah kelompok yang bertentangan. Pada satu sisi mempertahankan makna
dzohir, namun di sisi lain ada yang mencoba mengalihkan pada makna yang dianggap lebih
pantas untuk Allah SWT.
Pertentangan mengenai hal tersebut sudah ada sejak lama dalam sejarah ilmu kalam. Kelompok
menyimpang yang cenderung memahami Allah SWT bertempat disebut dengan Musyabihah
atau Hawasyiah, dan Karamiyah. Jelas bahwa mereka adalah kelompok yang pemikirannya
bertentangan dengan ahlussunnah.
1.1. Pendapat Musyabihat dan Karomiyah
Kelompok yang mendukung paham ini adalah kelompok Musyabihat, atau biasa juga disebut
dengan Hasyawiah. Kebanyakan dari mereka bermadzhabkan Imam Ahmad bin Hanbal,
namun Imam Ahmad bin Hanbal sendiri tidak berpaham Mujasimah. Di antara guru besar
Musyabihat dalah Abu Abdillāh bin Hamid bin ‘Ali al-Baghdadi al-Waraq (w. 403H), Abu Ja’la
Muhammad bin Husein bin Khalaf bin Farra’ al-Hanbali (w. 458), Abu Hasan Ali bin
Ubaidillāh bin Naṣar az Zaghwani al-Hanbali (w. 527 H).
Selain kelompok Musyabihat, yang mendukung paham Allah SWT bertempat adalah
kelompok Karamiyah. Tokoh dari kelompok ini adalah Muhammād bin Karrōm. Dia
mengatakan bahwa Yang disembahnya, menetap di ‘Arsy, berada di atas secara dzat. Dia
juga menetapkan Ismu al-Jauhar bagi yang Allah SWT. Dia juga menetapkan bahwa Allah
SWT mengalami perpindahan, juga nuzul dan transformasi. Sebagian mengatakan bahwa
Allah SWT memenuhi ‘Arsy, bahkan golongan terakhir dari mereka mengatakan bahwa Allah
SWT di atas, sejajar dengan ‘Arsy. -kita memohon perlindungan Allah dari keyakinan yang
menyimpang ini Musyabihat juga Karromiyah pada dasarnya memiliki pemahaman yang
sama, bahwa Allah SWT ada dan bertempat. Allah SWT bertempat di Arsy berdasarkan
pemahaman tekstual pada
ayat-ayat Istiwa seperti misalnya Q.S Taha (20) : 5
Dalam memahami Allah SWT bertempat, kelompok ini
juga mengatakan bahwa Allah SWT bertempat di atas
langit. Seperti ketika Allah SWT mengangkat Nabi Isa AS.
Ke langit Q.S. anNisa {4}: 158
‫ا‬ً‫م‬ۡ‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ ُ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِؕ‫ه‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ا‬ ُ ‫ه‬
‫ّٰللا‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ف‬َّ‫ر‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬
‫ا‬ً‫ز‬ۡ‫ي‬ ِ
‫ز‬َ‫ع‬
Artinya : Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-
Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.Mereka
memahami ayat Al-Qur'an dengan cara seperti itu, secara
tekstual, dan enggan melakukan penakwilan.
1.2. Pendapat Ahli Sunnah Waljamaah
Ahli Sunah Waljamaah memahami Allah SWT, sebagai dzat yang tidak butuh pada tempat. Karena tempat
adalah ciptaanNya, sedangkan Allah tidak butuh ciptaanNya. Pemahaman yang benar ini, bagi mereka
bukanlah bentuk penolakan terhadap ayat al-Qur’an yang mengandung lafadz ‫استو‬
‫ى‬ tapi hanya merupakan
penta’wīlan atau pentafwīḍan terhadap ayat tersebut.
Sebagian dari ulama aswaja, melakukan ta’wīl –mengalihkan dari makna zahir kepada yang pantas bagi
Allah SWT -terhadap ayat-ayat mutasyabihat, dan sebagian yang lain melakukan tafwid—mengalihkan dari
makna zahir namun tanpa penentuan makna- disertai dengan tanzīh (mensucikan Allah SWT dari hal yang
