David Hume lahir pada 1711 di Skotlandia. Ia menolak kausalitas dan substansi, menyatakan bahwa pengetahuan hanya berasal dari pengalaman indra. Karyanya meliputi An Enquiry Concerning Human Understanding dan An Enquiry Into The Principles Of Moral.
Jadi waktu dulu jaman semester empat punya tugas untuk ppt ini...
Silakan untuk pengetahuan aja.. Tentang bagaimana perilaku agama pada masa lanjut usia, ppt ini merupakan terjemahan dari buku Psikologi Agama.. Jadi kehidupan beragama di sini lebih kepada kehidupan beragama lansia di Amerika.. :)
Berikut merupakan hasil kerja dari kelompok 2, yang beranggotakan : Shollana Makhmud, Nurul Fadzilatul Husna, Muhammad Wahyu Darmawan, dan Danang Wahyu Triantoro.
Fungsionalisme: Mempelajari fungsi tingkah laku dan proses mental.
Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme ini dikenal dengan nama Metode Observasi Tingkah Laku yang terdiri dari dua bagian yaitu Metode Fisiologi dan Metode Variasi Kondisi.
Metode Fisiologi: Menguraikan tingkah laku dari sudut anatomi dan ilmu faal.
Metode Variasi Kondisi: Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran dan perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Jadi waktu dulu jaman semester empat punya tugas untuk ppt ini...
Silakan untuk pengetahuan aja.. Tentang bagaimana perilaku agama pada masa lanjut usia, ppt ini merupakan terjemahan dari buku Psikologi Agama.. Jadi kehidupan beragama di sini lebih kepada kehidupan beragama lansia di Amerika.. :)
Berikut merupakan hasil kerja dari kelompok 2, yang beranggotakan : Shollana Makhmud, Nurul Fadzilatul Husna, Muhammad Wahyu Darmawan, dan Danang Wahyu Triantoro.
Fungsionalisme: Mempelajari fungsi tingkah laku dan proses mental.
Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme ini dikenal dengan nama Metode Observasi Tingkah Laku yang terdiri dari dua bagian yaitu Metode Fisiologi dan Metode Variasi Kondisi.
Metode Fisiologi: Menguraikan tingkah laku dari sudut anatomi dan ilmu faal.
Metode Variasi Kondisi: Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran dan perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Data Analytics uncovers valuable insights that can radically transform a company's business model and performance. Put on your numbers hat and find out about all the exciting applications of data analytics, tools and data analysis processes that businesses uses to go from ordinary to extraordinary.
An introduction to data analytics covers:
What is data analytics?
How do I use data?
How do I get started using data in my company?
Presentation is on behalf of Peazie & Collective Campus:
Collective Campus is an Enterprise Innovation School offering short, high-impact workshops and classes to help corporates and their employees remain competitive in an era of rapid disruption.
Peazie is a Social Media Campaign Marketing platform offering brands the power of an agency in a platform that delivers on business objectives; database growth, customer acquisition, and sale.
Lexi is the head of Data and Insights at Peazie and within this role, she is able to apply her unique passion for data, technology and startups to deliver outstanding results for businesses. With a background in economics, research and quantitative analysis, Lexi utilizes a scientific approach to her marketing initiatives and works tirelessly to uncover intelligent data-driven insights that can propel Peazie’s in-house marketing forward, add greater value to its client campaigns and optimise business decisions and priorities.
membicarakan tentang empirisme yang dikemukakan oleh pemikiran DAVID HUME,karena empirisme sendiri berpuncak pada "david Hume" seorang tokoh yang memiliki paham skeptis.
1. TENTANG DAVID HUME
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan pada
peranan pemahaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan
mengecilkan peranan akal. Banyak tokoh yang mengemukakan pemikiran tentang
empirisme, diantaranya adalah David Hume. Dia adalah seorang filsuf yang terkenal
diseluruh dunia dengan pendapatnya “ Bahwa Pengetahuan hanya bisa diperoleh melalui
pengalaman”. Di bawah ini adalah sedikit penjelasan tentang kehidupan dan pemikiran –
pemikiran yang dikemukakan oleh David Hume.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi David Hume ?
2. Bagaimana isi pemikiran – pemikiran David Hume ?
3. Apa saja karya-karya David Hume ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi David Hume.
2. Untuk memahami pemikiran David Hume.
3. Untuk mengetahui karya – karya David Hume.
D. Manfaat
1. Agar bisa memahami biografi David Hume.
2. Agar bisa memahami pemikiran David Hume.
3. Agar mengetahui karya-karya David Hume.
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi David Hume
Hume lahir di Edinburgh, Skotlandia pada tanggal 26 April 1711 dengan nama
aslinya David Home. Namun pada tahun 1734 ia mengubah namanya karena di Inggris
kesulitan mengucapkan “ Home” dengan cara skotlandia. Hume merupakan putra pasangan
Yusuf chrinside dan Khaterine Falcorner. Tapi ayahnya meninggal pada saat usia Hume
masih anak-anak, sehingga dia dibesarkan oleh ibunya. Dalam masalah pendidikan Hume
mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Dengan harta warisan yang ditinggalkan
ayahnya. Hume mendaftarkan di Universitas Edinburgh untuk belajar sastra klasik. Tetapi
Hume tidak puas dengan pendidikan yang diterimanya, kemudian ia memutuskan untuk
keluar dari Universitas dan dia memilih untuk pergi ke Perancis dan menjadi seorang filsuf
besar.
