Pasien mengalami asidosis metabolik akibat resusitasi dengan saline yang menyebabkan hiperkloremia relatif dan penurunan albumin, diperburuk oleh asidosis laktat. Penggunaan cairan rendah klorida dan meningkatkan perbedaan Na-Cl dapat mengurangi asidosis."
2. Penilaian Gangguan Asam Basa
1916
•Konsep persamaan Henderson-Hesselbach
1960
•Konsep Base Excess – Astrup, dkk
1981
•Pendekatan fisika-kimia, Peter Stewart
4. Formula Henderson-Hasselbach
• Dapat menjelaskan perbedaan jenis gangguan asam basa
• Tidak menjelaskan gangguan asam basa akibat asam lemah atau
ion lain
5. Konsep Asam Basa Henderson-
Hasselbach
• Pernapasan mengatur CO2 –
dipengaruhi kemoreseptor di
medulla oblongata, badan
karotis, aorta
• Ginjal mengatur asam
nonvolatile dan sistem buffer
bikarbonat
6. Anion Gap
Perubahan PaCO2 menyebabkan perubahan HCO3
-
Tidak hanya HCO3
- yang menjadi indikator metabolik
Solusi: Buffer base, standar bikarbonat, base excess
Anion gap: Na + K – Cl – HCO3, konsentrasi dalam mmol, umumnya nilainya
positif karena tidak menghitung anion lain seperti protein, fosfat, sulfat,
akhirnya diragukan kegunaan klinisnya
Masih belum bisa menjelaskan asidosis metabolik Anion gap saat ini
diragukan kegunaan klinisnya
8. 3 Variabel Independen
Perbedaan konsentrasi ion kuat (SID)
Total asam lemah terdisosiasi (A,tot)
pCO2
HCO3- dianggap var dependen ketiga var di atas
9. Strong Ions Difference
• Kuat berdisosiasi, selalu berdisosiasi sempurna
• NaCl +H2O Na + Cl + H + OH, tidak pernah NaOH + HCl
• Contoh lain: ion inorganic (Na, K), organic (Laktat, ion lemah tapi
disosiasi sempurna)
10. SID
• Jumlah total kation kuat – anion kuat dalam larutan
• Saat electron netral dan seimbang, SID = 0
• Rumus yang digunakan:
SID = [Na+] + [K+] + [Ca2+] + [Mg2+] – {[Cl-] + [laktat]}
13. pCO2 - Respirasi
• CO2 dihasilkan sebagai sisa metabolisme sel
• CO2 menmbus membrane sel interstisial membrane kapiler darah
• Ekskresi oleh paru
• Mekanisme umpan balik oleh kemoreseptor sentral dan perifer
• Respon: perubahan laju ventilasi
• Ditentukan oleh faktor eksternal (ventilasi/sirkulasi) variable independen
14. Atot - Hati
• Jumlah konsentrasi asam lemah non volatile di sistem
• Jumlah total Atot dalam sistem selalu konstan, tidak dapat diproduksi atau
dikonsumsi oleh reaksi apapun hukum kekebalan massa
• Asam lemah non volatile utama di plasma:
Protein Pr tot = Pr- + HPr dianggap albumin sebagai representasi
Fosfat Pi tot = PO4-3 + HPO4-2 + H2PO4- + H3PO4 selalu konstan
Peningkatan asam lemah asidosis
15. Atot - Hati
• Perubahan base excess ditentukan oleh perubahan SID dan jumlah asam
lemah
• nilai normal albumin - 42 g/L
konsentrasi ionic albumin : 0.25x konsentrasi albumin (g/L)
Efek asam basa perubahan albumin dihitung dari perbedaan antara nilai
referensi dan konsentrasi ionic yang berhubungan dengan level albumin
pasien
16. laktat
• laktat adalah anion kuat yang penting untuk perubahan asam basa
• karena kation secara utama berhubungan dengan laktat, efek laktat dalam
base excess diestimasi sbb:
17. Other ion (OI)
• kation dan anion yang terukur atau tidak terukur
• kation terukur K, Ca, Mg
• Kation yang tidak terukur Li, protein atau aluminum
• Anion yang kemungkinan ada tapi tidak diukur untuk kimia klinis rutin adalah
sulfat, asetat.
