Dokumen tersebut membahas pemikiran politik Islam radikal di Indonesia. Islam radikal muncul sebagai reaksi atas ketidakadilan sosial politik dan menuntut pemenuhan aspirasi Islam di Indonesia, seperti penerapan syariat Islam. Gerakan Islam radikal memiliki dua pola perjuangan, yaitu kultural melalui dakwah dan pendidikan, serta struktural dengan upaya memegang kekuasaan negara. Respons gerakan radikal terhadap pemerintah bervariasi
Secara etimologis (kebahasaan), radikalisme agama berarti, berlebih-lebihan dalam memahami konsep keagamaan sampai melewati kebenaran.
Secara terminologis, radikalisme agama berarti, prilaku keagamaan yang menyalahi syariat, yang mengambil karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai, yang bertujuan merealisasikan target-target tertentu, atau bertujuan merubah situasi sosial tertentu dengan cara yang menyalahi aturan agama.
Cara-cara kekerasan dan teror, adalah salah satu cara yang sering digunakan oleh kelompok radikal untuk mencapai tujuannya.
Secara etimologis (kebahasaan), radikalisme agama berarti, berlebih-lebihan dalam memahami konsep keagamaan sampai melewati kebenaran.
Secara terminologis, radikalisme agama berarti, prilaku keagamaan yang menyalahi syariat, yang mengambil karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai, yang bertujuan merealisasikan target-target tertentu, atau bertujuan merubah situasi sosial tertentu dengan cara yang menyalahi aturan agama.
Cara-cara kekerasan dan teror, adalah salah satu cara yang sering digunakan oleh kelompok radikal untuk mencapai tujuannya.
Membahas tentang pemikiran pilitik islam di indonesia mengenai pergulatan konsepsi wacana politik dalam Islam antara Islam Radikal versus Islam Liberal. Selain itu juga disajikan beberapa organisasinya.
Paham radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, sikap ekstrim dalam aliran politik.
"(Dan) Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada Al Khair (Islam), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran 104)
Ayat yang mulia ini merupakan seruan yang sangat jelas kepada umat Islam untuk membentuk suatu jama'ah, kelompok da'wah atau sebuah partai politik Islam, sekaligus membatasi aktivitasnya ke dalam dua kegiatan: pertama, berda'wah kepada Islam (terhadap pengikut agama lain); dan kedua, melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar di tengah-tengah kaum Muslimin.
Cetusan oleh Sayyid Qutb mengenai salah faham terhadap Islam oleh yang belum muslim dan juga muslim sendiri. Apakah islam tu semakin ketinggalan dek zaman bertambah maju ? Dan juga pelbagai persoalan lain
Pengaplikasian atutan-aturan atau kaidah-kaidah Syariah dalam sistem politik yang berlaku bagi Moslem dan Kafir.
* Strukturisasi praktik ekonomi, bisnis, perdagangan, keuangan, dan militer.
* Dominasi sistem kebudayaan dunia melalui spasialisasi untuk mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam kehidupan agama, sosial, dan ekonomi.
* Diskriminasi normatif (kepercayaan, preferensi, dan strategi) tentang bagaimana seharusnya individu (Moslem dan Kafir) dan lembaga berperilaku dalam kegiatan produksi, alokasi sumberdaya, dan kebijakan publik.
Peradaban dapat diartikan sebagai sekumpulan konsep tentang kehidupan. Adapun yang dimaksud dengan Peradaban Islam adalah Islam lewat Al qur’an dan As sunnah dijadikan dasar dalam setiap konsep-konsep kehidupan manusia. Mulai dari berpolitik, berhukum, bersosial budaya, bahkan dalam bidang sains dan tekhnologi. Peradaban islam memiliki ciri sangat khas, dibawa oleh manusia mulia Muhammad SAW dan bersumber dari wahyu Allah SWT. Sebuah peradabaan yang mengedepankan Keimanan dan Ketaaatan kepada Sang Pencipta Alam Semasta, Manusia, dan Kehidupan. Peradaban Islam sangat erat kaitannya dengan sebuah Institusi Negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh, yaitu Khilafah Islamiyah. Saat umat islam bersatu dan menerapkan syariat islam dalam naungan Khilafah Islamiyah, saat itulah dicapainya kegemilangan Peradaban Islam. Terbukti begitu banyak ilmuwan-ilmuwan muslim dibidangnya. Seperti contoh, Ibnu Al Haitsami di bidang ilmu optik, Abu Qasim Al Zahrawi di bidang ilmu kedokteran, Al Khawarizhmi di bidang matematika, dan juga masih banyak ilmuwan lainnya. Kemegahan Peradaban Islamm juga bisa dilihat dari kemegahan bangunannya yang sampai sekarang masih dapat kita jumpai. Di Kota Cordoba, Baghdad, Istanbul, dan Kairo adalah diantara kota-kota yang memiliki universitas terkenal dan perpustakaan dengan ratusan bahkan ribuan buku. Itulah gambaran dari Peradabaan Islam yang menjadi mercusuar dunia.