tidak layak).Adapun pembolehan ta’wīl, berdasarkan Hadis Rasulullah Saw yang mendokan Ibn Abbas:
“Yaa Allah SWT, ajarkanlah kepada Ibn Abbas hikmah dan penta’wīlan terhadap al-Qur’an”
(H.R. Bukhori dan Ibn Majah dan selain keduanya).
Baik ta’wīl maupun tafwīḍ, keduanya sahsah saja dalam khazanah ke ilmuan aswaja, karena yang keliru
bagi mereka adalah ketika
seseorang memaknai al-Qur’an dengan dzohir lafadz, lalu meyakini bahwa itulah yang
dimaksud dan bahwa itu tidak mustahil bagi Allah SWT.
Ahli sunah wal-jama’ah sangat menghindari tasybih dan tajsim bagi Allah SWT. Penolakan
terhadap tasybih berlandaskan pada Q.S. as-Syura {42}: 11.
Terjemahan :
(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis
kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia
Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.
ْ‫ز‬َ‫ا‬ ِ‫ام‬َ‫ع‬ْ‫ن‬َ ْ
‫اْل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫و‬ ‫ا‬ً‫ج‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ِِۗ
‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ
‫اْل‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬ ٰ
‫و‬ ٰ‫َّم‬‫س‬‫ال‬ ُ‫ر‬ِ‫اط‬َ‫ف‬
ِِۗ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ؤ‬ َ‫ر‬ْ‫ذ‬َ‫ي‬ ۚ‫ا‬ً‫ج‬‫ا‬ َ‫و‬
ِ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ُ‫و‬ َ‫ۚو‬ ۚ ْ‫َء‬‫ي‬ ‫ش‬‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ك‬ َ ْ‫ي‬َ‫ل‬
ُ‫ْر‬‫ي‬ ِ
‫ص‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬
Selain dalil tersebut, terdapat juga Hadis Rasulullah yang lain yang memperkuat argumentasi
mereka, yaitu:
... ‫يى‬ ‫دونك‬ ‫فلي‬ ‫الباطن‬ ‫وانت‬ ‫يى‬ ‫فوقك‬ ‫فلي‬ ‫الظاور‬ ‫انت‬
....
Engkaulah yang Maha dzohir, tidak ada sesuatu di atasmu, dan engkaulah yang Maha Batin,
tidak ada sesuatu di bawah Mu…. (H.R. Muslim)
01
Jika di atas dan di bawah Allah SWT tidak ada apa pun, maka ‘arsy pun bukan di bawah Allah
SWT. Artinya Allah SWT ada tanpa tempat. Karena pemahaman terhadap keberadaan Allah SWT,
yang tanpa ruang, maka dalam menafsirkan ayat-ayat bahkan Hadis yang mengarah pada hal
tersebut, maka mereka melakukan penta’wīlan atau pentafwīḍan disertai tanzīh. Misalnya dalam
menafsirkan lafadz ‫استوى‬ dalam Q.S. Ta Ha : 5, mereka tidak memperbolehkan penafsiran kalimat
tersebut dengan arti duduk ataupun al-Istiqrār (konstan). Tetapi wajib memahaminya dengan sesuatu
yang pantas bagi Allah SWT menurut akal, seperti menta’wīlnya menjadi “menguasai”, atau tanpa
menentukan makna pengalihan disertai sikap tanzīh yaitu mensucikan Allah SWT dari sesuatu
yang menyerupai Makhluk, seperti duduk dan menetap.
Ahli Sunah Waljamaah dalam membantah dan menggugah kaum mujassimah, mereka
berargument: jika memang penafsiran Q.S. Ta Ha : 5 tidak boleh dita’wīl, maka begitu pula
ayat-ayat lain yang menunjukan Allah SWT bertempat juga tidak boleh dita’wīl, seperti Q.S al-Hadid
{57}: 4, dan Q.S. fuṣilat {41}: 54. Jika konsisten tidak ditakwil semua, maka yang
terjadi adalah pertentangan dalam menentukan tempat Allah SWT, apakah di ‘arsy, bersama
setiap manusia, atau meliputi semua?. Oleh karenya ta’wīl adalah suatu keharusan untuk
memadukan dan menyelaraskan antara ayat satu dengan yang lain yang zahirnya saling
bertentangan.

