SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
حتَْقِيْقُ حمعْحن لش ه حََّدحَحَ يِْ 
Realisasi Makna Syahadatain
اَلْمَحَب ة تََْنقيْ ق مََِعْنََ اَل شهَا تََُ نْ يَ (A 9-1) 
اَلل اَلتن جَارَة اَلْ مؤَْنمِ اَلْعَمََ لَ 
اَلْ مشَْ نَ تَيَْ اَلْبََائن عَ 
اَلأَمِْوَا ل وََاْلأَنْ فَ سَ 
اَلَْْن ة وََال نرضَى 
اَلْْنهََا اَل شَهَا ةََُ حَيَاةٌ لَنلْ مَؤْنمِ نَُ اَل شَنهيَْ دَ 
اَلت وْبَة ، اََلْنعبَا ةَُ ، اََل ن سيَاحَة ، اََلَ ر كوْع ، اََل س جوْ ، اََلأَمِْ ر بَنالَْمَعْ روْ ن فَ 
وَالن هْ ي نَ ع نُ اَلْ منْكَنر، اََلَْْافنظ وْنَ نَ لَْ دوْنُ نَ لَ
Realisasi Maknasy Syahadatain 
 Syahadat yang kita ucapkan bukan sekedar 
pernyataan, tapi sekaligus sumpah dan janji 
kita kepada Allah SWT 
 Syahadat adalah proklamasi keislaman kita 
 Syahadat adalah sumpah setia kita 
 Syahadat adalah janji setia kita 
 Ia perlu realisasi sebagai konsekuensi dari 
proklamasi, sumpah dan janji tersebut 
 Sehingga ia bukan pernyataan kosong, 
sumpah palsu dan janji-janji belaka
Hubungan Mu’min dan Allah 
 Setelah seseorang bersyahadat maka hubungan 
dirinya dengan Allah SWT menjadi kuat 
 Dirinya terikat dengan hubungan ini dengan 
ikatan yang sangat kuat yang tidak akan terputus 
(2:256) 
فَ قَ ن د اَسْتَمْسَكَ بَنالْع رْوَنة اَلْ وثْ قََى لَََ اَنْنفصَامَ لَََاََ 
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada 
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus 
 Ada tiga hubungan yang harus dijaga: 
 Hubungan cinta 
 Hubungan perniagaan 
 Hubungan kerja
Hubungan Cinta ( (اَلْمَحَب ة 
 Hubungan cinta kita dengan Allah setelah 
bersyahadat haruslah kuat  cinta yang 
sempurna (2:165) 
 Realisasi cinta kita dengan Allah: 
 Mengikuti Rasulullah (3:31) 
 Menata cinta kita terhadap selain Allah: mencintai 
orang dan apa saja yang dicintai Allah dan 
membenci orang dan apa saja yang dibenci Allah  
lihat kembali materi “Mahabbatullah”, “Maratibul 
Hubb”, dan “Lawazimul Mahabbah” 
 Berani menanggung resiko cinta: berjihad dan 
berkorban (49:15) 
 Cinta kita kepada Allah adalah cinta yang pasti 
berbalas (3:31)
Hubungan Kerja ( (اَلْعَمَ لَ 
 Setelah bersyahadat maka kita terikat hubungan 
kerja dengan Allah 
 Syahadat adalah perjanjiang kontrak kerja kita 
dengan Allah 
 Kita adalah PEKERJA ALLAH ( 39:39 (اَلْعَانمِ لَ 
 Allah adalah MAJIKAN kita (9:105) 
 Kita bekerja sesuai order (perintah dan larangan) 
Allah, bukan seenak kita sendiri  bisa ditolak 
hasil pekerjaan kita 
 Maka yang kita sodorkan haruslah amal terbaik 
(67:2, 3:92), bukan amal asal-asalan (3:188) atau 
ogah-ogahan (22:11) 
 Jam kerja kita = umur kita 
 Upah kita = pahala dan sorga serta bonus melihat
Tingkatan Pekerja 
 Manusia akan dikelompokkan sesuai dengan 
pekerjaannya (amalnya) 6:132, 46:19 
 Setiap “amil” (aktivis) dalam ketaatan kepada Allah 
ataupun ma’shiyat kepadaNya, mendapatkan 
kedudukan (manazil) dan peringkat atau ranking 
(maratib) dari amalnya yang Allah berikan kepadanya 
 Apabila amal itu baik, maka kedudukan dan 
peringkatnya baik 
 Apabila amal itu buruk, maka kedudukan dan 
peringkatnya buruk 
 Ada tiga tingkatan pekerja (35:32, 56:1-10) 
1. Pelopor ( (ال سابن قونَ اَل سابن قونََ ,سَابنقٌ بَنالَْْيْ رَا ن ت بَننإذْ ن ن اَ ن للَّ 
2. Pertengahan ( (أَصْحَا ب اَلْمَيْمَنَنةَ , مِقْتَ ن صدٌَ 
3. Zhalim ( (أَصْحَا ب اَلْمَشْأَمَِنةَ ,ظَانلٌِ لَننَ فْ ن سنهَ
Hubungan Perniagaan ( (اَلتن جَارَة 
 Hubungan yang kuat setelah bersyahadat adalah 
hubungan perniagaan (dagang) antara kita dan 
Allah 
 Perdagangan dengan Allah adalah perdagangan 
yang paling menguntungkan 
 61:10 “Maukah Aku tunjukkan perniagaan yang 
dapat menyelamatkan kalian dari adzab yang 
pedih?” 
 Siapakah yang akan menjawab: MAU!? 
 Orang yang menginginkan selamat di akhirat! 
 61:11 ada dua hal yang harus dilakukan: 
 Iman kepada Allah dan RasulNya 
 Berjihad dengan harta dan jiwa
Posisi dalam Perniagaan 
 Layaknya sebuah jual-beli atau perniagaan 
pada umumnya, maka harus memenuhi 
unsur-unsurnya 
1. Pembeli ( اَلْ مشْ نَ تَيَْ ): ALLAH SWT 
2. Penjual ( اَلْبَائن عَ ): MU’MIN 
3. Barang yang dijual: HARTA DAN JIWA 
(اَلأَمِْوَا ل وََاْلأَنْ ف سَ) 
4. Harganya: SORGA DAN RIDHO ( (اَلْْنن ة وََال نَرضَى 
5. Pasarnya: JIHAD ( (اَلْْنهَا 
6. Ijab-qabulnya: SYAHADATAIN
Barang Dagangan Jihad 
 9:111 Allah akan membeli JIWA dan HARTA 
orang beriman  dalam ayat ini didahulukan 
“jiwa” dari “harta” 
 Contoh penjualan harta kepada Allah: 
 Abu Bakar ash-Shiddiq dengan seluruh 
hartanya (4000 dirham) 
 Umar bin Khaththab dengan separoh 
hartanya 
 Utsman bin Affan berinfaq dengan 900 ekor 
unta dan 100 ekor kuda, belum termasuk 
uang kontan 
 Abdurrahman bin Auf menyerahkan 200
Harganya: SORGA dan RIDHO 
 Harga yang dibayarkan oleh Allah SWT adalah sorga 
dan ridhoNya 
 Ketika bai’atul ‘aqabah Abdullah bin Rawahah berkata 
kepada Rasul SAW, “Berilah persyaratan bagi 
Tuhanmu dan bagi dirimu sesuka hatimu.” Maka 
Rasulullah bersabda, “Aku memberikan syarat bagi 
Tuhanku, hendaklah kalian menyembahNya dan 
janganlah kalian mempersekutukan Dia dengan 
sesuatu pun. Dan aku memberikan syarat bagi diriku, 
hendaklah kalian membelaku sebagaimana kalian 
membela diri dan harta benda kalian sendiri.” Para 
sahabat bertanya, “Apakah yang kami peroleh jika 
kami mengerjakan hal tersebut?” Beliau menjawab, 
“Sorga.” Mereka menjawab, “Jual beli yang 
menguntungkan, kami tidak akan mundur dan tidak