Pada tahun 1734, setelah beberapa bulan sibuk dengan perdagangan di Bristol, ia
pergi ke La fleche di Anjon, Perancis. Disana ia sering wacana dengan jesuit dari College Of
La Fleche, saat itu ia telah menghabiskan sebagian besar tabungannya selama empat tahun
disana untuk menulis karyanya yang berjudul A Treatise of Human Nature, beliau
menyelesaikannya pada usia 26 tahun. Setelah publikasi karyanya pada tahun 1744, Hume
ditetapkan menjadi ketua Pneumatics dan Moral Filsafat dan moral di Universitas
Edinburgh.Namun posisi itu diberikan kepada William Cleghorn, setelah menteri
2. Edinburgh mengajukan petisi kepada dewan kota untuk tidak menunjuk Hume karena ia
dituduh sebagai ateis. Hume juga dituduh bid’ah, tapi ia dipertahankan oleh ulama muda
teman-temannya yang berpendapat bahwa sebagai ateis, ia berada di luar gereja yuridiksi.
Meskipun pembebasan itu Hume gagal untuk mendapatkan jabatan sebagai ketua filsafat di
Universitas Glasgow.
Hume mencapai ketenaran sastra besar sebagai seorang sejarawan dengan
karyanya The History Of England, menelusuri peristiwa-peristiwa dari invasi Julius Caesar
ke revolusi 1688, adalah best seller dalam sehari. Didalamnya, Hume menyerahkan orang
politik sebagai makhluk kebiasaan, dengan disposisi untuk menyerahkan diam-diam
kepada pemerintah yang berkuasa kecuali dihadapkan oleh keadaan yang tidak menentu.
Dalam pandangannya, hanya agama yang bisa membelokkan orang laindari kehidupan
sehari-hari mereka untuk berfikirtentang hal-hal politik. Hume wafat diusianya yang ke 65
pada tahun 1776 di kota kelahirannya Edinburgh, Skotlandia. Dan sepanjang hidupnya,
Hume tidak pernah menikah.
B. Isi Pemikiran David Hume
Hume merupakan puncak aliran empirisme. baginya dan tokoh lain, pengalaman
(empirea) lebih dari pada rasio sebagai sumber pengetahuan, baik pengalaman intern
maupun ekstern. Menurutnya, semua ilmu berhubungan dengan hakekat manusia. Ilmu
inilah yang merupakan satu-satunya dasar kokoh bagi ilmu lain.1
Seperti John Lock yang bermadzhab empirisme, ia memiliki perbedaan pendapat.
Menurutnya, pemahaman manusia dipengaruhi sejumlah kepastian dasar tertentu
mengenai dunia eksternal, mengenai masa depan, mengenai sebab dan bahwa kepastian-
kepastian ini merupakan bagian naluri alamiah manusia, yang tidak dihasilkan ataupun
bisa dicegah oleh akal budi atau proses pemikiran manusia, dengan naluru alamiah
manusia, manusia bisa mencapai kepastian-kepastian yang memungkinkan pengetahuan
manusia. 2
Hume juga menyatakan bahwa semua pengetahuan dimulai dari pengalaman indra
sebagai dasar. Kesan (impression) bagi Hume, sama dengan penginderaan (sensasional)
pada Lock, adalah basis pengetahuan. Semua persepsi jiwa manusia terbentuk melalui dua
alat yang berbeda, yaitu impression dan idea. Perbedaan keduanya terletak pada tingkat
kekuatan dan garisnya menuju kekuatan besar dan kasar disebut impression (kesan) dan
semua sensasi nafsu, emosi termasuk kategori ini begitu masuk kedalam jiwa. Sedangkan
idea adalah gambaran kabur (faint mage) tentang persepsi yang masuk tadi ke dalam
pikiran.3
Hume tidak menerima substansi, sebab yang dialami hanya kesan-kesan saja
tentang beberapa ciri yang selalu ada bersama-sama. Dari kesan muncul gagasan. Kesan
adalah hasil pengideraan langsung, sedangkan gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan
seperti itu. Misal ada sebuah benda dengan ciri-ciri : putih, licin, ringan, tipis. Atas dasar
ciri-ciri tersebut tidak dapat disimpulkan, bahwa ada substansi tetap yang misalnya
disebut kertas, yang memiliki ciri-ciri tadi. Bahwa didunia ada realitas kertas, diterima oleh
Hume. Namun dari kertas itu mengapa muncul gagasan kertas, bukan yang lain? Bagi
Hume, “aku” tidak lain hanyalah “ a budle collection of perceptions “ (= kesadaran tertentu
)”. Hume juga tidak mengakui bahwa adanya kausalitas atau hukum sebab akibat. Pada
umumnya orang berpedapat, bahwa penyimpulan soal-soal yang nyata tampaknya
didasarkan atas hubungan sebab akibat. Kita menuangka air pada bejana, kemudian di
3. bawah bejana itu kita nyalakan api. Setelah beberapa waktu air itu mendidih. Apa yang
diberitahukan oleh pengamatan kita? semula pengamatan mendapatkan kesan gejala
pertama, yaitu air bejana. Setelah beberapa waktu pengamatan mendapat gejala yang
kedua, yaitu air mendidih. Oleh karena kesan bejana yang kedua itu kita terima setelah ada
api dibawah bejana padahal kesan itu terus menerus kita terima jikalau ada api
ditempatkan dibawah bejana yang berisi air, timbullah asosiasi tertentu, yang menjadikan
akal kita cenderung berpendapat seolah-olah api itulah yang menghubungkan air dingin
dengan air mendidih. Hubungan ini kita anggap sebagai suatu hal yang pasti.