More Related Content

What's hot

Makalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'anMakalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Rahmatia Azzindani
 
Mengapa Harus Menghafal Al-Qur'an?
Mengapa Harus Menghafal Al-Qur'an?Mengapa Harus Menghafal Al-Qur'an?
Mengapa Harus Menghafal Al-Qur'an?
Hakimuddin Salim
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
Mutiara permatasari
 
Sifat sifat tercela (akhlakul madzmumah)
Sifat sifat tercela (akhlakul madzmumah)Sifat sifat tercela (akhlakul madzmumah)
Sifat sifat tercela (akhlakul madzmumah)
Awanda Gita
 
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Aisyah Revolusioner
 
Mendidik anak ala rasulullah saw...
Mendidik anak ala rasulullah saw...Mendidik anak ala rasulullah saw...
Mendidik anak ala rasulullah saw...sulaiman musa
 
Peran umat islam untuk melanjutkan kehidupan islam (1)
Peran umat islam untuk melanjutkan kehidupan islam (1)Peran umat islam untuk melanjutkan kehidupan islam (1)
Peran umat islam untuk melanjutkan kehidupan islam (1)Rendra Visual
 
Tata Cara Mengurus Jenazah
Tata Cara Mengurus JenazahTata Cara Mengurus Jenazah
Tata Cara Mengurus Jenazah
Juaria Muin
 
Istighosah dan terjemahnya
Istighosah dan terjemahnyaIstighosah dan terjemahnya
Istighosah dan terjemahnya
zaenal mukodir
 
Ahlak membesuk orang sakit akidah
Ahlak membesuk orang sakit akidahAhlak membesuk orang sakit akidah
Ahlak membesuk orang sakit akidah
fahira_ila
 
Aqidah Akhlak Kelas XI
Aqidah Akhlak Kelas XIAqidah Akhlak Kelas XI
Aqidah Akhlak Kelas XI
Gendis Wildah Nia
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
Muhammad Jamhuri
 
Ilmu Tauhid
Ilmu TauhidIlmu Tauhid
Ilmu Tauhid
harakatuna
 
Ppt Agama-Berpikir-Kritis kelompok 3.pptx
Ppt Agama-Berpikir-Kritis kelompok 3.pptxPpt Agama-Berpikir-Kritis kelompok 3.pptx
Ppt Agama-Berpikir-Kritis kelompok 3.pptx
IINSAGITA
 
Biografi harun ar rasyid
Biografi harun ar rasyidBiografi harun ar rasyid
Biografi harun ar rasyid
Alyaraisa Alpasha
 
Rukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyahRukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyah
artja_id
 
Wanita yang dirindukan Surga
Wanita yang dirindukan SurgaWanita yang dirindukan Surga
Wanita yang dirindukan Surga
sknramadhaniah
 
Pelajaran 2 kepribadian nabi muhammad saw
Pelajaran 2 kepribadian nabi muhammad sawPelajaran 2 kepribadian nabi muhammad saw
Pelajaran 2 kepribadian nabi muhammad saw
fitriani2909
 
Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman manusia
Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman manusiaAl-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman manusia
Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman manusia
Ratna Ika
 
SILATURRAHIM PRODUKTIF
SILATURRAHIM PRODUKTIFSILATURRAHIM PRODUKTIF
SILATURRAHIM PRODUKTIF
Sofyan Siroj
 

What's hot (20)

Makalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'anMakalah pai batasan aurat menurut al qur'an
Makalah pai batasan aurat menurut al qur'an
 
Mengapa Harus Menghafal Al-Qur'an?
Mengapa Harus Menghafal Al-Qur'an?Mengapa Harus Menghafal Al-Qur'an?
Mengapa Harus Menghafal Al-Qur'an?
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Sifat sifat tercela (akhlakul madzmumah)
Sifat sifat tercela (akhlakul madzmumah)Sifat sifat tercela (akhlakul madzmumah)
Sifat sifat tercela (akhlakul madzmumah)
 
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
Ppt materi 3 (ngaku mukmin)
 
Mendidik anak ala rasulullah saw...
Mendidik anak ala rasulullah saw...Mendidik anak ala rasulullah saw...
Mendidik anak ala rasulullah saw...
 