Pengiriman Usamah 
 Penulis MUKHTASHAR HAYATUSH-SHAHABAH, 
Syaikh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawy (judul 
terjemahnya SIRAH SHAHABAT: Keteladanan Orang-orang 
di Sekitar Nabi) menyebutkan secara khusus 
tentang jihad dalam “Bab VI Jihad Fi Sabilillah” 
 Yang menarik beliau memulai kisah jihad dengan 
uraian tentang pengiriman Usamah bin Zaid oleh 
Rasulullah SAW 
 Pengiriman pasukan ini beberapa hari sebelum beliau 
SAW wafat  seakan penulis ingin mengatakan 
bahwa JIHAD NABI SAW SAMPAI AKHIR HAYAT! 
 Setelah itu baru disebutkan perhatian Khulafaur 
Rasyidin dalam masalah jihad 
 Setelah baru peperangan Badar, Uhud, dst
Jihad = Amal Terbaik 
Ustman ra berpidato di atas mimbar, 
 “Sesungguhnya aku masih menyimpan 
sebuah hadits yang pernah kudengar dari 
Rasulullah SAW, karena aku khawatir 
kalian akan meninggalkan aku. 
 Maka kini aku akan menyampaikannya, 
agar setiap orang menentukan pilihannya 
sendiri-sendiri, mana yang terbaik baginya. 
 Aku mendengar beliau bersabda, ‘Berjaga 
selama sehari di jalan Allah lebih baik 
daripada ibadah seribu hari pada 
selainnya’.” (HR. Ahmad)
Mengingkari yang Menunda-nunda 
Keberangkatan 
 Pada Perang Mu’tah Rasulullah SAW telah 
menetapkan bahwa komandan perang adalah Zaid 
bin Haritsah; jika ia gugur diganti oleh Ja’far bin Abi 
Thalib; jika ia gugur diganti oleh Abdullah bin 
Rawahah 
 Sebelum berangkat perang Ibnu Rawahah pergi 
shalat Jum’at bersama Rasulullah SAW, beliau 
bertanya, “Mengapa engkau belum berangkat?” 
 Ibnu Rawahah menjawab, “Karena aku ingin shalat 
Jum’at bersama engkau.” 
 Beliau bersabda, “Pergi di jalan kebaikan (jihad) 
pada pagi atau sore hari lebih baik daripada dunia 
dan seisinya.”
Para Wanita dalam Jihad 
 Para wanita tidak mau tinggal diam dalam urusan jihad 
 Putri Milhan minta didoakan ikut pertempuran di lautan 
 Saat itu Rasulullah tersenyum sehingga putri Milhan heran, 
maka beliau bersabda, “Kelak ada sebagian umatku yang 
akan mengarungi laut biru untuk berperang di jalan Allah. 
Perumpamaan mereka seperti para raja yang berkuasa atas 
tawanan-tawanannya.” 
 Ia menikah dengan Ubadah bin Shamit dan ikut perang di 
lautan 
 Ummu Imarah (Nusaibah binti Ka’ab) ikut menolong 
Rasulullah ketika akan dibunuh oleh Ibnu Qumai’ah di 
Perang Uhud 
 Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz ikut menyediakan logistik 
dalam suatu peperangan 
 Ummu Sulaim ikut Perang Hunain dengan sebuah tombak, 
“Aku sengaja membawanya untuk menusuk perut orang 
musyrik yang mendekatiku.”
Jihad Total 
 Medan jihad sangat banyak, meskipun yang 
tertinggi adalah jihad di peperangan (jihad qital) 
 Jihad = sungguh-sungguh  mengeluarkan 
segala upaya, pikiran, tenaga, harta, dan waktu 
 Bidang-bidang jihad 
 Jihad nafs 
 Jihad tarbawi: jihad melalui pendidikan dan 
pengajaran 
 Jihad siyasi: jihad melalui politik untuk menegakkan 
keadilan dan kesejahteraan rakyat 
 Jihad qital atau jihadul-yad (tangan): jihad dengan 
pedang dan senjata
Jihadun-Nafs 
 Jihadun-nafs memiliki kedudukan yang 
tinggi di masa sekarang ini 
 Jihad ini memiliki tingkatan: 
 Berjihad untuk mempelajari petunjuk 
(Islam) 
 Berjihad untuk mengamalkan apa yang 
sudah dipelajari 
 Berjihad untuk berdakwah kepada petunjuk 
 Berjihad untuk sabar atas segala kesulitan 
dakwah
مرل بَ للج دََ 
القتال فَيَ 
Paling TINGGI 
سبيل لَ 
كَلنمَة اَلَْْن ق نَ عنْدََ 
ال سلْطَا ن ن اَلََْْائننرَ 
Medan 
ن جهَا اَلْيََ ن دَ 
Jihad 
banyak 
ragamnya 
ن جهَا اَلْقَلََنمَ 
ن جهَا اَللن سَا ن نَ 
إننْكَا ر اَلْقَلْ Paling RENDAH 
ن بَ
Semboyan Kita 
 Apabila kita sudah memahami konsep jihad 
ini dan melakukannya, maka berarti sudah 
memahami semboyan kita: 
اَلْْنهَا سََبنيْ ل نََا 
JIHAD JALAN KITA
Landasan Jihad 
 Landasan dalam kita berjihad adalah SYAHADAT 
(اَل شهَا ةَُ ) 
 Karena tidak ada artinya jihad yang tidak ikhlas 
 Ingat hadits yang menyebutkan 3 orang yang 
pertama dihisab: mujahid, dermawan, dan qari’ 
(ahli Qur’an)  ketiganya masuk neraka karena 
jihad untuk disebut pahlawan, berderma supaya 
disebut dermawan, dan mengajarkan ilmu dan 
Qur’an agar disebut qari’-’alim 
 Ketika Rasulullah ditanya apa yang disebut fi 
sabilillah, maka beliau menolak jihad karena 
ashabiyah (fanatisme) atau karena ingin disebut 
pemberani, lalu bersabda, “Siapa yang berperang 
untuk meninggikan kalimat Allah, itulah sabilillah.”
Kehidupan Mu’min ( (حَيَاةٌ لَنلْ مؤْنمِ نَُ 
 Jihad seharusnya menjadi sesuatu yang tidak 
terpisahkan dalam kehidupan mu’min 
 Tingkatan kehidupan mu’min: 
 Sangatlah mudah bagi sebagian besar manusia untuk 
berkhayal. 
 Namun, tidak semua khayalan yang terbersit dalam 
benak bisa digambarkan dalam bentuk kata-kata. 
 Banyak di antara yang sedikit ini bisa beramal, 
 namun sedikit sekali yang mampu mengemban amanat 
jihad yang begitu berat yang melelahkan. 
 Mereka inilah para mujahid dan mereka itulah kelompok 
minoritas terpilih dari para pendukung yang kadang-kadang 
bisa salah dalam melangkah dan tidak sesuai 
dengan sasaran, manakala tidak mendapatkan 
penjagaan dari Allah. Kisah Thalut barangkali bisa 
menjadi penjelas atas pernyataan saya ini
Kehidupan Mu’min = Jihadul Haq 
الجهاد 
الْحَ قُّ 
اَلْجِــهَُّادُّ 
اَلْعَـــمَ لُّ 
اَلْقَــــوْ لُّ 
اَلْخَيَّـــا لُّ 
ن ج ن دي ة إستمرانري ة 
Sesungguhnya, medan perkataan berbeda dengan 
medan khayalan. Medan amal juga berbeda dengan 
