Bevacizumab is a type of targeted cancer drug treatment. It is also known as Avastin. It is a treatment for a number of different cancer types. You pronounce bevacizumab as bev-a-ciz-oo-mab. Depending on your cancer type, you might have bevacizumab in combination with another drug.
5. Resection
Maximizing Overall Survival (OS),
while maintaining Quality of Life (QOL)
Treatment
strategy
Treatment
goal
Curative
surgery
Classification
Upfront
resectable
Most patients with mCRC have initially unresectable disease at first
presentation: increasing OS is the primary treatment goal
Potentially
resectable
Permanently
unresectable
Chemotherapy +
biologic
Chemotherapy +
biologic
Relapse
Initially unresectable
17
https://www.annalsofoncology.org/article/S0923-7534%2822%2904192-8/fulltext
6. Median OS
Time
(months)
5-FU
3
0
Irinotecan1
Capecitabine2
Oxaliplatin3
Bevacizumab4
1980s
BSC
1990s 2000s 2010
Cetuximab5,6
Panitumumab7
Aflibercept8
Regorafenib9
2
0
1
0
0
Past 3 decades, advances Rx of mCRC
have led to improved OS…
1. Cunningham, et al. Lancet 1998; 2. Van Cutsem, et al. BJC 2004
3. Rothenberg, et al. JCO 2003; 4. Hurwitz, et al. NEJM 2004
5. Cunningham, et al. NEJM 2004; 6. Van Cutsem, et al. NEJM 2009
7. Van Cutsem, et al. JCO 2007; 8. Van Cutsem, et al. JCO 2012
9. Grothey, et al. Lancet 2012
13
7. mCRC Treatment Decision Recommendations : First Line
2L
1L 3L 4L
RAS
mutation
RAS
wild type
RAS
wild type
RAS
wild type
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-EGFR
Chemo +
anti-EGFR
Chemo +
anti-VEGF
Chemo +
anti-EGFR
Other
anticancer
therapy, BSC, or
clinical trial
Other
anticancer
therapy, BSC, or
clinical trial
Other
anticancer
therapy, BSC, or
clinical trial
Other
anticancer
therapy, BSC, or
clinical trial
REGORAFENIB
or TAS-102
Left-sided
cancers only
Anti-VEGF Anti-EGFR
Bevacizumab Cetuximab
Panitumumab
van Cutsem. Ann Oncol. 2016;27:1386.
Regorafenib
or TAS-102
Regorafenib
or TAS-102
Regorafenib
or TAS-102
Slide credit: clinicaloptions.com
8. 3
Adalah terapi kanker yang menggunakan obat-obatan yang dirancang
untuk menargetkan molekul spesifik dari sel kanker sehingga dapat
menghambat pertumbuhan, progresifitas dan metastasis dari kanker.
Terapi target disebut juga molecularly targeted therapies atau
precision medicines, karena obat dibuat untuk secara tepat
menargetkan perubahan atau zat tertentu pada sel kanker.
TERAPI TARGET
9. • Terapi target dapat memblokir atau mematikan sinyal yang
dibutuhkan sel
• kanker untuk tumbuh ataupun dapat memberi sinyal untuk
menghancurkan dirinya sendiri.
• Terapi target dapat bekerja pada sel kanker dengan secara
langsung menghambat proliferasi, diferensiasi, dan migrasi sel.
• Lingkungan mikro tumor, termasuk pembuluh darah lokal dan
sel imun, mungkin juga diubah oleh terapi target untuk
menghambat pertumbuhan tumor dan mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel kanker.
10.
11.
12. VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) INHIBIROR
• Angiogenesis, suatu proses fisiologis dimana pembuluh baru
terbentuk atau dibentuk ulang dari pembuluh darah yang
ada yang memainkan peran penting dalam inisiasi tumor,
pertumbuhan, dan metastasis.
• Angiogenesis juga berada di bawah regulasi kompleks yang
melibatkan berbagai faktor proangiogenik dan
antiangiogenik.
13. VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) INHIBIROR
• Enam kelas VEGF telah diketahui antara lain VEGF-A,
Placental Growth Factor (PIGF), VEGF-B, VEGF-C, VEGF-D,
dan VEGF-E. VEGF-A, VEGF-B, dan PIGF berkontribusi
terutama pada angiogenesis, sedangkan VEGF-C dan VEGF-D
cenderung meregulasi limfangiogenesis.
• Vascular endothelial growth factor receptor (VEGFR) dibagi
menjadi tiga jenis, VEGFR-1, VEGFR-2, dan VEGFR-3. VEGF
akan berinteraksi VEGFR sehingga menstimulasi proliferasi,
migrasi, ketahanan, dan permeabilisasi sel endotel.
14. VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) INHIBIROR
• VEGF-A dan VEGF-B terutama berikatan dengan VEGFR-1 dan
VEGFR-2, yang sebagian besar diekspresikan pada sel
endotel vaskular dan pada beberapa sel nonendotel.
• VEGFR-3 terikat oleh VEGF-C dan VEGF-D dengan afinitas
terbesar dan diekspresikan pada sel limfatik endotel.
15. VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) INHIBIROR
VEGF mempromosikan angiogenesis melalui beberapa mekanisme,
yaitu :
• Peningkatan permeabilitas dari pembuluh yang ada (peristiwa awal
dalam angiogenesis).
• Sel endotel vaskular mengalami proliferasi dan kelangsungan hidup
yang lebih besar.
• Migrasi yang lebih besar dan invasi sel endotel, melalui perubahan
adhesi sel dan ekspresi yang lebih besar dari protease ekstraseluler.
16.
17. BEVACIZUMAB
• Bevacizumab merupakan human monoclonal antibody yang menargetkan
VEGF-A, yang menjadi faktor pertumbuhan penting untuk proses
angiogenesis jaringan tumor sehingga tumor dapat tumbuh.
• Obat ini bekerja dengan cara menghambat aktivitas protein Vascular
Endothelial Growth Factor atau protein VEGF.
• Bevacizumab menyebabkan menghambat perkembangan penyakit
metastatik dan mengurangi permeabilitas mikrovaskuler pada tumor.
• Bevacizumab menghambat pengikatan VEGF ke reseptornya, Flt-1 dan
KDR, pada permukaan sel endotel.
• Menetralkan aktivitas biologis VEGF mengurangi vaskularisasi tumor,
sehingga menghambat pertumbuhan tumor.
18. BEVACIZUMAB
Penghambatan sinyal VEGF oleh bevacizumab dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumor melalui beberapa mekanisme, yaitu :
• Menghambat pertumbuhan pembuluh baru.
• Regression pembuluh darah yang baru terbentuk.
• Mengubah fungsi vaskular dan aliran darah tumor (normalisasi pembuluh
darah untuk sementara meningkatkan pengiriman dan meningkatkan manfaat
agen sitotoksik).
• Efek langsung pada sel tumor.
19. BEVACIZUMAB
• Uji penting berdasarkan terapi antiangiogenik untuk kanker
kolorektal dimulai pada tahun 2004, yang terdiri dari uji
AVF2107 fase II dan III, yang menegaskan keunggulan
kemoterapi FOLFIRI ditambah bevacizumab dibanding
kemoterapi plus plasebo.
• Bevacizumab menurut uji AVF2107, meningkatkan PFS dan
OS pada kanker kolorektal metastasis.
20. BEVACIZUMAB
• Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa pasien dengan mutasi
KRAS dan mereka dengan genotipe tipe-wild dapat mengambil
manfaat dari bevacizumab.
• Tumor kolon sisi kiri dan kanan merespon dengan baik terhadap
bevacizumab. Dua uji independen menyatakan tidak ada perbedaan
dalam hal manfaat terhadap FOLFOX dan FOLFIRI yang
dikombinasikan dengan bevacizumab.
