2. Shock adalah kondisi medis yang mengancam nyawa
dengan mana tubuh menderita dari aliran darah yang tidak
cukup diseluruh tubuh. Shock seringkali menemani luka atau
penyakit yang parah.
Guncangan medis atau medical shock adalah keadaan
darurat medis dan dapat menjurus pada kondisi-kondisi lain
seperti kekurangan oksigen dalam jaringan-jaringan tubuh
(hypoxia), serangan jantung (cardiac arrest) atau kerusakan
organ. Ia memerlukan perawatan segera karena gejala-gejala
dapat memburuk secara cepat.
4. Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum
ditandai dengan penurunan volume intravascular. Cairan
tubuh terkandung dalam kompartemen intraseluler dan
ekstraseluler. Cairan intraseluler menempati hampir 2/3
dari air tubuh total sedangkan cairan tubuh ekstraseluler
ditemukan dalam salah satu kompartemen intravaskular
dan interstitial.
Syok hipovolemik terjadi jika penurunan volume
intavaskuler 15% sampai 25%. Hal ini akan
menggambarkan kehilangan 750 ml sampai 1300 ml pada
pria dgn berat badan 70 kg.
5. Etiologi
Kondisi-kondisi yang menempatkan pasien pada
resiko syok hipovolemik adalah
(1) kehilangan cairan eksternal seperti : trauma,
pembedahan, muntah-muntah, diare,
(2) perpindahan cairan internal seperti :, luka bakar,
asites dan peritonitis.
6. Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah
(1) memulihkan volume intravascular untuk membalik
urutan peristiwa sehingga tidak mengarah pada perfusi
jaringan yang tidak adekuat.
(2) meredistribusi volume cairan.
(3) memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan
cairan secepat mungkin.
7. Pengobatan penyebab yang mendasari
Penggantian Cairan dan Darah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan kjarum besar
dipasang untuk membuat akses intra vena guna
pemberian cairan. Maksudnya memungkinkan
pemberian secara simultan terapi cairan dan
komponen darah jika diperlukan. Contohnya : Ringer
Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin
dan dekstran 6 %).
8. Redistribusi cairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan
meninggikan tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut
diluruskan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik
vena yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
Terapi Medikasi
Military anti syoc trousersn(MAST)
Adalah pkain yang dirancang untuk memperbaiki
perdarahan internal dan hipovolemia dengan memberikan
tekanan balik disekitar tungkai dan abdomen
9. Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi
pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung
menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.
Etiologi
Penyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner
dan non koroner. Koroner, disebabkan oleh infark
miokardium, Sedangkan Non-koroner disebabkan oleh
kardiomiopati, kerusakan katup, tamponade jantung,
dan disritmia.
10. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan syok kardiogenik
adalah :
Membatasi kerusakan miocardium lebih lanjut
Memulihkan kesehatan miocardium
Memperbaiki kemampuan jantung untuk memompa secara
efektif.
Penatalaksanaan utama syok kardiogenik mencakup :
Mensuplai tambahan oksigen
Pada tahap awal syok, suplemen oksigen diberikan melalui
kanula nasal 3 – 5 Liter / menit.
Mengontrol nyeri dada
Jika pasien menglami nyeri dada, morfin sulfat diberikan
melalui intravena untuk menghilangkan nyeri. Pemberian
posisi semi fowler, dapat membantu untuk memberikan
posisi nyaman & meningkatkan ekspansi paru.
11. Pemberian obat-obat vasoaktif
Terapi obat vasoaktif terdiri atas strategi farmakologi
multiple untuk memulihkan dan mempertahankan
curah jantung yang adekuat. Pada syok kardiogenik
koroner, terapi obat diujukan untuk memperbaiki
kontraktilitas jantung, mengurangi preload dan
afterload, atau menstabilkan frekuensi jantung.
Contoh, Dopamin dan nitrogliserin
12. Dukungan cairan tertentu
Pemberian cairan harus dipantau dengan ketat oleh
perawat untuk mendeteksi tanda kelebihan cairan.
Bolus cairan intravena yang terus diingkatkan harus
diberikan dengan sangat hati-hati dimulai dengan
jumlah 50 ml untuk menentukan tekanan pengisian
optimal untuk memperbaiki curah jantung.