18. Digabung..
•efek Na-Cl +
efek laktat +
efek Albumin +
Efek OI
BE
•Na-Cl-35 +
1-laktat +
0.25x(42-alb) +
OI
BE
•BE-(Na-Cl-35)-(1-
laktat)-(0.25x (42-
albumin))
OI
19. kegunaan oi
Jika efek Na-Cl, laktat dan albumin tidak bisa menerangkan perubahan pada
BE
20. Aplikasi Teori Stewart
• Lebih komprehensif karena
memperhitungkan banyak
faktor
• CO2
• Ion kuat
• Asam lemah
22. Gangguan Respiratorik
Asidosis Alkalosis
• CO2 ↑ H+ dan HCO3
- ↑
• Terjadi asidosis jaringan
• Kompensasi ginjal: regulasi SID,
ekskresi Cl-
• Sering ditemukan
• Prognosis buruk pada pasien kritis
• Hipokapnia Reabsorbsi Cl-
SID ↓
23. Gangguan Metabolik – Asidosis –
SID (-)
• Anion gap tinggi: ketosis, laktat, keracunan, gagal ginjal, sepsis
• Anion gap normal (SID urine: Na + K – Cl)
Asidosis tubuler ginjal:
SID urin > 0
Nonrenal:
SID urin < 0
Tipe I (distal): pH urin > 5,5 Gastrointestinal :
diare
drainase usus halus/ pankreas
Tipe II (proximal): pH urin < 5,5/ serum
K+ rendah
Tipe IV: defisiensi aldosteron:
pH urin < 5,5 / serum K+ tinggi
Iatrogenik:
nutrisi parenteral, garam, anion
exchange resins
28. Na
Na Na
K K K
Cl
Cl Cl
SID
Normal Acidosis Alkalosis
GANGGUAN PD ASAM LEMAH:
Hipo/Hiperalbumin- atau P-
Alb/P
Alb-/P-
Alb-/P-
SID
SID
Alkalosis
hipoalbuminemia /
hipoposfatemi
Asidosis
hiperproteinemia
/ hiperposfatemi
29. Contoh kasus
• Seorang pasien on ventilator dengan diketahui sirosis, pro laparatomi. pasien
diresusitasi dengan cairan saline
Bicarbonat-based :
Acidemia (N 7.35-7.45)
penurunan level bicarbonate (N 22-26 mmol/L) asidosis metabolic
PCO2 (expected 30.5 1.5 x bicarbonate +8) tidak terkompensasi
Mixed disorder, dengan peningkatan laktat
30. contoh kasus
Apa hal ini dikarenakan setelah diresusitasi dengan saline?
Bagaimana akibatnya jika diresusitasi dengan albumin 5%?
Apakah laktat menjadi penyebab utama dari asidosis metabolic pasien?
32. stewart Approach
• Secara kuantitatif, perubahan base excess adalah akibat dari asidosis
metabolic hiperkloremik relative yang muncul untuk mengimbangi penurunan
albumin dan diperburuk dengan asidosis laktat.
• Temuan ini konsisten dengan resusitasi saline (Na 154 mmol/L, Cl 154
mmol/L) pada pasien sirosis, dan operasi abdominal.
disarankan cairan rendah klorida Plasmalyte (Na 140 mmol/L, Cl 98
mmol/L) untuk memperlebar perbedaan antara Na-Cl menurunkan
asidosis
menaikkan Na 1 meq/L dan menurunkan Cl 3 meq/L BE ditingkatkan 4 meq/L
tidak perlu penambahan Albumin weak acid mempberat asidosis
metabolic
Editor's Notes
Tetap bermanfaat karena mudah untuk diterapkan dan dipahami di keadaan klinis..
Disebut juga persamaan reaksi hidrasi CO2
Law of mass action: kecepatan reaksi kimia dalam sistem proporsional dengan jumlah konsentrassi masing2 reaktan. Sifat reaksi kimia umumnya reversible untuk mencapai ekuilibrium
CO2 diubah dalam sel, H+ disekresi kembali ke lumen untuk menangkap bikarbonat
Metabolisme CO2 dalam sel diubah menjadi H+ dan HCO3-, HCO3- difusi ke darah, H+ masuk ke lumen tubulus, berikatan dengan anion, lalu dibuang lewat urine
Anion utama: fosfat dan ammonia
Terbentuk karbonat baru untuk jadi buffer
Dari mana ammonia? Deaminasi dari asam amino di liver, ekskresi dalam bentuk urea, menghasilkan glutamin untuk dihidrolisis membuat keseimbangan antara NH4+ dan NH3. NH3 masuk ke lumen tubulus, berikatan dengan H+, menjadi NH4+, mengikat CL- dikeluarkan bersama urine.
Buffer base: penjumlahan semua buffer anion plasma, bikarbonat ditambah buffer asam lemah non volatile
Standar bikarbonat: nilai HCO3- dalam keadaan pCO2 40 mmHg
Base excess: konsentrasi H+ yang dititrasi untuk mencapai pH 7.4 pada pCO2 40 mmHg
Anion gap: Na + K – Cl – HCO3, konsentrasi dalam mmol, umumnya nilainya positif karena tidak menghitung anion lain seperti protein, fosfat, sulfat, akhirnya diragukan kegunaan klinisnya
Kenapa A total dianggap mewakili fungsi hati? Karena protein, albumin, adalah faktor utama asam lemah di plasma, globulin tidak berkontribusi secara berarti terhadap muatan negatif protein plasma.
Fosfat jumlah totalnnya selalu konstan, ada dalam berbagai bentuk
albumin g/dL/ x10 = 2.2 mg/dL
laktat normal 0.5- 1.5 mmol/L