Membahas tentang pemikiran pilitik islam di indonesia mengenai pergulatan konsepsi wacana politik dalam Islam antara Islam Radikal versus Islam Liberal. Selain itu juga disajikan beberapa organisasinya.
Paham radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, sikap ekstrim dalam aliran politik.
"(Dan) Hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada Al Khair (Islam), menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran 104)
Ayat yang mulia ini merupakan seruan yang sangat jelas kepada umat Islam untuk membentuk suatu jama'ah, kelompok da'wah atau sebuah partai politik Islam, sekaligus membatasi aktivitasnya ke dalam dua kegiatan: pertama, berda'wah kepada Islam (terhadap pengikut agama lain); dan kedua, melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar di tengah-tengah kaum Muslimin.
Cetusan oleh Sayyid Qutb mengenai salah faham terhadap Islam oleh yang belum muslim dan juga muslim sendiri. Apakah islam tu semakin ketinggalan dek zaman bertambah maju ? Dan juga pelbagai persoalan lain
Pengaplikasian atutan-aturan atau kaidah-kaidah Syariah dalam sistem politik yang berlaku bagi Moslem dan Kafir.
* Strukturisasi praktik ekonomi, bisnis, perdagangan, keuangan, dan militer.
* Dominasi sistem kebudayaan dunia melalui spasialisasi untuk mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam kehidupan agama, sosial, dan ekonomi.
* Diskriminasi normatif (kepercayaan, preferensi, dan strategi) tentang bagaimana seharusnya individu (Moslem dan Kafir) dan lembaga berperilaku dalam kegiatan produksi, alokasi sumberdaya, dan kebijakan publik.
Peradaban dapat diartikan sebagai sekumpulan konsep tentang kehidupan. Adapun yang dimaksud dengan Peradaban Islam adalah Islam lewat Al qur’an dan As sunnah dijadikan dasar dalam setiap konsep-konsep kehidupan manusia. Mulai dari berpolitik, berhukum, bersosial budaya, bahkan dalam bidang sains dan tekhnologi. Peradaban islam memiliki ciri sangat khas, dibawa oleh manusia mulia Muhammad SAW dan bersumber dari wahyu Allah SWT. Sebuah peradabaan yang mengedepankan Keimanan dan Ketaaatan kepada Sang Pencipta Alam Semasta, Manusia, dan Kehidupan. Peradaban Islam sangat erat kaitannya dengan sebuah Institusi Negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh, yaitu Khilafah Islamiyah. Saat umat islam bersatu dan menerapkan syariat islam dalam naungan Khilafah Islamiyah, saat itulah dicapainya kegemilangan Peradaban Islam. Terbukti begitu banyak ilmuwan-ilmuwan muslim dibidangnya. Seperti contoh, Ibnu Al Haitsami di bidang ilmu optik, Abu Qasim Al Zahrawi di bidang ilmu kedokteran, Al Khawarizhmi di bidang matematika, dan juga masih banyak ilmuwan lainnya. Kemegahan Peradaban Islamm juga bisa dilihat dari kemegahan bangunannya yang sampai sekarang masih dapat kita jumpai. Di Kota Cordoba, Baghdad, Istanbul, dan Kairo adalah diantara kota-kota yang memiliki universitas terkenal dan perpustakaan dengan ratusan bahkan ribuan buku. Itulah gambaran dari Peradabaan Islam yang menjadi mercusuar dunia.