Peran umat islam untuk melanjutkan kehidupan islam (1)
Peran umat islam untuk melanjutkan kehidupan islam (1)Peran umat islam untuk melanjutkan kehidupan islam (1)
Peran umat islam untuk melanjutkan kehidupan islam (1)
 
Tata Cara Mengurus Jenazah
Tata Cara Mengurus JenazahTata Cara Mengurus Jenazah
Tata Cara Mengurus Jenazah
 
Istighosah dan terjemahnya
Istighosah dan terjemahnyaIstighosah dan terjemahnya
Istighosah dan terjemahnya
 
Ahlak membesuk orang sakit akidah
Ahlak membesuk orang sakit akidahAhlak membesuk orang sakit akidah
Ahlak membesuk orang sakit akidah
 
Aqidah Akhlak Kelas XI
Aqidah Akhlak Kelas XIAqidah Akhlak Kelas XI
Aqidah Akhlak Kelas XI
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
 
Ilmu Tauhid
Ilmu TauhidIlmu Tauhid
Ilmu Tauhid
 
Ppt Agama-Berpikir-Kritis kelompok 3.pptx
Ppt Agama-Berpikir-Kritis kelompok 3.pptxPpt Agama-Berpikir-Kritis kelompok 3.pptx
Ppt Agama-Berpikir-Kritis kelompok 3.pptx
 
Biografi harun ar rasyid
Biografi harun ar rasyidBiografi harun ar rasyid
Biografi harun ar rasyid
 
Rukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyahRukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyah
 
Wanita yang dirindukan Surga
Wanita yang dirindukan SurgaWanita yang dirindukan Surga
Wanita yang dirindukan Surga
 
Pelajaran 2 kepribadian nabi muhammad saw
Pelajaran 2 kepribadian nabi muhammad sawPelajaran 2 kepribadian nabi muhammad saw
Pelajaran 2 kepribadian nabi muhammad saw
 
Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman manusia
Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman manusiaAl-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman manusia
Al-Qur'an dan Hadits sebagai pedoman manusia
 
SILATURRAHIM PRODUKTIF
SILATURRAHIM PRODUKTIFSILATURRAHIM PRODUKTIF
SILATURRAHIM PRODUKTIF
 

Similar to PPT Kel. 4 AA ( kedudukan Allah swt ).pptx

Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempatAllah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
555
 
2 al-asyariyah
2 al-asyariyah2 al-asyariyah
2 al-asyariyah
Henker Gunawan
 
Mihnat Alquran - abrar m dawud faza
Mihnat Alquran - abrar m dawud fazaMihnat Alquran - abrar m dawud faza
Mihnat Alquran - abrar m dawud faza
universitas islam negeri sumatera utara medan
 
Pengertian ulumul qur
Pengertian ulumul  qurPengertian ulumul  qur
Pengertian ulumul qur
HitoShoojiki AkaRuhaedary
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
s4gito
 
Israiliyyat pengenalan dan kaedah pengecamannya
Israiliyyat   pengenalan dan kaedah pengecamannyaIsrailiyyat   pengenalan dan kaedah pengecamannya
Israiliyyat pengenalan dan kaedah pengecamannya
R&R Darulkautsar
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
honey hany
 
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM ( AHLUSSUNNAH SALAF ).pdf
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM ( AHLUSSUNNAH SALAF ).pdfALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM ( AHLUSSUNNAH SALAF ).pdf
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM ( AHLUSSUNNAH SALAF ).pdf
thelightside23
 
Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
  Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan  Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
ucu_mujahidah
 
Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1
kasmuddin nanang
 
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASARALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
universitas islam negeri sumatera utara medan
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020
ISLAMIC UNIVERSITY OF GOVERMENT NORTH SUMATERA
 
Pengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalamPengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalam
Khairul Iksan
 
Tiga Fase A
Tiga Fase ATiga Fase A
Tiga Fase A
aswajanu
 
Aliran Asy'ariah
Aliran Asy'ariahAliran Asy'ariah
Aliran Asy'ariah
abda Harahap
 
israiliyyat
 israiliyyat israiliyyat
israiliyyat
R&R Darulkautsar
 
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
setyo mulyono
 
Israiliyyat
IsrailiyyatIsrailiyyat
Israiliyyat
ezudien
 
Aliran aliran aqidah islam
Aliran aliran aqidah islamAliran aliran aqidah islam
Aliran aliran aqidah islam
adhendri
 

Similar to PPT Kel. 4 AA ( kedudukan Allah swt ).pptx (20)

Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempatAllah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
Allah Maha Suci Allah ada tanpa tempat
 
2 al-asyariyah
2 al-asyariyah2 al-asyariyah
2 al-asyariyah
 
Mihnat Alquran - abrar m dawud faza
Mihnat Alquran - abrar m dawud fazaMihnat Alquran - abrar m dawud faza
Mihnat Alquran - abrar m dawud faza
 
