Dalam perangkat pembelajaran ini, terdapat:
1. RPP lengkap dengan rubrik dan instrumen penilaian.
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Soal Evaluasi
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Kemampuan Profesional PDGK4560. Untuk melihat dan mendownload contoh laporan PKP ini secara lengkap, kunjungi situs www.soalut.com gunakan menu search di situs untuk mencari dan menemukan laporan ini.
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Kemampuan Profesional PDGK4560. Untuk melihat dan mendownload contoh laporan PKP ini secara lengkap, kunjungi situs www.soalut.com gunakan menu search di situs untuk mencari dan menemukan laporan ini.
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...Egha Rhiyanti Putri
Dalam perangkat pembelajaran ini, terdapat beberapa lampiran berupa:
1. Peta Konsep Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1
2. Silabus Tematik Kelas V SD Kurikulum 2013 Revisi 2017
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Bahan Ajar Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1 (Bahasa Indonesia dan IPA)
5. Lembar Kerja Peserta DIdik (LKPD)
6. Evaluasi Pembelajaran
7. Rubrik Penilaian
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas V SD Kurikulum 2013 Materi Penyajian ...Egha Rhiyanti Putri
Dalam perangkat pembelajaran ini, terdapat beberapa lampiran berupa:
1. Silabus Matematika Kelas V SD Kurikulum 2013 Revisi 2017
2. RPP Matematika Kelas V SD Materi Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
3. Bahan Ajar Penyajian dan Pengolahan Data Tunggal
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
5. Evaluasi Pembelajaran
6. Rubrik Penilaian (Pengetahuan,Sikap, Keterampilan)
Portofolio ini merupakan kumpulan tugas pendidikan seni rupa yang berasal dari beberapa sumber. Terdiri dari berbagai macam hal tentang seni, yaitu:
1. Pengertian Seni
2. Fungsi Pendidikan Seni
3. Ruang Lingkup Pendidikan Seni
4. Periodisasi dan Tipologi Perkembangan Anak
5. Analisis SBDP kelas 5 SD Kurikulum 2013
6. Analisis Gambar Anak SD
7. Pengertian pensil, kertas gambar, teknik menggambar, dan doodle
8. Apresiasi seni, karya seni, unsur seni, dan prinsip seni
9. Jenis kuas, cat air, palet, teknik penggunaan kuas dan krayon
10. Beberapa seniman Internasional dan Indonesia beserta karyanya
Kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap dikenal baru setelah usai Perang Dunia I atau sekitar 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam, teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literature Internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Proses pembuatan proposal penelitian biasanya dimulai dari pembuatan judul. Selanjutnya jika judul sudah tepat, maka dapat lmemulai penulisan BAB I sampai dengan II, dimana pada pada Bab I terdapat 5 bagian, yaitu; (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Perumusan masalah, (4) Pembatasan masalah, dan (5) Kegunaan Penelitian. Pada Bab II terdapat 4 bagian, yaitu; (1) Deskripsi teoritik, (2) Penelitian yang relevan, (3) Kerangka berpikir, dan (4) Hipotesis penelitian. Pada Bab III terdapat 8 bagian, yaitu; (1) Tujuan Penelitian, (2) Tempat dan waktu penelitian, (3) Metode penelitian, (4) Desain penelitian, (5) Populasi dan sampel, (6) Teknik pengumpulan data, (7) Instrumen penelitian, dan (8) Teknik analisis data.
Geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika karena banyak konsep-konsep yang termuat didalamnya. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran, dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, dan vektor.
Fase - fase pembelajaran menurut Van Hiele:
1. Fase Informasi
2. Fase Orientasi
3. Fase Eksplisitasi
4. Fase Orientasi Bebas
5. Fase Integrasi
This method is based on the principles of behavior psychology. It adapted many of the principles and procedures of the Direct Method, in part as a reaction to the lack of speaking skills of the Reading Approach
- Jill Kerper Mora from San Diego University
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rebuplik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara optimal
Bimbingan psiko-edukatif sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.
Sebagaimana seperti yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rebuplik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara optimal
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas IV Materi KPK
1. PERANGKAT PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK)
KELAS IV
SDN KARET 06 SETIABUDI
Disusun Oleh:
Egha Rhiya nt i P ut r i
1 8 1 5 1 5 2 6 4 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Oktober – 2018
2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Karet 06
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Hari / Tanggal : 24 Oktober 2018
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda – benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator
3.6 Menjelaskan dan menentukan faktor
persekutuan, faktor persekutuan
terbesar (FPB), kelipatan
persekutuan, kelipatan persekutuan
terkecil (KPK) dari dua bilangan
berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari.