PERANG BARATA YUDHA ISLAM VS NON ISLAM. docxSatyaWati3
BUNGA RAMPAI PERANG BARATA YUDHA DIGITAL ISLAM LAWAN NON ISLAM DI INDONESIA
PENGANTAR. Saat ini (2023) terjadi ramalan politik Samuel P. Huntington dalam artikelnya berjudul "The Clash of Civilizations" (1993), dengan inti sari : identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca Perang Dingin. Tujuan para cendekiawan non Islam (yang dianggap Kafir) dunia adalah memerangi ideologi politik dan bisnis bangsa Arab yang dikemas dalam agama Islam, jadi bukan memusuhi melainkan justru menyayangi Muslim dan berupaya membebaskan Muslim sedunia dari agama Islam yang dianggap tidak benar. Dunia harus dibebaskan dari Islam, maka Muslim juga wajib dibebaskan dari Islam. Harus dibedakan antara Islam dan Muslim. Memang sebagian besar Muslim adalah baik, namun Islam dianggap membahayakan akal sehat dan ketentraman dunia, serta tidak cocok dengan budaya universal dunia yang didasari demokrasi, kebebasan berpendapat dan golden rule (adil pada sesama). Ajaran Islam banyak mengandung kekerasan, kekejaman, bias gender, ketidak adilan, sex, bersifat theokratis yang fasis dan anti kemajuan. Muslim yang baik adalah yang tidak menjalankan perintah nabi Muhammad dan tidak mencontoh tingkah laku nabi Muhammad, jadi sebenarnya sudah tidak percaya kepada Islam lagi, karena sudah menolak ajaran sex, kekerasan dan kekejaman Muhammad! Sejarah membuktikan bahwa akal sehat para cendekiawan dunia telah berhasil meruntuhkan mabok agama Kristen di Eropa dan paham Komunis, dan kini giliran Islam untuk dicerahkan.
Alasan lain pencerahan Islam adalah banyaknya serangan terhadap Kafir (Non Islam, terutama Kristen) oleh pemuka agama Islam, maka timbullah gelombang serangan balik yang bagaikan tsunami menghantam Islam. Islam bagaikan dikuliti sampai dengan tulang belulangnya, berbagai kesalahan fundamental Islam dibeberkan di internet terutama di Youtube dengan jelas, gamblang, sitematis, dan jujur karena berbasis fakta.
Sejauh ini ide dan elemen politik ini menunjukkan upaya panjang dalam perjalanan umat Islam untuk merencanakan hubungan antara Islam dan masalah pemerintahan negara. Para peneliti dan cendekiawan Islam ini membentuk pemikiran-pemikiran tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh landasan sosial-politik dan sosial yang mereka hadapi.
Pembicaraan tentang isu-isu legislasi Islam tidak pernah menguap dari kajian-kajian yang dipimpin oleh para skolastik baik dari kalangan Muslim maupun Barat. Banyak dalang dan banyak volume buku yang diidentifikasi dengan isu-isu pemerintahan Islam menghiasi berbagai perpustakaan di planet ini. Berbagai jenis karya logis seperti buku harian, teori, proposal atau eksposisi yang berbicara tentang isu-isu legislatif Islam telah menambah kemajuan ide politik Islam. Kontras dalam pemahaman tidak dapat dihindari, baik di antara umat Islam sendiri atau bahkan di antara Barat. Hal ini menunjukkan bahwa penyelidikan terhadap isu-isu legislasi Islam adalah tinjauan yang benar-benar rumit, namun masih merupakan imajinasi dan pengujian untuk dipertimbangkan.
3. PEMIKIRAN POLITIK ISLAM RADIKAL DI INDONESIA
Di indonesia dalam perkembangan Islam sangat
kaya dengan polarisasi, apalagi semenjak kejatuhan
orde baru , islam radikal menemukan moment untuk
melakukan akselerasi politik secara cultural ( ormas
islam ) dan structural ( partai islam ) . Namun , dengan
fenomena kelanjutannya gerakan islam di
representasikan sebagai islam radikal di Indonesia .
Kemunculan berbagai gerakan islam bila ditilik secara
historis akan nampak sebagai reaksi dari ketidakadialan
social politik. Kendati demikian, gerakan radikalisme di
Indonesia tidak seperti yang terjadi di Timur tengah
yang sangat menekankan agenda-agenda politk.
Gerakan radikal Islam baru sebatas pada tuntutan
dipenuhinya aspirasi Islam, seperti pemberlakuan
syariat Islam atau piagam Jakarta.
4. FAKTOR MUNCULNYA GERAKAN ISLAM
RADIKAL DI INDONESIA
Pertama, factor internal dari
dalam umat islam sendiri
yang telah terjadi
penyimpangan norma-norma
agama.
Kedua, factor eksternal di
luar umat Islam, baik yang
dilakukan penguasa
maupun hegemoni barat,
seperti kasus gerakan
Warsidi, Salaman hafidz
dan Imron atau yang
dikenal sebagai komando
Jihad telah membangkitkan
radikalisme di Indonesia
5. PEMIKIRAN POLITIK ISLAM RADIKAL
Hubungan antara agama (Islam) dan Negara (Politik) di
masa modern merupakan salah satu subjek penting. Itu
sebabnya, dalam politik Islam paling tidak ada tiga paradigma
tentang hubungan agama dengan Negara.
Pertama, adalah paradigma tentang konsep bersatunya
agama dan Negara.
Kedua, adalah paradigma yang berpendapat bahwa Negara
bukan merupakan suatu kewajiban agama.