13. adalah bentuk paling umum syok distributuf dan
disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas. Insiden
syok septik dapat dikurangi dengan melakukan praktik
pengendalian infeksi, melakukan teknik aseptik yang
cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang
jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan
peralatan secara tepat dan mencuci tangan secara
menyeluruh.
14. Etiologi
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri
gram negatif. Ketika mikroorganisme menyerang
jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu respon
imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai
mediator kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang
mengarah pada syok. Peningkatan permeabilitas kapiler,
yang engarah pada perembesan cairan dari kapiler dan
vasodilatasi adalah dua efek tersebut.
15. Penatalaksanaan
Pengumpulan spesimen urin, darah, sputum dan
drainase luka dilakukan dengan tekhnik aseptik.
Pemberian suplementasi nutrisi tinggi kandungan
protein secara agresif dilakukan selama 4 hari dari
awitan syok.
Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang
diresepkan termasuk antibiotik dan obat-obat
vasoaktif untuk memulihkan volume vaskuler.
16. Disebabkan oleh luka sumsum tulang belakang
(spinal cord), biasanya sebagai akibat dari kecelakaan
atau luka traumatik.
dimana terjadi kehilangan stimulus dari susunan
saraf simpatis yang mengakibatkan hipotensi tanpa
adanya takikardi dan penurunan tekanan nadi tidak
tampak pada penderita dengan syok neurogenik.
17. Manifestasi Klinis :
Bradikardi, suhu tubuh dapat normal atau meningkat,
tidak di temukan sianosis, gangguan tonus
vasokontriktor dan hilangnya tonus vaskuler diseluruh
tubuh secara mendadak.
18. Penatalaksanaan
penanganan awal syok sama dengan penanganan syok
secara umum. Setelah keadaan stabil cari kausa syok
lalu obati.
19. Terjadinya reaksi renjatan (syok) yang
memerlukan tindakan emergency karena bisa terjadi
keadaan yang gawat bahkan bisa menimbulkan
kematian.
Kalangan awam menerjemahkan keracunan,
padahal sesungguhnya adalah resiko dari tindakan
medis atau penyebab lain yang disebabkan faktor
imunologi.
20. Etiologi
o Obat-obatan:
Protein: Serum heterolog, vaksin,ektrak alergen
Non Protein: Antibiotika,sulfonamid, anestesi lokal,
salisilat.
Makanan:
Kacang-kacangan, mangga, jeruk, tomat, wijen, ikan
laut, putih telur, susu, coklat, zat pengawet.
Lain-lain:
Olah raga, berlari, sengatan Serangga (tawon, semut)
21. Derajat Alergi:
Ringan:
Rasa tidak enak, rasa penuh di mulut, hidung tersumbat,
edema pre-orbita, kulit gatal, mata berair.
Sedang:
Seperti di atas, ditambah bronkospasme
Berat (syok):
Gelisah, kesadaran menurun
Pucat, keringat banyak, acral dingin
Jantung berdebar, nyeri dada, takikardi (frekuensi denyut
jantung yang berlebih > 100x/i), takipneu (pernafasan
cepat)
Tekanan darah menurun, oliguria (BAK sedikit).
22. Penatalaksanaan
Ringan:
Stop alergen, beri Antihistamin
Sedang:
Seperti di atas di tambah: aminofilin atau inj. Adrenalin 1/1000 0,3 ml sc/im, dapat diulang tiap 10-15
menit sampai sembuh, maksimal 3 kali.
Amankan jalan nafas, Oksigenasi.
Berat:
Seperti sedang ditambah: posisi terlentang, kaki di atas
Infus NaCl 0,9% / D5%
Hidrokortison 100 mg atau deksametason iv tiap 8 jam
Bila gagal: beri difenhidramin HCl 60-80 mg iv secara pelan > 3 menit
Jika alergen adalah suntikan, pasang manset di atas bekas suntikan (dilepas tiap 10-15 menit) dan beri
adrenalin 0,1-0,5 ml im pada bekas suntikan
Awasi tensi, nadi, suhu tiap 30 menit
Setelah semua upaya dilakukan, jika dalam 1 jam tidak ada perbaikan rujuk ke RS