medan perkataan. Medan jihad berbeda dengan 
medan amal. Medan jihad yang haq berbeda secara 
kontradiktif dengan medan jihad yang bathil.
Berambisi Mati Syahid ( (اَل شنهيْ دَ 
 Sa’ad dan ayahnya (Khaitsamah) sama-sama 
ingin bergabung dalam Perang Badar 
 Rasulullah SAW memerintahkan agar salah 
seorang saja yang ikut berperang 
 Akhirnya Sa’ad dan ayahnya membuat undian 
 Khaitsamah berkata kepada anaknya, “Memang 
salah seorang di antara kita harus tinggal, maka 
bagaimana jika engkau saja yang tinggal 
bersama istriku?” 
 Sang anak berkata, “Kalau bukan karena 
sorga, tentu aku bisa menerima saran ayah. 
Tapi aku sangat mengharapkan mati syahid.”
Dari Syahadat Menuju Syahid 
 Kehidupan mu’min itu terrangkai dalam 
untaian yang indah antara syahadat dan 
syahid 
 Ia memulai dengan syahadat sehingga 
dirinya ikhlas dan ittaba’ kepada Rasulullah 
SAW 
 Kehidupannya diisi dengan jihad total, 
sehingga umurnya penuh berkah 
 Ia mengakhirinya dengan syahid di jalan 
Allah 
 Itulah gambaran indah seorang mu’min
Sifat-sifat Mu’min 
 Mu’min yang telah melakukan perdagangan 
dengan Allah memiliki sifat-sifat yang disebutkan 
dalam 9:112 
 Sifat-sifat itu dalam bentuk isim fa’il yang 
menunjukkan bahwa sifat itu melekat dengan 
dzatnya ( (لشصفة مُلْتحصِحقةُ بِدشهذل ت 
 Ada 7 sifat: 
الت ائنب ونَ .َ 1 (yang bertobat) 
الْعَابن دونَ .َ 2 (yang beribadah) 
الَْْانمِ دونَ .َ 3 (yang memuji Allah) 
ال سائن حونَ .َ 4 (yang melawat) 
ال راكنع ونَ اَل سا ن ج دونَ .َ 5 (yang rukuk, yang sujud) 
الَْْنمِ رونَ بَنالْمَعْ رو ن ف وََالن ا هونَ عََ نُ اَلْ منْكَنر .َ 6 (yang menyuruh berbuat 
makruf dan mencegah berbuat mungkar) 
وَالَْْافنظ ونَ نَ لْ دونُ اَ ن للَّ . 7 (yang memelihara hukum-hukum Allah)
الت ائنب ونََ (Yang Bertobat) 
 Orang yang kembali kepada Allah sambil 
meminta ampunan atas dosa mereka 
 Tobat adalah 
 perasaan menyesal atas perbuatan masa lalu 
 bertawajjuh kepada Allah pada usia yang masih 
ada 
 menahan diri dari dosa, dan 
 beramal sholeh sebagai realisasi tobat 
 Maka tobat adalah penyucian, pembersihan, 
penyerahan diri kepada Allah dan kesholehan
الْعَابن دونََ (Yang Beribadah) 
 Yang menghadap kepada Allah semata dalam 
beribadah dan menyembah, sebagai pengakuan 
atas rububiyahNya 
 Sifat ini tertanam dalam jiwa mereka dengan 
diterjemahkan oleh ritus-ritus yang mereka 
lakukan 
 Diterjemahkan oleh tawajjuh kepada Allah 
semata dalam segala amal ibadah, ucapan, 
ketaatan, dan mengikuti ajaranNya 
 Ia adalah pengakuan atas uluhiyah dan 
rububiyah kepada Allah dalam bentuk praktikal 
dan realistis
الَْْانمِ دونََ (Yang Memuji Allah) 
 Mereka yang hatinya penuh dengan pengakuan 
nikmat yang diberikan Allah, dan lidahnya selalu 
memberikan pujian kepada Allah pada waktu senang 
maupun sulit 
 Pada waktu senang adalah untuk bersyukur atas 
kenikmatan yang lahir 
 Sedangkan, dalam kesulitan adalah untuk memuji Allah 
atas rahmatNya yang terkandung dalam cobaan itu 
 Pujian kepada Allah bukanlah pujian pada 
kesenangan saja, namun juga pujian bagiNya pada 
saat kesulitan, ketika hati orang yang beriman 
menyadari bahwa Allah Yang Maha Penyayang dan 
Mahaadil tak mungkin memberi cobaan kepada orang 
yang beriman, kecuali untuk kebaikan yang Dia 
ketahui, sejauh apa pun hal itu tersembunyi dari
ال سائن حونََ (Yang Melawat) 
 Ada beberapa penafsiran: 
 Orang yang berhijrah 
 Para mujahid 
 Orang yang pergi jauh untuk menuntut ilmu 
 Orang-orang yang berpuasa 
 Termasuk juga orang-orang yang tafakkur 
terhadap ciptaan Allah dan sunnah-sunnahNya 
seperti pada 3:190-191 
 Bukan untuk sekedar merenung dan mengambil 
ibrah, tapi untuk membangun kehidupan dan 
memakmurkan nya setelah itu, di atas 
pemahaman ini
ال راكنع ونَ اَل سا ن ج دونََ (Yang Rukuk, Yang Sujud) 
 Mereka yang mendirikan shalat dan berdiri dalam 
shalat 
 Hal itu seakan menjadi sifat permanen mereka, 
dana seakan-akan ruku’ dan sujud itu menjadi 
karakter pembeda bagi mereka dibanding orang-orang 
lain 
 Mereka seperti yang digambarkan sebagai 
pengikut Muhammad SAW (48:29) 
 Kelak mereka akan mudah untuk bersujud di 
hadapan Allah kelak di akhirat nanti, di saat 
mereka yang tidak terbiasa sujud kakinya kaku 
tidak dapat ditekuk (68:42-43)
الَْْنمِ رونَ بَنالْمَعْ رو ن ف وََالن ا هونَ عََ نُ اَلْ مَنْكَنرَ 
(Yang Menyuruh Berbuat Makruf dan 
Mencegah Berbuat Mungkar) 
 Saat daulah Islam masih berdiri, maka amar 
ma’ruf nahi munkar dengan mencermati 
kesalahan dan penyimpangan dari manhaj Allah 
dan syari’atNya 
 Saat ini maka AMAR MA’RUF: 
 Usaha-usaha untuk mengkonsolidasikan, 
mengkoordinasikan, dan memobilisasi sumber-sumber 
positif konstruktif dalam Jamaah, umat, bangsa dan 
kemanusiaan untuk produksi kebajikan bagi kedamaian 
 NAHI MUNKAR 
 Bekerja secara sistematik mempersempit, 
memarjinalisasi dan meminimalisasi ruang gerak
وَالَْْافنظ ونَ نَ لْ دونُ اَ ن للَّ (Yang Memelihara 
Hukum-hukum Allah) 
 Dalam masa ketiadaan pemerintahan Islam, 
maka menjaga hukum-hukum Allah diarahkan 
kepada menjaga syari’at Allah selain hudud 
(hukum pidana) 
 Jadi kita arahkan kepada menjaga akidah, 
ibadah, dan muamalah 
 Kemudian tetap berupaya secara tarbawi 
maupun siyasi (politik) untuk mencapai 
kekuasaan sehingga 
 Memiliki landasan yang kokoh sebagai masyarakat 
Islam 
 Memiliki kemampuan untuk memimpin bangsa 
 Mampu mengelola penerapan syariatNya secara