Ketiga, adalah paradigma yang memandang agama dan
Negara berhubungan secara simbiotik, yaitu berhubungan
timbale balik atau saling memerlukan.
Tiga paradigma ini menunjukkan betapa tidak jelasnya
hubungan agama dan Negara dalam sejarah pemikiran islam.
Ini karena, Al-Qur’an pada prinsipnya adalah petunjuk etik
bagi manusia; ia bukanlah sebuah kitab ilmu politik. Walaupun
begitu, bukan berarti politik atau Negara terlepas sama sekali
dari agama. Agama tetap menjadi penjaga moral dan etika
dalam bernegara, sehingga Negara tidak kehilangan arah
dalam pratek kekuasaannya.
6. GERAKAN ISLAM RADIKAL DI TENGAH PERUBAHAN
POLITIK
Kultural (dakwah Islam),
adalah pola perjuangan
yang dilakukan dalam
format gerakan pembinaan
akidah, ahlak, pendidikan,
social, dan ekonomi tanpa
mau terlibat dalam urusan
perjuangan politik.
Struktural, adalah pola perjuangan
yang mengupayakan agar
kekuasaan Negara dipegang oleh
pemimpin Muslim yang jelas
komitmetnya pada Islam dan siap
memberlakukan syariat Islam dalam
lingkungan social kenegaraan,
sehingga kehidupan kenegaraan
dapat dikelola sesuai dengan ajaran
yang dituntunkan oleh Allah Swt.
7. Pada dasarnya, semua ormas Islam beraliran radikal,
seperti; Laskar Jihad, FPI, KISDI, dan Majelis Mujahidin. Dan
dalam merespon kebijakan pemerintah yang berkuasa setiap
Ormas berbeda-beda. Jika pemerintah bersikap akomodatif
terhadap aspirasi Islam, maka sikap Ormas pun bersikap
akomodatif, bahkan bisa jadi pembela secara tegas. Sebaliknya
jika pemerintah tidak mengakomodasi aspirasi umat Islam,
mereka berbalik menjadi barisan oposisi yang keras. Begitupun
respon yang ditujukan pada periode B.J Habibie, KH.
Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri. Ketiga
periode ini telah memberi warna pada diri kelompok islam radikal
yang berkembang di Indonesia, dan dari sinilah muncul tiga pola
gerakan Islam radikal dalam menyikapi pemerintah yang
berkuasa:
1. Pertama, akomodasi pada periode B.J habibie. Sikap akomodatif yang
ditunjukan gerakan Islam radikal pada periode ini disebabkan pada
sikap Habibie yang mau mengakomodasi Islam.
2. Kedua,oposisi pada periode Abdurrahman Wahid. Sikap oposan yang
diperlihatkan kelompok Islam radikal disebabkan oleh kebijkan
Abdurrahman Wahid yang tidak simpatik dengan Islam.
3. Ketiga, oposisi setengah hati pada masa. Megawati Soekarnoputri.
Oposisi yang dilakukan kelompok islam pada kasus sikap pemerintah
Indonesia terhadap serangan AS ke Afghanistan dan atas terpilihnya
Megawati sebagai presiden.
8. KESIMPULAN
Berbicara tentang agama dan Negara dimasa modern
merupakan suatu objek penting, walaupun telah di perdebatkan para
pemikir Islam sejak seabad lalu hingga sekarang ini tetap belum
terpecahkan secara tuntas. Pengalaman masyarakat Muslim di
dunia, khususnya setelah perang Dunia ke-II mengesankan
terdapatkan hubungan yang canggung antara Islam (din) dan
Negara (daulah). Berbagai Eksperiman dilakukan untuk
menyelaraskan antara din dengan konsep dan kultur politik
masyarakat muslim; dan eksperimen-eksperimen itu dalam banyak
hal sangat beragam.
Pada dasarnya, semua ormas Islam beraliran radikal, seperti
Laskar Jihad, FPI, KISDI, dan Majelis Mujahidin yang menyuarakan
aspirasi Islam, terutama nasib umat Islam di Tanah Air dan umat
Islam di negeri lainnya. Sehingga tak berlebihan, jika perjuangan
umat Islam selalu menjadi agenda utama. Dalam konteks inilah, ada
empat isu atau tema yang di perjuangkan kelomopok Islam radikal;
(1). Piagam Jakarta
(2). Pemberantasan tempat-tempat
maksiat (3). Konflik antar agama dan,
(4). Solidaritas dunia Islam.
Meski keempat kelompok Islam radikal memperjuangkan
empat isu tersebut, tetapi masing-masing kelompok memilliki
kosentrasi perjuangan yang berbeda-beda.