2. Dramatism
• Teori dramatisme adalah teori yang
mencoba memahami tindakan kehidupan
manusia sebagai drama.
• Dramatisme, mengibaratkan kehidupan
sebagai sebuah drama, yang terdiri dari
adegan yang diperlihatkan oleh berbagai
pemain.
• Setiap perilaku mengeksplor adegan yang
mengandung motif-motif tertentu dari
pelakunya.
• Dramatisme, sebagaimana terlihat dari
namanya, mengonseptualisasikan
kehidupan sebagai sebuah drama,
menempatkan suatu focus kritik pada
adegan yang diperlihatkan oleh berbagai
pemain.
3. Asumsi
• Manusia adalah hewan yang
menggunakan simbol. Beberapa hal
yang dilakukan manusia dimotivasi
oleh naluri hewan yang ada dalam
diri kita dan beberapa hal lainnya
dimotivasi oleh simbol-simbol. Dari
semua simbol yang digunakan
manusia yang paling penting adalah
bahasa.
4. Asumsi
• Bahasa dan simbol membentuk sebuah
sistem yang sangat penting bagi manusia.
Sapir danWhorf (1921; 1956) menyatakan
bahwa sangat sulit untuk berfikir mengenai
konsep atau objek tanpa adanya kata-kata
bagi mereka. Jadi, orang dibatasi (dalam
batas tertentu) dalam apa yang dapat
mereka pahami oleh karena batasan bahasa
mereka. Ketika manusia menggunakan
bahasa, mereka juga digunakan oleh bahasa
tertentu. Ketika bahasa dari suatu budaya
tidak mempunyai simbol untuk motif
tertentu, maka pembicara yang
menggunakan bahasa tersebut juga
cenderung untuk tidak memiliki motif
tersebut. Kata-kata, pemikiran, dan
tindakan memiliki hubungan yang sangat
dekat satu sama lain.
5. Asumsi
• Manusia adalah pembuat
pilihan. Dasar utama dari
dramatisme adalah pilihan
manusia. Hal ini ada
keterikatannya dengan
konseptualisasi akan agensi
(agency), atau kemampuan
actor sosial untuk bertindak
sebagai hasil pilihannya.
6. Dramatisme
sebagai
Retorika
Baru
• Dramatisme merupakan retorika
baru.
Bedanya dengan retorika
lama adalah retorika baru lebih
menekankan pada identifikasi dan
hal ini dapat mencakup faktor-
faktor yang secara parsial “tidak
sadar” dalam mengajukan
pernyataannya disamping retorika
yang lama menekankan pada
persuasi dan desain yang
terencana.
7. Identifikasi
dan
Substansi
• Substansi : Karakterisitik
(Gambaran/sifat/pendeskripsian
secara umum).
• Identifikasi : saat dua karakteristik
(tumpang tindih) overlapping
“semakin besar ketumpangtindihan
semakin besar identifikasi yang terjadi”
Kebalikan nya disebut pemisahan.
• Konsubstansiasi adalah
meningkatkan identifikasi mereka
dengan satu sama lain.
8. 1. Tatanan atau hierarki (peringkat
yang ada dalam masyarakat
terutama karena kemampuan
kita untuk menggunakan
bahasa).
2. Negatifitas (menolak seseorang
dalam tatanan sosial;
memperlihatkan resistensi).
9. 3. Pengorbanan (cara dimana kita
berusaha untuk memurnikan diri
kita dari rasa bersalah yang kita
rasakan sebagai tekanan).Ada
dua metode untuk memurnikan
diri dari rasa bersalah, dengan
menyalahkan diri sendiri) dan
pengkambinghitaman (salah satu
metode untuk memurnikan diri
dari rasa bersalah, dengan
menyalahkan orang lain).
4. Penebusan. Kembali pada
tatanan baru setelah rasa
bersalah diampuni sementara.
10. Pentad
• Pentad adalah metode yang diterapkan untuk
menerapkan dramatisme
• 6 poin yang menyusun pentad , yaitu:
1. Tindakan (sesuatu yang dilakukan oleh
seseorang).
2. Adegan (konteks yang melingkupi tindakan).
3. Agen (orang yang melakukan tindakan).
4. Agensi (cara-cara yang digunakan untuk
melakukan tindakan).
5. Tujuan (hasil akhir yang dimiliki agen dari
suatu tindakan).
6. Sikap (cara dimana agen memposisikan diri
relatif terhadap elemen lain).
11.
12. Teori Burke menyamakan antara hidup dan
permainan. Berangkat dari istilah tersebut bahwa
hidup adalah bagian dari sebuah sandiwara,
karena hidup membutuhkan seorang aktor,
adegan, sebuah aksi, dan cita-cita. Dramatisme
memberi kita sebuah metode yang sesuai untuk
membahas tindakan. Teori dramatisme
menggunakan retorika kritik untuk menjelaskan
motiv dari seorang komunikator dengan cara
identifikasi. Burke percaya, bahwa kesalahan
adalah hal pasti yang dimiliki seluruh manusia
dan retorika adalah metode yang sangat tepat
karena memberikan pemakainya cara-cara untuk
melakukan pembersihan dosa, dan menjebatani
sebuah pemisah serta membentuk suatu kesatuan.
Kesimpulan