More Related Content

What's hot

Pakaian Syar'iku
Pakaian Syar'ikuPakaian Syar'iku
Pakaian Syar'ikuErwin Wahyu
 
Menemukan Kebenaran Islam - 01 Jalan Menuju Allah
Menemukan Kebenaran Islam - 01 Jalan Menuju AllahMenemukan Kebenaran Islam - 01 Jalan Menuju Allah
Menemukan Kebenaran Islam - 01 Jalan Menuju AllahErwin Wahyu
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaErwin Wahyu
 
4.1 hajatul insan ilar rasul
4.1 hajatul insan ilar rasul4.1 hajatul insan ilar rasul
4.1 hajatul insan ilar rasulIsalzone Faisal
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungErwin Wahyu
 
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)Mush'ab Abdurrahman
 
Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3Erwin Wahyu
 
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWPower Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWSuryono .
 
Fiqih Aulawiyah - Fikih Prioritas Amal
Fiqih Aulawiyah - Fikih Prioritas AmalFiqih Aulawiyah - Fikih Prioritas Amal
Fiqih Aulawiyah - Fikih Prioritas AmalAnas Wibowo
 
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahPpt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahWifaq Idaini
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"Nur Rohim
 
Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Aziz Abdul
 
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut TahrirM12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut Tahrircucur
 

What's hot (20)

Ihsanul amal
Ihsanul amalIhsanul amal
Ihsanul amal
 
Pakaian Syar'iku
Pakaian Syar'ikuPakaian Syar'iku
Pakaian Syar'iku
 
Menemukan Kebenaran Islam - 01 Jalan Menuju Allah
Menemukan Kebenaran Islam - 01 Jalan Menuju AllahMenemukan Kebenaran Islam - 01 Jalan Menuju Allah
Menemukan Kebenaran Islam - 01 Jalan Menuju Allah
 
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaCobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-Nya
 
4.1 hajatul insan ilar rasul
4.1 hajatul insan ilar rasul4.1 hajatul insan ilar rasul
4.1 hajatul insan ilar rasul
 
Hijab Syar'i By Felix Siauw
Hijab Syar'i By Felix SiauwHijab Syar'i By Felix Siauw
Hijab Syar'i By Felix Siauw
 
Menjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang BeruntungMenjadi Orang Beruntung
Menjadi Orang Beruntung
 
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
2. PPT syariah islam menebar rahmat seluruh alam (Edisi 2)
 
Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3Bersegera Melaksanakan Syariat v3
Bersegera Melaksanakan Syariat v3
 
Jalan menuju iman
Jalan menuju iman Jalan menuju iman
Jalan menuju iman
 
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAWPower Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
Power Point Ustadz Felix Siauw - Meneladani Dakwah Rasulullah SAW
 
Tetap istiqamah
Tetap istiqamahTetap istiqamah
Tetap istiqamah
 
Dosa investasi
Dosa investasiDosa investasi
Dosa investasi
 
Fiqih Aulawiyah - Fikih Prioritas Amal
Fiqih Aulawiyah - Fikih Prioritas AmalFiqih Aulawiyah - Fikih Prioritas Amal
Fiqih Aulawiyah - Fikih Prioritas Amal
 
Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
Syakhshiyah Islam (Kepribadian Islam)
 
3.11 maratibul hubb
3.11 maratibul hubb3.11 maratibul hubb
3.11 maratibul hubb
 
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allahPpt faul tentang iman kepada kitab allah
Ppt faul tentang iman kepada kitab allah
 
"Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal""Ihsanul Amal"
"Ihsanul Amal"
 
Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2Motivasi dakwah 2
Motivasi dakwah 2
 
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut TahrirM12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
 

Similar to REALISASI JIHAD

Rukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyahRukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyahartja_id
 
Kompilasi khutbah-jumat-5
Kompilasi khutbah-jumat-5Kompilasi khutbah-jumat-5
Kompilasi khutbah-jumat-5SUDIYANA
 
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...Muhammad Mauladi
 
15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan imannyongkoh
 
2.1 ahammiyyatusy syahadatain
2.1 ahammiyyatusy syahadatain2.1 ahammiyyatusy syahadatain
2.1 ahammiyyatusy syahadatainIsalzone Faisal
 