• Menariknya, regimen yang mengandung bevacizumab tampaknya
memiliki manfaat yang lebih baik dengan regimen triplet FOLFOXIRI
dibanding FOLFIRI saja, meskipun regimen doublet memiliki efek
samping yang lebih sedikit menurut uji TRIBE.
21. BEVACIZUMAB
Indikasi
• Kanker kolorektal metastasis.
• Kanker paru non small cell stadium lokal advanced, metastasis dan
recurrent.
• Kanker ovarium, tuba falopi dan peritoneal yang recurrent.
• Glioblastoma.
Dosis
• Pada kanker kolorektal 5-7,5 mg/kgbb IV, dosis tergantung kombinasi
obat yang digunakan.
22. BEVACIZUMAB
Efek Samping
• Reaksi hipersensitivitas.
• Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome (PRES)
• Sistem hematopoietik berupa leukopenia, neutropenia, febrile neutropenia,
anemia, dan trombositopenia.
• Sistem pencernaan dapat terjadi diare, konstipasi, pendarahan dari anus, stomatitis,
perforasi saluran cerna, fistel, obstruksi usus, mual, dan muntah.
• Sistem pernapasan berupa tromboemboli paru, epistaksis, sesak napas, dan rinitis.
• Kardiovaskuler berupa hipertensi, tromboemboli arteri/vena, kardiomiopati, gagal
jantung kongestif. Pada pasien dengan hipertensi, dianjurkan untuk menghentikan
sementara terapi dengan bevacizumab untuk mencapai kontrol tekanan darah yang
memadai. Normalisasi tekanan darah dicapai dengan bantuan Angiotensin
Converting Enzyme (ACE), diuretik dan Calcium Channel Blocker.
23. BEVACIZUMAB
• Reaksi dermatologis bisa terjadi hand foot syndrome, xerosis, dan
dermatitis eksfoliatif.
• Sistem saraf dapat terjadi anoreksia, pingsan, nyeri kepala, dan mengantuk.
• Sindroma nefrotik.
• Gangguan penyembuhan luka dan anastomosis usus.
• Kelainan laboratorium diamati pada pasien yang menerima
bevacizumab dengan atau tanpa kemoterapi dapat menyebabkan
hiperglikemia, penurunan hemoglobin, hiponatremia, leukopenia,
neutropenia, trombositopenia, proteinuria, peningkatan Prothrombin Time
(PT), peningkatan International Normalized Ratio (INR), sedangkan pada
reaksi lokal dapat menyebabkan nyeri di tempat administrasi.
24. BEVACIZUMAB
• Sediaan
• Vial 100 mg/4 ml (25 mg/ml)
• Vial 400 mg/16 ml (25 mg/ml)
• Penanganan Obat
• Obat dilarutkan dengan NaCl 0,9%.
• Jangan dilarutkan dengan D5%.
• Obat jangan di kocok dan dibekukan.
• Setelah di campurkan obat stabil selama 24 jam pada suhu 2°C to 8°C.
• Bevacizumab diberikan dengan kecepatan 0,5 mg/kgbb/menit (dosis 5 mg/kgbb
lebih 10 menit dan dosis 7,5 mg/kgbb lebih 15 menit).
25. BEVACIZUMAB
• Pada pemberian pertama kali obat dihabiskan dalam waktu 90 menit
dan jika pasien dapat mentoleransi maka pemberian berikutnya
selama 60 menit dan kemudian 30 menit.
• Bevacizumab diberikan secara infus intravena dalam waktu 30-90
menit dengan dosis 5 mg/kg bila dikombinasi dengan regimen
kemoterapi siklus 2 mingguan (FOLFOX atau FOLFIRI)
• dan dosis 7,5 mg/kg bila dikombinasi dengan regimen kemoterapi
siklus 3 mingguan (CAPEOX dimana Bevacizumab diberikan sebelum
oxaliplatin).