Pengertian ulumul qur
Pengertian ulumul  qurPengertian ulumul  qur
Pengertian ulumul qur
 
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir121472359 madzhab-madzhab-tafsir
121472359 madzhab-madzhab-tafsir
 
Israiliyyat pengenalan dan kaedah pengecamannya
Israiliyyat   pengenalan dan kaedah pengecamannyaIsrailiyyat   pengenalan dan kaedah pengecamannya
Israiliyyat pengenalan dan kaedah pengecamannya
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM ( AHLUSSUNNAH SALAF ).pdf
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM ( AHLUSSUNNAH SALAF ).pdfALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM ( AHLUSSUNNAH SALAF ).pdf
ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU KALAM ( AHLUSSUNNAH SALAF ).pdf
 
Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
  Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan  Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
Konsep Tuhan dan Agama Lain Tentang Tuhan
 
Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1Modul 12 kb 1
Modul 12 kb 1
 
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASARALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
ALQURAN: ANTARA AJARAN DASAR DAN BUKAN DASAR
 
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020
TUGAS-1 TAFSIR TEMATIK PMI OLEH Eriza Ricki. SM II PMI-A FDK UINSU 2019/2020
 
Modern
ModernModern
Modern
 
Pengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalamPengertian ilmu-kalam
Pengertian ilmu-kalam
 
Tiga Fase A
Tiga Fase ATiga Fase A
Tiga Fase A
 
Aliran Asy'ariah
Aliran Asy'ariahAliran Asy'ariah
Aliran Asy'ariah
 
israiliyyat
 israiliyyat israiliyyat
israiliyyat
 
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
2. pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa (aswaja)
 
Israiliyyat
IsrailiyyatIsrailiyyat
Israiliyyat
 
Aliran aliran aqidah islam
Aliran aliran aqidah islamAliran aliran aqidah islam
Aliran aliran aqidah islam
 