Iltizam (Komitmen) dalam dakwah
Iltizam (Komitmen) dalam dakwahIltizam (Komitmen) dalam dakwah
Iltizam (Komitmen) dalam dakwahMuhammad Jamhuri
 
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadahKhutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadahMuchammad Dimyati
 
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...azznor7881
 
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia TerbaikKhutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia TerbaikMuchammad Dimyati
 
3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdfirfantaju
 
PENGORBANAN DALAM DAKWAH UNTUK TEGAKNYA ISLAM
PENGORBANAN DALAM DAKWAH UNTUK TEGAKNYA ISLAMPENGORBANAN DALAM DAKWAH UNTUK TEGAKNYA ISLAM
PENGORBANAN DALAM DAKWAH UNTUK TEGAKNYA ISLAMErwin Al Fatih
 
Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Lis Kuw
 
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdfPertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdfMuhammadLulud
 
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptxMEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptxArdiannurArRoya
 
memantaskan diri.pptx
memantaskan diri.pptxmemantaskan diri.pptx
memantaskan diri.pptxParminParmin4
 

Similar to REALISASI JIHAD (20)

Rukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyahRukun ke 5 tadhiyah
Rukun ke 5 tadhiyah
 
2.2 madlulusy syahadah
2.2 madlulusy syahadah2.2 madlulusy syahadah
2.2 madlulusy syahadah
 
Kompilasi khutbah-jumat-5
Kompilasi khutbah-jumat-5Kompilasi khutbah-jumat-5
Kompilasi khutbah-jumat-5
 
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...
Menghayati Nilai-nilai Mujahadah An-Nafs, Musabaqah Bil Khairat, Etos Kerja, ...
 
15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman
 
2.1 ahammiyyatusy syahadatain
2.1 ahammiyyatusy syahadatain2.1 ahammiyyatusy syahadatain
2.1 ahammiyyatusy syahadatain
 
Iltizam (Komitmen) dalam dakwah
Iltizam (Komitmen) dalam dakwahIltizam (Komitmen) dalam dakwah
Iltizam (Komitmen) dalam dakwah
 
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadahKhutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
Khutbah Urgensi Ikhlas dalam setiap ibadah
 
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
47. khutbah jumaat 08 november 2013 (menghayati nilai nilai murni di dalam hi...
 
Bk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dimBk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dim
 
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia TerbaikKhutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
 
3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf
 
PENGORBANAN DALAM DAKWAH UNTUK TEGAKNYA ISLAM
PENGORBANAN DALAM DAKWAH UNTUK TEGAKNYA ISLAMPENGORBANAN DALAM DAKWAH UNTUK TEGAKNYA ISLAM
PENGORBANAN DALAM DAKWAH UNTUK TEGAKNYA ISLAM
 
Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu Ash sidqu wa al-kadzibu
Ash sidqu wa al-kadzibu
 
Haji mabrur
Haji mabrurHaji mabrur
Haji mabrur
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdfPertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
Pertemuan ke 1 Surat Alqolam ayat 1 - 7.pdf
 
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptxMEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
MEMANTASKAN DIRI MENJADI PENGEMBAN DAKWAH.pptx
 
memantaskan diri.pptx
memantaskan diri.pptxmemantaskan diri.pptx
memantaskan diri.pptx
 
Para generasi langit
Para generasi langitPara generasi langit
Para generasi langit
 

More from Isalzone Faisal (20)

Ahammiyyatut tarbiyyah
Ahammiyyatut tarbiyyahAhammiyyatut tarbiyyah
Ahammiyyatut tarbiyyah
 
Problematika umat
Problematika umatProblematika umat
Problematika umat
 
Hizbusy syaithan
Hizbusy syaithanHizbusy syaithan
Hizbusy syaithan
 
Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 
6.13 binaul izzah
6.13 binaul izzah6.13 binaul izzah
6.13 binaul izzah
 
6.12 risalatul insan
6.12 risalatul insan6.12 risalatul insan
6.12 risalatul insan
 
6.11 tawazun
6.11 tawazun6.11 tawazun
6.11 tawazun
 
6.10 nataijut taqwa
6.10 nataijut taqwa6.10 nataijut taqwa
6.10 nataijut taqwa
 
6.8 qabulul ibadah
6.8 qabulul ibadah6.8 qabulul ibadah
6.8 qabulul ibadah
 
6.7 syumuliyyatul ibadah
6.7 syumuliyyatul ibadah6.7 syumuliyyatul ibadah
6.7 syumuliyyatul ibadah
 
6.6 haqiqatul ibadah
6.6 haqiqatul ibadah6.6 haqiqatul ibadah
6.6 haqiqatul ibadah
 
6.5 sifatul insan
6.5 sifatul insan6.5 sifatul insan
6.5 sifatul insan
 
6.4 nafsul insan
6.4 nafsul insan6.4 nafsul insan
6.4 nafsul insan
 
6.3 potensi manusia
6.3 potensi manusia6.3 potensi manusia
6.3 potensi manusia
 
6.1 ta'riful insan
6.1 ta'riful insan6.1 ta'riful insan
6.1 ta'riful insan
 
6.2 hakikat manusia
6.2 hakikat manusia6.2 hakikat manusia
6.2 hakikat manusia
 
1.5 syuruthul intifa' bil qur'an
1.5 syuruthul intifa' bil qur'an1.5 syuruthul intifa' bil qur'an
1.5 syuruthul intifa' bil qur'an
 
1.4 akhtharu nisyanil qur'an
1.4 akhtharu nisyanil qur'an1.4 akhtharu nisyanil qur'an
1.4 akhtharu nisyanil qur'an
 
1.3 muqtadhal iman bil qur'an
1.3 muqtadhal iman bil qur'an1.3 muqtadhal iman bil qur'an
1.3 muqtadhal iman bil qur'an
 