3.6.1 Memahami konsep kelipatan
persekutuan terkecil (KPK)
3.6.2 Menentukan kelipatan persekutuan
dari dua bilangan.
3.6.3 Menentukan hasil kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan.
4.6 Mengaitkan masalah yang berkaitan 4.6.1 Memecahkan masalah kehidupan
3. dengan faktor persekutuan, faktor
persekutuan terbesar (FPB),
kelipatan persekutuan, kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
sehari-hari yang berhubungan
dengan kelipatan persekutuan
terkecil (KPK).
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan menggunakan alat peraga Dakon Matematika (DAKOTA), siswa dapat
memahami konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan cermat.
2. Setelah memahami konsep, siswa dapat menentukan kelipatan persekutuan dari dua
bilangan dengan cermat.
3. Dengan penugasan, siswa dapat menentukan hasil kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dari dua bilangan dengan tepat.
4. Dengan diberikan suatu masalah, siswa dapat memecahkan masalah kehidupan
sehari-hai yang berhubungan dengan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan
teliti.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan.
E. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Model : Examle non Example
Strategi : Penugasan, Ceramah, dan Tanya-jawab.
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Awal Guru memberikan salam.
Guru dan siswa berdo’a secara bersama-sama
dipimpin oleh salah satu siswa.
Guru menanyakan kabar siswa dan menanyakan
15 Menit
4. kehadiran siswa.
Salah satu siswa diminta untuk memimpin jargon
“Tepuk Semangat” dan menyanyikan lagu “Dari
Sabang Sampai Merauke”. Kegiatan ini dilakukan
untuk membangun semangat siswa.
Guru memberikan motivasi kepada siswa.
Guru dan siswa melakukan tanya-jawab mengenai
materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya yaitu kelipatan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengukur sejauh mana siswa
sudah paham mengenai kelipatan.
Guru menginformasikan mengenai materi yang
akan dipelajari yaitu menentukan hasil kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) dari tiga bilangan.
Inti Guru membagikan LKPD kepada tiap siswa.
Guru memperkenalkan alat peraga DAKOTA
kepada siswa disertai dengan cara
penggunaannya.
Guru mengenalkan konsep KPK dengan
menggunakan alat peraga DAKOTA.
Guru memberikan contoh soal dan
menyelesaikannya menggunakan DAKOTA.
Guru memberikan contoh beberapa bilangan dan
meminta siswa untuk menyelesaikannya
menggunakan alat peraga DAKOTA.
Guru dan siswa melakukan tanya-jawab mengenai
konsep yang telah disampaikan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengkonfirmasi tingkat
kepahaman siswa terhadap konsep KPK.
Siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal
yang terdapat dalam LKPD. Guru dan siswa
secara bersama-sama membahasnya satu persatu
soal.
55 Menit
5. Guru mengajak siswa untuk melakukan evaluasi
pembelajaran dengan menggunakan media
spinner. Langkah-langkah:
- Siswa diminta untuk berkumpul dengan
teman kelompoknya.
- Guru membuat sebuah permainan kompetisi
menggunakan media spinner.
- Sebelum memulai permainan setiap
kelompok diminta untuk menyanyikan yel-
yelnya.
- Guru memberikan soal sederhana tentang
perkalian.
- Kelompok yang menjawab pertama
dipersilahkan maju kedepan untuk memutar
spinner.
- Ketika spinner diputar dan berhenti pada
bagian tertentu, kelompok diminta untuk
mengambil soal yang terdapat didalamnya
dan menjawab secara bersama-sama. Siswa
diperbolehkan menggunakan alat peraga
DAKOTA.
- Dalam menjawab soal tiap kelompok
diberikan waktu 2 menit.
- Kelompok yang berhasil menjawab maka
berhak mendapatkan poin.
- Kelompok yang paling banyak
mengumpulkan poin maka dianggap sebagai
pemenang.
- Guru memberikan reward kepada kelompok
yang menang.
Opsi lain: siswa diminta untuk mengerjakan soal
evaluasi pembelajaran.