PPT Kel. 4 AA ( kedudukan Allah swt ).pptx

  • 1. KEDUDUKAN ALLAH SWT Kelompok 4 •Ikhsan Syahbana •Imam Hafiz •Dzaky Naufal Rais •M.Sulthan Alfatih •Azkya Saradiva •Seysha Rafadita •Mayla Fitri Azzahra
  • 2. Pengertian Kedudukan Allah Swt Kedudukan dalam KBBI ialah suatu tempat kediaman. Yang dimana dimaksudkan sebagai tempat menetap, tempat berdiam untuk melaksanakan suatu hal, pekerjaan atau kegiatan. Namun, dalam perspektif islam, terkhusus perspektif aliran-aliran ilmu kalam, kedudukan ini juga bermakna sebagai keberadaan. Sesuai dengan materi yang dibahas pada bab ini, yakni mengenai Kedudukan atau Keberadaan Allah Swt. Ada beberapa aliran ilmu kalam yang berbeda pendapat dalam hal ini, namun, pada dasarnya pemahaman dan keyakinan mereka mengenai eksistensi Allah itu sama, mereka semua memang meyakini bahwa Allah swt itu ada dan memang hal tersebut mutlak. Karena jelas sudah, sebagai sebuah cabang ilmu dalam Islam, ilmu kalam memang membicarakan tentang perkataan Allah (Al-Qur'an), Wujud Allah, Sifat-sifat Allah, Pengutusan nabi dan rasul, serta berita- berita mengenai alam ghaib. Pemikiran yang berkaitan dengan “Tuhan”, dalam ilmu kalam tidak berhenti sampai perbuatan Tuhan. Lebih melebar lagi, kemudian sampai pada pemikiran tentang keberadaan Allah Perdebatan tentang hal tersebut, lebih tajam lagi ketika membahas ayat yang memuat lafadz ‫استوى‬ seperti dalam Q.S. Ta Ha {20}: 5. ,yaitu mengenai makna ‫استوى‬. Apakah dimaknai dalam makna dzohirnya, atau perlu dilakukan penta’wīlan.
  • 3. ‫ى‬ ٰ ‫َو‬‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ ‫ش‬ ْ‫ر‬َ‫ع‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ن‬ ٰ‫م‬ْ‫ح‬َّ‫لر‬َ‫ا‬ Yang menjadikan dilematis adalah, pemaknaan dzohir dihawatirkan melahirkan paham Mujasimah (Allah SWT berjisim sebagaimana manusia), namun begitupun dengan penakwilan yang asal-asalan, dihawatirkan terjadi tahrīf (penyimpangan dari makna yang Allah SWT maksud). Maka lahirlah kelompok yang bertentangan. Pada satu sisi mempertahankan makna dzohir, namun di sisi lain ada yang mencoba mengalihkan pada makna yang dianggap lebih pantas untuk Allah SWT. Pertentangan mengenai hal tersebut sudah ada sejak lama dalam sejarah ilmu kalam. Kelompok menyimpang yang cenderung memahami Allah SWT bertempat disebut dengan Musyabihah atau Hawasyiah, dan Karamiyah. Jelas bahwa mereka adalah kelompok yang pemikirannya bertentangan dengan ahlussunnah.
  • 4. 1.1. Pendapat Musyabihat dan Karomiyah Kelompok yang mendukung paham ini adalah kelompok Musyabihat, atau biasa juga disebut dengan Hasyawiah. Kebanyakan dari mereka bermadzhabkan Imam Ahmad bin Hanbal, namun Imam Ahmad bin Hanbal sendiri tidak berpaham Mujasimah. Di antara guru besar Musyabihat dalah Abu Abdillāh bin Hamid bin ‘Ali al-Baghdadi al-Waraq (w. 403H), Abu Ja’la Muhammad bin Husein bin Khalaf bin Farra’ al-Hanbali (w. 458), Abu Hasan Ali bin Ubaidillāh bin Naṣar az Zaghwani al-Hanbali (w. 527 H). Selain kelompok Musyabihat, yang mendukung paham Allah SWT bertempat adalah kelompok Karamiyah. Tokoh dari kelompok ini adalah Muhammād bin Karrōm. Dia mengatakan bahwa Yang disembahnya, menetap di ‘Arsy, berada di atas secara dzat. Dia juga menetapkan Ismu al-Jauhar bagi yang Allah SWT. Dia juga menetapkan bahwa Allah SWT mengalami perpindahan, juga nuzul dan transformasi. Sebagian mengatakan bahwa Allah SWT memenuhi ‘Arsy, bahkan golongan terakhir dari mereka mengatakan bahwa Allah SWT di atas, sejajar dengan ‘Arsy. -kita memohon perlindungan Allah dari keyakinan yang menyimpang ini Musyabihat juga Karromiyah pada dasarnya memiliki pemahaman yang sama, bahwa Allah SWT ada dan bertempat. Allah SWT bertempat di Arsy berdasarkan pemahaman tekstual pada ayat-ayat Istiwa seperti misalnya Q.S Taha (20) : 5