1.2 asma'ul qur'an
1.2 asma'ul qur'an1.2 asma'ul qur'an
1.2 asma'ul qur'an
 

REALISASI JIHAD

  • 1. حتَْقِيْقُ حمعْحن لش ه حََّدحَحَ يِْ Realisasi Makna Syahadatain
  • 2. اَلْمَحَب ة تََْنقيْ ق مََِعْنََ اَل شهَا تََُ نْ يَ (A 9-1) اَلل اَلتن جَارَة اَلْ مؤَْنمِ اَلْعَمََ لَ اَلْ مشَْ نَ تَيَْ اَلْبََائن عَ اَلأَمِْوَا ل وََاْلأَنْ فَ سَ اَلَْْن ة وََال نرضَى اَلْْنهََا اَل شَهَا ةََُ حَيَاةٌ لَنلْ مَؤْنمِ نَُ اَل شَنهيَْ دَ اَلت وْبَة ، اََلْنعبَا ةَُ ، اََل ن سيَاحَة ، اََلَ ر كوْع ، اََل س جوْ ، اََلأَمِْ ر بَنالَْمَعْ روْ ن فَ وَالن هْ ي نَ ع نُ اَلْ منْكَنر، اََلَْْافنظ وْنَ نَ لَْ دوْنُ نَ لَ
  • 3. Realisasi Maknasy Syahadatain  Syahadat yang kita ucapkan bukan sekedar pernyataan, tapi sekaligus sumpah dan janji kita kepada Allah SWT  Syahadat adalah proklamasi keislaman kita  Syahadat adalah sumpah setia kita  Syahadat adalah janji setia kita  Ia perlu realisasi sebagai konsekuensi dari proklamasi, sumpah dan janji tersebut  Sehingga ia bukan pernyataan kosong, sumpah palsu dan janji-janji belaka
  • 4. Hubungan Mu’min dan Allah  Setelah seseorang bersyahadat maka hubungan dirinya dengan Allah SWT menjadi kuat  Dirinya terikat dengan hubungan ini dengan ikatan yang sangat kuat yang tidak akan terputus (2:256) فَ قَ ن د اَسْتَمْسَكَ بَنالْع رْوَنة اَلْ وثْ قََى لَََ اَنْنفصَامَ لَََاََ maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus  Ada tiga hubungan yang harus dijaga:  Hubungan cinta  Hubungan perniagaan  Hubungan kerja
  • 5. Hubungan Cinta ( (اَلْمَحَب ة  Hubungan cinta kita dengan Allah setelah bersyahadat haruslah kuat  cinta yang sempurna (2:165)  Realisasi cinta kita dengan Allah:  Mengikuti Rasulullah (3:31)  Menata cinta kita terhadap selain Allah: mencintai orang dan apa saja yang dicintai Allah dan membenci orang dan apa saja yang dibenci Allah  lihat kembali materi “Mahabbatullah”, “Maratibul Hubb”, dan “Lawazimul Mahabbah”  Berani menanggung resiko cinta: berjihad dan berkorban (49:15)  Cinta kita kepada Allah adalah cinta yang pasti berbalas (3:31)
  • 6. Hubungan Kerja ( (اَلْعَمَ لَ  Setelah bersyahadat maka kita terikat hubungan kerja dengan Allah  Syahadat adalah perjanjiang kontrak kerja kita dengan Allah  Kita adalah PEKERJA ALLAH ( 39:39 (اَلْعَانمِ لَ  Allah adalah MAJIKAN kita (9:105)  Kita bekerja sesuai order (perintah dan larangan) Allah, bukan seenak kita sendiri  bisa ditolak hasil pekerjaan kita  Maka yang kita sodorkan haruslah amal terbaik (67:2, 3:92), bukan amal asal-asalan (3:188) atau ogah-ogahan (22:11)  Jam kerja kita = umur kita  Upah kita = pahala dan sorga serta bonus melihat
  • 7. Tingkatan Pekerja  Manusia akan dikelompokkan sesuai dengan pekerjaannya (amalnya) 6:132, 46:19  Setiap “amil” (aktivis) dalam ketaatan kepada Allah ataupun ma’shiyat kepadaNya, mendapatkan kedudukan (manazil) dan peringkat atau ranking (maratib) dari amalnya yang Allah berikan kepadanya  Apabila amal itu baik, maka kedudukan dan peringkatnya baik  Apabila amal itu buruk, maka kedudukan dan peringkatnya buruk  Ada tiga tingkatan pekerja (35:32, 56:1-10) 1. Pelopor ( (ال سابن قونَ اَل سابن قونََ ,سَابنقٌ بَنالَْْيْ رَا ن ت بَننإذْ ن ن اَ ن للَّ 2. Pertengahan ( (أَصْحَا ب اَلْمَيْمَنَنةَ , مِقْتَ ن صدٌَ 3. Zhalim ( (أَصْحَا ب اَلْمَشْأَمَِنةَ ,ظَانلٌِ لَننَ فْ ن سنهَ
  • 8. Hubungan Perniagaan ( (اَلتن جَارَة  Hubungan yang kuat setelah bersyahadat adalah hubungan perniagaan (dagang) antara kita dan Allah  Perdagangan dengan Allah adalah perdagangan yang paling menguntungkan  61:10 “Maukah Aku tunjukkan perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari adzab yang pedih?”  Siapakah yang akan menjawab: MAU!?  Orang yang menginginkan selamat di akhirat!  61:11 ada dua hal yang harus dilakukan:  Iman kepada Allah dan RasulNya  Berjihad dengan harta dan jiwa
  • 9. Posisi dalam Perniagaan  Layaknya sebuah jual-beli atau perniagaan pada umumnya, maka harus memenuhi unsur-unsurnya 1. Pembeli ( اَلْ مشْ نَ تَيَْ ): ALLAH SWT 2. Penjual ( اَلْبَائن عَ ): MU’MIN 3. Barang yang dijual: HARTA DAN JIWA (اَلأَمِْوَا ل وََاْلأَنْ ف سَ) 4. Harganya: SORGA DAN RIDHO ( (اَلْْنن ة وََال نَرضَى 5. Pasarnya: JIHAD ( (اَلْْنهَا 6. Ijab-qabulnya: SYAHADATAIN
  • 10. Barang Dagangan Jihad  9:111 Allah akan membeli JIWA dan HARTA orang beriman  dalam ayat ini didahulukan “jiwa” dari “harta”  Contoh penjualan harta kepada Allah:  Abu Bakar ash-Shiddiq dengan seluruh hartanya (4000 dirham)  Umar bin Khaththab dengan separoh hartanya  Utsman bin Affan berinfaq dengan 900 ekor unta dan 100 ekor kuda, belum termasuk uang kontan  Abdurrahman bin Auf menyerahkan 200
  • 11. Harganya: SORGA dan RIDHO  Harga yang dibayarkan oleh Allah SWT adalah sorga dan ridhoNya  Ketika bai’atul ‘aqabah Abdullah bin Rawahah berkata kepada Rasul SAW, “Berilah persyaratan bagi Tuhanmu dan bagi dirimu sesuka hatimu.” Maka Rasulullah bersabda, “Aku memberikan syarat bagi Tuhanku, hendaklah kalian menyembahNya dan janganlah kalian mempersekutukan Dia dengan sesuatu pun. Dan aku memberikan syarat bagi diriku, hendaklah kalian membelaku sebagaimana kalian membela diri dan harta benda kalian sendiri.” Para sahabat bertanya, “Apakah yang kami peroleh jika kami mengerjakan hal tersebut?” Beliau menjawab, “Sorga.” Mereka menjawab, “Jual beli yang menguntungkan, kami tidak akan mundur dan tidak