Akhir Guru dan siswa melakukan tanya-jawab mengenai 5 Menit
6. pembelajaran matematika pada hari ini.
Salah satu siswa diminta untuk memberikan
kesimpulan mengenai pembelajaran matematika
pada hari ini.
Guru memberikan motivasi kepada siswa.
Salah satu siswa diminta untuk memimpin do’a
tanda selesainya pembelajaran matematika pada
hari ini.
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Matematika untuk Kelas IV.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Alat peraga Dakon Matematika (DAKOTA).
Media evaluasi spinner.
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap : 1) Disiplin
2) Tanggung Jawab
3) Kerja Sama
b. Penilaian Pembelajaran : Tes Tertulis
Jakarta, 24 Oktober 2018
Mengetahui,
Guru Kelas Praktikan
____ Muryati, S.Pd _ Egha Rhiyanti Putri
NIP: 196603221986032004 NIM: 1815152641
7. RUBRIK PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
a. Disiplin
No Nama Siswa
Aspek Sikap yang Dinilai
Catatan
Guru
Datang
Tepat
Waktu
Mengerja
kan
Tugas
Tepat
Waktu
Tertib
dalam
Pembela
jaran
Berserag
am
Lengkap
Melaksa
nakan
Piket
Mengem
balikan
Pinjama
n
SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB
Jumlah
SB & PB
1 Afiyah Rabbani
2 Alfi Syahri
3 Ali Al Qaidar
4 Angel Ivana Maningkas
5 Anggun Prya satya Ramadhan
6 Daffa Baroka Zilla
7 Deli Rizky Muharamni
8 Dennis Agustinus Ferdinandus
9 Firsyah Ayu Ahisti
10 Hafizh Supriatna
11 Irwansyah
12 Jeffrey Almaghfir Romadhon
13 Jihan Fahimah Dia
14 Malvino Aliansyah
15 Mohamad Julio Saputra
16 Muhammad Rakha Rabbani
17 Muhammad Rasyad Nurdin
18 Nasywah Syahirah Paramita
19 Nurul Azizah Al Kamilah
20 Rachmi Zafitri
21 Rafidah Aulia
22 Yazid Widyanto
23 Zul Tiyas
8. b. Tanggung Jawab
No Nama Siswa
Aspek Sikap yang Dinilai
Catatan
Guru
Menyele
saikan
Tugas
Belajar
Melaksa
nakan
Kebersi
han
Mengerj
akan
Tugas
PR
Membe
ri
Peme-
cahan
Masala
h
Membu
at La-
poran
Member
ikan
Santuna
n Sosial
Menyel
esaikan
Tugas
Belajar
SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB SB PB
Jumlah
SB & PB
1 Afiyah Rabbani
2 Alfi Syahri
3 Ali Al Qaidar
4 Angel Ivana Maningkas
5 Anggun Prya satya Ramadhan
6 Daffa Baroka Zilla
7 Deli Rizky Muharamni
8
Dennis Agustinus
Ferdinandus
9 Firsyah Ayu Ahisti
10 Hafizh Supriatna
11 Irwansyah
12 Jeffrey Almaghfir Romadhon
13 Jihan Fahimah Dia
14 Malvino Aliansyah
15 Mohamad Julio Saputra
16 Muhammad Rakha Rabbani
17 Muhammad Rasyad Nurdin
18 Nasywah Syahirah Paramita
19 Nurul Azizah Al Kamilah
20 Rachmi Zafitri
21 Rafidah Aulia
22 Yazid Widyanto
23 Zul Tiyas
9. Lembar Observasi
No Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap Tindak Lanjut
1
Afiyah Rabbani
2
Alfi Syahri
3 Ali Al Qaidar
4
Angel Ivana Maningkas
5
Anggun Prya satya
Ramadhan
6 Daffa Baroka Zilla
7
Deli Rizky Muharamni
8
Dennis Agustinus
Ferdinandus
9
Firsyah Ayu Ahisti
10 Hafizh Supriatna
11 Irwansyah
12 Jeffrey Almaghfir
Romadhon
13 Jihan Fahimah Dia
14 Malvino Aliansyah
15 Mohamad Julio Saputra
16 Muhammad Rakha
Rabbani
17 Muhammad Rasyad
Nurdin
18 Nasywah Syahirah
Paramita
19 Nurul Azizah Al Kamilah
20 Rachmi Zafitri
21 Rafidah Aulia
22 Yazid Widyanto
23 Zul Tiyas
10. 2. Penilaian Pembelajaran
No. Nama Siswa
Skor
Latihan
Skor
Evaluasi
Total Skor
1 Afiyah Rabbani
2 Alfi Syahri
3 Ali Al Qaidar
4 Angel Ivana Maningkas