Yang disebut kepastian hanya mengungkapkan harapan kita saja dan tidak boleh
dimengerti lebih dari “probable” (berpeluang). Maka Hume menolak kausalitas, sebab
harapan bahwa sesuatu mengikuti yang lain tidak melekat pada hal-hal itu sendiri, namun
hanya dalam gagasan kita. Hukum alam adalah hukum alam. Jika kita bicara tentang “
hukum alam“ atau “ sebab – akibat”, sebenarnya kita membicarakan apa yang kita
harapkan, yang merupakan gagasan kita saja, yang lebih didikte oleh kebiasaan atau
perasaan kita saja. David Hume juga menolak membagi persepsi menjadi dua, persepsi
sederhana (simple) yaitu persepsi yang tidak bisa dibagi seperti ketika melihat merah,
bulat, dan persepsi ruwet ( kompleks ) seperti idea apel yang memerlukan idea yang
susunan dan asosiasinya kompleks. Karenanya untuk mengetahui kebenaran sebuah
pengetahuan maka harus diuraikan idea yang kompleks menjadi idea-idea sederhana, dan
kemudian menemukan kesan yang merupakan basis idea tersebut.4
Oleh karena itu metode Hume tidak bisa digunakan untuk persoalan metafisika
seperti Tuhan karena tidak mempunyai basis pengalaman dan tidak bisa mempunyai basis
berupa hubungan antara idea yang dapat didemonstrasikan melalui logika sederhana atau
pembuktian matematis. 5
Di dalam etikanya, Hume membuang segala bentuk kausalitas, sebab akal hanya
dapat menunjuk kepadanya hanya kesesuaian antara suatu perbuatan tertentu dengan
defacto.6
Pada hakikatnya pemikiran Hume bersifat analisis, kritis, dan skeptis. Ia berpangkal
pada keyakinan bahwa hanya kesan-kesanlah yang pasti, jelas, dan tidak diragukan, dari
situlah ia sampai pada keyakinan bahwa “ aku “ termasuk dunia hayalan. Berarti, dunia
terdiri dari kesan-kesan yang terpisah-pisah yang dapat disusun secara obyektif,
sistematis, karena tiada hubungan sebab-sebab diatara kesan-kesan itu. 7
C. Karya-karya David Hume
1. An Equiry Concerning Human Understanding (1748)
2. Philosophical Essays Concerning Human Understanding.
3. A Treatise Of Human Nature.
4. An Enquiry Into The Principles Of moral (1751)
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Biografi Hume lahir pada 26 April 1711 di kota Edinburg, Skotlandia, dengan nama David
Home. Dalam hal pendidikan, Hume termasuk orang yang beruntung karena bisa kuliah di
4. Universitas Edinburgh, dan memilih untuk belajar sastra klasik, namun dia memilih untuk
keluar dari universitas itu dan memilih pergi ke Perancis untuk menjadi filsuf besar.
2. Isi Pemikiran Menurut Hume, semua pengetahuan dari pengalaman Indra sebagai dasar.
Hume juga menolak kausalitas, karena akal hanya menunjuk kepadanya hanya kesesuaian
antara perbuatan tertentu dengan de facto.
3. Karya-karya David Hume. Diantara karya-karyanya yang terpenting adalah An Enquiry
Concercing Human Understanding (1748) dan An Into The Principle Of Moral (1751).
B. Saran
Kami berharap masyarakat bisa memahami dan menjadikan penyajian diatas sebagai
acuan untuk meningkatkan pengetahuan dalam masyarakat, khususnya dalam bidang
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bakker, Anton. Metode-metode Filsafat.Jakarta : Ghalia Indonesia, 1996.
Nasution, harun. Sari Sejarah Filsafat. Yogyakarta : kanisius Sonny Keraf.
A Mikhae dua. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta : Kanisius
Make Money at : http://bit.ly/copy_win