  • 12. Pengiriman Usamah  Penulis MUKHTASHAR HAYATUSH-SHAHABAH, Syaikh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawy (judul terjemahnya SIRAH SHAHABAT: Keteladanan Orang-orang di Sekitar Nabi) menyebutkan secara khusus tentang jihad dalam “Bab VI Jihad Fi Sabilillah”  Yang menarik beliau memulai kisah jihad dengan uraian tentang pengiriman Usamah bin Zaid oleh Rasulullah SAW  Pengiriman pasukan ini beberapa hari sebelum beliau SAW wafat  seakan penulis ingin mengatakan bahwa JIHAD NABI SAW SAMPAI AKHIR HAYAT!  Setelah itu baru disebutkan perhatian Khulafaur Rasyidin dalam masalah jihad  Setelah baru peperangan Badar, Uhud, dst
  • 13. Jihad = Amal Terbaik Ustman ra berpidato di atas mimbar,  “Sesungguhnya aku masih menyimpan sebuah hadits yang pernah kudengar dari Rasulullah SAW, karena aku khawatir kalian akan meninggalkan aku.  Maka kini aku akan menyampaikannya, agar setiap orang menentukan pilihannya sendiri-sendiri, mana yang terbaik baginya.  Aku mendengar beliau bersabda, ‘Berjaga selama sehari di jalan Allah lebih baik daripada ibadah seribu hari pada selainnya’.” (HR. Ahmad)
  • 14. Mengingkari yang Menunda-nunda Keberangkatan  Pada Perang Mu’tah Rasulullah SAW telah menetapkan bahwa komandan perang adalah Zaid bin Haritsah; jika ia gugur diganti oleh Ja’far bin Abi Thalib; jika ia gugur diganti oleh Abdullah bin Rawahah  Sebelum berangkat perang Ibnu Rawahah pergi shalat Jum’at bersama Rasulullah SAW, beliau bertanya, “Mengapa engkau belum berangkat?”  Ibnu Rawahah menjawab, “Karena aku ingin shalat Jum’at bersama engkau.”  Beliau bersabda, “Pergi di jalan kebaikan (jihad) pada pagi atau sore hari lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
  • 15. Para Wanita dalam Jihad  Para wanita tidak mau tinggal diam dalam urusan jihad  Putri Milhan minta didoakan ikut pertempuran di lautan  Saat itu Rasulullah tersenyum sehingga putri Milhan heran, maka beliau bersabda, “Kelak ada sebagian umatku yang akan mengarungi laut biru untuk berperang di jalan Allah. Perumpamaan mereka seperti para raja yang berkuasa atas tawanan-tawanannya.”  Ia menikah dengan Ubadah bin Shamit dan ikut perang di lautan  Ummu Imarah (Nusaibah binti Ka’ab) ikut menolong Rasulullah ketika akan dibunuh oleh Ibnu Qumai’ah di Perang Uhud  Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz ikut menyediakan logistik dalam suatu peperangan  Ummu Sulaim ikut Perang Hunain dengan sebuah tombak, “Aku sengaja membawanya untuk menusuk perut orang musyrik yang mendekatiku.”
  • 16. Jihad Total  Medan jihad sangat banyak, meskipun yang tertinggi adalah jihad di peperangan (jihad qital)  Jihad = sungguh-sungguh  mengeluarkan segala upaya, pikiran, tenaga, harta, dan waktu  Bidang-bidang jihad  Jihad nafs  Jihad tarbawi: jihad melalui pendidikan dan pengajaran  Jihad siyasi: jihad melalui politik untuk menegakkan keadilan dan kesejahteraan rakyat  Jihad qital atau jihadul-yad (tangan): jihad dengan pedang dan senjata
  • 17. Jihadun-Nafs  Jihadun-nafs memiliki kedudukan yang tinggi di masa sekarang ini  Jihad ini memiliki tingkatan:  Berjihad untuk mempelajari petunjuk (Islam)  Berjihad untuk mengamalkan apa yang sudah dipelajari  Berjihad untuk berdakwah kepada petunjuk  Berjihad untuk sabar atas segala kesulitan dakwah
  • 18. مرل بَ للج دََ القتال فَيَ Paling TINGGI سبيل لَ كَلنمَة اَلَْْن ق نَ عنْدََ ال سلْطَا ن ن اَلََْْائننرَ Medan ن جهَا اَلْيََ ن دَ Jihad banyak ragamnya ن جهَا اَلْقَلََنمَ ن جهَا اَللن سَا ن نَ إننْكَا ر اَلْقَلْ Paling RENDAH ن بَ
  • 19. Semboyan Kita  Apabila kita sudah memahami konsep jihad ini dan melakukannya, maka berarti sudah memahami semboyan kita: اَلْْنهَا سََبنيْ ل نََا JIHAD JALAN KITA
  • 20. Landasan Jihad  Landasan dalam kita berjihad adalah SYAHADAT (اَل شهَا ةَُ )  Karena tidak ada artinya jihad yang tidak ikhlas  Ingat hadits yang menyebutkan 3 orang yang pertama dihisab: mujahid, dermawan, dan qari’ (ahli Qur’an)  ketiganya masuk neraka karena jihad untuk disebut pahlawan, berderma supaya disebut dermawan, dan mengajarkan ilmu dan Qur’an agar disebut qari’-’alim  Ketika Rasulullah ditanya apa yang disebut fi sabilillah, maka beliau menolak jihad karena ashabiyah (fanatisme) atau karena ingin disebut pemberani, lalu bersabda, “Siapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Allah, itulah sabilillah.”
  • 21. Kehidupan Mu’min ( (حَيَاةٌ لَنلْ مؤْنمِ نَُ  Jihad seharusnya menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dalam kehidupan mu’min  Tingkatan kehidupan mu’min:  Sangatlah mudah bagi sebagian besar manusia untuk berkhayal.  Namun, tidak semua khayalan yang terbersit dalam benak bisa digambarkan dalam bentuk kata-kata.  Banyak di antara yang sedikit ini bisa beramal,  namun sedikit sekali yang mampu mengemban amanat jihad yang begitu berat yang melelahkan.  Mereka inilah para mujahid dan mereka itulah kelompok minoritas terpilih dari para pendukung yang kadang-kadang bisa salah dalam melangkah dan tidak sesuai dengan sasaran, manakala tidak mendapatkan penjagaan dari Allah. Kisah Thalut barangkali bisa menjadi penjelas atas pernyataan saya ini
  • 22. Kehidupan Mu’min = Jihadul Haq الجهاد الْحَ قُّ اَلْجِــهَُّادُّ اَلْعَـــمَ لُّ اَلْقَــــوْ لُّ اَلْخَيَّـــا لُّ ن ج ن دي ة إستمرانري ة Sesungguhnya, medan perkataan berbeda dengan medan khayalan. Medan amal juga berbeda dengan medan perkataan. Medan jihad berbeda dengan medan amal. Medan jihad yang haq berbeda secara kontradiktif dengan medan jihad yang bathil.