5 Anggun Prya satya Ramadhan
6 Daffa Baroka Zilla
7 Deli Rizky Muharamni
8 Dennis Agustinus Ferdinandus
9 Firsyah Ayu Ahisti
10 Hafizh Supriatna
11 Irwansyah
12 Jeffrey Almaghfir Romadhon
13 Jihan Fahimah Dia
14 Malvino Aliansyah
15 Mohamad Julio Saputra
16 Muhammad Rakha Rabbani
17 Muhammad Rasyad Nurdin
18 Nasywah Syahirah Paramita
19 Nurul Azizah Al Kamilah
20 Rachmi Zafitri
21 Rafidah Aulia
22 Yazid Widyanto
23 Zul Tiyas
11. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama :
Kelas :
Hari/ Tanggal :
TUJUAN:
Menentukan hasil kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari tiga bilangan.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Amatilah penjelasan gurumu mengenai konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
menggunakan alat peraga Dakon Matematika (DAKOTA).
2. Kerjakanlah soal berikut dengan menggunakan cara yang diperintahkan gurumu:
a. Kelipatan dari bilangan 4 adalah …
Kelipatan dari bilangan 5 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 5 adalah …
KPK dari bilangan 4 dan 5 adalah …
b. Kelipatan dari bilangan 5 adalah …
Kelipatan dari bilangan 6 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 5 dan 6 adalah …
KPK dari bilangan 5 dan 6 adalah …
c. Kelipatan dari bilangan 9 adalah …
Kelipatan dari bilangan 12 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 9 dan 12 adalah …
KPK dari bilangan 9 dan 12 adalah …
12. d. Kelipatan dari bilangan 10 adalah …
Kelipatan dari bilangan 15 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 10 dan 15 adalah…
KPK dari bilangan 10 dan 15 adalah …
e. Kelipatan dari bilangan 6 adalah …
Kelipatan dari bilangan 7 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 5 dan 7 adalah…
KPK dari bilangan 6 dan 7 adalah…
13. SOAL EVALUASI
1. Kelipatan dari bilangan 7 adalah …
Kelipatan dari bilangan 8 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 7 dan 8 adalah…
KPK dari bilangan 7 dan 8 adalah…
2. Kelipatan dari bilangan 6 adalah …
Kelipatan dari bilangan 8 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 6 dan 8 adalah…
KPK dari bilangan 6 dan 8 adalah…
3. Kelipatan dari bilangan 12 adalah …
Kelipatan dari bilangan 15 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 12 dan 15 adalah…
KPK dari bilangan 12 dan 15 adalah…
4. Kelipatan dari bilangan 3 adalah …
Kelipatan dari bilangan 5 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 3 dan 5 adalah…
KPK dari bilangan 3 dan 5 adalah…
5. Kelipatan dari bilangan 4 adalah …
Kelipatan dari bilangan 9 adalah …
Kelipatan persekutuan dari bilangan 4 dan 9 adalah…
KPK dari bilangan 4 dan 9 adalah…
14. SOAL EVALUASI
Menggunakan Media Spinner
Skor 15:
Kelipatan persekutuan dari
bilangan 7 dan 8
Kelipatan persekutuan dari
bilangan 5 dan 9
Skor 20:
Kelipatan persekutuan dari
bilangan 8 dan 9
Kelipatan persekutuan dari
bilangan 4 dan 16
Skor 25:
Kelipatan persekutuan dari
bilangan 10 dan 15
Kelipatan persekutuan dari
bilangan 12 dan 15
Skor 45:
KPK dari bilangan 3 dan 5 KPK dari bilangan 3 dan 7
15. Skor 50:
KPK dari bilangan 4 dan 9 KPK dari bilangan 6 dan 7
Skor 70:
KPK dari bilangan 5 dan 6 KPK dari bilangan 6 dan 8
Skor 85:
KPK dari bilangan 7 dan 9 KPK dari bilangan 8 dan 9
Skor 100:
KPK dari bilangan 12 dan 15 KPK dari bilangan 15 dan 25