  • 5. Dalam memahami Allah SWT bertempat, kelompok ini juga mengatakan bahwa Allah SWT bertempat di atas langit. Seperti ketika Allah SWT mengangkat Nabi Isa AS. Ke langit Q.S. anNisa {4}: 158 ‫ا‬ً‫م‬ۡ‫ي‬ِ‫ك‬َ‫ح‬ ُ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِؕ‫ه‬ۡ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫ا‬ ُ ‫ه‬ ‫ّٰللا‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫ف‬َّ‫ر‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ ‫ا‬ً‫ز‬ۡ‫ي‬ ِ ‫ز‬َ‫ع‬ Artinya : Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat- Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.Mereka memahami ayat Al-Qur'an dengan cara seperti itu, secara tekstual, dan enggan melakukan penakwilan.
  • 6. 1.2. Pendapat Ahli Sunnah Waljamaah Ahli Sunah Waljamaah memahami Allah SWT, sebagai dzat yang tidak butuh pada tempat. Karena tempat adalah ciptaanNya, sedangkan Allah tidak butuh ciptaanNya. Pemahaman yang benar ini, bagi mereka bukanlah bentuk penolakan terhadap ayat al-Qur’an yang mengandung lafadz ‫استو‬ ‫ى‬ tapi hanya merupakan penta’wīlan atau pentafwīḍan terhadap ayat tersebut. Sebagian dari ulama aswaja, melakukan ta’wīl –mengalihkan dari makna zahir kepada yang pantas bagi Allah SWT -terhadap ayat-ayat mutasyabihat, dan sebagian yang lain melakukan tafwid—mengalihkan dari makna zahir namun tanpa penentuan makna- disertai dengan tanzīh (mensucikan Allah SWT dari hal yang tidak layak).Adapun pembolehan ta’wīl, berdasarkan Hadis Rasulullah Saw yang mendokan Ibn Abbas: “Yaa Allah SWT, ajarkanlah kepada Ibn Abbas hikmah dan penta’wīlan terhadap al-Qur’an” (H.R. Bukhori dan Ibn Majah dan selain keduanya). Baik ta’wīl maupun tafwīḍ, keduanya sahsah saja dalam khazanah ke ilmuan aswaja, karena yang keliru bagi mereka adalah ketika seseorang memaknai al-Qur’an dengan dzohir lafadz, lalu meyakini bahwa itulah yang dimaksud dan bahwa itu tidak mustahil bagi Allah SWT. Ahli sunah wal-jama’ah sangat menghindari tasybih dan tajsim bagi Allah SWT. Penolakan terhadap tasybih berlandaskan pada Q.S. as-Syura {42}: 11.
  • 7. Terjemahan : (Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. ْ‫ز‬َ‫ا‬ ِ‫ام‬َ‫ع‬ْ‫ن‬َ ْ ‫اْل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫و‬ ‫ا‬ً‫ج‬‫ا‬ َ‫و‬ ْ‫ز‬َ‫ا‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ِِۗ ‫ض‬ ْ‫ر‬َ ْ ‫اْل‬ َ‫و‬ ِ‫ت‬ ٰ ‫و‬ ٰ‫َّم‬‫س‬‫ال‬ ُ‫ر‬ِ‫اط‬َ‫ف‬ ِِۗ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ؤ‬ َ‫ر‬ْ‫ذ‬َ‫ي‬ ۚ‫ا‬ً‫ج‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫م‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫و‬ُ‫و‬ َ‫ۚو‬ ۚ ْ‫َء‬‫ي‬ ‫ش‬‫ه‬ِ‫ل‬ْ‫ل‬ِ‫م‬َ‫ك‬ َ ْ‫ي‬َ‫ل‬ ُ‫ْر‬‫ي‬ ِ ‫ص‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ُ‫ع‬ْ‫ي‬ Selain dalil tersebut, terdapat juga Hadis Rasulullah yang lain yang memperkuat argumentasi mereka, yaitu: ... ‫يى‬ ‫دونك‬ ‫فلي‬ ‫الباطن‬ ‫وانت‬ ‫يى‬ ‫فوقك‬ ‫فلي‬ ‫الظاور‬ ‫انت‬ .... Engkaulah yang Maha dzohir, tidak ada sesuatu di atasmu, dan engkaulah yang Maha Batin, tidak ada sesuatu di bawah Mu…. (H.R. Muslim)
  • 8. 01 Jika di atas dan di bawah Allah SWT tidak ada apa pun, maka ‘arsy pun bukan di bawah Allah SWT. Artinya Allah SWT ada tanpa tempat. Karena pemahaman terhadap keberadaan Allah SWT, yang tanpa ruang, maka dalam menafsirkan ayat-ayat bahkan Hadis yang mengarah pada hal tersebut, maka mereka melakukan penta’wīlan atau pentafwīḍan disertai tanzīh. Misalnya dalam menafsirkan lafadz ‫استوى‬ dalam Q.S. Ta Ha : 5, mereka tidak memperbolehkan penafsiran kalimat tersebut dengan arti duduk ataupun al-Istiqrār (konstan). Tetapi wajib memahaminya dengan sesuatu yang pantas bagi Allah SWT menurut akal, seperti menta’wīlnya menjadi “menguasai”, atau tanpa menentukan makna pengalihan disertai sikap tanzīh yaitu mensucikan Allah SWT dari sesuatu yang menyerupai Makhluk, seperti duduk dan menetap. Ahli Sunah Waljamaah dalam membantah dan menggugah kaum mujassimah, mereka berargument: jika memang penafsiran Q.S. Ta Ha : 5 tidak boleh dita’wīl, maka begitu pula ayat-ayat lain yang menunjukan Allah SWT bertempat juga tidak boleh dita’wīl, seperti Q.S al-Hadid {57}: 4, dan Q.S. fuṣilat {41}: 54. Jika konsisten tidak ditakwil semua, maka yang terjadi adalah pertentangan dalam menentukan tempat Allah SWT, apakah di ‘arsy, bersama setiap manusia, atau meliputi semua?. Oleh karenya ta’wīl adalah suatu keharusan untuk memadukan dan menyelaraskan antara ayat satu dengan yang lain yang zahirnya saling bertentangan.