  • 23. Berambisi Mati Syahid ( (اَل شنهيْ دَ  Sa’ad dan ayahnya (Khaitsamah) sama-sama ingin bergabung dalam Perang Badar  Rasulullah SAW memerintahkan agar salah seorang saja yang ikut berperang  Akhirnya Sa’ad dan ayahnya membuat undian  Khaitsamah berkata kepada anaknya, “Memang salah seorang di antara kita harus tinggal, maka bagaimana jika engkau saja yang tinggal bersama istriku?”  Sang anak berkata, “Kalau bukan karena sorga, tentu aku bisa menerima saran ayah. Tapi aku sangat mengharapkan mati syahid.”
  • 24. Dari Syahadat Menuju Syahid  Kehidupan mu’min itu terrangkai dalam untaian yang indah antara syahadat dan syahid  Ia memulai dengan syahadat sehingga dirinya ikhlas dan ittaba’ kepada Rasulullah SAW  Kehidupannya diisi dengan jihad total, sehingga umurnya penuh berkah  Ia mengakhirinya dengan syahid di jalan Allah  Itulah gambaran indah seorang mu’min
  • 25. Sifat-sifat Mu’min  Mu’min yang telah melakukan perdagangan dengan Allah memiliki sifat-sifat yang disebutkan dalam 9:112  Sifat-sifat itu dalam bentuk isim fa’il yang menunjukkan bahwa sifat itu melekat dengan dzatnya ( (لشصفة مُلْتحصِحقةُ بِدشهذل ت  Ada 7 sifat: الت ائنب ونَ .َ 1 (yang bertobat) الْعَابن دونَ .َ 2 (yang beribadah) الَْْانمِ دونَ .َ 3 (yang memuji Allah) ال سائن حونَ .َ 4 (yang melawat) ال راكنع ونَ اَل سا ن ج دونَ .َ 5 (yang rukuk, yang sujud) الَْْنمِ رونَ بَنالْمَعْ رو ن ف وََالن ا هونَ عََ نُ اَلْ منْكَنر .َ 6 (yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar) وَالَْْافنظ ونَ نَ لْ دونُ اَ ن للَّ . 7 (yang memelihara hukum-hukum Allah)
  • 26. الت ائنب ونََ (Yang Bertobat)  Orang yang kembali kepada Allah sambil meminta ampunan atas dosa mereka  Tobat adalah  perasaan menyesal atas perbuatan masa lalu  bertawajjuh kepada Allah pada usia yang masih ada  menahan diri dari dosa, dan  beramal sholeh sebagai realisasi tobat  Maka tobat adalah penyucian, pembersihan, penyerahan diri kepada Allah dan kesholehan
  • 27. الْعَابن دونََ (Yang Beribadah)  Yang menghadap kepada Allah semata dalam beribadah dan menyembah, sebagai pengakuan atas rububiyahNya  Sifat ini tertanam dalam jiwa mereka dengan diterjemahkan oleh ritus-ritus yang mereka lakukan  Diterjemahkan oleh tawajjuh kepada Allah semata dalam segala amal ibadah, ucapan, ketaatan, dan mengikuti ajaranNya  Ia adalah pengakuan atas uluhiyah dan rububiyah kepada Allah dalam bentuk praktikal dan realistis
  • 28. الَْْانمِ دونََ (Yang Memuji Allah)  Mereka yang hatinya penuh dengan pengakuan nikmat yang diberikan Allah, dan lidahnya selalu memberikan pujian kepada Allah pada waktu senang maupun sulit  Pada waktu senang adalah untuk bersyukur atas kenikmatan yang lahir  Sedangkan, dalam kesulitan adalah untuk memuji Allah atas rahmatNya yang terkandung dalam cobaan itu  Pujian kepada Allah bukanlah pujian pada kesenangan saja, namun juga pujian bagiNya pada saat kesulitan, ketika hati orang yang beriman menyadari bahwa Allah Yang Maha Penyayang dan Mahaadil tak mungkin memberi cobaan kepada orang yang beriman, kecuali untuk kebaikan yang Dia ketahui, sejauh apa pun hal itu tersembunyi dari
  • 29. ال سائن حونََ (Yang Melawat)  Ada beberapa penafsiran:  Orang yang berhijrah  Para mujahid  Orang yang pergi jauh untuk menuntut ilmu  Orang-orang yang berpuasa  Termasuk juga orang-orang yang tafakkur terhadap ciptaan Allah dan sunnah-sunnahNya seperti pada 3:190-191  Bukan untuk sekedar merenung dan mengambil ibrah, tapi untuk membangun kehidupan dan memakmurkan nya setelah itu, di atas pemahaman ini
  • 30. ال راكنع ونَ اَل سا ن ج دونََ (Yang Rukuk, Yang Sujud)  Mereka yang mendirikan shalat dan berdiri dalam shalat  Hal itu seakan menjadi sifat permanen mereka, dana seakan-akan ruku’ dan sujud itu menjadi karakter pembeda bagi mereka dibanding orang-orang lain  Mereka seperti yang digambarkan sebagai pengikut Muhammad SAW (48:29)  Kelak mereka akan mudah untuk bersujud di hadapan Allah kelak di akhirat nanti, di saat mereka yang tidak terbiasa sujud kakinya kaku tidak dapat ditekuk (68:42-43)
  • 31. الَْْنمِ رونَ بَنالْمَعْ رو ن ف وََالن ا هونَ عََ نُ اَلْ مَنْكَنرَ (Yang Menyuruh Berbuat Makruf dan Mencegah Berbuat Mungkar)  Saat daulah Islam masih berdiri, maka amar ma’ruf nahi munkar dengan mencermati kesalahan dan penyimpangan dari manhaj Allah dan syari’atNya  Saat ini maka AMAR MA’RUF:  Usaha-usaha untuk mengkonsolidasikan, mengkoordinasikan, dan memobilisasi sumber-sumber positif konstruktif dalam Jamaah, umat, bangsa dan kemanusiaan untuk produksi kebajikan bagi kedamaian  NAHI MUNKAR  Bekerja secara sistematik mempersempit, memarjinalisasi dan meminimalisasi ruang gerak
  • 32. وَالَْْافنظ ونَ نَ لْ دونُ اَ ن للَّ (Yang Memelihara Hukum-hukum Allah)  Dalam masa ketiadaan pemerintahan Islam, maka menjaga hukum-hukum Allah diarahkan kepada menjaga syari’at Allah selain hudud (hukum pidana)  Jadi kita arahkan kepada menjaga akidah, ibadah, dan muamalah  Kemudian tetap berupaya secara tarbawi maupun siyasi (politik) untuk mencapai kekuasaan sehingga  Memiliki landasan yang kokoh sebagai masyarakat Islam  Memiliki kemampuan untuk memimpin bangsa  Mampu mengelola penerapan syariatNya secara

Editor's Notes

  1. Pernyataan Imam Syahid dalam risalah “Mu’tamar Khamis” bagian مَتَي تكونُ خُطُوَتُنا التنفيذية؟